UNANG SUDARMA
NIM 41038104200083
PENDAHULUAN
Serulah manusia pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Allah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Allah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125).
Sejak tahun 1998, UNESCO telah mengemukakan dua basis landasan: pertama; Pendidikan harus diletakan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui ( learning to
know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be); kedua, belajar
seumur hidup (life long learning). Kultur yang demikian harus dikembangkan dalam Pendidikan, karena pada akhirnya aspek kultural dari kehidupan manusia, terutama
yang berkaitan dengan Pendidikan nilai dan sikap lebih penting dari pertumbuhan ekonomi (H. E. Mulyasa, 2019:2-3).
Hawari (dalam Sauri, 2019: 30) menyatakan bahwa tawuran, penyalahgunaan obat terlarang, dan Tindakan criminal di kalangan remaja, disebabkan oleh tidak adanya
komunikasi yang lebih baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Sauri (2019: 30-31) menyebutkan bahwa fenomena melorotnya moral generasi bangsa tersebut, termasuk di dalamnya para elit bangsa, acapkali menjadi apologi bagi
Sebagian orang untuk memberikan kritik pedasnya terhadap institusi Pendidikan. Hal tersebut teramat wajar karena Pendidikan sesungguhnya memiliki misi yang amat
mendasar, yakni membentuk manusia utuh dengan akhlak mulia sebagai salah satu indicator utama.
Dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini, perlu dilakukan penataan Kembali terhadap system Pendidikan nasional secara menyeluruh,
terutama berkait dengan mutu/kualitas Pendidikan, dan relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan. Pendidikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik dan lingkungan hidup di mana mereka berada.
Kajian teori
Undang – Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Karena
sifatnya yang dinamis dan mengikuti keadaan suatu negara, maka kurikulum pun senantiasa dilakukan
penyesuaian
Di indonesia telah mengalami berbagai perubahan model kurikulum seiring dengan perkembangan zaman
dan kemajuan teknologi yang semakin canggih serta pergeseran kepemimpinan nasional.
Transformasi sosial, termasuk dunia pendidikan yang berjalan sangat cepat sebagai dampak dari era
globalisasi, menuntut seluruh warga bangsa untuk menyesuaikan diri dan sekaligus mampu memiliki daya
saing.
Untuk itu, kurikulum sebagai salah satu piranti pendidikan harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman.
KONSEP KURIKULUM
Sukmadinata (2019: 27) menyatakan bahwa terdapat tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai system, dan sebagai
bidang studi.
Konsep pertama, kurikulum sebagai substansi, suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di
sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi
rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen
tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu
kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, provinsi, ataupun seluruh negara.
Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu system, yaitu system kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari system persekolahan,
system pendidikan, bahkan system masyarakat. Sustu system kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana
Menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu system kurikulum tersusunnya suatu
kurikulum, dan fungsi dari system kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli
Pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan system kurikulum.
Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai
kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
MISI :
1. Mewujudkan Lembaga yang islami dan berkualitas
2. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.
3. Menumbuh kembangkan semangat penghayatan dan pengamalan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Mewujudkan peserta didik yang berprestasi.
UJIAN NASIONAL 2018-2019
Pengembangan mata pelajaran di MA Tarbiyatul Falah Sukabumi yaitu dengan menambah materi
muatan lokal dalam bentuk kegiatan :
Sholat dhuha Bersama-sama sebelum mata pelajaran inti
Tahfidz
Sholat Dhuhur berjamaah
Dzikir bersama
HASIL YANG DICAPAI
PRESTASI :
1. Juara pertama MHQ tingkat nasional (2017/2018)
2. Juara pertama tahfidz qur’an putra tingkat kabupaten (2016/2017)
3. Juara pertama tahfidz qur’an putri tingkat kabupaten (2016/2017)
4. Juara pertama MHQ tingkat kabupaten (2017/2018)
5. Juara kedua LCC tingkat kabupaten (2017/2018)
6. Juara pertama Story Telling tingkat kabupaten (2014/2015).
KARAKTER :
Dengan penguatan materi muatan lokal dalam bentuk kegiatan berbasis keagamaan telah mampu meningkatkan
semangat para peserta didik dalam menimba ilmu dan belum pernah terjadi kasus criminal yang biasanya menimpa
anak sekolah, seperti tawuran dan penyalahgunaan narkoba.
KESIMPULAN