Anda di halaman 1dari 47

ATRIAL FIBRILASI e.

c RHD
Pembimbing : dr. Musnidarti Sp.JP

Disusun Oleh
Anisa P Tilamsari
Hendra E. Wijayanto
Franklyn Waromi
Vinni M Widyaastuti
Pendahuluan
 PJR  kompikasi dari DRA

 WHO Expert Consultation Geneva 29 Oktober - 1 November 2001  7,6/100.000 penduduk di Asia
Tenggara, 8,2/100.000 penduduk di negara berkembang dan 0,5/100.000 penduduk di negara maju
menderita penyakit jantung rematik

 Penellitian Sharma di India, penyebab utama fibrilasi atrium di India ialah PJR  insidensi 41 dari
94 kasus (43,61%)

 Insidensi fibrilasi atrium meningkat seiring dengan peningkatan derajat keparahan dari stenosis
katup
Rumusan Masalah

 Bagaimana mendiagnosa Rheumatic Heart Disease pada pasien ini?


 Apa penyebab Atrial Fibrilasi pada pasien ini?
 Bagaimana mendiagnosa Atrial Fibrilasi pada pasien ini?
Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui bagaimana mendiagnosa Rheumatic Heart


Disease pada pasien ini

 Untuk mengetahui apa penyebab Atrial Fibrilasi pada pasien ini

 Untuk mengetahui bagaimana mendiagnosa Atrial Fibrilasi pada


pasien ini
Laporan Kasus
 Nama : Tn. Y.B
 Tanggal Lahir : 05/08/1998
 Umur : 20 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Wamena
 Agama : Kristen
 Ruangan : RPDP
 Tanggal Masuk RS : 28 November 2018
 Tanggal Keluar RS : 05 Desember 2018
 Jaminan : KPS
 No. DM : 413908
Anamnesis
• Nyeri dada Kiri Pasien datang ke IGD RSUD dok II dengan membawa surat rujukan dari RSUD
Wamena dengan diagnosis sementara RHD+ AF+ CHF FC III-IV. Pasien mengeluhkan
nyeri dada kiri ± 1 bulan, terasa seperti terbakar, dirasakan tiap malam, durasi ± 2 jam.
Sesak (+), DOE (+), ortopneu (+), PND (+), Pasien mengeluhkan sesak dan tubuhnya
terasa lemas dan cepat Lelah. Sesak tidak dipengaruhi oleh suhu ataupun cuaca tapi
sangat dipengaruhi oleh aktifitas. Pasien merasa lebih nyaman jika kepala agak
ditinggikan saat berbaring. Sedangkan cepat lelah dan lemas yang dirasakan pasien
berkurang dengan istirahat. Pasien juga mengeluhkan dadanya terasa berdebar-debar.
Mual (-), muntah (-), keringat (-), BAK teh (+), BAB dempul (-), demam (+) ± 1 bulan,
Keluhan batuk sesekali (+) tidak berlendir, pilek (-), kel. telinga (-/-), BAK tidak sakit
Utama

Riw. Penyakit Sekarang


Riw. Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit jantung sebelumnya (+). Pasien pernah berobat ke poliklinik RSUD dok II pada
21/03/2016 dan didiagnosis dengan
• RHD MR berat + MS ringan + AR
• PHT moderate
• Disfungsi diastolik grade II

Riw. Penyakit Keluarga


• Riwayat kelainan jantung dalam keluarga disangkal.
• Riwayat Hipertensi disangkal

Riw. Alergi

• Riwayat alergi disangkal


Riw. Kebiasaan dan Sosial

• Rokok (-), OAT (-), ARV (-), penggunaan kayu bakar (+).

Riw. Pengobatan
• Selama ini OS meminum obat:
• Furosemid 1 x 40 mg (P.O),
• Captopril 3 x 6.25 (P.O),
• Aspilet 1 x 80 mg (P.O),
• Spironolakton 1 x 25 mg (P.O).
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan
Keadaan Umum:
Umum:

Tampak
Tampak sakit
sakit sedang
sedang
Tanda-Tanda Vital
 Kesadaran
Kesadaran ::

