Anda di halaman 1dari 24

Ukuran, Daur Kehidupan &

Pertumbuhan Organisasi
Muhammad Aprian Jailani, S.AP, M.AP
Ukuran Organisasi
jumlah total anggota organisasi (total
number of employees)
Ada organisasi besar, menengah dan kecil
Problem Statistikal
Tidak semua anggota organisasi bersifat
tetap atau permanen.
Skala besar-kecilnya ukuran organisasi
ternyata bisa berbeda sekali antara satu
bidang industri dengan bidang industri
lain.
Karakteristik Struktural Organisasi

1. kompleksitas struktur,
2. formalisasi, dan
3. sentralisasi.
Ukuran Organisasi dan Kompleksitas
Struktur
• Kompleksitas struktur diartikan adalah
derajat diferensiasi yang terdapat di dalam
sebuah organisasi (Robbins, 1990: 83).
• Ada 3 jenis diferensiasi:
(1) diferensiasi horizontal, yakni derajat
pemisahan antar unit-unit dalam
organisasi (biasanya diukur dari
banyaknya jumlah unit dalam organisasi,
misalnya divisi atau departemen);.
(2) diferensiasi vertikal, yakni kedalaman
hirarki organisasi (biasanya diukur dari
jumlah level organisasi); dan
(3) diferensiasi spasial, yakni derajat
persebaran lokasi geografis dari fasilitas
dan personil suatu organisasi.
Ukuran Organisasi dan Formalisasi
• Formalisasi diartikan adalah derajat sejauh
mana pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu
organisasi distandarisasi.
• Ukurannya adalah banyaknya aturan-aturan
tertulis (written regulations), dimana anggota
organisasi harus mematuhinya.
• Organisasi yang memiliki tingkat formalisasi
tinggi biasanya memiliki job descriptions
formal, sejumlah besar aturan-aturan, dan
berbagai prosedur dan instruksi kerja yang
terdefinisi secara ketat.
Tujuan atau Manfaat Formalisasi
Konsistensi
dan keseragaman,
Meningkatkan koordinasi.
Penghematan biaya secara ekonomis.
Ukuran Organisasi dan Sentralisasi
• Sentralisasi adalah berkaitan dengan
wewenang pengambilan keputusan.
• Jika wewenang pengambilan keputusan
terkonsentrasi di pucuk pimpinan atau
lapisan atas organisasi, maka organisasi
itu disebut sentralistik.
• Jika dimana wewenang pengambilan
keputusan tersebar di lapisan bawah,
maka organisasi itu disebut desentralistik.
Ukuran Organisasi dan Sentralisasi
Suatu organisasi umumnya bersifat
desentralistik berkenaan dengan
keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan (work-
related decision),
Cenderung sentralistik berkenaan dengan
keputusan-keputusan strategis.
Organisasi Besar Butuh Desentralisasi ?

Kapasitas pengolahan informasi manusia


terbatas:
Organisasi membutuhkan respon yang cepat
Keputusan dapat diambil dengan informasi
yang lebih rinci dan lengkap
Motivasi pekerja dapat ditingkatkan dengan
desentralisasi
Desentralisasi memberi peluang
pembelajaran
Tahap Perkembangan Kehidupan
Organisasi
Mnurut Larry Greiner ada 5 tahab :
1. fase entrepreneurial
2. kolektivitas,
3. delegasi,
4. formalisasi dan
5. kolaborasi.
Fase entrepreneurial
Dimulai ketika organisasi didirikan.
Biasanya ukuran organisasi masih kecil,
dalam arti anggota-anggotanya masih
sangat sedikit dan pengelola organisasi
dengan mudah dapat mengontrol
aktivitas-aktivitas organisasi.
Fase entrepreneurial
Dengan pengelolaan yang dilakukan secara
langsung dan personal ini, para anggota
mudah mengetahui apa yang diharapkan dari
mereka karena mendapat umpan balik dan
pengawasan secara langsung.
Biasanya pada fase ini pemilik sekaligus
adalah pengelola. Selain itu, fase ini
dicirikan oleh kreativitas yang tinggi dan
tujuan-tujuan yang ambigu, dimana
organisasi seolah-olah masih mencari bentuk.
Fase Kolektivitas
Tugas manajemen profesional yang menggantikan
kepemimpinan entreperenur tersebut adalah
membangun integrasi kolektif di antara bagian-
bagian yang telah terdiferensiasi di dalam
organisasi. Artinya, organisasi mulai diperjelas
struktur dan fungsi-fungsinya.
Visi-misi organisasi tidak lagi ambigu, melainkan
telah diklarifikasi secara lebih jelas arah dan
tujuannya. Akan tetapi, komunikasi dan struktur
dalam organisasi secara umum masih bersifat
informal. Kreativitas dan inovasi masih menjadi
ciri yang dominan.

