Anda di halaman 1dari 291

STUDI KELAYAKAN BISNIS

DOSEN PENGAMPU:
EKO NARTO UTOMO ST., SE., MM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


(UMT)
PENGERTIAN UMUM
STUDI KELAYAKAN BISNIS (SKB)
LATAR BELAKANG
Ketidakpastian di masa yang akan datang akan
selalu mengintai berbagai bidang kehidupan yang
akan berdampak pada dunia bisnis.
Perencanaan yang dibuat bisa saja tidak mencapai
sasaran dan bisa berakibat pada resiko kerugian.
Studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-
hal yang akan menjadi peluang/penghambat dalam
investasi yang akan dijalankan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 4)
LANJUTAN ...

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai


dengan tujuan yang diinginkan, maka apabila akan
melakukan investasi, apapun yang menjadi tujuan
perusahaan (profit, sosial, maupun gabungan dari
keduanya), sebaiknya didahului dengan suatu studi.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi
yang akan ditanamkan layak/tidak layak, atau
memberikan manfaat atau tidak.
Kasmir dan Jakfar (2014: 2)
PERBEDAAN PERUSAHAAN DAN BISNIS

 Perusahaan: sebuah organisasi yang memproses


perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi
menjadi barang/jasa untuk memuaskan kebutuhan
para pembeli dan diharapkan akan mendatangkan laba
bagi pemiliknya (Raymond E. Glos)
 Bisnis: sebuah kegiatan yang diorganisasikan oleh
orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang
perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan
industri di mana perusahaan berada) dalam rangka
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Husein Umar (2015: 4)
KONSEP KOMPONEN BISNIS

P1: Pasar
P4 P3 P2: Perusahaan
P3: Persaingan aspek
eksternal lainnya
P4: Perubahan

P1 P2 P4
P4

Sumber: Husein Umar (2015: 5)


DEFINISI SKB
Kasmir dan Jakfar (2014: 7), SKB adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Suliyanto (2010: 3), SKB merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis
layak untuk dilaksanakan karena akan mendapatkan
manfaat yang lebih besar bagi semua pihak
(stakeholder) atau tidak layak karena dampak negatif
yang ditimbulkannya.
TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

1) Menghindari risiko kerugian


2) Memudahkan perencanaan
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
4) Memudahkan pengawasan
5) Memudahkan pengendalian
Kasmir dan Jakfar (2014: 13)
INVESTASI
Investasi merupakan bagian output yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan swasta
guna menghasilkan output di masa mendatang
(Krugman dan Obstfeld)
Investasi pada hakekatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa
mendatang (Abdul Halim).
dalam Fahmi (2014: 8)
TUJUAN INVESTASI
1) Terciptanya keberlanjutan dalam investasi tersebut
2) Terciptanya profit yang maksimum
3) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang
saham
4) Turut memberikan andil bagi pembangunan
bangsa
Fahmi (2014: 8)
BENTUK-BENTUK INVESTASI
1) Real investment (investasi nyata), secara umum
melibatkan aset berwujud (fixet asset) seperti
tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
2) Financial investment (investasi keuangan), investasi
dalam kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi
(bond), atau surat berharga lainnya.
Kedua bentuk investasi tersebut bersifat saling
melengkapi (komplementer)
Kasmir dan Jakfar (2014: 5)
PROYEK
Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai
sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah
(organisasi) tertentu, dalam jangka waktu tertentu untuk
melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya
atau untuk mencapai sasaran tertentu.
Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai
bidang seperti pembangunan fasilitas baru, perbaikan
fasilitas yang sudah ada, penelitian dan pengembangan
(terhadap penomena di masyarakat).
Kasmir dan Jakfar (2014: 6)
PENYEBAB TIMBULNYA PROYEK
Pada prakteknya disebabkan oleh:
1) Adanya permintaan pasar (menyediakan keinginan
masyarakat)
2) Untuk meningkatkan kualitas produk (menghadapi
persaingan)
3) Kegiatan pemerintah (memenuhi kebutuhan
masyarakat akan suatu produk atau jasa)
Kasmir dan Jakfar (2014: 6)
RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN)
Merupakan dokumen tertulis yang mendeskripsikan masa
depan bisnis yang akan dimulai, yang meliputi apa,
bagaimana, siapa, kapan, dan mengapa sebuah bisnis
dijalankan.
Biasanya digunakan oleh wiraswastawan yang mencari
dan menyampaikan visi mereka kepada calon investor,
atau sering digunakan oleh perusahaan untuk menarik
karyawan penting, prospek bisnis baru, berhubungan
dengan pemasok, atau diberikan pada siapapun agar
pengelola dapat mengelola perusahaan dengan baik.
Suliyanto (2010: 3)
PERBEDAAN SKB DENGAN RENCANA BISNIS
FAKTOR PEMBEDA STUDI KELAYAKAN BISNIS RENCANA BISNIS

Jenis data Menggunakan data estimasi Menggunakan data


empiris perusahaan
Sumber data Data eksternal Data Internal
Penyusun Pihak eksternal (independen) Pihak internal yang lebih
mengetahui
Tujuan Menilai kelayakan sebuah ide Membuat rencana bisnis
bisnis yang akan datang
Waktu Lama karena data dari Relatif sebentar karena
berbagai sumber data dari internal
Biaya Relatif besar Tidak terlalu besar
INTENSITAS SKB TERGANTUNG BEBERAPA HAL

a) Besar kecilnya dampak yang dapat


ditimbulkan
b) Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis
c) Banyak sedikitnya investasi yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu
bisnis.
Suliyanto (2010: 5)
PIHAK YANG MEMBUTUHKAN STUDI KELAYAKAN

a) Pelaku bisnis/Manajemen perusahaan


b) Investor
c) Kreditor
d) Pemerintah
e) Masyarakat
Suliyanto (2010: 6)
ORIENTASI SKB

