A.DEFINISI
Gout adalah kumpulan penyakit yang bersifat heterogen disebabkan oleh
pengendapan kristal purin dalam jaringan, akibat kadar asam urat dalam cairan
ekstraseluler yang lewat jenuh (Untari, dkk., 2017)
Gout artritis (asam urat) adalah penyakit yang disebabkan dari penumpukan
Kristal yang berada dipersendian, akibat dari tingganya kadar asam urat didalam
tubuh. Gout Artritis disebut juga kelompok penyakit heterogen sebagai akibat dari
deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat
didalam cairan ekstraseluler (Nurhayati, 2018 dan Widyanto, 2009).
APA PENYEBAB ASAM URAT...?
Penyebab utama gout artritis adalah karena danya deposit / penimbunan Kristal asam urat dalam sendi.
Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolism asam uarat yang abnormal dan
kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa faktor lain yang mendukung, seperti:
a. Faktor genetic seperti gangguan metabolism purin yang menyebabkan asam urat berlebihan
(hiperurisemia), retensi asam uarat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, dan hipertensi.
c. Gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperurisemia.
d. Obat-obatan yang murunkan ekskresi asam urat seperti : aspirin, deuretik, levodopa, diazoksid, asam
nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.
e. Usia
f. Jenis kelamin
g. Konsumsi purin berlebih dan alkohol.
PATOFISIOLOGI ASAM URAT:
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui precursor
nonpurin. Substrat awal adalah ribosa-5-fosfat, yaitu diubah melalui serangkaian zat anatara
menjadi nukleotida purin (assam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini
dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim
yang mempercepat reaksi yaitu : 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintease dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT).
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purun melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat
perantara seperti jalur de novo.
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolism purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi kemudian diekskresikan dinefron distal dan dikeluarkan melalui
urine
KLASIFIKASI ASAM URAT:
Penyakit Gout Arthritis diklasifikasikan menjadi dua yaitu Gout Arthritis
Primer dan Gout Arthritis Sekunder (Sarif, 2012 dalam Sari, 2017).
a. Penyakit Gout Arthritis Primer
Penyebab gout primer masih belum diketahui (idiopatik). Penyakit gout arthritis
primer bisa disebabkan kombinasi antara faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat dan bisa diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat
dalam tubuh.
b. Penyakit Gout Arthritis Sekunder
Penyebab penyakit gout arthritis sekunder diantaranya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar purin tinggi.
MANIFESTASI KLINIS ASAM
URAT:
a) Stadium 1
Stadium 1 disebut juga dengan stadium hiperuresemia asimptomatik. Dalam
stadium ini tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat
serum.
b) Stadium 2
Stadium ini merupakan stadium gout arthritis akut, pertama terjadi pembengkakan
dan nyeri yang luar biasa sakitnya, terjadi pada sendi ibu jari kaki, sendi tangan, siku
dan sendi metatarsofalangeal. Gout arthritis akut bersifat monoartikuler dan
menunjukkan tanda peradangan lokal. Peradangan lokal yang dirasakan mulai dari
demam dan adanya peningkatan leukosit.
c) Stadium 3
Stadium 3 disebut juga dengann gout interitis yang merupakan tahapan dari
interkronis. Pada stadium ini tidak terdapat gejala-gejala tetapi seseorang mengalami
serangan nyeri gout berulang. Nyeri gout berulang lagi dikarenakan tidak diberikan
obat.
d) Stadium 4
Stadium 4 disebut juga dengan stadium kronik, dengan adanya peradangan yang
kronik akibat adanya tumpukan krista-kritas asam urat yang mengakibatkan nyeri,
sakit, kaku, pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.
PENATALAKSANAAN:
a. Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan serangan akut dengan colchine 0.6 mg PO, colchine 1,0 - 3,0 mg (dalam
Nacl/IV), phenilbutazone, Indomethacin
2. Terapi farmakologi (analgetik dan antipiretik)
3. Chochines (oral/IV) tiap 8 jam seklai untuk pencegahan fagositosis dari Kristal asam uarat
oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
4. Nosteroid, obat – obatan anti inflamai (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
5. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asma urat dan untuk mencegah
serangan.
