Anda di halaman 1dari 15

Budaya Dan

Perilaku Sosial
Kelompok 6

Cristin Mutiara Damanik


Sherrindi Nakami
Uswatun Hasanah Sitompul
M.Adri Syifa
Hakikat Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya sendiri berasal dari bahasa
sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal. Budaya yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai
culture berasal dari bahasa latin yaitu colere yang berarti mengolah atau
mengerjakan. Dalam bahasa Belanda, cultuur disamakan dengan culture.
Cultuur atau Culture dapat dijuga diartikan sebagai mengolah tanah atau
usaha bertani.

Menurut Koentjaranigrat, kebudayaan adalah keseluruhan


gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar beserta dari hasil budi pekertinya.

Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi,


kebudayaan adalah saranan hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat

Menurut Herkovits, kebudayaan adalah sebagai suatu yang


turun temurun dari satu generasi ke generasi lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganik.
Dari berbagai definisi diatas dapat diperoleh pengertian dari kebudayaan yaitu hasil pikir dan olah daya
manusia atas alam. Sistem kebudayaan juga miliputi sistem ide atau gagasan yang berasal dari manusia.

Budaya

Budaya
Ide dan gagasan Manusia
Wujud Kebudayaan Menurut J.J Hoeningman

Wujud Aktivitas
kebudayaan dapat dilihat dari hasil tindakan yang
berpola dari masyarakat itu sendiri. Bentuk
tindakan ini sering juga disebut sebagai sistem
sosial.

Wujud Gagasan
Gagasan dalam kebudayaan
dapat berupa kumpulan ide,
gagasan, nilai, norma, kumpulan
peraturan yang tidak dapat Wujud Artefak (Hasil Karya)
diraba atau terlihat (abstrak). sebagai bentuk kebudayaan yang berupa benda
–benda hasil karya manusia yang dapat diraba,
dilihat atau didokumentasikan. bentuk artefak
dapat dikatakan paling konkret dibandingkan
gagasan atau aktivitas.
Hakikat Perilaku Sosial
Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001,
hlm. 859) yaitu “Tanggapan atau reaksi individu terhadap
Perilaku rangsangan atau lingkungan”. Tanggapan atau reaksi
individu bisa menjadi pola-pola perilaku itu dapat dibentuk
melalui proses pembiasaan dan pengukuhan
(Reinforcemen) dengan mengkondisikan stimulus
(Conditioning) dalam lingkungan (Environmentalistik).

Sosial Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001, hlm. 1085)


menyatakan bahwa “Sosial” itu berkenaan dengan
masyarakat yang adannya komunikasi dan suka
memperhatikan kepentingan umum. Sedangkan menurut
Gerungan (1978, hlm. 28) bahwa “Pada hakikatnya
manusia adalah makhluk sosial”. Manusia harus bisa hidup
bersama dengan individu lain, sehingga terjadi situasi
sosial.
Pengertian Perilaku Sosial
Menurut Hurlock (1995, hlm. 262) perilaku sosial adalah “Aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain
atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntunan social”. Sedangkan
menurut Ahmadi (2001, hlm. 166) menyatakan bahwa “Perilaku yang menunjukan atau memperlihatkan,
menerima, mengakui, menyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dalam individu berada”.

Perilaku sosial akan terbentuk dari adanya suatu interaksi dan lingkungan yang mempengaruhi bagi perilaku
seseorang seperti yang diungkapkan oleh Lewin (dalam Helmi, 1999, hlm.7). Dapat disimpulkan bahwa perilaku
sosial merupakan tindakan timbal balik atau saling mempengaruhi atas respon yang diterima oleh individu itu
sendiri.
Perilaku Terbuka Perilaku Tertutup
(Overt Behavior) Convert Behavior)

Respon seseorang terhadap Perilaku tertutup adalah respon


Perilaku dibedakan
menjadi 2
stimulus dalam bentuk tindakan seseorang terhadap stimulus
nyata atau terbuka. dalam bentuk terselubung atau
tertutup (convert). Respon atau
Menurut Lowrence Green, reaksi terhadap stimulus ini masih
perilaku ditentukan atau (Notoatmodjo, 2003)
terbatas pada perhatian, persepsi,
terbentuk dari tiga faktor : pengetahuan, kesadaran, dan
sikap yang terjadi pada orang yang
1. Faktor predisposisi (predis menerima stimulus tersebut, dan
posing factors) yang belum dapat diamati secara jelas
terwujud dalampengetahuan, oleh orang lain.
sikap kepercayaan,
keyakinan, nilai – nilai
dansebagainya.
2. Faktor pendukung (enabling
factors) yang terwujud dalam
linkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedia sarana
3. Faktor pendorong
(reinforcement factors) yang
terwujud dalam sikap dan
perilaku, kebijakan dan lain –
lain.
Bentuk-Bentuk Perilaku Sosial

Pembangkangan
Kerja sama (Cooperation)
(Negativisme)

Agresi (Agression) Tingkah laku berkuasa


(Ascendant behavior)
Berselisih/bertengkar
(Quarreling)
Mementingkan diri sendiri
(Selfishness)
Menggoda (Teasing)

Persaingan (Rivarly) Simpati (Sympaty)


Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosialmerupakan perilaku sejumlah besar orang
yang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas
toleransi. Adapun teoripenyimpangan sosial yaitu :
Teori differentian assosiation Menurut Teori labeling Menurut Edwin M
Edwin H Sutherland, penyimpangan Lemett, seseorang menjadi menyimpang
bersumber pada pergaulan yang karena proses labeling, julukan, atau cap
berbeda. Seseorang mempelajari yang diberikan masyarakat. Labeling
perilaku menyimpang melalui pergaulan, dapat mendorong orang ke arah dunia
misalnya penggunaannarkoba penyimpangan.