 Orientasi laba, yaitu studi yang


menitikberatkan pada keuntungan ekonomis
 Orientasi sosial, studi yang menitikberatkan
suatu proyek bisa dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
Sunyoto (2014: 3)
KONSEP SKB

SKB merupakan alat yang secara sadar


dirancang untuk merealisasikan temuan-temuan
baru atau usaha-usaha baru dan pengembangan
dari usaha yang sudah ada secara objektif
didasarkan pada penilaian yang didukung oleh
data yang lengkap dan dijamin keabsahannya,
serta dikaji dan dibahas oleh para ahli yang
kompeten untuk tujuan tersebut.
Sunyoto (2014: 3)
RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS

Manaj. Pemasaran

STUDI KELAYAKAN BISNIS


Manaj. Operasional

LAYAK/TIDAK LAYAK
Manaj. Keuangan

INOVASI
Lingk. & Masyarakat
Ketent. Pemerintah
Ilmu-ilmu Dasar
Ahli Teknik

. Sumber: Sofyan dalam Sunyoto (2014: 4)


KONTRIBUSI DISIPLIN ILMU PADA SKB
Kontribusi ilmu pemasaran:
1) Analisis permintaan dan penawaran
2) Mencari pasar dan menghitung pasar potensial,
permintaan efektif, segmen pasar
3) Analisis persaingan
4) Pemilihan strategi persaingan
Manfaatnya: untuk mengetahui dan menilai apakah
produk yang dihasilkan dapat diterima dan diserap
oleh pasar.
Sunyoto (2014: 4)
LANJUTAN ...

Kontribusi Manajemen SDM


1) Struktur organisasi
2) Analisis jabatan
3) Proses rekrutmen
4) Teknik pemberian kompensasi
5) Teknik pemberian motivasi
6) Pemeliharaan karyawan
Manfaatnya: untuk menilai kapabilitas tim dan
menempatkan orang pada tempat yang tepat.
Sunyoto (2014: 4)
LANJUTAN ...

Kontribusi Manajemen Keuangan:


1) Menentukan modal kerja
2) Menentukan modal investasi
3) Menilai arus kas
4) Membuat proyeksi rugi/laba dan neraca perusahaan
5) Mengetahui tingkat pengembalian modal
6) Mengetahui profitabilitas, likuiditas, dan rentabilitas
Manfaat: untuk mengetahui apakah bisnis yang akan
dijalankan menguntungkan atau tidak.
Sunyoto (2004: 5)
LANJUTAN ...

Kontribusi Manajemen operasional:


1) Pemilihan desain produksi
2) Penghitungan kapasitas perusahaan
3) Pemilihan mesin, teknologi, dan peralatan
4) Penentuan lokasi usaha
5) Penataan layout mesin, bangunan, dan fasilitas
6) Penghitungan skala produksi yang ekonomis
Manfaatnya: untuk mengetahui dan menilai apakah
barang dan jasa diproduksi secara efektif dan efisien.
Sunyoto (2014: 5)
LANJUTAN ...

Kontribusi aspek hukum dalam bisnis:


1) Memilih badan hukum yang tepat
2) Menentukan prosedur pendirian
3) Menilai apakah usaha yang akan dijalankan
melanggar ketentuan hukum.
Manfaat: untuk menilai bentuk organisasi yang tepat.
Sunyoto (2014: 5)
LANJUTAN ...

Kontribusi ilmu sosial dan lingkungan:


1) Dampak pencemaran lingkungan (AMDAL)
2) Penyerapan tenaga kerja
3) Dampak sosial
Manfaatnya: untuk menilai dampak pencemaran dan
pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat
Sunyoto (2014: 5)
Aspek Pasar dan
Neraca
Pemasaran
Laporan Laba/Rugi
Asset Kewajiban
Aspek Hukum
Penjualan (XXX) Modal
Aspek
Lingkungan Biaya (XXX) Aliran Kas

Aspek Teknis Kas Masuk XXX


Laba/Rugi (XXX)
dan Teknologi
Kas Keluar (XXX)
Aspek Manajemen
dan SDM Aspek Keuangan
Kas Bersih (XXX)
(NPV, PP, IRR, dll)

Keterkaitan antaraspek dalam SKB (Supriadi dalam Suliyanto , 2010: 10)


LANGKAH-LANGKAH SKB

PENEMUAN IDE MELAKUKAN STUDI

MEMBUAT DESAIN
BISNIS PENDAHULUAN

KELAYAKAN
STUDI
ANALISIS DAN
PENGUMPULAN
INTERPRETASI
DATA
DATA

PENYUSUNAN LAPORAN
MENARIK KESIMPULAN STUDI KELAYAKAN
DAN REKOMENDASI BISNIS
Sumber: Suliyanto (2010: 7)
LANJUTAN ...
Penemuan ide bisnis; munculnya peluang bisnis
yang bersumber dari bacaan, hasil pengamatan,
informasi dari orang lain, media massa, atau
pengalaman.
Melakukan studi pendahuluan; gambaran umum
dari peluang bisnis, prospek dan kendala. Jika
berdasarkan studi pendahuluan menemui kendala
yang besar tidak perlu dilanjutkan tapi bila memiliki
prospek yang baik maka proses dilanjutkan dengan
tahap berikutnya.
LANJUTAN ...
Membuat desain studi kelayakan; menentukan aspek-
aspek yang akan diteliti, responden, teknik
pengumpulan data, penyusunan kuesioner, alat
analisis data, penyusunan anggaran, penentuan
desain laporan akhir
Pengumpulan data; melalui observasi, wawancara,
maupun kuesioner. Sumber data dapat berupa data
primer atau sekunder.
Analisis dan interpretasi data; dengan menggunakan
analisis kualitatif atau kuantitatif
LANJUTAN ...
Menarik kesimpulan dan rekomendasi; hasil analisis
data untuk memutuskan layak atau tidak layak
berdasarkan setiap aspek yang diteliti. Rekomendasi
memberikan arahan dan petunjuk tentang tindak
lanjut ide bisnis yang akan dijalankan.
Penyusunan laporan SKB; disesuaikan dengan
pihak-pihak yang akan menggunakan SKB, anggaran
penyusunan laporan juga harus dipertimbangkan.
Suliyanto (2010: 7)
DESAIN STUDI KELAYAKAN
MEMBUAT DESAIN STUDI KELAYAKAN