Fase Kolektivitas
• krisis otonomi (autonomy crisis). Bagian-bagian
tertentu dalam organisasi mulai merasa perlu
wewenang yang lebih besar untuk mengelola
aktivitasnya, dan tidak bersedia lagi dikontrol
melalui pengambilan keputusan yang terpusat.
• Para pengelola terbiasa menjalankan keputusan
secara sentralistik pada fase ini, sehingga
biasanya sulit untuk memulai desentralisasi.
Padahal, organisasi terus mengalami diferensiasi
yang semakin rumit dan kompleks sehingga sulit
untuk ditangani secara sentralisitik. Inilah yang
menimbulkan krisis dalam organisasi.
Fase Delegasi
Di sini organisasi mulai mendelegasikan
keputusan-keputusan ke bawah.
Struktur organisasi mulai diformalisasi
dengan aturan-aturan dan prosedur yang
lebih formal, dengan tujuan
mempertahankan efisiensi dan stabilitas
organisasi.
Fase Delegasi
• ketika organisasi mengalami pertumbuhan
yang lebih kompleks, maka terjadi lagi krisis
baru, yaitu krisis kontrol (control crisis).
• Artinya desetralisasi pengambilan keputusan
menyebabkan pengelola organisasi
kehilangan atau berkurang kemampuannya
mengontrol keseluruhan organisasi.
• Aktivitas-aktivitas yang telah
terdesentralisasi itu semakin beragam dan
kompleks, sehingga tidak dapat terpantau
secara detail oleh pengelola organisasi.
Fase Formalisasi.
• pada tahap ini cara-cara kontrol birokratik
mulai diterapkan. Dengan melakukan
standarisasi terhadap berbagai aktivitas,
maka organisasi dapat dikontrol secara
lebih efisien dan efektif.
• Sampai pada suatu ketika, kontrol
birokratik yang semakin detail dan rumit
menyebabkan gejala over-bureaucracy
atau birokrasi yang berlebihan.
Fase Formalisasi
• Organisasi menjadi tidak efektif dan efisien
lagi, serta berkurang daya adaptasinya
terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
Ini menimbulkan krisis yang disebut krisis
birokratik (red-tape crisis).
• Lebih buruk lagi, berkurangnya kemampuan
kontrol dari mekanisme birokratik biasanya
direspon oleh para pengelola organisasi
dengan menambah aturan-aturan dan
prosedur yang justru lebih ketat lagi. Ini
memperparah krisis di dalam organisasi.
Fase Kolaborasi
• Pada fase ini organisasi mencoba mengatasi
cara kerja birokrasi yang terlalu rasional dan
impersonal, dengan mengembangkan kerja
tim.
• Tugas-tugas yang telah terpecah-pecah
dalam diferensiasi yang rumit disatukan
kembali dalam gugus-gugus pekerjaan yang
dikelola oleh tim.
• Dengan demikian aturan-aturan dan proseder
yang tidak efisien dapat dikurangi, dan
organisasi sekali lagi dapat bekerja secara
efektif.
Fase Kolaborasi
Ketika kerja tim semakin intensif
dilakukan, anggota organisasi tidak jarang
harus menangani penugasan-penugasan
yang bersifat temporer, otoritas ganda,
dan eksperimentasi yang terus-menerus.
 Ini bisa mengakibatkan kelelahan secara
fisik maupun psikologis.
Fase Kolaborasi
organisasi membutuhkan masa-masa
penyegaran untuk mengatasi kelelahan
dan kejenuhan yang dialami para
anggotanya.
Namun secara kualitatif, ada batas-batas
dimana upaya-upaya penyegaran tidak
mampu lagi mengatasi kejenuhan
anggota. Ini disebut krisis pembaharuan
(renewal crisis).
Catatan kritis tentang daur kehidupan organisasi
Robbins (1990: 21-22)
Tidak semua organisasi melewati kelima
tahap tersebut
Fase-fase pertumbuhan organisasi tidak
harus bersifat kronologis.
Fase-fase pertumbuhan organisasi tidak
harus bersifat kronologis.

Anda mungkin juga menyukai