Anda di halaman 1dari 95

Cara Budidaya Ikan yang Baik

Widi Setyogati, S.Pi, M.Si

Sistem dan Teknologi Budidaya

LOGO
Contents

Latar Belakang

Isu dan Tantangan Perikanan

Prinsip CBIB

Pedoman CBIB

LOGO
www.themegallery.com
Latar Belakang

Apa yang diinginkan


pembeli/konsumen ????

Pemasok yang secara konsisten dapat


mensuplai produk yang bermutu
Pemasok yang dapat menunjukkan
bahwa produk yang dihasilkan adalah
aman untuk dikonsumsi.

LOGO
www.themegallery.com
Latar Belakang

LOGO
www.themegallery.com
Keterangan:
- GFP (Good Farming Practices) utk usaha pertanian - GDP (Good Distribution Practices) utk distribusi
- GHP (Good Handling Practices) utk kegiatan pasca panen
- GHyP (Good Hygienic Practices) utk semua penanganan bahan pangan LOGO
- GRP (Good RetailingPractices) utk pengeceran barang
- GCP (Good Catering Practices) utk petunjuk konsumen
www.themegallery.com
- GMP (Good Manufacturing Practices) utk kegiatan manufaktur
Peran Manajemen

Komponen
Manajemen SOP
Sumber daya :
-Money sistem produksi
-Man dan teknologi
-Machine
-Method Sertifikasi
-Material Manajemen
produk
-Market SDM

Good Manajemen
Aquaculture keuangan Pemasaran
Practise (GAP)

LOGO
www.themegallery.com
Prinsip GAP/ CBIB

1. Biosecurity (Keamanan Biologi) : Upaya


mencegah/mengurangi peluang masuknya
suatu penyakit ke suatu sistem budidaya dan
mencegah penyebarannya dari satu tempat ke
tempat lain yang masih bebas
2. Food Safety (Keamanan Pangan)
3. Enviromental Friendly (Ramah Lingkungan)

LOGO
www.themegallery.com
CBIB merupakan bagian dari Sistem Pengendalian Jaminan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

CBIB adalah cara


memelihara dan/atau
membesar kan ikan
serta memanen
hasilnya dalam lingk. Tujuan :
yang terkontrol shg menjamin mutu & keamanan
pangan hasil pembudidayaan
memberikan jaminan
ikan
keamanan pangan dari
pembudidayaan dengan
memperhatikan
sanitasi, pakan, obat
ikan & bhn kimia serta
biologis

LOGO
Manajemen Produksi

TARGET
TARGET PRODUKSI
PRODUKSI PERIKANAN
PERIKANAN

CBIB/ GAP

Induk/Benih Optimalisasi Manajemen Penguasaan


berkualitas lingkungan Pemberian Teknologi
pakan

LOGO
www.themegallery.com
Pedoman CBIB
1. Lokasi
2. Suplai Air
3. Tata Letak Dan Desain
4. Kebersihan Fasilitas Dan Perlengkapan
5. Persiapan Wadah Dan Penebaran
6. Pengelolaan Air
7. Benih
8. Pakan
9. Obat Ikan, Bahan Kimia & Substansi Berbahaya

LOGO
www.themegallery.com
Pedoman CBIB
10. Penggunaan Es Dan Air
11. Panen
12. Penanganan Hasil
13. Pengangkutan
14. Pembuangan Limbah
15. Rekaman Dan Catatan
16. Tindakan Perbaikan
17. Pelatihan
18. Keberhasilan Personil

LOGO
www.themegallery.com
Pedoman CBIB

Benih

Sarana Pakan
Prasarana
Obat-obatan

Pengelolaan Manajemen
Kualitas Air Pengelolaan
Panen dan
Pasca Panen

LOGO
www.themegallery.com
1. Lokasi

Lokasi budidaya harus tidak menimbulkan bahaya keamanan pangan,


akibat kondisi sekitar, baik air pasok maupun pencemaran udara

LOGO
www.themegallery.com
1.1 Unit usaha budidaya berada pada lingkungan yang sesuai, di
mana resiko keamanan pangan dari bahaya kimiawi, biologis
dan fisik diminimalisir.
 Tidak ada sejarah banjir (banjir dapat membawa resiko kontaminasi)
 Tidak ada bukti bahwa tanah dasar mengandung bahan kimia atau
kandungan lain, yang mungkin mengakibatkan tingkat kontaminasi
yang tidak dapat diterima (sebelumnya digunakan untuk industri)
 Jauh dari berbagai sumber polusi, seperti perumahan, industri,
pertanian atau peternakan
 Daerah pertambakan, terdapat daerah penyangga yang memadai
dan tidak ada bukti kontaminasi dari kegiatan pertanian maupun
peternakan sekitar.
 Bila ada resiko, buktikan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan
dengan baik untuk menghindari kontaminasi.

LOGO
www.themegallery.com
2. Suplay air

Air pasok untuk budidaya harus tidak


menimbulkan bahaya keamanan pangan

LOGO
2.1 Unit usaha mempunyai sumber air pasok yang baik
dan terhindar dari sumber polusi
 Lokasi dekat dengan sungai atau kanal dan mempunyai akses
yang mudah untuk kecukupan air yang berkualitas sepanjang
tahun;
 Tidak ada endapan lumpur budidaya yang dibuang ke perairan
alam, termasuk dari unit usaha;
 Saluran air pasok untuk budidaya tidak melalui area di mana
terdapat resiko kontaminasi;
 Endapan lumpur dibuang dengan kanal terpisah dan aman
untuk menghindari polusi dari dalam (self-pollution);
 Air limbah tidak digunakan untuk budidaya;
 Mempunyai tindakan pengelolaan (contoh: tandon
penampungan) untuk meningkatkan/ perlakuan air masuk.

