Anda di halaman 1dari 38

PENYAKIT

SISTEM PERKEMIHAN
HEWAN BESAR

Oleh
Agus Sjafarjanto, drh., M.Kes.
Ady Kurnianto, drh., M.Si
SISTEM PERKEMIHAN

Lebih sering pada VU dan urethra


Manifestasi : - Kandungan abnormal
dalam urine
- Abnormalitas volume urine
- Nyeri dan disuria
- Ruptura VU, Pelvis Renalis
dan urethra
- Gangguan kontrol syaraf VU
KANDUNGAN ABNORMAL DALAM URINE

Proteinuria
normal : anak sapi umur sampai 40 jam
yang diberi kolostrum
patologis : - CHF
- glomerulonephritis
- infark ginjal
- nephrosis
- amiloidosis
Thorax dan Sel-Sel Epithel
> keradangan ginjal
> perubahan degeneratif ginjal
Haematuria (darah dalam urine)
> ginjal : tercampur merata
> VU : konsentrasi bagian terakhir
> urethra : konsentrasi bagian pertama
Haemoglobinuria  haemolisis intravaskuler
Myoglobinuria  distrofi otot = Azoturia kuda
Pyuria  keradangan eksudatif sal. perkemihan
Kristaluria  pd herbivora, tak berarti kecuali
Glikosuria dan Ketonuria  DM
Ketonuria : kelaparan, asetonemia sapi dan
toksemia graviditas pada domba
dan kambing
Glikosuria : - enterotoxaemia Clostridium
perfringens tipe D
- pemberian dextrose p.e.
- adrenokortikotropik/kortison
Indikanuria  ingesta lebih lama dlm GIT
Kreatinuria  distrofi otot karena pemecahan
otot secara endogen
VARIASI PENGELUARAN URINE

Poliuria :
> pemasukan air atau kurang NaCl
> reabsorbsi tubuli menurun
Oligouria dan Anuria
> obstruksi urethra
> nekrosis tubuli dan dehidrasi
> stadium terminal nephritis
RASA SAKIT DAN DISURIA
Nyeri abdomen akut :
> pielonephritis
> obstruksi Pelvis Renalis
Nyeri subakut :
> obstruksi urethra
> distensi VU
Disuria :
> cystitis
> kalkuli VU dan urethritis
UREMIA
Stadium akhir dari insuffisiensi ginjal
- anuria atau oligouria
- anoreksia, depresi, kondisi tubuh (KU
jelek)
- kelemahan dan tremor otot
- respirasi dalam dengan frekuensi
meningkat
- frekuensi denyut jantung meningkat
- temperatur normal
- nafas berbau amoniak
PEMERIKSAAN SISTEM PERKEMIHAN
KUDA DAN SAPI

A. Explorasi Rectal (mutlak)


 normal teraba seluruh / sebagian ginjal kiri
 urether normal dan VU kosong tidak dapat
dipalpasi

Ginjal membesar : pyelonephritis (nyeri),


hidronephritis
dan amiloidosis
Kelainan VU : palpasi bag. anterior rongga
pelvis
Kelainan urether : palpasi antara ginjal dan
VU
Palpasi urethra + nyeri dengan kontraksi
spasmodik pada penis : obstruksi
urethra, cystitis, urethritis.

B. Katheterisasi
C. Urinalisis
D. Uji Fungsi Ginjal (BUN, Creatinin,
SGOT, SGPT)
PRINSIP-PRINSIP TERAPI
PENYAKIT SISTEM PERKEMIHAN

1. Mengobati penyebab / penyakit primer


2. Memberikan terapi supportif dialisis
peritoneal, sedangkan pemberian
diuretika tidak dianjurkan
ISchaEMia GinjaL
E/. Akibat kegagalan sirkulasi umum 
oliguria  anuria dan uremia
Akut  gangg. sirk. umum dan embolisme
arteri ginjal
Kronis  gangg. sirkulasi kronis : CHF
S/.  oliguria dan azotemia
D/.  oliguria dan azotemia disertai kegagalan
sirkulasi
T/. - perbaiki gangg. sirkulasi seawal mungkin
- kerusakan ginjal  terapi supportif
GLOMERULONEPHRITIS
 Primer jarang, p.u. terjadi scr sekunder
Pada anak domba dapat disebabkan
respon imun