Compos
 HR
HR :: 98x/m
98x/m Irreguler,
Irreguler, kuat
kuat angkat
angkat
Compos Mentis
Mentis
 RR
RR :: 28x/m
28x/m
 TD
TD :120/80
:120/80 mmHg
mmHg
 SpO
SpO22:: 97
97 %
% Spontan
Spontan
 K/L : CA (-/-), SI (+/+), JVP ( ) 5+3

 Thoraks : inspeksi : Simetris, ikut gerak nafas, Iktus cordis tampak, kuat angkat
Palpasi
Palpasi :Taktil
:Taktil fremitus
fremitus kiri=kanan,
kiri=kanan, kesan
kesan normal,
normal, iktus
iktus cordis
cordis teraba
teraba di
di SIC
SIC VI
VI 2
2 cm
cm lateral
lateral linea
linea midclavicula
midclavicula sinistra
sinistra

Perkusi
Perkusi :: Sonor
Sonor pada
pada kedua
kedua lapang
lapang paru
paru

Batas
Batas jantung
jantung :: Kanan
Kanan atas
atas :: SIC
SIC II
II Iinea
Iinea parasternalis
parasternalis dextra
dextra

Kiri
Kiri atas
atas :: SIC
SIC II
II Linea
Linea parasternalis
parasternalis sinistra
sinistra

Kanan
Kanan bawah
bawah :: SIC
SIC IV
IV 2
2 cm
cm medial
medial linea
linea midclavicular
midclavicular line
line sinistra
sinistra

Kiri
Kiri bawah
bawah :: SIC
SIC VI
VI linea
linea axilaris
axilaris anterior
anterior

Auskultasi
Auskultasi :: Paru
Paru :: SN
SN Vesikuler
Vesikuler (+/+),
(+/+), rh
rh (+/+)
(+/+) minimal
minimal basah
basah halus
halus dibagian
dibagian basal,
basal, wh
wh (-/-).
(-/-).

:: Jantung:
Jantung: BJ
BJ S1/S2
S1/S2 ireguler,
ireguler, murmur
murmur sistolik
sistolik diastolik
diastolik (+),
(+), murmur
murmur sistolik
sistolik trikuspid
trikuspid

 Abdomen: Datar, BU (+) Normal, timpani, NT (-), Hepar 3 JBAC, tepi tumpul, permukaan rata,

konsistensi kenyal, lien tidak teraba.

 Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema pitting (-/-).


Hasil Laboratorium: (28 September 2018)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
DARAH RUTIN
Hemoglobin H 15.2 g/dL 11,0 – 14,7 g/dL
Eritrosit H 5.79 x 106/uL 3,68-5,46 x 106/uL
Leukosit H 8,59 x 103/uL 3,37-8,38 x 103/uL
Hematokrit H 46,8 % 35,2-46,7 %
Trombosit 195 1400 – 400 x 103/uL
KARBOHIDRAT    
Glukosa Darah Sewaktu 130 mg/dL <=140 mg/dL
FUNGSI GINJAL
BUN 18,0 mg/dL 7,0 – 18,0 mg/dL
Kreatinin 0,82 mg/dl <= 0,95 mg/dL
Natrium darah 142,30 mEq/L 135 – 148 mEq/L
Kalium darah 3,73 mEq/L 3,50-5,30 mEq/L
Cl darah H 107,10 mEq/L 98 – 106 mEq/L
Calcium ion L 1,13 mEq/L 1,15-1,35 mEq/L
Hasil Laboratorium: (28 September 2018)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


KOAGULASI
PT H 12.2 detik 10,2 – 12,1 detik
APTT 25,5 detik 24,8 – 34,4 detik
KIMIA DARAH
Bilirubbin Total H 4,65 mg/dL 0,20-1,000 mg/dL
Bilirubbin Indirek H 1,99 mg/dL 0,00- 0,70 mg/dL
Bilirubbin Direk H 2,66 mg/ dL <= 0,2 mg/dL
SGOT H 48,8 U/L <= 40 U/L
SGPT H 50,9 U/L <= 40 U/L
Albumin 4,3 g/dL 3,5- 5,2 g/dL
Hasil Laboratorium: (03 Desember 2018)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

SEROLOGI

ASTO Negatif < 200 IU/mL

KIMIA DARAH

Bilirubbin Total H 4,26 mg/dL 0,20-1,000 mg/dL

Bilirubbin Indirek H 2,14 mg/dL 0,00- 0,70 mg/dL

Bilirubbin Direk H 2,11 mg/ dL <= 0,2 mg/dL

SGOT H 40,8 U/L <= 40 U/L

SGPT H 44,8 U/L <= 40 U/L


Gambaran EKG (28 November 2018)