LOGO
Kolam
pengendapan

LOGO
www.themegallery.com
Baku Mutu Air Untuk Perikanan
NO PARAMETER SATUAN NILAI KETERANGAN
1. Temperatur C
o
25-31 Cholik dkk, 1990
2. pH - 6,5-8,5 Swingle,1968;NTAC,1968;
Pescod,1973
3. Oksigen terlarut mg/l >4 PP RI/82/2001
4. Karbondioksida mg/l < 12 Pescod,1973; NTAC, 1968
5. Alkalinitas mg/l 50-300 Swingle, 1968
6. Ammoniak m/gl <1 Ellis, 1968; Pescod, 1973; PP RI
82/2001
7. Nitrit mg/l < 0.06 PP RI 82/2001
8. Nitrat mg/l 0.227-1.129 Gunawati,1984
9. Pospat mg/l 0.006-10.0 Goldman dan Horne, 1983
10. Sulfida mg/l 0.002 PP RI 82/2001
11. Sianida mg/l 0.02 PP RI 82/2001
12. BOD mg/l 3-6 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
13. Pestisida mg/l 0.002-0.004 PP RI 82/2001
14. COD mg/l < 20 UNESCO/WHO/UNEP,1992
15. Tembaga (Cu) mg/l 0.002 PP RI 82/2001;
UNESCO/WHO/UNEP, 1992 LOGO
16. Timbal (Pb) mg/l 0.001-0.007 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
3. Tata letak dan desain
Unit Usaha Budidaya didesain
dengan baik, dimana tata letak
yang dapat meminimalkan resiko
yang berhubungan dengan
kontaminasi

LOGO
www.themegallery.com
Keterangan :
--- : tanggul/pematang
 : pintu air
 : bak aklimatisasi
CP : petak tangkapan
NP : petak pendederan
HP : petak transisi
PP : petak pembesaran
WSC: bak penyaluran air
 : petak penampungan
pemanenan

Lay out tambak sederhana luasan < 10 ha

LOGO
3.1 Area usaha budidaya hanya digunakan untuk
pembudidayaan ikan
 Unit usaha budidaya seharusnya mempunyai desain yang
baik, dengan tata letak yang meminimalkan resiko yang
berhubungan dengan kontaminasi
 Wadah budidaya harus berada di lokasi yang jauh dari
peternakan untuk meminimalkan bahaya pencemaran limbah
ternak.
 Tidak ada bukti adanya peternakan (sapi, unggas, dsb) atau
limbah yang dapat mengontaminasi fasilitas budidaya ikan.

LOGO
3.2 Unit usaha budidaya mempunyai desain & tata
letak yang dapat mencegah kontaminasi silang

 Tata letaknya baik, area untuk wadah budidaya, tandon


penyimpanan air, tandon pengelolaan air, atau area
pembuangan lumpur dan bangunan gudang serta fasilitas lain.
 Tata Letak dapat menjamin kemungkinan kontaminasi dan
kontaminasi silang telah dikendalikan.
 Tinggi pematang kolam cukup untuk menghindari kontaminasi

LOGO
3.3 Toilet, septic tank, gudang dan fasilitas lainnya
terpisah dan tidak berpotensi mengontaminasi
produk budidaya.

 Mempunyai toilet dalam kondisi bersih, dan tidak berada di


area yang mungkin dapat mengontaminasi produk.
 Menggunakan septic tank.
 Drainase dari toilets/ kamar mandi diberikan perlakuan khusus
dan tidak dibuang ke saluran air masuk maupun sistem
drainase.

LOGO
3.4 Unit budidaya memiliki fasilitas pembuangan
limbah cair/padat yang di area yang sesuai

 Tersedia fasilitas pembuangan sampah/ limbah dan ditempatkan di


lokasi yang tidak menyebabkan resiko kontaminasi pada wadah
budidaya, area panen/ penanganan hasil, gudang pakan maupun
fasilitas lain.

LOGO
4. Kebersihan Fasilitas dan Perlengkapan

LOGO
LOGO
4.1 Unit usaha budidaya dan lingkungannya dijaga
kondisi kebersihan dan higienis
 Area sekeliling wadah budidaya, panen dan gudang pakan harus
bebas dari sampah, rongsokan, kincir, & semak;
 Area tersebut dibersihkan secara rutin;
 Penyimpanan pakan, obat ikan, pupuk dan bahan kimia lain
seharusnya dilakukan dengan baik sehingga terlindung dan aman;
 Manajemen melakukan pemeriksaan rutin terhadap kebersihan
umum unit budidaya, pagar, pemotongan rumput (tidak
menggunakan herbisida) serta sampah dan limbah padat
dikumpulkan dan dibuang dengan baik.
 Binatang atau ikan mati tidak boleh terlihat di area unit usaha
budidaya.

LOGO
HINDARI !!!!
!!!!!!!