> mati mendadak


> tachicardia, nistagmus dan konvulsi
> oedema konjunctiva & berjalan berputar
 PK : proteinuria, hipoalbuminemia, BUN
meningkat, hiperfosfatemia dan
hipokalsemia
NEPHROSIS

 Terdapat lesi-lesi degeneratif dan inflammatorik


tubuli ginjal
E/. Toksin dg pengaruh perubahan hemodinamik :
Hg, Ar, Cd, Se, Cu organik, oksalat, anthelmintik,
chlorinated naftalen, sulfonamid >> dan toksemia
S/. Sering tertutup gejala penyakit primer
Akut : oliguria, uremia stadium terminal

PK : proteinuria, BJ urin ↑, BUN ↑, meningkatnya


enzim-enzim leusin aminopeptidase, SGOT,
LDH dan isositrik dehidrogenase
Kronis :
> poliuria tapi dapat juga oliguria
> PK : BJ urin ↓ dg/tanpa proteinuria
stadium terminal  azotemia
D/. - sulit dibedakan dengan penyakit lain
- p.u. terdapat poliuria dg. glikosuria
T/. > terhadap penyakit primer
> suportif pada waktu uremia akut
NEFRITIS INTERSTITIAL

Diffus : infeksi Leptospira spp.


Stadium akut  degenerasi tubulus
Stadium khronis  jaringan parenchym
diganti jaringan parut  kerusakan
tubuli  mati, karena uremia
S/. - poliuria dg. BJ urine rendah
- isostenuria dan uremia terminal
NEPHRITIS EMBOLIK

E/. Septikemia / Bakteremia  tersangkut jar. ginjal


 nephritis embolik suppuratifa / abses ginjal
Asal emboli : endokarditis valvularis,
lesi suppuratifa,
infeksi sistemik
S/. - kelainan fungsi (-), toksemia dan peny. primer
- infark ginjal : protein, eritrosit dan thorak dalam
urine secara mendadak, kultur (+)
- pemeriksaan rektal : ginjal membesar
- infark >>  uremia fatal + kolik spasmodik
T /.
1. antibiotika : 7 – 10 hari
2. pemberian enzim parenteral
3. pengobatan penyakit
primer
PYELONEPHRITIS

E/. - sekunder : infeksi bakteri ascendens


- penyebaran hematologis dari
nephritis embolik
- pyelonephritis spesifik

Infeksi saluran kemih bawah 


stagnasi urine  infeksi naik
(ascendens)  pyelonephritis
Stasis urine :
- infeksi bakteri dengan penyumbatan
urether
- tekanan uterus bunting
- urolithiasis obstruktif
S/. - pyuria, haematuria,
nephritis suppuratifa,
cystitis dan urethritis
- sedimen urine : eritrosit, leukosit
dan sel-sel epithel

D/. > tanda-tanda klinis


> pemeriksaan rektal
> pemeriksaan pasca mati

T/.  seperti pada nephritis embolik


suppuratifa
CONTAGIOUS BOVINE
PYELONEPHRITIS
C/. Corynebacterium renale  ascendens

dari VU  urether  ginjal


Penularan : hewan carrier, kontak
langsung / tidak langsung
D/. - tanda-tanda klinis
- pemeriksaan rektal
- dalam urine ditemukan C. renale
S/. > Tanda awal : hematuria / kolik, temp.
berfluktuasi, nafsu makan tak menentu,
kondisi menurun, produksi susu
menurun dlm beberapa minggu
> pada urine terakhir dijumpai darah, pus,
mucous, reruntuhan sel
> frekuensi urinasi meningkat + rasa sakit
> penyakit berlanjut : penebalan dinding
VU dan urether / ginjal
> Stadium terminal : uremia

T/. Penisilin 15.000 IU/kgBB/hari : 10 hari


HIDRONEFROSIS

Obstruksi pengaliran urine 


akumulasi urine pada Pelvis Renalis
 terbentuk kista  atrophy ginjal

 pada umumnya unilateral, tanpa


gejala-gejala klinis
NEOPLASIA GINJAL

Pada umumnya metastatik dan jarang


menimbulkan gejala klinis
PENYAKIT PADA
VESICA URINARIA,
URETHER DAN URETHRA
CYSTITIS

