c RHD
Pembimbing : dr. Musnidarti Sp.JP
Disusun Oleh
Anisa P Tilamsari
Hendra E. Wijayanto
Franklyn Waromi
Vinni M Widyaastuti
Pendahuluan
PJR kompikasi dari DRA
WHO Expert Consultation Geneva 29 Oktober - 1 November 2001 7,6/100.000 penduduk di Asia
Tenggara, 8,2/100.000 penduduk di negara berkembang dan 0,5/100.000 penduduk di negara maju
menderita penyakit jantung rematik
Penellitian Sharma di India, penyebab utama fibrilasi atrium di India ialah PJR insidensi 41 dari
94 kasus (43,61%)
Insidensi fibrilasi atrium meningkat seiring dengan peningkatan derajat keparahan dari stenosis
katup
Rumusan Masalah
Riw. Alergi
• Rokok (-), OAT (-), ARV (-), penggunaan kayu bakar (+).
Riw. Pengobatan
• Selama ini OS meminum obat:
• Furosemid 1 x 40 mg (P.O),
• Captopril 3 x 6.25 (P.O),
• Aspilet 1 x 80 mg (P.O),
• Spironolakton 1 x 25 mg (P.O).
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan
Keadaan Umum:
Umum:
Tampak
Tampak sakit
sakit sedang
sedang
Tanda-Tanda Vital
Kesadaran
Kesadaran ::
Compos
HR
HR :: 98x/m
98x/m Irreguler,
Irreguler, kuat
kuat angkat
angkat
Compos Mentis
Mentis
RR
RR :: 28x/m
28x/m
TD
TD :120/80
:120/80 mmHg
mmHg
SpO
SpO22:: 97
97 %
% Spontan
Spontan
K/L : CA (-/-), SI (+/+), JVP ( ) 5+3
Thoraks : inspeksi : Simetris, ikut gerak nafas, Iktus cordis tampak, kuat angkat
Palpasi
Palpasi :Taktil
:Taktil fremitus
fremitus kiri=kanan,
kiri=kanan, kesan
kesan normal,
normal, iktus
iktus cordis
cordis teraba
teraba di
di SIC
SIC VI
VI 2
2 cm
cm lateral
lateral linea
linea midclavicula
midclavicula sinistra
sinistra
Perkusi
Perkusi :: Sonor
Sonor pada
pada kedua
kedua lapang
lapang paru
paru
Batas
Batas jantung
jantung :: Kanan
Kanan atas
atas :: SIC
SIC II
II Iinea
Iinea parasternalis
parasternalis dextra
dextra
Kiri
Kiri atas
atas :: SIC
SIC II
II Linea
Linea parasternalis
parasternalis sinistra
sinistra
Kanan
Kanan bawah
bawah :: SIC
SIC IV
IV 2
2 cm
cm medial
medial linea
linea midclavicular
midclavicular line
line sinistra
sinistra
Kiri
Kiri bawah
bawah :: SIC
SIC VI
VI linea
linea axilaris
axilaris anterior
anterior
Auskultasi
Auskultasi :: Paru
Paru :: SN
SN Vesikuler
Vesikuler (+/+),
(+/+), rh
rh (+/+)
(+/+) minimal
minimal basah
basah halus
halus dibagian
dibagian basal,
basal, wh
wh (-/-).
(-/-).