LOGO
4.2 Dilakukan tindakan pencegahan terhadap
binatang & hama penyebab kontaminasi
 Tindakan pencegahan diambil untuk mencegah hama, burung
dan binatang lain memasuki unit usaha budidaya dan
menyebabkan bahaya keamanan pangan
 Pengendalian rodensia sekitar area pergudangan adalah
penting (perangkap dan umpan dapat digunakan)
 Program pengendalian hama seharusnya menghindari
penggunaan pestisida atau bahan kimia lain yang mungkin
dapat menyebabkan kontaminasi pada wadah budidaya, sarana
budidaya atau proses panen/ penanganan produk.
 Unit budidaya memiliki pagar dan batas untuk mencegah
binatang memasuki area budidaya

LOGO
4.3 BBM, bahan kimia (desinfektan, pupuk, reagen),
pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat yang
terpisah dan aman.

 Tersedia fasilitas penyimpanan, lokasi tidak ada resiko


kontaminasi
 Pekerja seharusnya sadar akan persyaratan penyimpanan
yang aman dan cara menghindari kontaminasi.

LOGO
4.4 Wadah, perlengkapan & fasilitas budidaya
dibuat dari bahan yg tidak menyebabkan
kontaminasi.

 Container, perlengkapan & fasilitas seharusnya dibuat dari


materi yg tidak berbahaya, tidak beracun & tidak korosif.
 Fasilitas budidaya dipelihara dengan baik, tidak ada ceceran
BBM atau oli di area budidaya.
 Khusus KJA, jaring seharusnya tidak dibersihkan dengan anti-
foulant (contoh: senyawa tributyl tin) yang tidak terdaftar yang
mungkin menyebabkan kontaminasi.

LOGO
4.5 Fasilitas & perlengkapan dijaga dalam kondisi
higienis & dibersihkan sebelum dan sesudah
digunakan; serta (bila perlu) didesinfeksi dg
desinfektan yg diizinkan.

 Semua perlengkapan dan fasilitas seharusnya mudah


dibersihkan, serta seharusnya dibersihkan dan di-desinfeksi
(bila perlu) secara rutin dan dengan dosis yang tepat.
 Hanya menggunakan desinfektan yang diizinkan

LOGO
5. Persiapan Wadah untuk Penebaran
 Prosedur persiapan wadah
dapat menimbulkan bahaya
keamanan pangan.
 Prosedur persiapan wadah
seharusnya bertujuan untuk
meminimalkan bahaya
keamanan pangan seperti
bakteri patogen, inang
perantara parasit .
 Prosedur persiapan yang
efektif juga menurunkan
resiko masalah kesehatan
hewan air yang akan
menurunkan kebutuhan atau
penggunaan obat ikan dan
penggunaan bahan kimia.
LOGO
5.1 Wadah budidaya dipersiapkan dengan baik
sebelum penebaran benih

 Dasar kolam seharusnya dipersiapkan dengan baik dengan


pembersihan, membuang endapan serta pengeringan dasar.
 Buangan dasar kolam harus dibuang dgn cara yang saniter,
hindari kontaminasi pada air pasok atau lingkungan sekitar.
 Dilakukan penyaringan air yang masuk ke kolam, sebelum
penebaran benih.

LOGO
5.2 Dalam persiapan wadah dan air, hanya
menggunakan pupuk, probiotik dan bahan kimia
yang direkomendasikan.
 Seharusnya hanya menggunakan bahan kimia yang disetujui
dalam persiapan air dan tanah, serta digunakan dalam dosis
dan dengan cara yang benar.
 Seharusnya bahan kimia dan bahan lain diberikan label, dan
digunakan sesuai petunjuk label.

LOGO
6. Pengelolaan Air
 Mutu air dan sedimen
seharusnya dijaga pada level
yang mencukupi untuk
kesehatan lingkungan
budidaya dengan melakukan
angka penebaran benih dan
pemberian pakan yang
sesuai.
 Air pasok dan keluar di kolam
budidaya seharusnya
difiltrasi/ saring untuk
mencegah masuknya
species yang tidak diinginkan
termasuk parasit dalam air
tawar.

LOGO
6.1 Dilakukan filtrasi air atau pengendapan serta
menjamin kualitas air sesuai untuk ikan yang
dibudidayakan

 Air difiltrasi selama pengisian


wadah budidaya untuk mencegah
masuknya hama/predator.
 Tandon digunakan bila perlu
untuk meningkatkan mutu air.
 Mutu air dijaga dgn aerator pada
tambak udang intensif.
 Kotoran dibuang secara teratur

LOGO
6.2 Monitor kualitas air sumber secara rutin untuk
menjamin kesehatan dan kebersihan ikan yang
dibudidayakan
 Mutu air dimonitor untuk menjamin
kesehatan dan sanitasi.
 Monitoring mutu air (parameter dan frek.
contoh) tergantung kondisi. Utk logam
berat & pestisida min. 1X/th.
 Uji mutu air pada unit budidaya
memenuhi persyaratan yang
dipersyaratkan.
 Rekaman mutu air seharusnya termasuk
residu logam berat (Pb, Hg, Cd) dan
kontaminan microba.

LOGO
7. Benih
 Penggunaan obat-obatan
dan bahan kimia selama
pembenihan dapat
menimbulkan residu dan
beresiko pada keamanan
pangan.
 Mutu benih yang buruk dapat
pula mengganggu kesehatan
selama pembudidayaan dan
akan memicu penggunaan
obat dan atau bahan kimia.