6. Uricosuric untuk meningkatan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat.
7. Terapi pencegahan dan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan probenezid 0.5 g/hari
atau sulfinpyarazone (Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau
menurunkan pembentukan asam urat dengan allopurinol 100 mg 2x/hari.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Anjurkan pembatasan asupan purin : hindari makan yang mengandung purin
yaitu jeroan (jantung, hati, lidah, ginjal, usus) sarden, kerang, ikan herring, kacang-
kacangan, bayam, udang dan daun melinjo.
2. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : jumlah asupan kalori harus benar
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
3. Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatan
pengeluaran asam urat melalui urine.
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Pemeriksaan laboraturium
a. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu ≥6 mg % normalnya
pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa cairan
berwarna putih seperti susu yang sangat kental sekali.
c. Pemeriksaan dareah lengkap
d. Pemeriksaan ureua dan kreatinin
1) Kadar ureua dalam darah normal : 5-20 mg/dl
2) Kadar kreatinin dalam darah normal : 0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaan fisik
KOMPLIKASI:
1. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis danulkus peptik
yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasinonsteroid (OAINS)
atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifyngantirhematoid drugs, DMARD)
yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada rheumatoid artritis.
2. Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar debedakan
antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati
akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
3. Deformitas (perubahan bentuk sendi yang terjadi akibat serangan berulang yang
akhirnya merusak kartilago artikuler (tulang yang berada disekitar sendi).
4. Batu ginjal
5. Gagal ginjal kronis
6. Hipertensi
FORMAT PENGKAJIAN
INDIVIDU
Genogram :
Keterangan
: Pasien
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Petani
Alamat Pekerjaan : persawahan Desa Bendo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri
Berapa Jarak Dari Rumah : 500 M
Alat Tarnsportasi : Sepeda
Pekerjaan Sebelumnya : petani
Berapa Jarak Dari Rumah : 500 M
Alat Tarnsportasi : Sepeda
Sumber-Sumber Pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan : Ny. T mendapatkan pendapata dari hasil panen di
sawah dan mendapatkan bantuan dari desa ( PKH )
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe Tempat Tinggal : Pedesaan
Jumlah Kamar :5 Jumlah Tongkat : -
Kondisi Tempat Tinggal : bersih, rapi an nyaman
Jumlah orang yang tinggal di rumah : Laki-laki = 2 orang / Perempuan = 3 orang
Derajat Privasi : Ny. T menceritakan tentang keadaan kesehatannya kepada suami, anak dan cucunya
Tetangga Terdekat : Tn. W dan Ny. S
Alamat/Telepon :-
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Ny. T menyukai kegiatan bercocok tanam di sawah milik nya
Keanggotaan Organisasi : Ny. T mengikuti kegiatan posyandu lansia , mengikuti jamaah yasin yang ada
di desa
Liburan / Perjalanan : Ny. T baru baru ini kerumah saudaranya
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Bidan desa
Jarak dari rumah : 2 Km
Rumah Sakit : RSUD Kabupaten Kediri Jaraknya : 5 Km
Klinik : Klinik Sejahtera Jaraknya : 3,5 Km
Pelayanan Kesehatan di rumah : Puskesmas Bendo
Makanan yang dihantarkan : Sayur, nasi dan lauk
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : Ny. T masih bisa melakukan kegiata sehari – hari dengan
mandiri, ketika Ny. T sakit keluarga yang merawat
Lain – lain :-
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Ny. T tidak ada ritual tertentu, hanya melakukan sholat 5 waktu
Yang lainnya :-
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Pasien mengatakan riwayat asam urat, tekanan darah tinggi
dan vertigo hampir 3 bulan terakhir yang sering kambuh adalah asam urat dan darah tinggi.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Pasien mengatakan riwayat asam urat, tekanan darah tinggi
dan vertigo.
Keluhan Utama : Ny. T mengatakan nyeri pada persedian di bagian lutut.
Provokative / Paliative : Ny. T mengatakan nyeri karena kadar asam urat yang terlalu tinggi
Quality / Quantity : Ny. T mengatakan nyeri nya seperti kaku dan kesemutan
Region : Ny. T mengatakan nyeri pada sendi kaki
Severity Scale : Ny. T mengatakan skala nyeri 7
Timming : Ny. T mengatakan nyeri muncul saat melakukan aktivitas
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Ny. T belum memahami tentang penyakit asam
urat, ketika nyeri sendi keluarga Ny. T membelikan obat di toko, kemudian jika tidak berkurang langsung
membawa ke mantri terdekat, karena Ny. T dan keluarga belum mengetahui cara perawatan mandiri untuk
mengurangi nyeri persendian
OBAT – OBATAN
Eliminasi : Kurang terpenuhi, Ny. T mengatakan sering konstipasi, kadang-kadang BAB 2 kali dalam 1 minggu
Aktivitas : Mandiri, jika sakit aktivitas dibantu anaknya
Istirahat & Tidur : Tidak terpenuhi, Ny. T mengatakan sulit tidur lagi jika sudah terbangun, kualiatas tidunya hanya 3-5 jam dalam sehari.
Personal Hygiene : Terpenuhi, dengan berkumur. Ny.T tidak menggosok gigi karena giginya sudah habis
Seksual :-
Rekreasi : : Hiburan Ny. T dengan menonoton tv, untuk bepergianya hanya ketika idul fitri dan saat ada acara besar di rumah saudaranya. Ny. T tidak pernah berlibur
ketempat wisata atau hanya sekedar jalan-jalan.
Psikologis : Terganggu
Persepsi Klien : Ny. T mengatakan bahwa penyakit yang dialaminya karena Ny. T sudah tua.
Konsep diri : Konsep diri yang dimiliki Ny. T baik, Ny. T tetap menjadi pribadi yang mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain, dalam mengurus dirinya sendiri Ny. T
melakukannya secara mandiri.
Emosi : Kondisi emosi Ny. T stabil, jarang marah-marah, tetapi kadang-kadang jika cucunya bandel Ny. T marah.
Adaptasi : Adaptasi dengan lingkungan kurang baik, Ny. T lebih sering di rumah dan di sawah dan merasa malas kerumah tetangga.
Mekanisme Pertahanan Diri : Ny. T memiliki mekanisme koping yang efektif. Ny. T selalu bercerita kepada anaknya jika terjadi sesuatu terhadapnya.
J. TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : Kondisi umum baik, kulit berkeriput, bibir kering, ketika berkomunikasi kadang Ny. T bingung dan
harus diterjemahkan ke dalam bahasa jawa terlebih dahulu.
Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Sumnolen, Suporus, Coma
Skala Koma Glasgow :Verbal = 5 Psikomotor = 6 Mata = 4 (15)
Tanda-Tanda Vital : Pols =80 x/mnt Temp = 36,2°c RR = 22x/mnt Tensi = 130/90 mmHg
1. Kepala : Kepala simetris, tidak ada benjolan, rambut beruban dan mudah rontok, kulit kepala bersih, tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata, Telinga, Hidung :
Mata :Mata simetris, konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pengelihatan sedikit menurun, kulit mata menggendur
kebawah, tidak dijumpai tanda-tanda timbulnya katarak, mata terlihat sayu.
Telinga :Simetris, telinga bersih, rambut telinga panjang, pendengaran sedikit berkurang.
3. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis. Kadang-kadang leher
terasa kaku dan pegal.
4. Dada & Punggung :
Dada :Simetris, tidak ada nyeri dada, tidak ada benjolan.
- Jantung: I: Simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada benjolan.
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Pekak
P: Resonan
A: Vasikuler
Punggung :Tegap, tidak ada benjolan, terdapat nyeri pada punggung atas dan bawah, dengan skala 4, muncul apabila ada gerakan.
5. Abdomen & Pinggang :
Abdomen: I: Perut simetris, tidak ada asites, kulit mengeriput
P:Tidak ada nyeri tekan
P: Tympan
12. Sistem Penciuman : Ny. T masih bisa membedakan bau-bauan dengan baik
13. Tactil Respon : Normal, getaran masih terasa
K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Benar Salah No. Pertanyaan Jawaban
v 01 Tanggal berapa hari ini ? 19
v 02 Hari apa sekarang ? Rabu
Apa nama tempat ini ? Rumah sakit RSUD Kab.
