Anda di halaman 1dari 23

KEBUTUHAN,

TANTANGAN,
MASALAH DAN
IDENTIFIKASI
KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK
Kelompo
k7
01
Kebutuhan, Tantangan
dan Permasalahan
Peserta Didik
Kebutuhan Peserta Didik
Menurut Maslow dalam konteks ini dari yang paling
dasar sampai yang paling tinggi, yaitu sebagai
berikut :

Kebutuhan fisiologis atau dasar


Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan untuk dihargai
Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Tantangan Peserta Didik
Tantangan pendidikan sekarang ini berkaitan dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari
agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat
industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di
World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Tantangan lainnya terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Masalah Peserta Didik

01 Masalah perkembangan
jasmani dan kesehatan 03 Masalah Sosial

02 Masalah psikologis
04 Masalah kesulitan
belajar & motivasi
02
Perkembangan Fisik
Peserta Didik
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan
biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek
penting dari perkembangan individu, yang meliputi meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak,
hormon, dll), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara
individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan
seksual), disertai perubahan dalam kemampuan fisik (seperti
penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa
kanak-kanak 0-5 tahun.
2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa
anak usia 5-7 tahun.
3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa
anak Usia 8-9 tahun.
4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa
anak Usia 10-11 tahun.
5. Karakteristik perkembangan fisik pada masa
anak Usia 10-11 tahun.
6. Karakteristik perkembangan fisik pada masa
Karakteristik dewasa
Pertumbuhan
Fisik Peserta
Didik
Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
peserta didik:
1. Keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
2. Gizi.
3. Gangguan emosional.
4. Status sosial ekonomi.
5. Kesehatan.
6. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh.
7. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system).
8. Pertumbuhan otot-otot.
9. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin (endocrine glands).

10. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia peserta didik akan semakin
meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh
pada umumnya.
11. Perubahan struktur jasmani.
03
Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri
individu. Emosi dapat berupa perasaan
senang atau tidak senang, perasaan baik
atau buruk. Dalam World Book Dictionary
(1994), emosi didefinisikan sebagai
“berbagai perasaan yang kuat”. Perasaan
benci, takut, marah, cinta, senang, dan
kesedihan. Macam-macam perasaan
tersebut adalah gambaran dari emosi.
Goleman (1995) menyatakan bahwa
“emosi merujuk pada suatu perasaan atau
pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan
biologis dan psikologis serangkaian
kecenderungan untuk bertindak.
Lewis dan Rosenblam (Stewart, 1985) mengutarakan proses
terjadinya emosi atau mekanisme emosi melalui lima
tahapan, sebagai berikut:
1. Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau
peristiwa.
2. Receptors, yaitu aktivitas dipusat system syaraf.
3. State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek
fisiologi.
4. Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang
diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara atau tindakan
yang terdorong oleh perubahan fisiologis.
5. Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada
kondisi emosionalnya.
Ada lima jenis kegiatan belajar turut menunjang pola
perkembangan emosi anak yaitu:
1. Belajar secara coba dan ralat (trial and error
learning).
2. Belajar dengan cara meniru (learning by
imitation).
3. Belajar dengan cara mempersamakan diri
(learning by identification).
4. Belajar melalui pengkondisian (conditioning).
5. Pelatihan (training).
04
Perkembangan Kognitif
Peserta Didik
Menurut Jean Piaget dalam teori kognitifnya
mendefinisikan perkembangan kognitif merupakan
suatu proses yang terbentuk melalui interaksi yang
konstan antara konstan individu dengan
lingkungannya. William Stern, salah seorang pelopor
dalam penelitian intelegensi, mendefinisikan
intelegensi sebagai kemampuan untuk menggunakan
secara tepat segenap alat-alat bantu dari pikiran, guna
menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru.
Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif memiliki tahapan-tahapan dan
karakteristik/ciri khasnya masing-masing, diantaranya:

02
Tahapan sensori-motorik Tahapan pra-operasional
rentang usia 0-2 tahun rentang usia 2-7 tahun

01 03

04 Tahapan operasioanal-
Tahapan operasional- konkret rentang usia 7-
formal rentang usia 11 11 tahun
tahun ke atas
05
Perkembangan Sosial
Peserta Didik
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial. Menurut Hurlock, perkembangan sosial berarti
perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized)
memerlukan tiga proses. Diantaranya adalah belajar berperilaku
yang dapat diterima secara sosial, memainkan peran sosial yang
dapat diterima, dan perkembangan sifat sosial
Perkembangan Sosial

Anak Remaja

● Masa kanak awal-awal (0-3 Kemajuan perkembangan kognitif


meningkatkan kualitas hubungan
tahun) interpersonal karena membuat remaja
● Masa krisis I (3-4 tahun) mampu memahami dengan lebih baik
● Masa kanak-kanak akhir (4-6 keinginan, kebutuhan, perasaan, dan
tahun) motivasi orang lain. Karena itulah, tidak
● Masa anak sekolah (6-12 tahun) mengherankan, dengan makin
● Masa krisis II (12-13 tahun) kompleksnya pikiran, emosi, dan identitas,
pada masa remaja, hubungan sosialnya
makin kompleks.
06
Perkembangan Moral
Peserta Didik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), moral memiliki makna akhlak atau
tingkah laku yang susila, sedangkan
moralitas dimaknai dengan kesusilaan. Etika
diartikan dengan tata susila atau suatu
cabang filsafat yang membahas atau
menyelediki nilai-nilai dalam tindakan atau
perilaku (akhlak) manusia.
Berikut ini tabel yang memuat 6 (enam) tahapan
perkembanagn moral Kohlberg:
Moralitas prakonvensional (usia 4-10 tahun)
Tahap I
Memperhatikan ketaatan dan hukum
Tahap II
Memperhatikan pemuasan kebutuhan
Moralitas konvensional (usia 10-13 tahun)
Tahap 3:
Memperhatikan citra “anak baik”
Tahap 4:
Memperhatikan hukum dan peraturan.
Moralitas pascakonvensional (usia 13 tahun ke atas)
Tahap 5
Memperhatikan hak perseorangan.
Tahap 6
Memperhatikan prinsip-prinsip etik.
Seseorang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi, manakala kebutuhan di bawahnya atau kebutuhan yang lebih
dasar sudah terpenuhi lebih dahulu. Pada dasarnya setiap remaja
menghendaki semua kebutuhannya dapat terpenuhi secara wajar.
Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut secara memadai akan
menimbulkan keseimbangan dan keutuhan pribadi. Remaja yang
kebutuhan terpenuhi secara memadai akan memperoleh suatu
kepuasan hidup sehingga akan merasa aman, gembira, harmonis, dan
produktif. Tantangan pendidikan sekarang ini berkaitan dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan
hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif
dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

Kesimpul
an

Anda mungkin juga menyukai