LOGO
7.1 Benih bermutu berasal dari hatchery yang
bersertifikat dan atau memiliki sertifikat bebas
penyakit dan obat ikan.
Kesesuaian :
 Benih seharusnya berasal dari hatchery yang gunakan bahan kimia
dan obat-obatan yang dapat diijinkan.
 Menggunakan benih dari hatchery yang bersertifikat. Bila blm
bersertifikat seharusnya menyertakan bukti mutu dan bebas
penyakit dan antibiotik.
 Pembudidaya harus ada kesadaran mutu benih dan memiliki
rekaman ttg pemasok & jumlah pembelian benih.

LOGO
8. Pakan
 Pakan dapat menyebabkan
masalah keamanan pangan
dengan menarik datangnya hama
pengerat, penanganan pakan tidak
tepat atau menjadi media penular
pada udang/ikan.
 Pada usaha budidaya, selain
menggunakan pakan komersial
yang dijual, pembudidaya
terkadang membuat sendiri
pakannya.
 Bahan baku pakan seharusnya
tidak menggunakan pestisida,
bahan kimia, termasuk logam berat
dan bahan kontaminan lain yang
dilarang dan membahayakan.

LOGO
KRITERIA PAKAN YANG BAIK
• Mengandung gizi seimbang
• Mudah dicerna dan disukai ikan
• Ukuran sesuai dengan bukaan mulut ikan
• Stabil dalam air
• Ramah lingkungan
• Tidak beracun
• Memacu pertumbuhan
• Menguntungkan

LOGO
8.1 Pakan Ikan yang digunakan memiliki nomor
pendaftaran/ sertifikat yang dikeluarkan Direktur
Jenderal atau surat jaminan dari institusi yang
berkompeten
 Menggunakan pakan komersial yang terdaftar
 Apabila membuat pakan sendiri menggunakan formula yang
standar dan bahan baku yang tidak mengandung bahan terlarang
dan membahayakan (pestisida,bahan kimia,logam berat dan
kontaminan lain)
 Pembudidaya menggunakan pakan yang terdaftar dari DJPB
atau institusi berwenang lainnya. Nomor pendaftaran seharusnya
tertulis dalam label pakan.

LOGO
8.2 Pakan ikan disimpan dengan baik dalam ruangan
yang kering dan sejuk untuk menjaga kualitas mutu
serta digunakakan sebelum masa daluwarsanya.
 Pakan tidak digunakan setelah masa daluwarsanya.
 Tidak ada bukti telah daluwarsa atau rusak.
 Pakan selalu tersimpan dalam kemasan/wadah yang baik.
 Pakan yang kering disimpan dalam tempat yang sejuk dan
terjaga ventilasinya serta terlindung diarea yang kering untuk
mencegah kerusakan, jamur dan kontaminasi.
 Pakan basah seharusnya tersimpan dalam tempat dingin dan
digunakan sesuai dengan saran penyajian.
 Penyimpanan, kondisi transportasi dan penggunaannya
seharusnya sesuai dengan spesifikasi yang ada pada label.

LOGO
8.3 Pakan tidak dicampur bahan tambahan seperti
antibiotik, obat ikan, bahan kimia lainnya atau
hormon yang dilarang
 Pakan seharusnya tidak mengandung bahan berbahaya seperti
pestisida, kontaminan kimia, racun mikroba, logam berat dan
substansi terlarang.
 Hanya menggunakan pakan yang terdaftar.
 Pakan seharusnya memiliki label.
 Hanya bahan tambahan yang diijinkan dan ada rekaman
penggunaan.

LOGO
8.4 Pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang
direkomendasikan dan tidak dicampur dengan
bahan-bahan terlarang

 Pakan buatan sendiri seharusnya menggunakan bahan baku


yang diijinkan.
 Memiliki bukti pengendalian untuk mencegah kontaminasi.
 Rekaman dari bahan baku seharusnya dijaga dan label bahan
tambahan harus disimpan sebagai bukti.

LOGO
8.5 Pemberian pakan dilakukan dengan cara yang
efisien mengikuti ratio pemberian yang dianjurkan
 Pemberian pakan yang baik membutuhkan air dan sedimen
yang bermutu.
 Pembudidaya menggunakan tadah pakan dan melakukan
pemberian pakan yang efisien berdasarkan kebutuhan.

LOGO
8.6 Pakan berlabel/memiliki informasi yang
mencantumkan komposisi, tanggal daluwarsa,
dosis dan cara pemberian dengan jelas.

 Pakan jadi dan bahan bakunya yang dibeli memiliki label


yang tepat dan jelas.
 Komposisi proximatnya harus jelas dalam keterangan
pada label yang juga memberikan saran penyimpanan dan
maximum umur simpan yang secara higienis layak
digunakan.