v 03
Kediri
Dimana alamat anda ? Desa Bendo, Kecamatan
v 04
Pare, Kabupaten Kediri
Jadi skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu salah 2 sehingga dapat disimpulkan
bahwaNy. T memiliki fungsi Intelektual yang utuh
2. Mini-Mental State Exam (MMSE)
No. AspekKognitif NilaiMaksimal NilaiKlien Kriteria
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
1. Tahun
2. Musim
3. Tanggal
4. Hari
5. Bulan
2. Orientasi Registrasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
1. Negara : tidak tahu (salah)
2. Provinsi
3. Kabupaten
4. Kecamatan
5. Desa
Sebutkan tiga nama obyek ( kursi,meja,kertas) kemudian di
3 3 tanyakan kepada klien, menjawab :
6. Kursi
7. Meja
8. Kertas
. Perhatian dan kalkulasi 5 2 Meminta klien berhitung dari 100,kemudian di kurangi 7 sampai
lima tingkat.
Ex.100,93,86
No Pernyataan Ya Tidak
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau kesenangan akhir-akhir ini ? V
8. Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ? V
10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu untuk berbuat apa-apa ? V
11. Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan gelisah ? V
12. Apakah bapak/ibu senang tinggal dirumah daripada keluar rumah dan mengerjakan sesuatu ? V
3. G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman )
saya menerima & mendukung keinginan 1
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru.
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga ( temanteman
) saya mengekspresikan afek dan 1
berespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai.
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman
saya
dan saya menyediakan waktu bersama 1
sama
mengekspresikan afek dan berespon
Jumlah 5
Analisa Hasil :
Skor 8-10 : Fungsi Sosial Normal
Skor 5-7 : Fungsi Sosial Cukup
Skor 0-5 : Fungsi Sosial Kurang/ suka menyendiri
Jadi skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 5 sehingga dapat disimpulkan
bahwaNy. T memiliki fungsi social cukup
L. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : Belum ada pemeriksaan Laboratorium
2. Radiologi : Belum ada pemeriksaan Radiologi
3. EKG : Belum ada pemeriksaan EKG
4. USG : Belum ada pemeriksaan USG
5. CT – Scan : Belum ada pemeriksaan CT-Scan
6. Obat-Obatan : Indometasin, Naproksen, Celecoxib
ANALISA DATA
INTERVENSI RASIONAL
Health Education Health Education
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri. Memberikan edukasi tentang cara memanajemen rasa nyeri yang tepat untuk mengurangi
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri. resiko nyeri yang ditumbulkan akibat gerakan tidak sadar saat tidur, sehingga kualitas tidur
3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat . klien terpenuhi
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
Tindakan Keperawatan
5. Berikan terapi nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis; TENS, Tindakan Keperawatan
hipnotis, akupresurea, terapi musik, biofeedbeck, terapi pijat, aromaterapi, teknik Mengaplikasikan strategi meredakan nyeri diharapkan dapat mengurangi nyeri sehingga
imajinasi terbimbing, kompres hangat dan dingin, terapi bermain). klien dapat tidur kembali
6. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis; suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan).