Kesan:
Kesan: AF,
AF, defiasi
defiasi aksis
aksis ke
ke kanan,
kanan, LVH
LVH
Gambaran Foto Thorax PA :

  Cor: CTR:
Cor: CTR: == 63
63 %
% Kesan:
Kesan:
Cardiomegali
Cardiomegali

Pulmo :: Tampak
Pulmo Tampak infiltrat
infiltrat di
di basal
basal paru
paru kanan
kanan

a
b

c
RESUME
 Pasien seorang laki-laki usia 20 tahun dirujuk dari RSUD Wamena dengan diagnosis sementara RHD+ AF+ CHF
FC III-IV

 Pasien mengeluhkan nyeri dada kiri ± 1 bulan, terasa seperti terbakar, dirasakan tiap malam, durasi ± 2 jam,
Sesak (+), DOE (+), ortopneu (+), PND (+), Pasien mengeluhkan sesak dan tubuhnya terasa lemas dan cepat
Lelah

 Sesak dipengaruhi oleh aktifitas. Cepat lelah dan lemas yang dirasakan pasien berkurang dengan istirahatPasien
merasa lebih nyaman jika kepala agak ditinggikan saat tidur.. Pasien juga mengeluhkan dadanya terasa berdebar-
debar

 Pasien memiliki riwayat penyekit jantung sebelumnya

 Pada pemeriksaan fisis didapat TD 120/80 mmHg HR : 98x/m Irreguler, kuat angkat, RR : 28x/m, SpO2: 97 %
Spontan

 Gambaran rontgen CTR: 19 : 28 x 100 = 63 %, kardiomegali, tampak infiltrat di basal paru kanan

 Gambaran EKG: AF, defiasi aksis ke kanan, LVH


DIAGNOSIS

 AF

 RHD MR MS TR

 CHF

 Suspect Kongestif Liver

 Suspect CAP
PENATALAKSANAAN

Non-faramakoterapi Farmakoterapi
• Bed rest • IVFD NS 1000ml/24jam, minum
800cc/24jam
• Inj. Heparin (invicolt) 3x4000unit
(3x0.8cc) S.C
• Inj. Furosemid 1 amp/12 jam
• Digoxin tab 0,25 mg/24 jam (P.O)
• Simarc 2mg 1x1 malam (P.O)
• Spironolakton 50 mg/12 jam
• Aspilet 80mg/12 jam (P.O)
• ISDN tab 5 mg/ 12 jam (P.O)
• Azitromicin tab 500 mg/24 jam (P.O)
• Valsartan tab 40 mg/ 12 jam (P.O)
Prognosis

 Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam


 Quo ad Functionam: Dubia ad Malam
 Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
FOLLOW UP
Tgl S O A P
• AF
29-11-2018 Nyeri dada kiri Kesadaran:Compos Mentis • IVFD NS 1000ml/24jam, oral
• RHD MR MS
berkurang, sesak TD:110/80 mmHg, N: 77 x/m TR 800cc/24jam
• CHF
berkurang ireguler , R: 20 x/m, SB: 36,8 C, • Inj. Furosemid 1 amp/12 jam
• Suspect
SpO2: 98% Kongestif Liver • Inj. Digoksin 1 amp/24jam  ganti
K/L: CA (-/-), SI (+/+) • Suspect CAP
tab 1 x 1
Tho: Simetris, ikut gerak nafas
Cor: Iktus cordis tampak, kuat • Inj. Heparin (invicolt) 3x4000unit SC
angkat, S1/S2 irreguler, murmur (3x0.8cc) H-I
sistolik diastolik (+)
Pulmo: SN Vesikuler (+/+) • Spironolakton 50 mg/12 jam P.O
Abd: Supel, NT (-) • Aspilet 80mg/12 jam P.O
Eks: edema (-)
Lab: Hb: 15,2 g/dL, Ht: 46.0%, • ISDN tab 5 mg/ 12 jam P.O
WBC: 8.59 103/uL, • Simarc 2mg 1x1 malam P.O
GDS: 130, BUN: 18, Cre: 0.95,
PT/APTT: 12.2/25.5 
Tgl S O A P
Kesadaran: Compos Mentis TD: • AF
30-11-2018 Nyeri dada kiri • IVFD NS 1000ml/24jam, oral
110/80 mmHg, N: 66 x/m ireguler , R: • RHD MR MS
berkurang, sesak 20 x/m, SB: 36,7 C, SpO2: 99% TR 800cc/24jam
spontan • CHF
berkurang • Inj. Furosemid 2x1 A  oral 2 x 1
K/L: CA (-/-), SI (+/+), JVP 5 + 1.5cm • Suspect
Tho: Simetris, ikut gerak nafas Kongestif Liver tab
Cor: Iktus cordis tampak, kuat • Suspect CAP
• Inj. Heparin (invicolt) 3x4000unit
angkat,teraba di ICS VI 2 cm lateral
midclavicula line (S), BJ I-II irreguler, SC (3x0.8cc) (H-II)
murmur sistolik diastolik (+) • Spironolakton 2x 50 mg P.O  2x
Pulmo: SN Vesikuler (+/+)
Abd: Supel, NT (-),hepar 2 JBAC, 25 mg P.O
limpa tidak teraba • Digoksin tab 0.25 mg/ 24 jam P.O
Eks: edema (-) Akral hangat (+)
Lab: Hb: 15,2 g/dL, Ht: 46.0%, WBC:  1 x 1 tab P.O
8.59 103/uL, • Azitromisin 1 x 500mg P.O (H-I)
GDS: 130, BUN: 18, Cre: 0.95,
PT/APTT: 12.2/25.5 • Aspilet 80mg/12 jam P.O
Bilirubin: Total: 4.65, indirek 1.99, • ISDN tab 5 mg/ 12 jam P.O
direk 2.66
SGPT/SGOT: 50.9/48.8 • Simarc 2 mg/ 24 jam malam
Input: 1800 • Cek ASTO
Output: 2028
BC: -282
Tgl S O A P
Kesadaran : compos mentis, • AF
01-12-2018 Nyeri dada kiri • IVFD NS 1000ml/ 24jam, oral
TD: 120/80 mmHg, N:71 x /m ireguler , • RHD MR MS TR
berkurang, sesak R: 21 x/m, SB: 36,7 C, SpO2: 98% • CHF 800cc/ 24jam
spontan • Suspect Kongestif
berkurang • Inj. Heparin (invicolt) 3x4000unit
K/L: CA (-/-), SI (+/+), JVP 5 + 1.5cm Liver
Tho: Simetris, ikut gerak nafas • Suspect CAP SC (3x0.8cc) (H-III)
Cor: Iktus cordis tampak, kuat • Azitromisin tab 500mg 1x1 P.O
angkat,teraba di ICS VI 2 cm Lateral
midclavicula line (S), BJ I-II irreguler (H-II)
murmur sistolik diastolik (+) • Furosemid tab 40 mg 2x1 P.O
Pulmo: SN Vesikuler (+/+)
Abd: Supel, NT (-), hepar 2 JBAC, limpa • Spironolakton tab 25mg 2x1 P.O
tidak teraba • Digoksin tab 0.25 mg 1x1 P.O
Eks: edema (-) Akral hangat (+)
Lab: Hb: 15,2 g/dL, Ht: 46.0%, WBC: • Aspilet tab 80mg 2x1 P.O
8.59 103/uL, • ISDN tab 5 mg 2x1 P.O
GDS: 130, BUN: 18, Cre: 0.95,
PT/APTT: 12.2/25.5 • Simarc 2mg 1x1 malam P.O
Bilirubin: Total: 4.65, indirek 1.99, • Infus Venflon
direk 2.66
SGPT/SGOT: 50.9/48.8 • Cek ASTO senin
Input : 1800 cc • Mobilisasi 
Output: 1932 cc
BC: -132 cc
Tgl S O A P
Kesadaran : compos mentis, • AF • Inj. Heparin (invicla) 3x4000U
02-11-2018 Nyeri dada kiri
TD: 120/80 mmHg, N: 20 x/m • RHD MR MS TR S.C 3x0.8 H-IV
berkurang, sesak ireguler , R:20 x/m, SB: 36,7 C, SpO2: • CHF • Furosemid tab 40 mg 2x1 P.O