LOGO
SNI : 01-4087-1996 Pakan Buatan Untuk Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepenus) pada budidaya intensif
(Revisi 2006)
Persyaratan Mutu
Satuan
Jenis uji Pembesaran
(as feed) Benih Induk
grower/finisher
Air, maks % 12 12/12 12
Abu, maks % 13 13/13 13
Protein, min % 30 28/25 30
Lemak, min % 5 5/5 5
Serat kasar, maks % 6 8/8 8
Non protein nitrogen, maks % 0,20 0,20 0,20
Diameter pelet mm <2 2–3/3–4 >4
Floating rate, min % 80 80 80
Kandungan mikroba/toksin:
- Aflaktosin ppb < 50 < 50 < 50
- Salmonella Kol/g - (neg) - (neg) - (neg)
Kandungan antibiotik terlarang µg/kg 0 0 0
Kestabilan dalam air mengapung/ menit 15/5 15/5 LOGO
15/5
tenggelam, min
SNI : 01-4266-1996 Pakan buatan untuk ikan mas
Cyprinus carpio L.) pada budidaya intensif
(Revisi 2006)

Persyaratan Mutu
Jenis uji Satuan
Benih Pembesaran Induk
Air, maks % 12 12 12
Abu, maks % 13 13 13
Protein, min % 30 25 30
Lemak, min % 5 5 5
Serat kasar maks % 6 8 8
Non protein nitrogen, maks % 0,20 0,20 0,20
Diameter pakan mm <2 2–4 >4
Kestabilan dlm air, min menit 5 5 5
Kandungan mikroba/toksin:
- Aflaktosin ppb ≤ 50 ≤ 50 ≤ 50
- Salmonella Kol/g - (neg) - (neg) - (neg)

Kandungan antibiotik terlarang µg/kg 0 0


LOGO
0
SNI : No 01-7242-2006 Pakan buatan untuk ikan nila
(oreochromis niloticus) pada budidaya intensif
(Tahun 2006)

Persyaratan
Kriteria Uji Satuan
Pendederan Pembesaran
Air, maks. % 12 12
Abu, maks. % 13 15
Protein, min. % 30 25
Lemak, min. % 5 5
Serat Kasar, maks. % 6 8
Non protein nitrogen, maks. % 0,20 0,20
Diameter pakan mm 1–2 2 – 10
Kestabilan dalam air, min %/menit 90/2 90/2
Kandungan mikroba
- Aflatoxin ppb <50 <50
- Salmonella kol/g neg neg
Kandungan total pospor, maks % 1,2 1,2
Kandungan antibiotik µg/kg 0 LOGO
0
LOGO
9. Obat Ikan, Bahan Kimia dan
Substansi Berbahaya

 Bahaya yang berhubungan dengan obat ikan


(termasuk antimikroba) dalam pembudidayaan
adalah residu pada produk akhir.
 Untuk itu perlu pengelolaan kesehatan yang
efektif selama proses budidaya, dengan
meningkatkan sistem keamanan hayati dan
menurunkan insiden wabah dan resiko yang
ditimbulkan.
 Program preventif terhadap kesehatan ikan lebih
diutamakan dari pada upaya pengobatan.

LOGO
9.1 Hanya menggunakan obat ikan, bahan kimia dan
biologis yang diijinkan (registrasi dari DJPB)

 Program preventif terhadap


kesehatan ikan lebih diutamakan
dari pada upaya pengobatan.
 Obat ikan yang digunakan
seharusnya terdaftar pada
institusi nasional yang
berwenang.
 Obat ikan yang tidak terdaftar
atau dilarang seharusnya
digunakan dibawah pengawasan
dgn persyaratan khusus.

LOGO
9.2 Obat ikan yang diijinkan digunakan sesuai
petunjuk dan pengawasan

 Mempertimbangkan pentingnya menurunkan potensi bahaya


dari residu yang timbul pada produk akhir ketika
menggunakan obat ikan dalam berbudidaya.
 Ketika menggunakan susbtansi antimicroba, mengetatkan
periode habisnya obat tersebut dalam produk untuk menjamin
kesesuaian produk akhir.
 Rekaman harus dijaga

LOGO
9.3 Obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan
dengan baik sesuai spesifikasi.

 Residu Obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan sesuai


dengan aturannya dan dalam kondisi yang baik misalnya tidak
kadaluarsa, tidak ada perubahan fisik obat (tekstur, warna &
bau)
 Penilai harus memeriksa penyimpanan dan kondisi transportasi
untuk menjamin persyaratan dipatuhi oleh pembudidaya.

LOGO
9.5 Dilakukan test untuk mendeteksi residu obat
ikan & bahan kimia dengan hasil dibawah
ambang batas
 Rekaman uji residu dilakukan terutama sebelum panen.
 Jika ikan/udang ditemukan memiliki residu diatas ambang yang
diijinkan sebelum panen maka panen harus ditunda sampai ambang
yang disyaratkan.
 Penilaian CBIB sebelum panen mencakup: langkah tepat yang
dilakukan seharusnya untuk menjamin batas residu obat yang
tertinggal masih dlm ambang batas.
 Pengendalian pasca panen seharusnya tidak memanen ikan yang
tidak sesuai dengan persyaratan residu obat.
 Produk yang diatas ambang batas residu tidak dipanen
 Uji residu seharusnya dilakukan terhadap obat ikan dan kimia
terhadap komoditas dan lokasi tertentu.

LOGO
9.4 Obat ikan, bahan kimia dan biologis sesuai
pada label.
 Obat ikan, bahan kimia dan
susbtansi biologi digunakan sesuai
dengan aturannya (termasuk
indikasi, dosis, durasi, species, dan
kondisi lingkungan).
 Sistem penggunaan obat-2 tersebut
seharusnya selalu dimonitor &
direkam untuk menjamin habis atau
tersisanya dalam udang/ ikan yang
diobati saat verifikasi dilakukan.