Desain studi kelayakan meliputi penentuan


aspek-aspek yang akan diteliti, responden,
teknik pengumpulan data, penyusunan
kuesioner, alat analisis data, penyusunan
anggaran, penentuan desain laporan akhir.
Suliyanto (2010: 8)
TUJUAN DESAIN STUDI KELAYAKAN BISNIS
Mengungkap apa yang perlu diperhatikan dalam menyusun
laporan studi kelayakan (aspek-aspek apa saja yang perlu
diperhatikan).
Penting:
 Sejauh mana aspek-aspek yang mempengaruhi proyek
bisnis diteliti sehingga bisa menggambarkan kelayakan
masing-masing aspek.
 Alat dan kerangka analisa disiapkan, data dan sumber
data ditentukan.
Husnan dan Suwarsono (2014: 14)
IDENTIFIKASI KESEMPATAN USAHA
1. Identifikasi, sponsor merasa/melihat peluang investasi
yang menguntungkan.
2. Perumusan, menerjemahkan kesempatan investasi ke
dalam rencana yang konkret
3. Penilaian, melakukan analisa terhadap berbagai aspek
4. Pemilihan, memilih dengan mengingat segala
keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai.
5. Implementasi, menyelesaikan proyek bisnis tersebut
dengan tetap berpegang pada anggaran.
Husnan dan Suwarsono (2014: 14)
ASPEK-ASPEK PENILAIAN SKB
ASPEK HUKUM
ASPEK PASAR DAN
PEMASARAN
ASPEK PENILAIAN

ASPEK KEUANGAN
ASPEK
TEKNIS/OPERASI
HASIL STUDI
ASPEK MANAJEMEN
DAN ORGANISASI
ASPEK
EKONOMI/SOSIAL
ASPEK AMDAL
Sumber: Kasmir dan Jakfar (2014: 18)
SISTEMATIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS

Dalam menyusun sebuah SKB harus meliputi minimal


aspek-aspek berikut:
1) Pendahuluan
2) Aspek pasar dan pemasaran
3) Aspek teknis dan teknologis
4) Aspek organisasi dan manajemen
5) Aspek ekonomi dan keuangan
6) Kesimpulan dan rekomendasi serta lampiran yang
diperlukan.
Ibrahim (1998: 92)
PENDAHULUAN

 Latar belakang masalah yang menguraikan tentang jenis


kegiatan atau gagasan yang akan dilakukan, alasan pemilihan,
dan manfaat yang akan diperoleh.
 Penjelasan produk yang akan dihasilkan dan apakah
merupakan usaha baru atau perluasan
 Uraian tentang benefit yang akan diterima, financial benefit
maupun social benefit
 Tujuan penyusunan studi kelayakan yang berhubungan
dengan kepentingan usaha maupun lembaga yang membiayai
gagasan usaha.
Ibrahim (1998: 92)
ASPEK HUKUM

Bahasan dalam aspek ini adalah kelengkapan dan keabsahan


dokumen perusahaan, mulai dari bentuk usaha sampai
perizinan yang dimiliki, yang merupakan dasar hukum yang
harus dipegang apabila timbul masalah di kemudian hari.
Bertujuan untuk meneliti dan mengantisipasi terjadinya
permasalahan hukum yang menyangkut keabsahan pendirian
perusahaan (bidang bisnis yang didirikan)
Kasmir dan Jakfar (2014: 16)
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
 Peluang pasar (permintaan-penawaran di masa lalu)
 Perkembangan pasar (trend pasar sesuai keadaan
permintaan-penawaran sebelumnya, dan kendala
yang dihadapi)
 Penetapan pangsa pasar berdasarkan peluang yang
dapat dimanfaatkan berdasarkan proyeksi
permintaan-penawaran
 Strategi pemasaran (marketing mix)
LANJUTAN ...

Tujuan penelitian aspek pasar dan pemasaran adalah


untuk mengetahui:
a) Peluang pasar: seberapa besar potensi pasar, dan
seberapa besar market share yang dikuasai pesaing.
b) Strategi pemasaran: untuk menangkap peluang
pasar berdasarkan riset pasar (secara langsung ke
lapangan atau melalui data berbagai sumber).
Kasmir dan Jakfar (2014: 16)
ASPEK KEUANGAN
Aspek ini menilai:
a) Besarnya biaya investasi yang akan dikeluarkan
dan sumber biayanya (modal sendiri atau
menyertakan modal asing)
b) Seberapa besar pendapatan yang akan diterima
(menguntungkan atau tidak)
c) Tingkat pengembalian investasi.
Kasmir dan Jakfar (2014: 16)
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

Yang diteliti dalam aspek ini adalah:


1) Lokasi usaha (kantor pusat, cabang, pabrik,
dan gudang)
2) Penentuan layout (gedung, mesin, peralatan,
ruangan, dan perluasan selanjutnya)
3) Penggunaan teknologi (padat karya atau padat
modal).
Kasmir dan Jakfar (2014: 16)
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola


usaha dan struktur organisasi.
 Usaha yang dijalankan akan berhasil bila dijalankan
orang-orang yang profesional, mulai dari
merencanakan melaksanakan sampai dengan
mengendalikan.
 Struktur organisasi yang dipilih harus disesuaikan
dengan bentuk dan tujuan usaha.
Kasmir dan Jakfar (2014: 17)
ASPEK EKONOMI/SOSIAL
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah seberapa
besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut
dijalankan.
 Dampak ekonomi: peningkatan pendapatan
masyarakat (pekerja atau penduduk sekitar lokasi)
 Dampak sosial: tersedianya sarana transportasi,
penerangan, air, sarana kesehatan, sarana
pendidikan, sarana olah raga, dan sarana ibadah.
Kasmir dan Jakfar (2014: 17)
ASPEK LINGKUNGAN

Setiap bisnis atau proyek yang dilakukan akan


berdampak pada lingkungan sekitarnya, baik terhadap
darat, air, dan udara, yang pada akhirnya akan
berdampak pada kehidupan manusia, binatang, dan
tumbuhan yang ada disekitarnya.
Aspek ini berupaya mengkaji untuk meniadakan atau
meminimalkan terjadinya pencemaran lingkungan
Kasmir dan Jakfar (2014: 17)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

 Dalam kesimpulan perlu diuraikan apakah gagasan


usaha yang direncanakan feasible (layak) atau tidak,
ditinjau dari berbagai aspek studi kelayakan yang
telah dilakukan.
 Rekomendasi adalah merupakan saran yang
diberikan pelaku studi kelayakan bagi pihak yang
berkepentingan dengan pelaksanaan proyek, yang
didukung oleh hasil perhitungan dan penilaian.
Ibrahim (1998: 98)
IDENTIFIKASI IDE ATAU
GAGASAN BISNIS
MELAKUKAN IDENTIFIKASI IDE ATAU GAGASAN

• Melakukan survei atau pengamatan langsung ke


lokasi
• Menghimpun seluruh pengalaman mengenai
usaha yang pernah ditekuni
• Mendengar atau melakukan diskusi khusus
mengenai bisnis yang ingin ditekuni
SUMBER IDE ATAU GAGASAN
1. Bacaan
2. Survei
3. Pengalaman
4. Teknologi
5. Kebutuhan pasar
6. Pesaing
7. Saluran distribusi
8. Pemasok
9. Perubahan lingkungan
METODE MENGENALI IDE/GAGASAN

• Inovasi teknologi
• Pencarian langsung (direct search)
• Analisis pemakai akhir
• Metode kreatif
• Aliansi
• Akuisisi
• Lisensi
TEKNIK PENJARINGAN GAGASAN

1. Daftarkan alternatif gagasan yang muncul


2. Tentukan ranking dan bobotnya
3. Hitung total skor (ranking x bobot)
4. Pilihan jatuh pada skor yang paling tinggi
Penentuan ranking dan bobot harus didasari pada
pertimbangan: pasar, modal, keterampilan, teknologi,
dukungan atau keamanan lingkungan, regulasi
pemerintah
PENGUJIAN GAGASAN DARI SEGI PEMASARAN

• Market base data (kumpulan data lengkap yang


menyangkut berbagai aspek penting pemasaran dari
industri di mana pilihan bisnis akan bergerak)
• Analisis permintaan (untuk mengetahui besar
kebutuhan barang/jasa secara ril dalam industri)
• Analisis suplai (jumlah keseluruhan barang/jasa yang
siap memasuki pasar-dalam industri)
• Identifikasi kendala pemasaran (misalnya;
keterbatasan modal, teknologi, kelangkaan bahan
baku atau bahan pengganti, dan lain-lain)
ASPEK HUKUM DALAM SKB
PENGERTIAN ASPEK HUKUM

 Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus


dipenuhi sebelum menjalankan usaha.
 Aspek hukum merupakan aspek yang harus dikaji
pertama kali karena jika ide bisnis sudah tidak layak
menurut aspek yuridis maka tidak perlu dilanjutkan
dengan analisis aspek yang lainnya.
 Oleh karena itu pemahaman terhadap ketentuan
hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah
menjadi sangat penting.
Suliyanto (2010: 15)
TUJUAN ANALISIS ASPEK HUKUM
Secara spesifik tujuan aspek hukum dalam SKB
adalah:
1) Menganalisis legalitas usaha yang akan dijalankan
2) Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum
3) Menganalisis kemampuan untuk memenuhi syarat
perizinan
4) Menganalisis jaminan yang bisa disediakan jika
bisnis akan dibiayai dengan pinjaman.
Suliyanto (2010: 16)
JENIS-JENIS BADAN USAHA
Pemilihan badan usaha didasarkan pada beberapa
pertimbangan:
1. Besarnya modal yang diperlukan
2. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum
dan keuangan
3. Bidang industri yang dijalankan
4. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
Suliyanto (2010: 16)
PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan
pemilikan antara hak milik pribadi dengan hak milik
perusahaan (Indriyo).
Bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan
kegiatan perusahaan, sehingga harta benda milik pribadi
juga merupakan kekayaan perusahaan (Swasta).
Tidak ada peraturan untuk mendirikan perusahaan
perseorangan, yang diperlukan hanya izin dari kantor
perizinan setempat.
dalam Siliyanto (2010: 17)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN P.O.

Kelebihan
 Memiliki kebebasan dalam bergerak
 Pajak rendah karena pemerintah tidak
memungut pajak, tetapi hanya kepada pemilik
 Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan
 Rahasia perusahaan terjamin
 Motivasi usaha yang tinggi
LANJUTAN ...
 Pengambilan keputusan dengan cepat
 Penanganan aspek hukum yang minimal
Kekurangan
 Mengandung tanggung jawab hukum dan
keuangan yang terbatas
 Keterbatasan kemampuan keuangan
 Keterbatasan kemampuan manajerial
 Kontinuitas kerja karyawan terbatas
Suliyanto (2010: 17)
FIRMA
Fa. merupakan perserikatan beberapa pengusaha
swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama (Indriyo).
Merupakan persekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi,
ada beberapa orang bersekutu dengan aktif
mengelola sekaligus memiliki perusahaan
(Manullang).
Suliyanto (2010: 18)
KETENTUAN-KETENTUAN TENTANG FIRMA

 Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang


(Wetboek dan Koophandel): perseroan di bawah firma
adalah suatu persekutuan untuk menjalankan
perusahaan di bawah Nama bersama.
 Pasal 18 Kitab Undang-Undang hukum Dagang
menyebutkan bahwa tiap-tiap anggota saling
menanggung dan semuanya bertanggung jawab
terhadap perjanjian firma tersebut.
LANJUTAN ...

 Pasal 16 dan 18 Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata (Bulgerlijk Wetboek): persekutuan adalah
suatu perjanjian , dimana dua orang atau lebih
sepakat untuk bersama-sama mengumpulkan
sesuatu dengan maksud laba yang diperoleh dibagi
antara mereka.
Suliyanto (2010: 18)
KEUNGGULAN FIRMA

 Penguasaan terhadap keuntungan tinggi meskipun


harus dibagi dengan anggota kongsi yang lain
 Motivasi usaha yang tinggi, meskipun tidak setinggi
perusahaan perseorangan
 Penanganan aspek hukum minimal, meskipun sedikit
lebih rumit dibanding perusahaan perseorangan
karena harus ada kesepakatan antaranggota kongsi
KEKURANGAN FIRMA

 Sering terjadi konflik antaranggota kongsi tentang


keuntungan maupun strategi bisnis
 Mengandung tanggung jawab keuangan tak terbatas,
namun tanggung jawab sudah dapat dibagi dengan
anggota kongsi yang lain
 Keterbatasan kemampuan keuangan
 Keterbatasan kemampuan manajerial
 Kontinuitas kerja karyawan terbatas.
Suliyanto (2010: 18)
PERSERIKATAN KOMANDITER
COMMANDITAIRE VENNOTSCHAP (CV)

 Diatur dalam pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum


Dagang (Wetboek dan Koophandel).
 CV merupakan perserikatan beberapa perusahaan
swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama, di mana sebagian anggota
merupakan anggota aktif yang lainnya merupakan
anggota pasif.
LANJUTAN ...

 Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola


usaha serta bertanggung jawab penuh terhadap
utang perusahaan.
 Anggota pasif hanya menyetorkan modal, tidak ikut
mengelola perusahaan dan bertanggung jawab
sebatas pada modal yang disetorkannya saja.
Suliyanto (2010: 19)
KEUNGGULAN CV

 Penguasaan terhadap keuntungan tinggi meskipun


harus dibagi dengan anggota kongsi yang lain
 Motivasi usaha yang tinggi, meskipun tidak setinggi
perusahaan perseorangan
 Penanganan aspek hukum minimal, meskipun
sedikit lebih rumit dibanding perusahaan
perseorangan.
KEKURANGAN CV
 Mengandung tanggung jawab keuangan sekutu tak
terbatas, meskipun sudah dapat dibagi dengan
anggota sekutu aktif yang lain
 Status hukum CV belum badan hukum, sehingga
sulit mendapatkan proyek-proyek besar
 Tidak dapat dengan mudah mengumpulkan modal
dari sekutunya
 Nama CV sering sama dengan CV lainnya karena
tidak ada pengecekan.
Suliyanto (2010: 19)
PERSEROAN TERBATAS (PT)
 Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta
menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, di
mana perusahaan memberikan kesempatan kepada
masyarakat luas untuk menyertakan modalnya dengan cara
membeli saham perusahaan.
 UU RI No. 1 Tahun 1995 pasal 1: Perseroan Terbatas yang
selanjutnya disebut sebagai perseroan adalah badan usaha
yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya .
Suliyanto (2010: 20)
HAL-HAL PENTING SESUAI UU NO 1 TH 1995 PASAL 1

1) PT merupakan suatu badan hukum perusahaan


untuk melakukan kegiatan
2) Dilakukan berdasarkan perjanjian antara pihak-
pihak yang terlibat
3) Didasarkan atas kegiatan atau usaha tertentu
4) Pendiriannya dengan modal yang terbagi dalam
bentuk saham
5) Harus mematuhi peraturan yang berlaku.
Kasmir dan Jakfar (2014: 27)
JENIS JENIS PERUSAHAAN TERBATAS
 Dari segi kepemilikan:
1) Perseroan Terbatas Biasa
2) Perseroan Terbatas Terbuka
3) Perseroan Terbatas PERSERO
 Dari segi Status:
1) Perseroan tertutup
2) Perseroan terbuka
Kasmir dan Jakfar (2014: 28)
PERSYARATAN MENDIRIKAN PERSEROAN TERBATAS
1) Didirikan minimal oleh dua orang
2) Dituangkan dalam akta notaris
3) Menggunakan bahasa Indonesia
4) Mencantumkan “PT” dalam akta notaris
5) Disahkan oleh menteri Kehakiman
6) Didaftarkan berdasarkan UU Wajib Daftar Perusahaan
7) Diumumkan dalam berita negara
8) Modal dasar minimal 20 juta rupiah
9) Modal ditempatkan minimal 25% dari modal dasar
10) Modal Setor minimal 25% dari modal ditempatkan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 29)
KELEBIHAN PERSEROAN TERBATAS