99% spontan • Suspect kongestif • Spironolakton tab 25mg 2x1 P.O
berkurang
K/L: CA (-/-), SI (+/+), JVP 5 + 1.5cm liver • Digoksin tab 0.25 mg 1x1 P.O
Tho: Simetris, ikut gerak nafas • Suspect CAP • Azitromisin tab 500mg 1x1 P.O
Cor: Iktus cordis tampak, kuat H-III
angkat,teraba di ICS VI 2 cm Lateral • Aspilet tab 80mg 2x1 P.O
midclavicula line (S), BJ I-II irreguler, • ISDN tab 5 mg 2x1 P.O
murmur sistolik diastolik (+) • Simarc 2mg 1x1 malam P.O
Pulmo: SN Vesikuler (+/+) • Cek ASTO senin
Abd: Supel, NT (-), hepar 2 JBAC, • mobilisasi 
limpa tidak teraba
Eks: edema (-) Akral hangat (+)
Lab: Hb: 15,2 g/dL, Ht: 46.0%, WBC:
8.59 103/uL,
GDS: 130, BUN: 18, Cre: 0.95,
PT/APTT: 12.2/25.5
Bilirubin: Total: 4.65, indirek 1.99,
direk 2.66
SGPT/SGOT: 50.9/48.8
Input : 1800 cc
Output: 1932 cc
BC: -132 cc  
Tgl S O A P
Kesadaran : compos mentis, • AF • Infus : venflon
03-11-2018 Nyeri dada kiri
TD: 110/70 mmHg, N: 72 x/m • RHD MR MS TR • Oral: 2000-2500 ml
berkurang, sesak ireguler , R: 18 x/m, SB: 36,7 C, • CHF • Ijn. Heparin (Inviclot) 3x4000 U
SpO2: 99% spontanK/L: CA (-/-), SI (+/ • Suspect kongestif 3x0.8 S.C H-V
berkurang
+), liver • Furosemid tab 40 mg 2x1 P.O
Tho: Simetris, ikut gerak nafas • Suspect CAP • Spironolakton tab 25mg 2x1 P.O
Cor: Iktus cordis tampak, kuat • Digoksin tab 0.025 mg 1x1 P.O
angkat,teraba di ICS VI 2 cm Lateral • Azitromisin tab 500mg 1x1 P.O
midclavicula line (S), BJ I-II irreguler, H-IV
murmur sistolik diastolic (+) • Aspilet tab 80mg 2x1 P.O
Pulmo: SN Vesikuler (+/+) • ISDN tab 5 mg 2x1 P.O
Abd: Supel, NT (-),hepar 2 JBAC, • Simarc 2mg 1x1 malam P.O
limpa tidak teraba • Cek ASTO + LFT, SGOT/SGPT
Eks: edema (-) Akral hangat (+) • Mobilisasi
Lab: ASTO (negatif) BUN: 18, Cre:
0.95, PT/APTT: 12.2/25.5
Bilirubin: Total: 4.25, indirek 2,14,
direk 2.11
SGPT/SGOT: 40.8/44.0
Input : 1800 cc
Output: 1932 cc
BC: -132 cc
Tgl S O A P
Kesadaran : compos mentis, • AF • Minum 2000-2500
04-11-2018 Nyeri dada kiri
TD: 110/70 mmHg, N: 72 x/m, R: 21 • RHD MR MS TR • Invicolt 3x4000 U SC H-V
berkurang, sesak x/m, SB: 36,8 C, SpO2: 99% spontan • CHF STOP
K/L: CA (-/-), SI (+/+), JVP 5 + 1.5cm • Suspect kongestif • Furosemid tab 40 mg 2x1 P.O 
berkurang
Tho: Simetris, ikut gerak nafas liver 3 x 1 tab
Cor: BJ I-II irreguler, murmur sistolik • Suspect CAP • Spironolakton tab 25mg 2x1 P.O
diastolik (+) • Digoksin tab 0.025 mg 1x1 P.O
Pulmo: SN Vesikuler (+/+) • Azitromisin tab 500mg 1x1 P.O
Abd: Supel, NT (-)hepar 2 JBAC, limpa H-V
tidak teraba • Aspilet tab 80mg 2x1 P.O  1 x
Eks: edema (-) Akral hangat (+) 1 tab
Lab: Bilirubin: Total: 4.65, indirek 2,4, • ISDN tab 5 mg 2x1  stop
direk 2.11 • Simarc 2mg 1x1 malam
SGPT/SGOT: 40.8/44.0, ASTO (-) • Valsartan tab 40 mg 2x1 P.O
• Mobilisasi
Tgl S O A P
Kesadaran : compos mentis, • AF Asupan oral 2500ml/24jam
05-11-2018 Sesak (-), nyeri
TD: 100/70 mmHg, N: 78 x/m • RHD MR MS TR Furosemid tab 40 mg 3x1 P.O
dada (-) ireguler , R: 22 x/m, SB: 36,7 C, • CHF Spironolakton tab 25mg 2x1 P.O
SpO2: 99% spontan K/L: CA (-/-), SI • Suspect kongestif Digoksin tab 0.025 mg 1x1 P.O
(+/+), liver Azitromisin tab 500mg 1x1 H-VI P.O
Tho: Simetris, ikut gerak nafas • Suspect CAP Aspilet tab 80mg 2x1 stop
Cor: BJ I-II irreguler, murmur sistolik Simare tab 2mg 1x1 malam P.O
(+) Valsartan tab 40 mg 2x1 P.O
Pulmo: SN Vesikuler (+/+) Mobilisasi
Abd: Supel, NT (-)
Eks: edema (-) Akral hangat (+)
Input: 2000 cc
Output: 2075 cc
BC: -75 cc
DISKUSI KASUS
PENYAKIT JANTUNG REMATIK
Penyakit Jantung Rematik

