MENGAPA KITA PERLU MENDESKRIPSIKAN HUBUNGAN ANTARMAKNA DALAM SUATU POLISEMI
• Ketika kita menemukan kalimat ‘ 二階に上がる’
dapat diartikan ‘naik ke lantai 2’ • Tetapi jika kita menemukan kalimat ‘ 雨が上がる’ jika diterjemahkan secara leksikal menjadi ,*hujan naik>. Begitu pula verba 「ひく」 dalam kalimat 「網をひく」、 「ピアノをひく」 atau 「辞書をひく」、 karena verba hiku awalnya berarti <menarik> , berubah manjadi <memainkan> dan <membuka>. BATASAN POLISEMI Ada yang berpendapat bahwa polisemi adalah dalam satu bunyi (kata) yang terdapat makna lebih dari satu. Tetapi, batasan seperti ini masih belum cukup karena dalam bahasa Jepang kata yang merupakan satu bunyi memiliki makna lebi dari satu bnayak sekali, serta didalamnya ada yang termasuk polisemi (tagigo) ada juga yang tersmasuk ke dalam homonim atau (dou-on- igigo). Kunihiro memberi batasan tentang kedua istilah tersebut, bahwa polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada pertautannya, sedangkan yang dimaksud dengan homonim (dou-in- igigo), yaitu kata-kata yang bunyinya sama, tetapi maknanya berbeda dan diantara makna tersebut sama sekali tidak ada pertautan. • Kata 雲 yang berarti awan dan 蜘蛛 yang berarti laba- laba adalah salah satu contoh homonim. Kedua makna tersebut sama sekali tidak ada hubungannya. • Lain halnya dengan kata agaru dan hiku merupakan contoh polisemi yang berhubungan antar maknanya dapat dideskripsikan. • Jadi yang dimaksud dengan polisemi atau 多義語 dalam satu bunyi terdapat beberapa makna, setiap makna tersebut ada keterkaitannya. CARA MENGANALISIS POLISEMI • Kepolisemian muncul akibat adanya berbagai perkembangan yang terjadi dalam masyarakat pemakai bahasa tersebut. • Perubahan maknanya suatu kata ada yang meluas, ada juga yang menyempit, atau ada juga yang berubah secara total dari makna sebelumnya. • Ada juga yang berubah karena penghalusan atau karena sudah tidak cocok lagi dengan kondisi jaman sekarang. • Kebanyakan perubahan atau perluasan makna terjadi karena digunakan dalam kiasan (hiyuteki) Menganalisis polisemi sebaiknya secara diakronis, karena akan mengangkut perkembangan pemakai bahasa tersebut. Sementara mengananalisis sinonim sebaiknya dilakukan secara sinkronis. LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH DALAM MENGANALISIS POLISEMI MENURUT MACHIDA DAN MOMIYAMA
Penilaian makna (imi-kubun)
Penentuan makna dasar (prototipe) (kihongi no nintei)
Deskripsi hubungan antar makna dalam bentuk struktur
polisemi ( 多義構造の表示 ) PEMILAHAN MAKNA DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA: 1. Mencari sinonimnya 2. Mencari lawan katanyamelihat hubungan super ordinat dari setiap makna yang ada. 3. Dengan melihat variasi padanan kata dalam bahasa yang lain. CONTOH DARI MASING-MASING CARA TERSEBUT ANTARA LAIN I • 階段をあがる =のぼる makna 1 • 料理があがる =できる makna 2 • 家に上がる =入る makna 3 • 犯人があがる =みつかる makna 4 II • 背が高い =背が低い makna 1 • 値段が高い =値段が安い makna 2 III. • 物を置く =もの 1 makna 1 • わたしのような物 =もの 2 makna 2 • 知るものですから =もの 3 makna 3 IV. • 網をひく → menarik makna 1 • 辞書をひく → membuka makna 2 • ギターをひく → memainkan makna 3 • 風邪をひく → masuk angin makna 4 • 豆をひく → menggiling makna 5 dst • Contoh I merupakan cara memilah makna berdasarkan pada 類義語 dari setiap kata yang terdapat dalam kalimat tersebut. • Contoh II, pemilahan makna berdasarkan pada lawan kata ( 反意語 ) , untuk kata takai minimal ada dua makna, yaitu <tinggi> dan <mahal>. • Sedangkan pada contoh III, pemilahan berdasarkan pada hubungan superordinatnya ( 上下関係 ) 、 yakni kata mono membawahi tiga kata, yaitu: <benda>, <manusia> dan <hal/perkara>. • Pada contoh IV, pemilahan berdasarlan pada banyaknya padanan kata dalam bahasa asing (bahasa Indonesia). Langkah ke 1, yaitu menentukan makna dasar. Dalam setiap kata sudah apsti terkandung makna dasarnya. Langkah ke 2 menelaah unsur kebahasaannya. Makna kata yang bisa digunakan secara bebas dalam kalimat, dianggap sebagai mkana dasar, sedangkan yang memerlukan unsur lainnya dianggap bukan makna dasar • Contoh makna orang dan benda yang dimiliki kata mono , untuk menentukan yang mana mkna dasarnya dengan mengacu pada contoh berikut. 1. ここにものをおかないでください 2. わたしのようなものにできるでしょうか • Jika memberikan angket untuk menentukan yang makna dasr dari hiku dengan menyajikan beberapa contoh sebagai berikut. 1. 網をひく 2. ギターをひく 3. かぜをひく 4. 辞書をひく 5. 豆をひく Seorang responden akan dipengaruhi oleh kegiatan sehari-harinya,sehingga jika diminta memilih atau disuruh menulis kalimat dnegan menggunakan kata ひ く , memungkinkan bagi seorang nelayan akan memulis nomor 1. sedangkan musisi, tenaga medis, pembelajar bahasa, karyawan pabrik tahu, tidak menutup kemungkinan mereka akan menulis kalimat yang berbeda seperti pada nomor 2-5. Pendapat lain cara menentukan 基本儀 , yaitu dengan melihat dari kamus. Dikatakan bahwa makna kata dalam kamus yang disajikan paling awal adalah makna dasar. Untk polisemi yang sama, dalam beberapa kamus (kokugo jiten), jika dibandingkan cara penyajiannnya bisa dikatakan sama seklai tidakberaturan. PENGERTIAN SAGARU DALAM KAMUS Kamus Goro Taniguchi: (1) teruntai-untai; tergantung, (2) turun; jatuh; cenderung kebawah, (3) diberi, 94) meninggalkan (dari ruang tamu). Kamus Daigaku Shorin: bergantung, turun, jatuh, mundur, tengggelam. Salah satu cara yang mudah untuk pembelajar bahasa Jepang dasar Indonesia dalam menentukan makna dasar yaitu dengan menggunakan hasil penelitian terdahulu Buku-buku hasil penelitian yang menyajikan makna dasar: 1. Doushi no imi, youhou no Kijutsuteki kenkyu, oleh Miyajima (1972) 2. Kiso nihongo Jiten 3. Kotoba no Imi 1, 2 dan 3. LANGKAH KE 3 DALAM MENGANALISIS POLISEMI Mendeskripsikan hubungan antar makna. Minimal bentuk hubanungan antara makna dasar dan ( 基本儀 ) dan makna perluasan ( 転義 ) Untuk mendeskripsikan hubungan antar makna dalam polisemi dapat diwakili dengan tiga jenis gaya bahasa saja, yaitu: metafora, metonimi,ndan sinekdole. Metafora ( いんゆ )yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal atau perkara, dengan cara mengumpamakannya dengan perkara atau hal yang lain, berdasarkan pada sifat kemiripan/kesamaannya. Metonimi (kan-yu), yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal atau perkara, dengan cara menumpamaknannya dengan perkara atau hal lain, berdasarkan pada sifat kedekatannya atau keterkaitan antara antara kedua hal tersebut. Sinekdole (teiyu), yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal/perkara yang umum dengan hal/perkara yang khusus, atau sebaliknya. CONTOH METAFORA, METONIMI DAN SINOKDOLE Kalimat 「君は僕の太陽だ」 ,<kau adalah mata hari ku> merupakan contoh metafora, karena antara kata <mata hari> dan kata <kau> terdapat sifat kesamaannya, misalnya kedua-duanya merupakan hal yang paling diperlukan. Kalimat 「鍋が煮える」 <panci mendidih> adalah contoh metonimi, karena yang mendidih adalah airnya bukan pancinya, air dan panci merupakan dua hal yang berdekatan seacra ruang. Kata 「花」 <bunga> pada kata 「花見」 ,melihat bunga sakura> merupakan sinokdoke. Dalam hal ini kata hna berarti <bunga secara umum> digunakan lebih khusus lagi, yaitu menunjukan <bunga sakura> ありがとう ございます