LOGO
9.6 Obat ikan, bahan kimia dan susbtansi biologi
memiliki label yang jelas dan lengkap tentang
komposisi, dosis, indikasi, cara penggunan, masa
daluwarsa dan periode withdraw dalam bahasa
indonesia.

 Semua obat ikan, bahan kimia dan susbtansi biologi memiliki


label yang jelas dan lengkap tentang komposisi, dosis, indikasi,
cara penggunan, masa daluwarsa dan periode withdraw dalam
bahasa indonesia.

LOGO
10. Penggunaan Es dan Air

10.1 Air minum dan air bersih


tersedia dalam jumlah yang
cukup untuk panen,
penanganan dan proses
pencucian.

 Air bersih tersedia dan digunakan untuk membersihkan bahan


baku, juga untuk udang yang langsung dari kolam.
 Definisi air bersih adalah dari kualitas mikrobiologi sama dengan
air minum tetapi dapat juga air yang mengandung garam atau
unsur lain yang "tidak berbahaya" sebagai tambahan.
 Tersedia data kualitas air yang diperlukan.

LOGO
10.2 Es hanya berasal dari pemasok yang
direkomendasi dan menggunakan air bersih

 Es harus diperoleh dari suatu pabrik yang diakui sebagai


penyalur es dan/atau mempunyai sertifikat sebagai bukti yang
menyatakan bahwa es dibuat dengan mengacu kepada standar
air minum.
 Pembudidaya seharusnya menyimpan arsip sumber es dan
sertifikat mutu dari para penyalur untuk memastikan kesesuaian
standard air minum dan air bersih yang digunakan untuk produksi
es.

LOGO
10.3 Es Diterima Dalam Kondisi Saniter

 Es harus diterima di Unit Usaha


dengan kondisi yang bersih.
 Catat kegiatan penyimpanan es
dan tidak adanya bukti
pencemaran selama transportasi
dari pabrik es ke Unit Usaha.

LOGO
10.4 Es ditangani dan disimpan dalam kondisi
higienis

 Es ditangani dan disimpan dalam kondisi bersih untuk mencegah


resiko pencemaran.
 Semua permukaan yang kontak langsung dengan es harus
mudah dibersihkan dan didisinfeksi dan harus dibersihkan dan
didisinfeksi secara teratur, termasuk gudang/tempat
penyimpanan (ruang-dingin, kantong-es) dan fasilitas
pengangkutan (keranjang, bak, kotak, sarana angkut).

LOGO
11. Pemanenan

Teknik panen yang sesuai


akan memperkecil resiko
pencemaran, kerusakan fisik
dan stres ikan.

LOGO
11.1 Perlengkapan dan peralatan mudah dibersihkan
dan dijaga dalam kondisi bersih dan higienis

 Peralatan panen seperti jaring, kantong, keranjang, bak, peti/kotak


harus dirancang dan dibuat dengan pertimbangan meminimum
kerusakan fisik ikan selama panen.
 Semua peralatan yang digunakan selama panen harus mudah
untuk dibersihkan dan didisinfeksi.
 Peralatan panen harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum Panen
dan disesuaikan selama panen untuk mencegah pencemaran.

LOGO
11.2 Panen dipersiapkan dengan baik untuk hindari
pengaruh temperatur tinggi pada ikan.
 Panen dilakukan dengan baik dan terencana.
 Waktu selama panen harus diminimasi untuk menghindari
pembusukan sebagai hasil kontrol temperatur yang tidak sesuai.
 Panen harus memastikan bahwa ikan tidak berada dalam
temperatur tinggi. Panen yang sesuai adalah dikerjakan ketika
temperatur harian dalam kondisi paling rendah (pagi atau sore
hari).
 Sebelum panen, penghentian pemberian pakan sangat
dianjurkan untuk mengurangi isi perut dan usus ikan.
 Pemberokan dapat dilakukan bila diperlukan

LOGO
11.3 Pada saat panen dilakukan upaya untuk
menghindari terjadinya penurunan mutu dan
kontaminasi ikan
 Ikan yang dipanen dibalut rumput
dan/ lumpur yang berlebihan harus
dicuci dengan segera setelah
dipanen, dengan menggunakan air
tawar yang bersih.
 Segera setelah dipanen,
temperatur ikan harus dikurangi
sedekat mungkin dengan 0C,
dengan menggunakan es.
 Ikan yang dipanen tidak boleh
ditinggalkan di sisi kolam dalam
waktu yang lama, hal ini untuk
menghindari dehidrasi yang
berlebihan.

LOGO
11.4 Penanganan ikan dilakukan secara higienis
dan efisien sehingga tidak menimbulkan
kerusakan fisik

 Ikan yang dipanen harus


ditangani atau disimpan
dengan cara yang tidak akan
mengakibatkan kerusakan,
kebocoran atau mutilasi.
 Kontainer dan permukaan
wadah penyimpanan tidak
boleh mengakibatkan
kerusakan pada ikan.