 Penyakit jantung rematik merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat
demam reumatik akut sebelumnya

 Terutama mengenai katup mitral (75%), aorta (25%) jarang mengenai katup tricuspid
dan tidak pernah menyerang katup pulmonal

 Penegakan diagnosis dapat menggunakan kriteria jones

 Pada pasien didapatkan kelainan katup berupa mitral stenosis, mitral regurgitasi, dan
tricuspid regurgitasi
Kriteria Diagnosis

Episode pertama demam rematik Memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor + 2 minor + bukti infeksi GAS

Demam rematik berulang pada Memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor + 1 kriteria minor tanpa sequele

pasien tanpa penyakit jantung penyakit jantung rematik

rematik

Demam rematik berulang pada Memenuhi 2 kriteria minor + bukti infeksi GAS + sequel penyakit jantung

pasien dengan penyakit jantung rematik sebelumnya

rematik

Rematik chorea dan rematik karditis Demam rematik dapat ditegakkan tanpa bukti infeksi/kriteria lainnya

Lesi katup kronik pada penyakit pasien datang pertama kali dengan lesi katup mitral dengan/ atau tanpa

jantung rematik lesi katup aorta


Kriteria Jones
Tatalaksana

Pasien harus tirah baring, dilanjutkan dengan mobilisasi bertahap yang


lamanya tergantung pada kondisi jantungnya
Eradikasi
 Benzatin penisilin :1,2 juta U IM (BB <27 Kg: 600.000 U IM)
 Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) selama 10 hari. Dewasa dan remaja: 750- 1000
mg/hari dibagi 2-4 dosis. Anak: 500 -750 mg/hari dibagi 2-3 dosis
 Amoxicilin: 25-50 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis (dosis maximal 750-1000 mg/ hari)
selama 10 hari
Bila alergi Penicillin dapat diberikan
 Cephalosporin spektrum sempit (cephalexin, cefadroxil) per-oral dengan dosis
bervariasi selama 10 hari
 Clindamycin 20 mg/KgBB/hari per-oral dibagi 3 dosis (maksimal 1.8 gram/hari) selama
10 hari
 Azithromycin 12 mg/KgBB per-oral sekali sehari (maksimal 500 mg) selama 5 hari
 Clarithromycin 15 mg/KgBB/hari per-oral dibagi dalam 2dosis (maksimal 500 mg),
selama 10 hari.
 Gagal Jantung
 Anti Radang
• Tempat perawatan
• Prednison: 2 mg/KgBB/hari a) Gagal jantung berat dirawat di ruang
rawat intensif
(maksimal 80 mg/hari) selama
b) Gagal jantung sedang dirawat di ruang
2 minggu, kemudian di sapih rawat intermediate
20- 25% tiap minggu, atau c) Gagal jantung ringan dirawat di ruang
rawat biasa
• Salisilat: 100 mg/KgBB dibagi
• Lama perawatan dan mobilisasi tergantung
4-5 dosis (maksimal 6 g/hari) kondisi jantung
selama 2 minggu, kemudian • Restriksi cairan dan diet rendah garam
60-70 mg/KgBB/hari selama 3 • Obat-obatan anti gagal jantung: diuretik, ACE-I
+/- digoxin
–6 minggu
• Bila terdapat efusi perikard yang berakibat
tamponade maka perlu dilakukan punksi
perikard.
Antibiotik untuk Prevensi Sekunder

