Anda di halaman 1dari 9

PELAYANAN KEFARMASIAN

NON-KLINIK
DI APOTEK
KELOMPOK 6 :
Muhammad Ihsan 31118153
Wildan Rizki Asilmi 31118155
Mentari Kiki Noerzaqiah 31118165
Hielmy Ihsan Fauzi 31118168
Mariah Ulfah 31118176
Mind Map
0
02
Standar Pelayanan 03
Aspek Manajerial
1
PENGERTIAN Kefarmasian di (Non Klinik)
Apotek

04
Evaluasi Mutu 05
Pelayanan Kesimpulan
Kefarmasian
PENGERTIAN

 Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah suatu bentuk pelayanan langsung dan


bertanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu/kualitas
kehidupan pasien.
 Non-klinik yang artinya pelayanan kefarmasian dari sisi Pengelolaan manajemen apotek (Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai).
 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Selain itu,
apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Aspek Manajerial (non klinik)

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:

Perencanaan
01 Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.

Pengadaan
02 Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Penerimaan
03 Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Penyimpanan
04 - Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
- Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya.
- Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang
menyebabkan kontaminasi.
- Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi
Obat serta disusun secara alfabetis.
- Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First
Out).

05 Pemusnahan dan Penarikan


- Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan.
- Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
- Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
- Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan.
- Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
Pengendalian
06 Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan
dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.

Pencatatan dan pelaporan


07 Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.
Aspek Manajerial (Non Klinik)

Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelolaan Sediaan Farmasi dan


Pelayanan Kefarmasian di Apotek Perbekalan Kesehatan
diselenggarakan oleh Apoteker, dapat Pengelolaan meliputi perencanaan
dibantu oleh Apoteker pendamping pengadaan, pemesanan,
dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang penyimpanan/pergudangan, penjualan,
memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat kontrol inventori dan pengelolaan obat
Izin Praktik rusak/kadaluarsa.

Administrasi/Pendokumentasian Kegiatan Keorganisasian


Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
Administrasi diperlukan untuk kesehatan merupakan suatu siklus kegiatan dimulai
menampung seluruh kegiatan di apotek dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,
dan mencatat transaksi-transaksi yang penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, penghapusan, administrasi dan
dilakukan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi
kegiatan pelayanan.

Aspek Bisnis
Pemodalan, Studi Kelayakan, Strategi Pengembangan, Analisis Keuangan dan
Perpajakan.
Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian

Evaluasi mutu di Apotek dilakukan terhadap :

Mutu Manajerial
1. Metode Evaluasi
- Audit dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap proses dan hasil pengelolaan Contoh:
audit Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai lainnya (stock opname).
audit kesesuaian SPO.
audit keuangan (cash flow, neraca, laporan rugi laba).
- Review
Review yaitu tinjauan/kajian terhadap pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar.
- Observasi Observasi dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap seluruh proses pengelolaan Sediaan Farmasi.
2. Indikator Evaluasi Mutu
- kesesuaian proses terhadap standar.
- efektifitas dan efisiensi.
Kesimpulan
 Pelayanan farmasi non klinik diapotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
 Aspek manajerial non klinik meliputi sumber daya alam (SDM) yang di selenggarakan oleh
apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian yang sudah memenuhi persyaratan administrasi,
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan (meliputi perencanaan pengadaan,
pemesanan, penyimpanan/pergudangan, penjualan, kontrol inventori dan pengelolaan obat
rusak/kadaluarsa), Administrasi/Pendokumentasian (meliputi pembukuan, pengarsipan dan
pelaporan keuangan), kegiatan keorganisasian, dan Aspek Bisnis (Pemodalan, Studi
Kelayakan, Strategi Pengembangan, Analisis Keuangan dan Perpajakan).
 Evaluasi mutu di Apotek dilakukan terhadap Mutu Manajerial (metode evaluasi dan indikator
evaluasi mutu).
 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Untuk keberhasilan pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek diperlukan komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai