Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK SAKIT


DENGAN ACUTE
LYMPHOBLASTIC
LEUKEMIA (ALL)

IKA- AURA- DIO- MAYA- NADHA- SITI AMIYAH


Pengertian ALL Etiologi ALL
1. Faktor genetik
Leukemia limfositik akut merupakan penyakit 2. Ingkat radiasi yang sangat tinggi
keganasan sel-sel darah yang berasal dari sum-sum 3. Obat-obatan imunosupresif,
tulang dan ditandai dengan proliferasi maligna sel obatt-obatan karsinogenik
leukosit immaturea, pada darah tapi terlihat adanya 4. Faktor herediter
pertumbuhan sel-sel yang abnormal (Friehlig et al, 5. Kelainan kromosom
2015).

Klasifikasi ALL
Faktor Risiko ALL

1. Faktor Eksogen: Radiasi, zat kimia, infeksi virrus 1. L1: Ukuran sel kecil dan
homogen.
2. Fakttor Endogen: bersifatt herediterr dan Kelainan genettik 2. L2: Ukuran sel besar dan
heterogen
3. L3: Ukuran sel agak besar dan
homogen
Manifestasi Klinis

Gejala klinis: rasa tidak sehat, demam, pucat,


kurang nafsu makan, berat badan menurun,
malaise, kelelahan, nyeri tulang dan sendi, Patofisiologi
epistaksis dan cenderung terjadi perdarahan,
rentan terhadap infeksi, serta sakit kepala. ALL
Tanda klinis : kenaikan suhu tubuh, ekimosis
atau petekie, splenomegali, hepatomegali,
limfadenopati, dan anemia, dan letargi.
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pemeriksaan sumsum tulang
1. Mendemonstrasikan batuk
2. Pemeriksaan darah tepi
efektif dan suara napas yg
3. Biopsi hati, limpa, ginjal tulang
bersih
untuk mengkaji keterlibatan/ Penatalaksanaan Medis
2. Memberikan O2
infiltrasi sel kanker ke oergan
3. Monitor TTV
tersebut
4. Mencukupi pemenuhan nutrisi 1. Transfusi darah
4. Fotothorax untuk mengkaji 2. Radioterapi
5. Mengembalikan BB Klien
keterlibatan mediastinum 3. Transplantasi sumsum tulang
6. Mengusahakan tidak terjadi
5. Sitogenik 4. Kemoterapi
mual
7. Membuat nafsu makan
Komplikasi meningkat
1. Infeksi 8. Pantau intake dan output
2. Perdarahan 9. Memberikan dukungan
3. Kematian emosional
KEMOTERAPI
Kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh
dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain
(Rasjidi, 2007).

Cara pemberian kemoterapi :


1. Pemberian per oral
2. Pemberian secara IM
3. Pemberian secara intravena
4. Pemberian secara intra-arteri

Tahapan kemoterapi pada ALL :


1. Tahap 1 (terapi induksi)
2. Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)
3. Tahap 3 ( profilaksis SSP)
4. Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang anak perempuan, umur 13 tahun dibawa ke RS oleh keluarganya
dengan keluhan nyeri di bagian punggung. Sejak 1 minggu yang lalu
anaknya hanya mau makan ¼ porsi. Hasil pemeriksaan didapatkan nyeri
punggung skala 6, anak tampak lemas, nadi 120 x/menit, suhu = 37oC, RR
= 22 x/menit. Anak terpasang infus di tangan kanannya. Anak didiagnosa
menderita LLA dan diharuskan untuk dilakukan kemoterapi. Ibu
mengatakan bahwa dirinya merasa khawatir dan cemas terhadap penyakit
anak pertamanya tersebut.Wajah ibu tampak cemas.
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : An. A Riwayat Kesehatan
Usia : 13 Tahun Riwayat Penyakit Sekarang
Jenis Kelamin : Perempuan Seorang anak perempuan, umur 13 tahun
Pekerjaan : Pelajar dibawa ke RS oleh keluarganya dengan
Diagnose medis : ALL keluhan nyeri di bagian punggung. Sejak 1
Penanggung jawab : Orang tua minggu yang lalu anaknya hanya mau
makan ¼ porsi. Hasil pemeriksaan
didapatkan nyeri punggung skala 6, anak
tampak lemas, nadi 120 x/menit, suhu =
37oC, RR = 22 x/menit. Anak terpasang
infus di tangan kanannya. Anak didiagnosa
Keluhan Utama menderita LLA dan diharuskan untuk
Klien mengeluh nyeri dibagian dilakukan
punggung dengan skala 6. Ibu klien kemoterapi.
mengatakan sejak 1 minggu yang
lalu anaknya hanya mau makan ¼
porsi. Anak tampak lemas.
Riwayat Kesehatan Dahulu Tanda – tanda vital :
Ibu klien mengatakan sejak - Tekanan darah : 110/90 mmHg
kecil anaknya tidak mempunyai - Nadi : 120x/menit
riwayat ALL - Suhu : 37 oC
- RR : 22x/menit
Riwayat Penyakit Keluarga d. Pemeriksaan fisik
Keluarga tidak ada yang - Nyeri punggung skala 6
memiliki riwayat penyyakit ALL - TTV : TD : 110/90 mmHg
N : 120x/mnt
S : 37
Pemeriksaan Fisik: RR : 22x/mnt
Keadaan umum : anak tampak - Anak terpasang infus ditangan
lemah Kesadaran : kanan
composmentis
ANALISA DATA
Data Fokus Masalah Etiologi
DS: Nyeri Akut Agen pencedera fisiologis
Anak mengeluh nyeri dibagian punggungnya (infiltrasi leukosit jaringan
sistttematik)
DO:
1. Anak tampak meringis
2. Nadi 120x/menit
3. Penilaian nyeri
a. P: nyeri punggung terasa berat saat beraktivitas
b. Q: Seperti ditimpa benda berat
c. R : punggung bagian bawah
d. S: 6
e. T: menetap
DS: Resiko defisit nutrisi Peningkatan kebutuhan
1. Ibu klien mengatakan sejak 1 minggu yang lalu anaknya metabolisme
hanya mau makan ¼ porsi
2. Anak mengatakan nafsu makannya berkurang
3. anak mengeluh mual

