PENGAKUAN DALAM HUKUM

INTERNASIONAL
DR ZUNNURAENI
FH UNRAM
2020
PENGAKUAN ADALAH KEHENDAK UNTUK
MENGAKUI NEGARA BARU SEBAGAI ANGGGOTA
DARI MASYARAKAT INTERNASIONAL
ATAU PENGAKUAN TERHADAP PEMERINTAHAN
BARU SEBAGAI REPRESENTASI DARI NEGARA
PENGAKUAN DAPAT DILAKUKAN SECARA NYATA
MELALUI PENGUMUMAN FORMAL ATAU PERJANJIAN
BILATERAL BERISI PENGAKUAN
PENGAKUAN JUGA DAPAT SECARA TIDAK LANGSUNG
DENGAN TINDAKAN YANG MENGINDIKASIKAN
ADANYA PENGAKUAN
(ALINA KACZOROWSKA)
 PENGAKUAN
NEGARA

TEORI DEKLARATIF
• TINDAKAN FORMALITAS, PENEGASAN TERHADAP
FAKTA YANG SUDAH ADA
• PENGAKUAN TIDAK MELAHIRKAN NEGARA BARU

TEORI KONSTITUTIF
• LAHIRNYA NEGARA BARU TERGANTUNG PADA
PENGAKUAN

TEORI PENGAKUAN KOLEKTIF

• PENGAKUAN DIBERIKAN SECARA KOLEKTIF OLEH
SEKELOMPOK NEGARA TERTENTU
 TEORI DEKLARATIF
PENGAKUAN HANYALAH TINDAKAN FORMAL
TANPA MEMILIKI TUJUAN HUKUM
PENEKANAN PADA TEORI INI ADALAH
SITUASI FAKTUAL (APAKAH SUATU ENTITAS
MEMANG TELAH BENAR2 MEMILIKI
WILAYAH, PENDUDUK, PEMERINTAHAN)
SERTA MEMINIMALISIR KEKUASAAN NEGARA
UNTUK MENENTUKAN “LEGAL
PERSONALITY” (IAN BROWNLIE).
 