LOGO
LOGO
12. Penanganan Hasil

12.1 Peralatan dan perlengkapan untuk penanganan


hasil mudah dibersihkan dan didesinfeksi (bila
perlu) serta selalu dijaga dalam keadaan bersih

 Semua peralatan untuk menampung dan transportasi ikan harus


mudah dibersihkan dan didesinfektan dan harus dibersihkan dan
didesinfektan sebelum digunakan.
 Peralatan harus dibuat dari bahan yang cocok untuk menghindari
pencemaran fisik.
 Perlu mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan
untuk menghindari pencemaran.

LOGO
12.2 Ikan mati segera didinginkan dan diupayakan
suhunya mendekati 0° C di seluruh bagian.
 Segera setelah dipanen, temperatur
udang atau ikan harus dikurangi
sedekat mungkin dengan 0C,
dengan mencampur udang atau ikan
dengan lapisan es atau
membenamkan udang atau ikan ke
dalam lelehan es.
 Semua bagian dari kotak/kontainer
harus selalu dalam keadaan dingin,
untuk memastikan produk tetap dalam
keadaan dingin dengan temperatur
yang sesuai.

LOGO
12.3 Proses penanganan (sortir, penimbangan,
pencucian, pembilasan, dll) dilakukan dengan
cepat dan higienis tanpa merusak produk.

LOGO
Tidak
higienis

LOGO
www.themegallery.com
12.4 Berdasarkan persyaratan yang berlaku, bahan
tambahan & kimia yang dilarang tidak digunakan
pada ikan, yang diangkut dalam kondisi mati atau
hidup)
 Tidak ada material yang dilarang (bahan kimia dan obat-
obatan) yang digunakan selama penampungan dan
transportasi ikan hidup ataupun segar.

LOGO
13. Pengangkutan

13.1 Peralatan dan fasilitas pengangkutan yang


digunakan mudah dibersihkan dan selalu
terjaga kebersihannya (boks, wadah, dll)

13.2 Pengangkutan dalam kondisi higienis untuk


menghindari kontaminasi sekitar (seperti udara,
tanah, air, oli, bahan kimia, dll) dan kontaminasi
silang.

LOGO
13.3 Suhu produk selama pengangkutan mendekati
suhu cair es (0°C) pada seluruh bagian produk
 Jumlah es dan produk
yang memadai untuk
dapat mempertahankan
temperature sekitar 0C
atau mendekati
temperatur es mencair
untuk semua produk.

LOGO
13.4 Ikan hidup ditangani dan dijaga dalam
kondisi yang tidak menyebabkan kerusakan
fisik atau kontaminasi
 Hanya ikan dan udang yang sehat yang dipilih untuk pemeliharaan
dan transportasi dalam kondisi hidup.
 Selama transportasi stress harus ditekan dengan menjaga kualitas
air dan kepadatan ikan yang optimal. Air yang digunakan untuk
wadah pengangkutan, atau untuk resirkulasi selama pengangkutan
atau untuk adaptasi ikan, harus sama kualitas dan komposisinya
dengan air asal untuk mengurangi stress pada ikan.
 Air tidak boleh terkontaminasi oleh kotoran manusia atupun limbah
industri. Wadah dan peralatan transportasi harus dirancang dan
dioperasionalkan dengan higienis untuk mencegah kontaminasi;
 Apabila menggunakan air laut dalam wadah pengangkutan, untuk
spesies yang rentan terhadap kontaminasi, air yang digunakan
selama transportasi tidak boleh terkontaminasi apapun.

LOGO
 Tidak boleh melakukan pemberian pakan selama penampungan dan
transportasi ikan.
 Apabila menggunakan air laut dalam wadah pengangkutan, untuk
spesies yang rentan terhadap kontaminasi racun alga,air laut yang
mengandung konsentrasi alga yang tinggi harus dihindari atau
disaring/filter terlebih dahulu.
 Air tidak boleh diganti selama transportasi, idealnya menggunakan
sistem resirkulasi, tetapi apabila penggantian air perlu dilakukan,
maka penggantian harus dilakukan dengan hati-hati dan higienis.
 Ikan hidup harus ditangan sedemikian rupa untuk menghidari stress.
Alat dan wadah transportasi ikan hidup harus dirancang untuk
mendukung penangan dengan cepat dan efisien tanpa menyebabkan
kerusakan fisik atau stress.

LOGO
14. Pengelolaan Limbah

14.1 Limbah (cair, padat dan bahaya) dikelola


dengan cara yang higienis dan saniter untuk
mencegah kontaminasi

LOGO
LOGO
www.themegallery.com
15. Pencatatan

LOGO
15.1 Dilakukan rekaman pada jenis dan asal pakan
(pakan pabrikan) serta bahan baku pakan ikan
(untuk pakan buatan sendiri).

 Catatan asal dan


penggunaan pakan di kolam/
KJA.
 Penelusuran produk pakan
dan bahan-bahan
pembuatnya dapat dilihat
pada catatan tersebut.

LOGO
15.2 Penyimpanan rekaman penggunaan obat ikan,
bahan kimia dan bahan biologi atau perlakuan
lain selama masa pemeliharaan

 Catatan yang disimpan termasuk penggunaan obat ikan atau


bahan kimia yang ditambahkan pada pakan dan kolam/KJA
selama pembudidayaan.
 Data mencakup jenis obat/ bahan kimia, cara penyimpanan,
tanggal pemakaian dan periode meluruh.
 Penyimpanan catatan harus tepat untuk memonitor penggunaan
obat-obatan/ bahan kimia. (Perlakuan lainnya misalnya
pemupukan, desinfeksi, dsb)

LOGO
15.3 Penyimpanan rekaman kualitas air (air sumber, air
pasok, air pemeliharaan dan limbah) sesuai
kebutuhan.