DO:
4. Anak terlihat enggan untuk makan
5. Anak terlihat tidak menghabiskan makanan yang diberikan,
hanya menghabiskan ¼ porsi
6. Anak tampak lesu
DS: Ansietas Krisis situasional
Ibu mengatakan bahwa dirinya merasa khawatir

DO:
1. Anak didiagnosa ALL oleh dokter
2. Wajah ibu tampak cemas
3. Anak diharuskan oleh dokter untuk
kemoterapi
DS: Intoleransi aktivitas kelemahan
1. Anak mengeluh lelah
2. Anak merasa tidak nyaman saat
beraktivitas

DO:
3. Anak tampak lemas
4. Anak terpasang infus di tangan kanannya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (infiltrasi leukosit jaringan sistematik) ditandai de
anak mengeluh nyeri dibagian punggung dengan skala nyeri 6
2. Resiko defisit nutrisi dibuktikan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme

3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan wajah ibu tampak cemas saat mengetahu
penyakit anaknya

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan anak merasa lemas dan terpasang i

NO. DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


HASIL
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi karakteristik durasi frekuensi kual
agen pencedera fisiologis ditandai keperawatan selama 3x 24 jam intensitas nyeri
dengan anak mengeluh nyeri diharapkan nyeri akut menurun 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
dibagian punggung dengan skala dengan kriteria hasil: 3. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
nyeri 6 1. Keluhan nyeri menurun nyeri
2. Meringis menurun 4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Gelisah menurun
5. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
8. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
9. Kolaborasi Pemberian analgetik jika perlu

2. Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi


dibuktikan dengan keperawatan selama 3x 24 jam 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
peningkatan kebutuhan diharapkan status nutrisi 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
metabolisme membaik dengan kriteria hasil: 4. Monitor asupan makanan dan BB
1. Berat badan membaik 5. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
2. Nafsu makan membaik sesuai
3. Membrae mukosa 6. Berikan suplemen makanan
membaik 7. Ajarkan diet yang diprogramkan
8. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
misal pereda nyeri anti emetik Jika perlu
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan Jika
perlu
3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
dengan krisis keperawatan selama 2x 24 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
situasional ditandai jam diharapkan ansietas sebelum dan sesudah latihan
dengan wajah ibu berkurang dengan kriteria 3. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
tampak cemas saat hasil: 4. Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami mengenai
mengetahui penyakit 1. Perilaku gelisah kondisi anak
anaknya menurun 5. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan
2. Perilaku tegang dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
menurun 6. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
3. Pucat menurun (mis. musik, meditasi napas dalam, relaksasi otot progresif)
7. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
4 Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
kelemahan ditandai jam diharapkan intoleransi 3. Monitor respons emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap
dengan anak aktivitas meningkat dengan aktivitas
mengeluh lemas dan kriteria hasil: 4. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang
anak terpasang infus 1. Keluhan lelah menurun konsisten sesuai kemampuan fisik psikologis, dan sosial
2. Kemudahan dalam 5. Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan
melakukan aktivitas waktu, energi, atau gerak
seharihari meningkat 6. Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif,
terstruktur, dan aktif
7. Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
8. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika
sesuai
9. Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, Jika sesuai
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl Jam Dx Tindakan Keperawatan Paraf