 Benzathine Benzylphenicilin 1,2 juta U IM (untuk BB <27 Kg, 600.000 U IM) setiap 3-4 minggu atau

 Phenoxymethil Penicillin (Penicilin V) 2 x 250 mg

 Bila alergi Penicillin dapat diberikan: Sulfadizin 1 gram/hari (BB >30 Kg), 500 mg/ hari (BB < 30Kg) atau

Erythromycin 2 x 250mg
ATRIAL FIBRILASI
Fibrilasi atrium

 Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular yang khas

 Presentasi klinis sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik hingga syok kardiogenik
atau kejadian serebrovaskular berat

 Hampir >50% episode FA tidak menyebabkan gejala (silent atrial fibrillation)

 Merupakan salah satu komplikasi dari PJR

 Penelitian Sharma di India (2014)  PJR merupakan penyebab utama dari fibrilasi
atrium di India dengan insidensi 41 dari 94 kasus (43,61%)
Patofisiologi
PJR

MS

Fungsi Diastolik terganggu

Volume Atrium kiri

Dilatasi Atrium Kiri

AF
Klasifikasi
Gejala yang mungkin dikeluhkan Diagnosis
• Palpitasi
• Mudah lelah atau toleransi
rendah terhadap aktivitas fisik Pemeriksan Fisik
• Presinkop atau sinkop • Hemodinamik dapat stabil atau tidak stabil
• Kelemahan umum, pusing • Denyut nadi tidak teratur
• Denyut nadi dapat lambat, jika disertai dengan
kelainan irama block
• Jika hemodinamik tidak stabil dengan denyut
EKG
yang cepat sebagai kompensasi, maka terdapat
Tiadanya konsistensi gelombang P,
tanda2 hipoperfusi (akral dingin, pucat).
yang digantikan oleh gelombang
getar (fibrilasi) yang bervariasi
amplitudo, bentuk dan durasinya.
Tatalaksana Fase Akut
(Kendali Laju)
Tatalaksana Fase Akut (Kendali Irama)

• Respon irama ventrikel yang terlalu cepat akan menyebabkan gangguan hemodinamik pada
pasien FA
• Pasien simtomatik dengan gangguan hemodinamik meskipun strategi kendali laju telah optimal
 kardioversi farmakologis dengan obat antiaritmia intravena atau kardioversi elektrik
• Pasien yang mengalami hemodinamik tidak stabil akibat FA harus segera dilakukan kardioversi
elektrik
• Obat intravena untuk kardioversi farmakologis yang tersedia di Indonesia adalah amiodaron
Tatalaksana Fase Jangka Panjang (Kendali Laju)
Tatalaksana Fase Jangka Panjang
(Kendali Irama)

 Tujuan utama strategi kendali irama


adalah mengurangi simtom
 Pengubahan irama FA ke irama sinus
(kardioversi) dengan menggunakan
obat paling efektif dilakukan dalam 7
hari setelah terjadinya FA
 Obat antiaritmia yang ada di
Indonesia untuk kardioversi
farmakologis adalah amiodaron dan
propafenon. Namun amiodaron dalam
penggunaan jangka panjang
mempunyai efek toksik
Tatalaksana Keadaan Tidak Stabil

• Keberhasilan tindakan ini pada FA


persisten mencapai angka 80-96%
• Sebanyak 23% pasien tetap sinus
dalam waktu setahun dan 16%
dalam waktu dua tahun
• Amiodaron adalah antiaritmia yang
paling kuat mencegah terjadinya
rekurensi FA setelah keberhasilan
kardioversi
Pencegahan Resiko Stroke
dan Perdarahan
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai