Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

“Adequacy of the Activities in the Nursing Intervention Exercise Therapy : Ambulation for
Medical-Surgical Patients With Impaired Physical Mobility”

Di susun oleh:

ANGGRI AGUSTINA
14420221073

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
REVIEW JURNAL
Kecukupan aktivitas pada intervensi keperawatan terapi latihan : ambulasi untuk
pasien medis-bedah dengan gangguan mobilitas fisik

Judul asli : Adequacy of the Activities in the Nursing Intervention Exercise


Therapy : Ambulation for Medical-Surgical Patients With Impaired
Physical Mobility

Penulis : Renata Bulhoes Costa, Eduarda Ribeiro dos Santos, Camila Takao
Lopes, dan Ellen Cristina Bergamasco

Di publikasikan : International Journal Of Nursing Knowledge, volume **, No **, **


2015

Abstrak :

Tujuan Untuk mengevaluasi kecukupan aktivitas dalam intervensi keperawatan terapi latihan
: ambulasi untuk pasien bedah medis dengan gangguan mobilitas fisik.

Metode Sebuah studi metodologis dengan 60 perawat bedah medis di rumah sakit Sao Paulo,
SP, Brasil. Perawat menilai kesesuaian 20 aktivitas yang terdiri dari intervensi,
diklasifikasikan dalam kelompok mayor dan minor.

Hasil Delapan aktivitas diklasifikasikan sebagai kelompok mayor dan 12 aktivitas


diklasifikasikan sebagai kelompok minor untuk perawatan bedah medis dengan gangguan
mobilitas fisik

Kesimpulan dan Implikasi untuk Praktek Kegiatan intervensi Terapi Latihan : Ambulasi
dianggap memadai untuk tindakan pasien bedah medis dengan gangguan mobilitas fisik.
Hasil ini dapat berkontribusi pada studi validasi masa depan dan pengajaran pada mahasiswa
sarjana.

A. LATAR BELAKANG
1. Latar belakang pemilihan jurnal
Gangguan mobilitas fisik merupakan salah satu masalah keperawatan yang
dijumpai di rumah sakit, klinik, maupun puskesmas. Penyebab dari masalah
itupun beragam, seperti fraktur, osteoporosis, dll. Jurnal tersebut merupakan jurnal
yang memenuhi syarat untuk dilakukan analisis, yang membahas tentang jenis-
jenis aktivitas terapi latihan ambulasi pada pasien bedah medis. Dalam penelitian
ini, terdapat 20 aktivitas yang di uji coba kan kemudian dikelompokkan sebagai
kelompok mayor dan minor sehingga dapat diterapkan dalam intervensi
keperawatan.
2. Latar belakang penelitian dalam jurnal
Diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik didefinisikan oleh NANDA
sebagai keterbatasan dalam gerakan fisik secara mandiri, sering ditemukan pada
rawat inap, yaitu pasien stroke, pasien dalam perawatan intensif, pasien operasi
jantung, lansia, pasien ortopedi, pasien bedah medis, dan pasien palliative care.
Salah satu intervensi keperawatan prioritas yang disarankan oleh NIC untuk
diagnosa gangguan mobilitas fisika dalah latihan terapi : ambulasi. Latihan ini
merupakan salah satu dari 30 intevensi utama yang digunakan oleh perawat bedah
medis di Korea. Intervensi terapi latihan : ambulasi seperti membantu pasien
bangun, berjalan menggunakan kruk atau alat bantu lainnya, menyediakan tempat
tidur rendah, menginstruksika ketersediaan alat bantu, dan konsultasikan dengan
terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai kebutuhan.
Karena berbagai kegiatan tersebut, penulis bertanya-tanya apakah kegiatan-
kegiatan tersebut memberikan relevasi yang sama atau semuanya digunakan oleh
perawat dalam praktek klinis untuk pasien gangguan mobilitas fisik. Oleh karena
itu, penulis ingin memvalidasi aktivitas-aktivas yang dapat disebut sebagai terapi
latihan : ambulasi untuk pasien bedah medis dengan gangguan mobilitas fisik.
B. TUJUAN
1. Tujuan review jurnal
Untuk mengetahui kemajuan dan penemuan terkini dan signifikan terkait
dengan intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada pasien bedah medis
dengan diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik.
2. Tujuan penelitian dalam jurnal
Untuk mengevaluasi kecukupan aktivitas dalam intervensi keperawatan terapi
latihan : ambulasi untuk pasien bedah medis dengan gangguan mobilitas fisik.
C. METODE
Penelitian ini menggunakan studi metodologis, yaitu perawat melakukan
intervensi terapi latihan : ambulasi kemudian mengevaluasi keadekuatan aktivitas
yang telah dilakukan dalam mengatasi masalah gangguan mobilitas fisik. Sampel dari
penelitian ini adalah 60 perawat rawat inap di rumah sakit umum dan swasta di
wilayah selatan Sao Paulo, dengan kriteria inklusi yaitu perawat dengan minimal 1
tahun pengalaman dalam perawatan pasien langsung dan bekerja di rumah sakit
selama lebih dari 3 bulan.
Hal pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data seperti profil
partisipan, pengalaman klinis melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
ambulasi. Kedua yaitu perawat diminta untuk menilai masing-masing aktivitas pada
20 aktivitas yang disarankan oleh NIC dengan skala 1-5. Setelah itu diklasifikasikan
sebagai kelompok mayor dan minor yang dilihat dari pengkajian, perencanaan,
instruksi, keamanan, dorongan, dan bantuan.
D. HASIL
Dari 20 aktivitas, didapatkan 8 aktivitas (40%) memiliki skor berbobot sama
dengan atau lebih besar dari 0,80 dengan dianggap sebagai kelompok mayor untuk
pasien dengan gangguan mobilitas fisik. Sedangkan 12 aktivitas (60%) lainnya
memiliki rasio kurang dari 0,80 tetapi lebih besar dari 0,5 dan dikategorikan sebagai
kelompok minor. Tidak ada aktivitas yang memiliki bobot rasio kurang dari 0,05 yang
dianggap tidak memadai untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik.
E. PEMBAHASAN
a. Aktivitas yang diklasifikasikan sebagai kelompok mayor antara lain sebagai
berikut.
- Bantu pasien untuk berpindah sesuai kebutuhan
- Bantu pasien dengan ambulasi awal dan sesuai kebutuhan
- Gunakan gait belt untuk berpindah dan ambulasi sesuai kebutuhan
- Bantu pasien untuk berdiri dan berjalan dengan jarak tertentu
- Instruksikan pasien/pengasuh tentang teknik ambulasi yang aman
- Instruksikan pasien bagaimana memposisikan diri selama proses transfer
- Dorong pasien untuk melakukan “up ad lib” jika perlu
- Pantau penggunaan kruk atau alat bantu jalan lainnya oleh pasien
Dari 8 aktivitas diatas, 4 kegiatan berhubungan dengan membantu pasien, 2
berhubungan dengan instruksi keamanan dan pemosisian, salah satunya terkait
dengan pengetahuan perawat tentang pasien, dan salah satunya berhubungan
dengan dorongan pasien.
b. Aktivitas yang diklasifikasikan sebagai kelompok minor antara lain sebagai
berikut.
- Bantu pasien untuk menetapkan peningkatan jarak realistis untuk ambulasi
- Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki untuk memudahkan berjalan dan
mencegah cedera
- Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur untuk memfasilitasi penyesuaian
postural
- Anjurkan pasien untuk berpakaian yang tidak membatasi gerak
- Tempatkan sakelar sesuai posisi tempat tidur dan mudah dijangkau
- Pasang/sediakan alat bantu (tongkat, walker, atau kursi roda) untuk ambulasi
jika pasien goyah
- Sediakan tempat tidur dengan ketinggian rendah sebagaimana mestinya
- Sediakan kartu petunjuk di kepala tempat tidur untuk memfasilitasi
pembelajaran instruksi pemindahan
- Instruksikan tentang ketersediaan alat bantu
- Dorong pasien untuk melakukan ambulasi mandiri dalam batas aman
- Dorong pasien untuk duduk di tempat tidur (menggantung) atau di kursi
- Konsultasikan dengan ahli terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
kebutuhan
Dari 12 aktivitas diatas, 4 kegiatan terkait dengan membantu pasien, 3 terkait
dengan menjamin keselamatan pasien, 2 terkait dengan instruksi atau
memfasilitasi pembelajaran, 2 terkait dengan dorongan, dan salah satunya terkait
dengan perencanaan.
F. ANALISIS JURNAL
1. Kelebihan
a. Metode penulisan mudah dimengerti
b. Dapat dijadikan pedoman untuk mengatasi masalah gangguan mobilitas fisik
c. Jenis kegiatan yang dapat dilakukan disebutkan dengan jelas
d.
2. Kekurangan
a. Tidak dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktivitas-
aktivitas untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik
b. Tidak dijelaskan hal-hal yang dapat memperberat masalah keperawatan
G. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Intervensi ini dapat dilakukan untuk membantu mengatasi gangguan mobilitas
fisik. Selain itu, keluarga juga dapat membantu dalam tindakan ini namun harus
dibekali dengan informasi dan pengetahuan yang cukup tentang tindakan yang akan
dilakukan.
H. APLIKASI DI RUMAH SAKIT
Sosialisasikan kepada perawat agar mengutamakan penerapan aktivitas mayor
dalam menangani gangguan mobilitas fisik sehingga masalah dapat segeraa teratasi.
Selain itu, edukasikan kepada perawat untuk selalu mengajak keluarga turut andil
dalam proses penyembuhan dengan cara memberikan informasi yang baik dan jelas
dengan tindakan yang bisa dilakukan oleh keluarga.
I. HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI JURNAL
1. Hambatan
Terapi latihan : ambulasi memerlukan bantuan beberapa alat dan juga
pemahaman yang baik terkait dengan tata cara (SOP) tindakan agar tidak terjadi
hal-hal yang bisa memperberat masalah.
2. Solusi
Perlu untuk dilakukan sosialisasi yang baik kepada pasien dan keluarga
mengenai hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan terapi
latihan : ambulasi.
J. KESIMPULAN
- Kesimpulan pada penelitian ini yaitu 20 kegiatan yang disarankan oleh NIC
dinilai memadai untuk dilakukan dan mampu untuk mengatasi masalah
gangguan mobilitas fisik pada pasien bedah medis
- Kesimpulan bagi pembaca jurnal yaitu ditemukan beberapa aktivitas yang bisa
dilakukan secara mandiri untuk mengatasi masalah gangguan mobilitas fisik,
seperti bergerak secara perlahan-lahan di tempat tidur

Anda mungkin juga menyukai