Anda di halaman 1dari 9

WIDENING (Analisis Perluasan

Makna) dalam Alquran


WIDENING dalam semantik
1. Perluasan
2. Pergeseran
3. Perubahan
4. Perkembangan
WIDENING dengan makna PERKEMBANGAN

Bahasa bersifat dinamis karenanya tidak ada yang tetap


(statis), tanpa adanya perubahan dari asalnya
Bahasa akan mengalami perkembangan secara terus-
menerus sesuai dengan perkembangan zaman dan pemikiran
manusia.
Perkembangan tersebut dapat terjadi pada semua komponen
bahasa, terutama komponen kosakata.
Perkembangan makna adalah cara paling sederhana, paling
khas, dan mungkin paling memadai dalam mewadahi
kemajuan peradaban dan pemikiran manusia sebagai
pengguna bahasa.
Penyebab perkembangan makna

1. Sebab-sebab yang Bersifat Kebahasaan (‫أسباب‬


‫) لغوية‬
2. Sebab-sebab Historis ‫)) أسباب تاريخية‬
3. Sebab-sebab Sosial ( ‫) أسباباجتماعية‬
Sebab-sebab yang Bersifat Kebahasaan ( ‫) أسباب لغوية‬

Faktor ini erat hubungannya dengan perubahan aspek


fonologi, morfologi dan sintaksis.
aspek fonologi misalnya, kata ‫ نصر‬yang berarti „menolong‟
akan berubah maknanya menjadi „melihat‟ jika fonem \‫\ن‬
yang terletak di awal kata tersebut diubah menjadi fonem
\‫ \ب‬menjadi ‫بصر‬
aspek morfologi, misalnya kata ‫ ذكر‬yang berarti „menyebut‟
atau „mengingat‟ akan berubah maknanya menjadi „saling
mengingatkan, bermusyawarah atau berdiskusi‟ jika kata
‫ذكر‬mendapat infiks huruf alif ((‫ ا‬sehingga menjadi ‫ذاكر‬
aspek sintaksis, misalnya kata‫ض َرَب‬
َ yang bermakna
„memukul‟, jika dibaca‫ض َِرب‬
ُ maka maknanya berubah menjadi
„dipukul‟, atau berubah dari makna aktif menjadi pasif.
Proses penularan makna (contagion / ‫العدوى اللغوية‬
dalam arti makna sebuah kata mungkin dialihkan
kepada kata yang lain hanya karena kata-kata itu
selalu hadir bersama-sama dalam banyak konteks.
misalnya, jika orang bertanya “apa arti kata itu ?”,
jawaban yang diperoleh mungkin “tidak tahu”. Kedua
kata itu sudah begitu akrab, sehingga pemakai
bahasa Indonesia dialek Jakarta menyatukan
keduanya, jika tidak tahu mereka menjawab “tahu”
atau “tau” dengan intonasi tertentu. Ini berarti
bahwa tahu, yang semula bermakna positif sekarang
bermakna negatif, yaitu “tidak tahu”, atau makna
negatif “tidak” masuk kedalam ‘tahu’.
Sebab-sebab Historis ( ‫) أسباب تاريخية‬

Sebab-sebab historis berkaitan dengan penciptaan dan


penemuan hal-hal baru yang menyangkut benda, lembaga,
gagasan, dan menyangkut konsep ilmiah, karena benda,
lembaga, pikiran, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan
tersebut terus berkembang sesuai dengan zamannya.
Produk-produk baru juga memerlukan nama baru, sedangkan
sejumlah kata menghilang dari kosakata sekarang karena
jenis benda atau cara berprilaku yang diacu oleh kata-kata
tersebut telah menjadi kuno. Semua perkembangan atau
perubahan tersebut memerlukan bahasa sebagai sarana
komunikasi dan perekam kemajuan kebudayaan.
Contoh:
a. Penciptaan dan Penemuan Benda Baru: ‫سيارة‬
b. Penamaan Institusi:,‫ مجلس‬, ‫ مركز‬,‫ مكتب‬, ‫ جامعة‬,‫ديوان‬
‫مجمع‬
c. Penemuan Ide-ide Baru: dwifungsi, legitimasi,
nepotisme, kolusi, paradigma, talenta, reformasi.
d. Konsep-konsep Ilmu Pengetahuan: kata „sastra‟
semula bermakna „huruf‟ kemudian berubah
makna menjadi „bacaan, buku‟, atau dapat juga
disebut „karya bahasa yang bersifat imajinatif
dan kreatif‟
Sebab-sebab Sosial (‫) أسباباجتماعية‬
Dua gejala perkembangan atau perubahan makna yang
berhubungan dengan pengaruh sosial adalah
generalisasi dan spesialisasi.
Contoh: Kata ‫ الفراني‬yaitu jenis makanan ringan (snack)
yang dipanggang dalam oven. Dalam perkembangan
selanjutnya, kata ini mengalami spesialisasi makna, yaitu
hanya terbatas pada roti yang dipanggang dalam oven.
Kata ‫ المنيحة‬yang pada awalnya hanya bermakna
pemberian berupa unta atau domba betina untuk
diminum susunya, kemudian mengalami perkembangan
makna sehingga setiap jenis pemberian disebut dengan
‫( المنيحة‬pemberian, donasi).

Anda mungkin juga menyukai