 Memiliki masa hidup yang tidak terbatas


 Pemisahan kekayaan dan utang-utang pemilik
dengan kekayaan dan utang-utang perusahaan
 Kemampuan keuangan yang sangat besar
 Kemampuan manajerial yang tinggi
 Kontinuitas kerja karyawan yang panjang.
Suliyanto (2010: 20)
KELEMAHAN PERSEROAN TERBATAS
 Pajak yang besar
 Penanganan aspek hukum yang rumit karena
pendiriannya memerlukan akta notaris dan izin
khusus untuk usaha tertentu
 Biaya pembentukan yang cukup tinggi
 Kerahasiaan perusahaan kurang terjamin karena
setiap aktivitas perusahaan harus dilaporkan
kepada pemegang saham.
Suliyanto (2010: 20)
DOKUMEN DAN IZIN USAHA

 Dokumen dan izin usaha bertujuan untuk melindungi


perusahaan dari berbagai hal, dan diperlukan oleh
instansi tertentu sebagai data untuk melakukan
berbagai pengawasan terhadap jalannya kegiatan
perusahaan dari kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
 Dokumen yang harus dimiliki sangat tergantung pada
jenis usaha yang dijalankan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 33)
DOKUMEN YANG DITELITI SESUAI ASPEK
HUKUM
 Bentuk Badan Usaha
 Bukti Diri (Kartu Tanda Penduduk), para pemilik usaha
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dikeluarkan oleh
departemen teknis
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Izin-izin Perusahaan, sesuai bidang usaha dan
dikeluarkan oleh departemen teknis
 Keabsahan dokumen lainnya
Kasmir dan Jakfar (2014: 34)
.
BADAN HUKUM

TANDA DAFTAR
PERUSAHAAN

IZIN-IZIN LAINNYA
NPWP

SURAT IZIN USAHA

IZIN DOMISILI
DOKUMEN-DOKUMEN DALAM ASPEK HUKUM

BUKTI DIRI

IMB
SUMBER DATA DALAM MENGANALISIS ASPEK
HUKUM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Data Primer berupa data tentang tanggapan dan


persetujuan masyarakat sekitar, dan pandangan
hukum dari konsultan hukum
Data sekunder, berupa data literatur tentang hukum
bisnis, perundang-undangan pendirian usaha,
dokumen-dokumen hukum, dan persyaratan untuk
memperoleh perizinan.
Suliyanto (2010: 32)
RESPONDEN/NARASUMBER
 Masyarakat sekitar lokasi
 Praktisi hukum
 Bagian hukum pemerintah daerah yang bersangkutan
 Kantor Pelayanan Perizinan dan Investasi (KPPI) atau
Kantor Penanaman Modal (KPM) daerah yang
bersangkutan
 Perbankan atau lembaga keuangan lainnya untuk
mengetahui jaminan yang diperlukan jika investasi
dibiayai dengan pinjaman.
Suliyanto (2010: 34)
ANALISA DATA

Analisa data yang digunakan adalah analisis kualitatif


dengan membandingkan antara:
1) Ketentuan hukum dengan kemampuan pelaku bisnis
dalam memenuhi ketentuan tersebut
2) Persyaratan perizinan dengan kemampuan pelaku
bisnis untuk memenuhi persyaratan tersebut
3) Persyaratan jaminan dengan kemampuan pelaku
bisnis memenuhi jaminan tersebut jika bisnis dibiayai
dengan pinjaman.
Suliyanto (2010: 41)
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
ANALISIS ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

 Analisis aspek pasar menganalisis jenis yang akan


diproduksi, banyaknya produk yang akan diminta oleh
konsumen, serta banyaknya produk yang ditawarkan
pesaing.
 Analisis aspek pemasaran menganalisis cara atau
strategi agar produk yang dihasilkan dapat sampai ke
konsumen dengan lebih efisien dibandingkan pesaing.
Suliyanto (2010: 81)
TUJUAN ANALISIS ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

1) Menganalisis permintaan atas produk yang


akan dihasilkan
2) Menganalisis penawaran atas produk sejenis
3) Menganalisis ketersediaan rekanan atas
pemasok faktor produksi yang dibutuhkan
4) Menganalisis ketepatan strategi pemasaran
yang akan digunakan.
Suliyanto (2010: 82)
PASAR (SULIYANTO, 2010:83)
 Pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa
oleh pembeli-pembeli potensial.
 Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan
untuk puas, uang untuk berbelanja,dan kemauan untuk
membelanjakannya (Stanton: 1984)
 Pemasaran adalah merupakan sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Stanton: 1984)
STRUKTUR PASAR