CHARTER OF THE
ORGANISATION OF
AMERICAN STATES
EXISTENCE OF THE NEW STATE
THE POLITICAL EXISTENCE WITH ALL THE LEGAL EFFECTS
OF THE STATE IS CONNECTED WITH THAT
INDEPENDENT OF EXISTANCE IS NOT AFFECTED
RECOGNATION BY OTHER BY THE REFUSAL OF ONE OR
STATES EVEN BEFORE MORE STATES TO RECOGNISE
BEING RECOGNISED THE INSTITUTE DE DROIT
STATE HAS THE RIGHT TO INTERNATIONAL
DEFEND ITS INTEGRITY AND
INDEPENDENCE
 TEORI KOSNTITUTIF
BERDASARKAN PANDANGAN KAUM
POSITIVIS
SUATU NEGARA BARU LAHIR APABILA
DIAKUI OLEH NEGARA LAIN
SEKALIPUN SUATU ENTITAS BARU MEMILIKI
ATRIBUT FORMAL DAN KUALIFIKASI
STATEHOOD, TANPA PENGAKUAN, ENTITAS
TERSEBUT TIDAK MEMILIKI INTERNATIONAL
PERSONALITY
DALAM PRAKTEKNYA TEORI KONSTITUTIF
LEBIH BERDASARKAN PADA PERTIMBANGAN
POLITIK MURNI
DIDASARKAN PADA PERTIMBANGAN
KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN YANG
DIPEROLEH DARI PENGAKUAN
MEMUNGKINKAN SATU ENTITAS DIAKUI
OLEH BEBERAPA NEGARA DAN DITOLAK
NEGARA LAIN
PENGAKUAN PREMATUR :
PENGAKUAN AS PADA ISRAEL 4 JAM SETELAH
MEMPROKLAMIRKAN KEMERDEKAANNYA
INDIA MENGAKUI BANGLADESH, SEBELUM
ENTITAS BARU INI MEMPEROLEH
KEMERDEKAANNYA
PADA KASUS PENGAKUAN PREMATUR,
NEGARA YANG MEMBERI PENGAKUAN ADA
DIBALIK PEMBENTUKAN NEGARA BARU
TERSEBUT
PENGAKUAN SETELAH BERTAHUN-TAHUN
BELANDA MENGAKUI BELGI SETELAH 8
TAHUN KEMERDEKAAN
SPANYOL MENGAKUI PERU SETELAH 75
TAHUN MERDEKA
BELANDA MENGAKUI INDONESIA PADA 27
DESEMBER 1949
 TEORI PENGAKUAN KOLEKTIF
PHILIP C JESSUP : TIDAK ADA PARAMETER
UNTUK MEMBERIKAN ATAU MENOLAK
PEMBERIAN PENGAKUAN
OLEH KARENA ITU PENGAKUAN DIBERIKAN
SECARA KOLEKTIF OLEH SEKELOMPOK
NEGARA TERTENTU
MELALUI SUATU LEMBAGA FORMAL, YAITU
MU PBB DAN ICJ
CONTOH KASUS : DISINTEGRASI YUGOSLAVIA DAN
UNISOVIET
YUGOSLAVIA TERDIRI ATAS 6 REPUBLIK YAITU:
SLOVENIA, KROASIA, SERBIA, BOSNIA,
MONTENEGRO DAN MACEDOANIA, SERTA 2
DAERAH OTONOMI YAITU : KOSOVO DAN
VOJVODINA
25 JUNI 1991, KROASIA DAN SLOVENIA
MEMPROKLAMASIKAN KEMERDEKAANNYA
UNISOVIET : BYLORUSIA DAN UKRAINA
MEMPROKLAMASIKAN KEMERDEKAANNYA PADA
JULI 1991
MASYARAKAT EROPA MENGELUARKAN
“GUIDELINES ON THE RECOGNITION OF THE
NEW STATES IN EASTERN EUROPE AN IN UNI
SOVIET” DAN “DECLARATION ON
YUGOSLAVIA”
DIBENTUK BADINTER COMMISSION SEBAGAI
LEMBAGA FORMAL DARI MASYARAKAT UNI
EROPA UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN
PENGAKUAN
 Status hukum Palestina
Akhir November 2012, presiden Palestina, Mamoud
Abbas menggelar sidang permohonan status Palestina
menjadi negara peninjau
Hasil pemungutan suara pada 29 November 2012
menunjukkan : 138 negara setuju, 9 menolak
( termasuk AS dan Inggris), dan 41 negara abstain
Status Palestina dari “ENTITAS PENINJAU”
meningkat menjadi “NEGARA PENINJAU”,
sekalipun belum menjadi negara anggota PBB
PENGAKUAN TERHADAP PEMERINTAH
BARU
PERGANTIAN
PEMERINTAHAN/KEPEMIMPINAN ADALAH
MASALAH DALAM NEGERI NEGARA LAIN
PERMASALAHAN DAPAT MUNCUL DALAM
KASUS PERGANTIAN
KEPEMIMPINAN/PEMERINTAHAN SECARA
INSKONSTITUSIONAL, KUDETA, KUDETA
BERDARAH, MEMAKAN KORBAN PENDUDUK
SIPIL DAN ASING
DAPAT TIMBUL HAMBATAN BERUPA
PENOLAKAN DARI NEGARA LAIN YANG
MERASA TERGANGGU OLEH PEMERINTAHAN
BARU
ALINA KACZOROWSKA :
OBJECTIVE APPROACH : NEGARA MENGAKUI
SUATU PEMERINTAHAN BARU BERDASARKAN
FAKTA, YAITU BAHWA PEMERINTAHAN BARU
MEMILIKI KONTROL EFEKTIF ATAS WILAYAH
NEGARA, TANPA MEMBERIKAN PENILAIAN
ATAS LEGALITAS DARI PEMERINTAHAN
TERSEBUT ATAU PERSETUJUAN APAPUN
PENDEKATAN SUBYEKTIF : SUATU NEGARA
MENGAKUI PEMERINTAHAN BARU
BERDASARKAN PADA PERSETUJUAN DAN
DUKUNGAN ATAS ATAS KEBIJAKAN DARI
PEMERINTAHAN BARU TERSEBUT

US menggunakan “PENGAKUAN” sebagai alat

politik yang kuat
DOKTRIN ESTRADA : SEBAGAI RESPON ATAS
PENGGUNAAN “PENGAKUAN” SEBAGAI ALAT
UNTUK MEMPEROLEH KONSESI DARI
NEGARA BARU DARI SEBUAH NEGARA KECIL
ESTRADA MENOLAK DOKTRIN PENGAKUAN
NEGARA BARU
MENOLAK ADANYA DEKLARASI FORMAL
UNTUK PENGAKUAN PEMERINTAHAN BARU