Teori struktur sosial Menurut Robert K Teori fungsi Menurut Emile Durkheim,
Merton, struktur sosial menciptakan faktor penyimpangan pada individu satu
keadaan yang menghasilkan dengan lainnya berbeda. Bisa jadi
pelanggaran terhadap aturan sosial. karena keturunan, lingkungan, fisik, dan
Menekan orang-orang tertentu ke arah lingkungansosial.
perilaku nonkonform. Misalnya
menggunakan ijazah palsu untuk bisa
jadi anggotaDPR
Faktor Faktor yang mempengaruhi
perilaku sosial

1 2 3

Latar Budaya
Faktor Lingkungan
Proses Kognitif seseorang yang berasal dari
Lingkungan alam terkadang etnis budaya tertentu mungkin
Ingatan dan pikiran yang memuat dapat mempengaruhi perilaku akan terasa berperilaku sosial
ide-ide, keyakinan dan sosial seseorang. aneh ketika berada dalam
pertimbangan yang menjadi
lingkungan masyarakat yang
dasar kesadaran sosial
beretnis budaya lain
seseorang
Hubungan Budaya Dengan Perilaku Sosial
Budaya yang telah terbentuk itu akan masuk dan mengakar di dalam kehidupan manusia,
sehingga tanpa kita sadari budaya ini telah mempengaruhi kehidupan manusia. Berdasarkan
ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan mempengaruhi manusia dalam
berperilaku. Manusia akan didikte oleh budaya dalam hal berperilaku baik perilaku baik
maupun buruk. Banyak sekali perilaku – perilaku manusia yang dipengaruhi oleh budaya.

Budaya mempengaruhi perilaku manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.


Kebiasaan – kebiasaan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain telah merubah perilaku
manusia ketika bersosialisasi.

Contohnya :
Semua aspek di kehidupan ini telah disentuh oleh tehnologi, salah satunya adalah aspek
komunikasi dengan hand phone sebagai produknya. Hal ini membuat manusia terbisa
menggunakan hand phone untuk berkomunikasi, sehingga terbentuklah budaya media sosial.
Manusia kini lebih memilih  bersosialisai melalui media – media sosial seperti facebook,
twitter, My Space, dan lain – lain. Akibatnya, mereka menjadi pasif terhadap lingkungan
sekitarnya.
Kasus dan Fenomena
Pewarisan Kebudayaan
Dalam suatu kasus , ditemukan generasi muda menolak
Option A

Option B
01 budaya yang hendak diwariskan oleh generasi pendahulunya.
Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan
hidup generasi tersebut , bahkan dianggap bertolak belakang
dengan nilai nilai budaya baru yang diterima sekarang ini .
Option C
Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan

02 masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia jika


perubahan itu bersifat regress  (kemunduran) bukan progress
(kemajuan);perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi
bencana jika dilakukan melalui revolusi,berlangsung cepat,dan
diluar kendali manusia

Penyebaran Kebudayaan
03 Globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat
pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global
yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian
masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif,
hedonisme, pragmatis, dan individualistik. Akibatnya nilai
budaya bangsa, seperti kebersamaan dan kekeluargaan lambat
laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Perilaku Sosial Yang Tidak Sesuai
Negativisme

Agresi

Pertengkaran

Mengejek dan Menggertak

Perilaku yang sok kuasa

Egosentrisme

Prasangka
Pemecahan Masalah

Prioritas Penyelesaian Masalah


Menghindari keinginan-keinginan yang ditunggangi dorongan
keinginan atau mood sesaat dan Memutuskan perbaikan yang
dasarnya masalah, akan membuat keputusan kita lebih
membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya.

Konseptualisasi
Agar kemauan kita itu menjadi pemahaman
bersama, kita perlu mengkonsepkannya,
menyatakannya dalam bentuk pedoman
yang bisa dipahami orang lain. Beberapa Membuka Fasilitas dan Peluang Pembelajaran
organisasi memang telah memiliki rumusan Budaya menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang
tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk benar agar hasilnya benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran
terwujud dalam praktek. ini adalah memperbaiki keadaan (mengubah ke arah yang lebih baik)
dengan cara melakukan sesuatu (proses) berdasarkan masalah yang
muncul dengan berbagai cara yang mungkin.

Anda mungkin juga menyukai