 Catatan kualitas air harus


disimpan. Catatan
menunjukkan air yang
digunakan untuk
pembudidayaan serta bahan
berbahaya (logam berat,
antibiotik dll) sampai batas
yang ditentukan.

LOGO
15.4 Penyimpanan rekaman kejadian penyakit yang
mungkin berdampak pada keamanan pangan
produk perikanan

 Catatan penyakit yang menyerang udang/ ikan, disimpan


dengan baik

15.5 Rekaman panen disimpan dengan baik


• Catatan harus mencakup jumlah panen, tanggal & lokasi
penjual dan pembeli.

LOGO
15.6 Catatan/ Rekaman pengangkutan Ikan disimpan
dengan baik

 Catatan harus mencakup


tanggal, alat dan bahan
yang digunakan, daerah
tujuan, sarana
transportasi yang dipakai

LOGO
16. Tindakan Perbaikan

16.1 Tindakan perbaikan (atas bahaya kemanan pangan)


dilakukan sebagai kegiatan yang rutin dan terkendali.

 Sistem Mutu Unit Usaha (SOP Unit Usaha) harus menunjukkan


tindakan perbaikan yang dilakukan dalam mencegah dan
mengkontrol keamanan pangan.
 Unit Usaha skala kecil harus dapat menunjukkan bagian yang
bertanggungjawab dalam menangani bahaya yang terkait dengan
keamanan pangan atau menginformasikannya ketika dilakukan
inspeksi CBIB.
 Tujuannya adalah untuk menganjurkan agar Unit Usaha melakukan
tindakan perbaikan sebagai bagian manajemen rutin.

LOGO
17. Pelatihan

Catatan pendahuluan

Pekerja dan pemilik unit usaha


budidaya seharusnya memiliki
tingkat kesadaran yang
memadai pada pengendalian
pangan dan pencegahan
bahaya keamanan pangan
dalam budidaya perikanan
serta pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan
mengenai penanganan ikan
secara higienis dan dengan
cara yang baik.

LOGO
17.1 Pemilik unit usaha atau pekerja sadar dan terlatih
(pelatihan, seminar, workshop, socialization, dsb)
dalam mencegah dan mengendalikan bahaya
keamanan pangan dalam perikanan budidaya.

 Para pekerja dan pengurus Unit Usaha


menerima training tentang pengaruh
sanitasi dan keamanan pangan. Para
pekerja dan pengurus Unit Usaha harus
memiliki pemahaman yang cukup tentang
bahaya keamanan pangan dan tindakan
pencegahannya. Training dapat
diselenggarakan di Unit Usaha atau yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau
swasta

LOGO
18. Kesehatan dan Higinitas Personal

18.1 Pekerja yang menangani ikan dalam kondisi


sehat.

 Para pekerja yang menangani ikan dan udang dalam keadaan


sehat.
 Ada pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk staf yang
menangani produk.
 Tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa pekerja yang
menangani ikan selama panen, penanganan pasca panen dan
transportasi mengalami cedera, infeksi atau penyakit yang
dapat mengkontaminasi udang/ikan.
 Tidak diperkenankan untuk merokok, khususnya disekitar
produk dan umumnya dikawasan Unit Budidaya.

LOGO
PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN
KEAMANAN PANGAN BUDIDAYA

PENERAPAN CBIB • OBAT-OBATAN


• PAKAN
UNIT USAHA BUDIDAYA • BENIH
• BAHAN KIMIA DAN
BIOLOGI
• CEMARAN LING
MONITORING
RESIDU

PRA PRODUKSI,
PRODUK HASIL BUDIDAYA PRODUKSI,
AMAN UNTUK KONSUMSI PANEN,
DISTRIBUSI
LOGO
SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG
BAIK

…………
…………………………………………………

…………
…………………………………………………
PELATIHAN VERIFIKASI

UNIT USAHA PENILAIAN SERTIFIKAT


CBIB KESESUAIAN CBIB
BUDIDAYA

SOSIALISASI PENGAWASAN

INVESTIGASI

PEMBINAAN PENERAPAN LOGO


PENGENDALIA
N
TATA CARA SERTIFIKASI UNIT USAHA
PEMBESARAN
PEMBAHASAN
5
DIRJEN PB
REKOMENDASI 6

PENERBITAN SERTIFIKAT CBIB


PENUGASAN
TIM PENILAI LAPORAN 9
TIM PENILAI
4
KOMISI APROVAL 2 LAPORAN 7
VERIFIKASI
BERKALA

PERMOHONAN 1 TIM PENILAI


SERTIFIKASI
TEMBUSAN KE DINAS
TERKAIT
PENILAIAN 3 VERIFIKASI
BERKALA 8

UNIT USAHA PEMBESARAN


(PERORANGAN/KELOMPOK)LOGO
MOTTO KERJA pada BUDIDAYA IKAN

 Keselamatan Kerja (Safety work);

 Bahagia/Senang Kerja (Happy work);

 Berpikir Kerja (Thinking work).

LOGO
Shigeharu, 2005 (Shorterm
JICA Expert)
LOGO

Anda mungkin juga menyukai