E/. > Inf. bakteri karena trauma VU / stagnasi


> C. renale / suis
S/. – urinasi sering, volume < dan nyeri
- tetap berdiri posisi urinasi setelah
urinasi berhenti keluar, kadang merejan
- sangat akut : febris + nyeri abdominal
- kronis : sering urinasi dg. vol. <
- Expl. rektal  dinding VU menebal
- Kasus akut : darah + pus dalam urine
D/.  Tanda klinis dan Expl. Rektal

T/. - antibiotika : 7 – 14 hari


- beri air ad libitum
PARALYSA VU

C/. - lesi bagian Lumbosakral dari


Medulla Spinalis
- akibat distensi karena obstruksi
S/.  stad. awal : urine menetes, kecuali
dikompresi
 stad. lanjut : urine keluar tapi
evakuasi tidak sempurna
T/. > katheterisasi secara teratur
> antibiotika
UROLITHIASIS
 Penting pada ruminansia jantan kebiri
E/. Pembentukan urolith terjadi bila solut
dalam urine mengalami presipitasi

Peningkatan konsentrasi urine :


- Pe ↑ Ca urine (Hiperv. D & intake
oksalat ↑↑
- cara makan yang episodik
- intake P / Si yang meningkat
- kehilangan cairan / intake cairan <
Presipitasi solut dalam
urine meningkat :
- stasis urine, konsentrasi sitrat &
koloid urine me ↓
- pH urine ↑  koloid dalam urine <
efektif

Pembentukan nidus – pengendapan


solut :
- defisiensi vitamin A
- intake estrogen ↑↑
Bahan-bahan yang mengeraskan :
 kons. mukoprotein dalam urine ↑↑,
akibat biji-bijian diet >> dan turn-
over jaringan yang cepat dalam
pertumbuhan badan yang cepat

Obstruksi urether / urethra :


 diameter urether mengecil akibat
- kastrasi pada umur muda
- estrogen dalam diet meningkat
- pembesaran kelenjar kelamin
sekunder
UROLITIASIS OBSTRUKTIF
Kastrasi pada umur terlalu muda
Pd. sapi: flexura sigmoid
kuda : di daerah scrotum
domba : vermiform appendage
Kalkuli di dalam PR / Urether :
- S/. tidak jelas
- distensi akut  nyeri akut, jalannya
kaku pinggang nyeri bila ditekan
Kalkuli dalam VU  Cystitis
Obstruksi Urethra :
- sering pada sapi dan domba kebiri
- nyeri abdominal  menendang perut dsb
- kedutan-kedutan pada penis
- berusaha urinasi & merejan  beberapa
tetes urine + darah
- distensi VU dan urethra + rasa nyeri
dan pulsasi urether waktu manipulasi
- presipitasi kristal NaCl bulu ujung
preput.
- katheter  diketahui lokasi obstruksi
Perforasi urethra :
- kebocoran urine ke jaringan ikat dinding
ventral abdomen dan preputium
- bila terjadi infeksi  timbul seluliti
dengan toksemia
- bagian kulit di atas bagian yang bengkak
mengelupas

Ruptura VU :
- nyeri akibat obstruksi segera hilang, tapi
timbul anoreksia + depresi setelah uremia
- distensi abdomen  perkusi bergetar
- setelah 2 – 3 hari  koma  kematian
Pada Kuda :
 sering merupakan komplikasi dari
obstruksi urethra
- tanda tanda akut hilang
- tidak mau bergerak
- frekuensi pulsus sangat meningkat
- temperatur subnormal
Patologi Klinik :  dalam urine terdapat :
- eritrosit + leukosit + bakteri
- sel-sel epithel dan kristal
Diagnosa :
- tanda tanda klinik yang karakteristik
- pemeriksaan rectal (sapi, kuda)
- pem. radiografik (domba, kambing)
- katheterisasi

Terapi :
> urolithiasis obstruktif : operatif /
potong paksa
> stad. awal dicoba dg. extract
pancreas / aminopromasin
Preventif :

- Presipitasi P  Ca : P = 1,2 : 1 (3 : 2)
- Kalkuli silikat  meningkatkan intake
air, misalnya dengan memberikan NaCl
4% dalam pakan
- Kalkuli fosfat  NH4Cl
- pH urine  khlortetrasiklin
- Kalkuli oksalat  cukup air, sedikit
NaCl
- Vitamin A pada musim kering
- Menunda kastrasi

Anda mungkin juga menyukai