a) Pasar persaingan sempurna


b) Pasar persaingan monopolistik
c) Pasar oligopoli
d) Pasar monopoli
Kasmir dan Jakfar (2014: 45)
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
 Jumlah pembeli dan penjual sangat besar
 Penjual (individu) tidak dapat mempengaruhi harga
 Produk yang dihasilkan relatif sama (homogen)
 Perusahaan bebas keluar-masuk industri
 Keuntungan dalam jangka panjang
 Promosi tidak begitu diperlukan, untuk mencari
keuntungan perusahaan harus mampu menentukan
tingkat produksi yang akan dihasilkan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 46)
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
 Terdapat banyak penjual atau perusahaan dan
ukurannya relatif sama besar
 Produk yang dihasilkan berbeda corak dan mudah
dibedakan
 Masuk ke dalam industri ini relatif mudah
 Perusahaan lemah dalam menentukan harga
sehingga untuk memperoleh penjualan yang tinggi
memerlukan promosi yang sangat besar.
Kasmir dan Jakfar (2014: 46)
PASAR OLIGOPOLI
 Pasar oligopoli adalah pasar yang sedikit penjual,
barang yang dijual adalah barang standar (semen,
industri baja) dan barang berbeda corak (mobil).
 Modal yang besar adalah hambatan untuk masuk pasar.
 Untuk meningkatkan penjualan peran iklan sangat
dominan.
 Persaingan bukan pada harga, tapi pada kualitas atau
desain.
Kasmir dan Jakfar (2014: 46)
PASAR MONOPOLI
 Pasar monopoli adalah struktur pasar dengan
hanya satu penjual. Barang yang dihasilkan tidak
mempunyai barang subsitusi.
 Sulit sekali masuk ke pasar karena:
a) Penguasaan bahan mentah oleh pihak tertentu
b) Terdapat skala ekonomi
c) Peraturan pemerintah (hak patent, hak
pengusaha eksklusif).
Kasmir dan Jakfar (2014: 47)
FUNGSI PEMASARAN (SIGIT, 1992)
Dapat digolongkan ke dalam tiga fungsi:
1) Fungsi pertukaran (pembelian, penjualan)
2) Fungsi penyediaan fisik (transportasi,
pergudangan)
3) Fungsi fasilitas (standardisasi,
pembelanjaan/financing, penanggungan
resiko/asuransi, penerangan atau informasi
pasar).
dalam Sunyoto (2014: 34)
KELOMPOK PASAR
Pasar konsumen, pasar tempat individu memperoleh
barang/jasa untuk dikonsumsi.
Pasar industri, pihak pembeli mengelola kembali atau
menyewakan untuk memperoleh keuntungan
Pasar reseller, individu/organisasi melakukan penjualan
kembali barang/jasa yang dibeli untuk keuntungan
Pasar pemerintah, unit-unit pemerintah yang melakukan
pembelian/penyewaan barang/jasa untuk melakukan
fungsi pemerintahan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 47)
TUGAS PEMASARAN BERDASARKAN PERMINTAAN
MENURUT SUNYOTO (2014: 36)

 Permintaan negatif, konsumen tidak suka (negative


demand) > menganalisa penyebab pasar tidak menyukai
produk
 Tidak ada permintaan (no demand) > menemukan cara
menghubungkan produk dengan kebutuhan konsumen
 Permintaan terpendam, kebutuhan konsumen tidak dapat
dipuaskan produk yang ada (latent demand) >
mengembangkan produk untuk memuaskan konsumen
 Permintaan menurun (falling demand) > merangsang
permintaan
LANJUTAN ...
 Permintaan tak beraturan (Irregular demand) >
menyelaraskan dan menyesuaikan pola waktu permintaan
 Permintaan penuh (Full demand) > mempertahankan
permintaan, meningkatkan mutu
 Permintaan tidak sehat/barang terlarang (Unwholesome
demand) > mengingatkan untuk tidak melakukan
permintaan
 Permintaan berlebihan (Overfull demand) > demarketing:
mengurangi permintaan sementara dengan cara
mengurangi promosi dan pelayanan.
MARKETING MIX (4P)

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat


variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-
variabel tersebut adalah:
1. Product (produk)
2. Price (harga)
3. Promotion (promosi)
4. Place (tempat/distribusi)
Suliyanto (2010: 83)
PRODUCT (PRODUK)
Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian,
pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, barang dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu barang konsumsi
(barang yang dibeli untuk langsung dikonsumsikan)
dan barang industri yaitu barang yang dibeli dengan
tujuan untuk diproses lagi.
Suliyanto (2010: 83)
TIGA GOLONGAN BARANG KONSUMSI
1) Barang konvenien (barang umum), yaitu barang yang mudah
pemakaian dan menemukannya.
2) Barang shopping, yaitu barang yang pembeliannya harus dicari
terlebih dahulu dan memerlukan pertimbangan yang matang
dari segi kualitas, harga, kemasan, dsb.
3) Barang spesial, yaitu barang yang mempunyai ciri khas
sehingga hanya tersedia di tempat-tempat tertentu saja.
Suliyanto (2010: 83)
Barang impuls, yaitu produk yang dibeli karena hasrat yang tiba-
tiba, tidak direncanakan, tidak memerlukan pertimbangan yang
rumit. Contohnya barang cemilan.
LANJUTAN ...

1) Strategi pemasaran barang konvenien adalah


strategi distribusi untuk menjaga agar barang
tersebut tersedia dimana-mana.
2) Strategi barang shopping adalah strategi produk dan
harga, kualitas produk harus bagus dan harga
terjangkau.
3) Strategi barang spesial adalah strategi promosi
untuk meyakinkan bahwa barang tersebut sangat
istimewa.
Suliyanto (2010: 84)
KARAKTERISTIK PRODUK JASA

 Tidak dapat diraba


 Tidak dapat dipisahkan
 Sangat beragam
 Tidak dapat disimpan
Bauran pemasaran untuk produk jasa adalah 5P,
yaitu Product, Price, Promotion, Place, People.
Suliyanto (2010: 85)
SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK

Siklus kehidupan produk dibagi menjadi 5 tahap:


1) Tahap perkenalan
2) Tahap pertumbuhan
3) Tahap kedewasaan
4) Tahap kejenuhan
5) Tahap kemunduran
Suliyanto (2010; 85)
TAHAP PERKENALAN

1) Jenis produk masih baru, belum dikenal pasar


2) Pesaing belum ada
3) Penjualan meningkat meskipun kecil
4) Laba yang diperoleh sangat kecil
Strategi marketing mix yang paling ditekankan
adalah strategi promosi.
Suliyanto (2010: 86)
TAHAP PERTUMBUHAN

1) Produk masih baru tapi mulai dikenal


masyarakat
2) Pesaing sudah mulai masuk
3) Penjualan mengalami peningkatan
4) Laba yang diperoleh mulai meningkat
Strategi marketing mix yang paling ditekankan pada
tahap pertumbuhan adalah strategi distribusi.
Suliyanto (2010: 86)
TAHAP KEDEWASAAN

