05 Classification According to
the Icf Framework
Perspektif Sejarah Model Penyandang Cacat (Disablement Models)
Penggunaan model disabilitas sebagai pengorganisasian kerangka terapi fisik adalah salah satu
kuncinya perkembangan konseptual tahun 1990-an (Jette, 1994). Berbagai model kecacatan telah
dikembangkan dan dieksplorasi, termasuk model WHO asli (1980), model Nagi (1965), dan
National Center untuk model Penelitian Rehabilitasi Medis (NCMRR) (Badan Penasihat Nasional
Rehabilitasi Medis Penelitian, 1991).
Kecacatan menggambarkan konsekuensi penyakit dalam hal pengaruhnya terhadap fungsi tubuh,
kemampuan individu untuk melakukan tugas yang berarti, dan kemampuan untuk memenuhi peran
seseorang dalam hidup. Semua model disabilitas didasarkan pada asumsi bahwa proses kecacatan
dapat dianalisis di berbagai level.
Klasifikasi Internasional Fungsi, Cacat, dan Kesehatan
(ICF)
Pada tahun 2001, WHO merevisi model kecacatannya menjadi model saat ini.
International Classification of Functioning, Disability, and Health (ICF)
menggunakan istilah positif aktivitas positif dan partisipasi untuk mendefinisikan
kembali apa yang Nagi sebut sebagai fungsional keterbatasan dan kecacatan. Jadi
fokus model baru ini adalah pada Aspek "positif" ("kemampuan") dari penyandang
disabilitas.
Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah pasien ke dalam masing-masing dari
empat tingkat utama model ICF (kondisi kesehatan, struktur dan fungsi tubuh, aktivitas, dan partisipasi)
merupakan langkah penting pertama bagi terapis untuk "berbicara dalam bahasa yang sama" di keduanya.
komunikasi lisan dan tertulis. Gambar 1-5 memberikan contoh klinis dari observasi atau pengukuran dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan kerangka ICF.
THANKS!