Senin/15 09.00 1 Mengidentifikasi nyeri


-03-21 Hasil :
P : nyeri punggung terasa berat saat beraktivitas
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : punggung bagian bawah
S : skala 6
T : menetap

09.05 2 Mengidentifikasi status nutrisi dan alergi makanan


Hasil :
status nutrisi anak masih baik, anak tidak punya alergi makanan

09.09 4 Mengidentifikasi kemampuan berpartisipasi anak dalam aktivitas tertentu


Hasil :
Anak merasa lemas sehingga tidak mampu beraktivitas, tangan anak juga
terpasang infus

Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri : kompres


09.30 1 hangat dan mengajarkan Tarik napas dalam
Hasil :
Kompres hangat telah diberikan, anak merasa nyaman, anak mampu
mempratekkan Tarik napas dalam
Senin/15 09.50 3 Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami oleh ibu mengenai
-03-21 penyakit anaknya dan tata laksana kemoterapi
Hasil :
Ibu klien tampak menyimak penjelasan dan mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan

10.05 4 Menyediakan fasilitas bermain/ aktivitas lain untuk anak yang bisa dilakukan
ditempat tidur
Hasil :
Anak merasa senang

Melibatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu


10.14 4 Hasil :
Keluarga membantu dalam memenuhi aktivitas anak

3 Mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis napas dalam, peregangan, atau
10.38 imajinasi terbimbing)
Hasil :
Ibu mampu melakukan teknik relaksasi secara bertahap

11.50 2 Menyajikan makanan secara menarik dengan suhu yang sesuai


Hasil :
Anak merasa tertarik dengan makanan yang disediakan
12.30 Memberikan obat analgetik sesuai anjuran dokter
1 Hasil :
Obat sudah diberikan 2x 1 tablet, tidak ada muntah atau respon alergi
EVALUASI KEPERAWATAN
S: Anak mengatakan nyeri mulai mereda, Anak mengatakan memahami teknik relaksasi napas dalam yang diajarkan
DX O: Skala nyeri 4, Anak mampu mempraktekkan teknik relaksasi napas dalam, Meringis menurun
1 A: Masalah belum teratasi
P: Imlementasi dilanjutkan

S : Anak mengatakan nyeri mulai mereda, Anak mengatakan memahami teknik relaksasi napas dalam yang diajarkan
DX O : Skala nyeri 4, Anak mampu mempraktekkan teknik relaksasi napas dalam, Meringis menurun
2 A: Masalah belum teratasi
P: Imlementasi dilanjutkan

S: Ibu klien mengatakan dirinya masih merasa khawatir dan cemas terhadap penyakit anaknya
DX O: Anak didiagnosa ALL, Anak diharuskan untuk kemoterapi, Wajah ibu klien masih tampak cemas
3
A: Masalah belum teratasi
P: Imlementasi dilanjutkan

S: Anak merasa senang, tidak merasa jenuh


DX O: Anak masih tampak lemas, Tangan anak terpasang infus
4
A: Masalah belum teratasi
P: Imlementasi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI. (2013). Bandung Controversies and Consensus in Obstetric & Ginecology (BCCOG). Jakarta :
CV Agung Seto
Apriany, Dyna. (2016). Asuhan Keperawatan Anak dengan Keganasan. Bandung : PT Refika Aditama
Direktorat Jenderal Pengendalian Lingkungan dan Penyehatan Lingkungan, dan Direktorat Pengendalian Penyakit
Tidak Menular. (2011). Pedoman Penemuan Dini Kanker Pada Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan
RI
Dzaki, Farid M. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. A dengan Penyakit Leukemia Di Ruangan Rawat
Inap Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi. Padang : Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis
Fernandes, Andrye. (2020). Kelelahan Pada Anak Dengan Leukemia Limfoblastik Akut Dalam Menjalani
Kemoterapi Fase Induksi. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) Vol. 7, No. 1
Ngastiyah. (2012). Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC
Nuraini, Hakim, Allenidekania, dan Happy Hayati. (2018). Efektivitas Asuhan Keperawatan Pada Anak Kanker
Yang Mengalami Gangguan Nutrisi Dengan Menggunakan Teori Levine. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Altruistik Vol. 1, No. 1
Setiawan, Edi. (2011). Gambaran Tingkat Remisi pada Leukemia Limfoblastik Akut setelah Fase Induksi di
Bangsal Kanker Anak RS Kanker “Dharmais”. Indonesian Journal of Cancer Vol. 5, No. 4
TIM POKJA PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
TIM POKJA PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
TIM POKJA PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

Anda mungkin juga menyukai