7. Fasilitasi istirahat dan tidur.
8. Pertimbangkan jenis dari sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Observasi Monitoring
9. Identifikasi respon nyeri non verbal.
10. Identivikasi faktor yang memperkuat dan memperingan nyeri. Observasi Monitoring
11. Identifikasi nyeri terhadap kualitas hidup. Melakukan observasi terhadap skala nyeri setelah dilakukan manajemen nyeri sehingga
12. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan kebutuhan tidur terpenuhi
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu Kolaborasi
Berkolaborasi dengan tim kesehatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Kunjungan Implementasi Keperawatan
1. Nyeri Akut ( D.0077 ) 19 Mei 2021
1. Informed Consent
07.00 WIB 2. BHSP
07.05 WIB 3. Melakukan pengkajian data umum pasien, riwayat penyakit, status kognitif,
07.10 WIB mental dan perubahan psikologis pada lansia serta kondisi lingkungan
4. Melakukan pemeriksaan fisik pasien
5. Mengkaji keluhan pasien (pasien mengeluh nyeri di persendian dan punggung)
6. Mengkaji skala nyeri (skala nyeri 7)
7. Mengukur TTV Ny. T
07.35 WIB TD: 130/90mmHg
07.55 WIB N : 80x/mnt
RR: 22x/mnt
S :36,2oC
08.05 WIB 8. Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk meredakan nyeri
08.15 WIB 9. Melatih terapi relaksasi nafas dalam (tarik nafas 3x, ditahan, kemudian
dihembuskan dan diulang sebanyak 5 kali)
10. Menganjurkan pasien untuk melakukan teknik nafas dalam ketika merasakan
nyeri
11. Melakukan kontrak waktu
08.30 WIB
08.40 WIB
08.50 WIB
09.05 WIB
2. Gangguan Pola Tidur 19 Mei 2021
( D.0055 ) 09.30 WIB 1. Mengkaji keluhan pasien (sulit untuk tidur
kembali jika terlanjur kebangun)
09.50 WIB 2. Menganjurkan pasien untuk memposisikan diri
dengan nyaman sebelum tidur untuk
meminimalisir gerakan yang tidak disadari
3. Menganjurkan pasien untuk segera mengatsi
10.05 WIB rasa nyeri bila merasakan nyeri
4. Memberikan edukasi tentang kebutuhan
istirahat tidur
10.25 WIB 5. Melakukan kontrak untuk pertemuan yang akan
datang
10.55 WIB
EVALUASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Kunjungan Implementasi Keperawatan
1. Nyeri Akut ( D.0077 ) 20 Mei 2021
07.00 WIB 1. Mengobservasi TTV Ny.T
TD: 136/94 mmHg
N: 90 x/mnt
RR: 18x/mnt
07.15 WIB 2. Mengobservasi keluhan pasien (pasien masih mengeluh
nyeri, tetapi sudah lumayan berkurang).
3. Mengidentifikasi kembali skala nyeri (skala nyeri 3) .
07.25 WIB 4. Menganjurkan pasien untuk melakukan masase atau
pemijatan pelan-pelan pada saat muncul rasa nyeri .
07.30 WIB 5. Meminta pasien untuk menyebutkan teknik meredakan
nyeri
6. Mempraktekkan kembali cara yang sudah diberikan
kepada pasien.
07.50 WIB 7. Terminasi pertemuan terakhir.
08.05 WIB
08.25 WIB
2. Gangguan Pola Tidur 20 Mei 2021
( D.0055 ) 09.00 WIB 1. Menggali informasi tentang kemampuan tidur tadi
malam (pasien mengatakan tidur dari jam 21.00,
kemudian terbangun pukul 23.30 kemudian tidur
lagi sampai kira-kira pukul 02.00).
2. Melakukan pengukuran TTV
TD: 140/108 mmHg
09.15 WIB N: 92 x/mnt
S : 37,8ºC
RR: 18 x/mnt
3. Menganjurkan untuk memanajemen nyeri,
memfasilitasi lingkungan yang nyaman,
09.30 WIB pencahayaan yang nyaman.
4. Menganjurkan untuk mengatur posisi dengan
nyaman.
09.50 WIB 5. Melakukan terminasi pertemuan terakhir.
10.00 WIB
EVALUASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Kunjungan Evaluasi TTD
1. Nyeri Akut 20 Mei 2021 S:
( D,0077 ) 13.00 WIB - Pasien masih mengeluh nyeri, tetapi sudah
lumayan berkurang.
O:
- Pasien masih sedikit tampak meringis seperti
menahan sakit.
- Skala nyeri 3
- TTV
TD: 130/95 mmHg
N: 88 x/mnt
S : 36,7 ºC
RR: 20 x/mnt
A:
- Masalah Nyeri Akut Sebagian Sudah Teratasi
P:
- Intervensi dihentikan.
1. Gangguan Pola Tidur 20 Mei 2021 S:
( D.0055 ) 14.00 WIB - Pasien mengatakan bisa tidur walaupun hanya
sebentar.
O:
- Mata pasien masih tampak sedikit sayu.
- Kualitus tidur pasien sudah mulai maksimal.
- Pasien masih kooperatif
- TTV Ny. T
TD: 130/95 mmHg
N: 92 x/mnt
S : 36,7ºC
RR: 18 x/mnt
A:
- Masalah Gangguan Pola Tidur Sebagian Sudah
Teratasi,
P : Intervensi Dihentikan dan menunggu besok untuk
pulang setelah di cek oleh dokter.
TERIMAKASIH……….