:: Jantung:
Jantung: BJ
BJ S1/S2
S1/S2 ireguler,
ireguler, murmur
murmur sistolik
sistolik diastolik
diastolik (+),
(+), murmur
murmur sistolik
sistolik trikuspid
trikuspid
Abdomen: Datar, BU (+) Normal, timpani, NT (-), Hepar 3 JBAC, tepi tumpul, permukaan rata,
SEROLOGI
KIMIA DARAH
Kesan:
Kesan: AF,
AF, defiasi
defiasi aksis
aksis ke
ke kanan,
kanan, LVH
LVH
Gambaran Foto Thorax PA :
Cor: CTR:
Cor: CTR: == 63
63 %
% Kesan:
Kesan:
Cardiomegali
Cardiomegali
Pulmo :: Tampak
Pulmo Tampak infiltrat
infiltrat di
di basal
basal paru
paru kanan
kanan
a
b
c
RESUME
Pasien seorang laki-laki usia 20 tahun dirujuk dari RSUD Wamena dengan diagnosis sementara RHD+ AF+ CHF
FC III-IV
Pasien mengeluhkan nyeri dada kiri ± 1 bulan, terasa seperti terbakar, dirasakan tiap malam, durasi ± 2 jam,
Sesak (+), DOE (+), ortopneu (+), PND (+), Pasien mengeluhkan sesak dan tubuhnya terasa lemas dan cepat
Lelah
Sesak dipengaruhi oleh aktifitas. Cepat lelah dan lemas yang dirasakan pasien berkurang dengan istirahatPasien
merasa lebih nyaman jika kepala agak ditinggikan saat tidur.. Pasien juga mengeluhkan dadanya terasa berdebar-
debar
Pada pemeriksaan fisis didapat TD 120/80 mmHg HR : 98x/m Irreguler, kuat angkat, RR : 28x/m, SpO2: 97 %
Spontan
Gambaran rontgen CTR: 19 : 28 x 100 = 63 %, kardiomegali, tampak infiltrat di basal paru kanan
AF
RHD MR MS TR
CHF
Suspect CAP
PENATALAKSANAAN
Non-faramakoterapi Farmakoterapi
• Bed rest • IVFD NS 1000ml/24jam, minum
800cc/24jam
• Inj. Heparin (invicolt) 3x4000unit
(3x0.8cc) S.C
• Inj. Furosemid 1 amp/12 jam
• Digoxin tab 0,25 mg/24 jam (P.O)
• Simarc 2mg 1x1 malam (P.O)
• Spironolakton 50 mg/12 jam
• Aspilet 80mg/12 jam (P.O)
• ISDN tab 5 mg/ 12 jam (P.O)
• Azitromicin tab 500 mg/24 jam (P.O)
• Valsartan tab 40 mg/ 12 jam (P.O)
Prognosis
Penyakit jantung rematik merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat
demam reumatik akut sebelumnya
Terutama mengenai katup mitral (75%), aorta (25%) jarang mengenai katup tricuspid
dan tidak pernah menyerang katup pulmonal
Pada pasien didapatkan kelainan katup berupa mitral stenosis, mitral regurgitasi, dan
tricuspid regurgitasi
Kriteria Diagnosis
Episode pertama demam rematik Memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor + 2 minor + bukti infeksi GAS
Demam rematik berulang pada Memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor + 1 kriteria minor tanpa sequele
rematik
Demam rematik berulang pada Memenuhi 2 kriteria minor + bukti infeksi GAS + sequel penyakit jantung
rematik
Rematik chorea dan rematik karditis Demam rematik dapat ditegakkan tanpa bukti infeksi/kriteria lainnya
Lesi katup kronik pada penyakit pasien datang pertama kali dengan lesi katup mitral dengan/ atau tanpa
Benzathine Benzylphenicilin 1,2 juta U IM (untuk BB <27 Kg, 600.000 U IM) setiap 3-4 minggu atau
Bila alergi Penicillin dapat diberikan: Sulfadizin 1 gram/hari (BB >30 Kg), 500 mg/ hari (BB < 30Kg) atau
Erythromycin 2 x 250mg
ATRIAL FIBRILASI
Fibrilasi atrium
Presentasi klinis sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik hingga syok kardiogenik
atau kejadian serebrovaskular berat
Penelitian Sharma di India (2014) PJR merupakan penyebab utama dari fibrilasi
atrium di India dengan insidensi 41 dari 94 kasus (43,61%)
Patofisiologi
PJR
MS
AF
Klasifikasi
Gejala yang mungkin dikeluhkan Diagnosis
• Palpitasi
• Mudah lelah atau toleransi
rendah terhadap aktivitas fisik Pemeriksan Fisik
• Presinkop atau sinkop • Hemodinamik dapat stabil atau tidak stabil
• Kelemahan umum, pusing • Denyut nadi tidak teratur
• Denyut nadi dapat lambat, jika disertai dengan
kelainan irama block
• Jika hemodinamik tidak stabil dengan denyut
EKG
yang cepat sebagai kompensasi, maka terdapat
Tiadanya konsistensi gelombang P,
tanda2 hipoperfusi (akral dingin, pucat).
yang digantikan oleh gelombang
getar (fibrilasi) yang bervariasi
amplitudo, bentuk dan durasinya.
Tatalaksana Fase Akut
(Kendali Laju)
Tatalaksana Fase Akut (Kendali Irama)
• Respon irama ventrikel yang terlalu cepat akan menyebabkan gangguan hemodinamik pada
pasien FA
• Pasien simtomatik dengan gangguan hemodinamik meskipun strategi kendali laju telah optimal
kardioversi farmakologis dengan obat antiaritmia intravena atau kardioversi elektrik
• Pasien yang mengalami hemodinamik tidak stabil akibat FA harus segera dilakukan kardioversi
elektrik
• Obat intravena untuk kardioversi farmakologis yang tersedia di Indonesia adalah amiodaron
Tatalaksana Fase Jangka Panjang (Kendali Laju)
Tatalaksana Fase Jangka Panjang
(Kendali Irama)