1) Produk sudah dikenal masyarakat dengan baik


2) Pesaing sudah banyak
3) Penjualan mengalami peningkatan
4) Laba sudah sangat tinggi
Strategi marketing mix yang paling ditekankan
pada tahap kedewasaan adalah strategi harga.
Suliyanto (2010: 86)
TAHAP KEJENUHAN
1) Produk yang dihasilkan tidak baru lagi, hampir
semua masyarakat telah mengenalnya dengan baik
2) Penjualan masih meningkat dengan pertumbuhan
yang menurun
3) Pesaing sudah banyak
4) Laba mulai menurun
Strategi marketing mix yang paling ditekankan adalah
strategi harga dan promosi
TAHAP KEMUNDURAN

1) Produk yang dihasilkan sudah dapat dikatakan


kuno dan hampir semua masyarakat sudah
mengenal produk tersebut dengan baik
2) Pesaing sudah sangat banyak
3) Penjualan terus mengalami penurunan
4) Laba mulai menurun
Strategi marketing mix yang paling ditakankan adalah
strategi produk.
Suliyanto (2010: 87)
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK

 Penentuan logo (ciri khas suatu produk) dan moto


(serangkaian kata-kata yang berisikan visi dan misi
perusahaan dalam melayani masyarakat).
Pertimbangan pembuatan logo dan moto adalah:
1) Harus memiliki arti (dalam arti positif)
2) Harus menarik perhatian
3) Harus mudah diingat.
LANJUTAN ...

 Menciptakan merek (sebagai nama, istilah, simbol,


desain, atau kombinasi dari semuanya).
Pertimbangan penciptaan merk:
1) Mudah diingat
2) Terkesan hebat dan modern
3) Memiliki arti (dalam arti positif)
4) Menarik perhatian.
Kasmir dan Jakfar (2014: 53)
LANJUTAN ...
 Menciptakan kemasan (pembungkus produk) harus
memenuhi persyaratan seperti kualitas, bentuk,
warna, dan lain-lain.
 Keputusan label (sesuatu yang dilengketkan pada
produk, merupakan bagian dari kemasan). Dalam
label harus menjelaskan: yang membuat, dimana
dibuat, kapan, cara menggunakan, waktu kadaluarsa,
dan informasi lainnya.
Kasmir dan Jakfar (2014: 53)
PRICE (HARGA)

Harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang


dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang
lain yang disertai dengan pemberian jasa. Pendekatan
penetapan harga adalah:
a) Cost Based Pricing
b) Value Based Pricing
c) Competition Based Pricing
Suliyanto (2010: 87)
LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN HARGA

1. Menentukan tujuan penetapan harga


2. Memperkirakan permintaan, biaya, dan laba
3. Menentukan strategi harga untuk menentukan
harga dasar
4. Menyesuaikan harga dasar dengan taktik
penetapan harga.
Kasmir dan Jakfar (2014: 53)
TUJUAN PENETAPAN HARGA

1. Untuk bertahan hidup


2. Untuk memaksimalkan harga
3. Untuk memperbesar market share
4. Mutu produk
5. Karena pesaing
Kasmir dan Jakfar (2014: 54)
STRATEGI DASAR PENETAPAN HARGA

1) Skimming pricing, harga awal yang sangat tinggi


untuk menunjukkan mutu produk
2) Penetration pricing, penetapan harga serendah-
rendahnya untuk menguasai pasar
3) Status quo pricing, penyesuaian harga dengan
harga pesaing.
Kasmir dan Jakfar (2014: 54)
COST BASED PRICING

Cost Based Pricing adalah penetapan harga


berdasarkan biaya, dibagi menjadi:
 Cost Plus Pricing (Penetapan harga biaya plus)
 Mark-Up pricing (Metode mark-up)
 Break event analysis (Analisis pulang pokok)
Suliyanto (2010: 88)
COST PLUS PRICING
•  
Harga pokok = VC +
VC = Variable Cost >>> Rp 100,-
FC = Fixed Cost >>> Rp 6.000.000,-
TS = Total Sales >>> 100.000 unit

Harga pokok = Rp 100 + = Rp160,= per unit

Kasmir dan Jakfar (2014: 55)


MARK-UP PRICING (METODE MARK-UP)
•  

Harga dengan mark up =


Jika perusahaan menetapkan margin laba sebesar
20%, maka:
Harga dengan mark up = = Rp 200,-
Kasmir dan Jakfar (2014: 55)
COMPETITION BASED PRICING
Penetapan harga berdasarkan persaingan, yaitu
penetapan harga dengan mempertimbangkan harga
yang ditetapkan pesaing.
a) Going rate pricing (penetapan harga berdasarkan
harga yang berlaku)
b) Scaled bid pricing (penetapan harga penawaran
tertutup, sistem tender: bukan berdasarkan biaya
atau harga yang berlaku di pasar)
Suliyanto (2010: 89)
PROMOTION (PROMOSI)
Promosi menurut Kotler adalah semua aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produk pada target pasar. Alat
promosi menurut Kotler adalah:
 Advertising (periklanan), yaitu komunikasi
nonindividu dengan sejumlah biaya melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga nonlaba, serta individu-individu.
 Personal selling (penjualan perorangan)
LANJUTAN ...
 Public Relation (publisitas), merupakan suatu kegiatan
pengiklanan secara tidak langsung dimana produk
atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh
media komunikasi tanpa disponsori oleh perusahan.
 Sales Promotion (promosi penjualan), adalah suatu
kegiatan yang ditujukan untuk membantu
mendapatkan konsumen yang bersedia membeli
produk atau jasa suatu perusahaan, selain personal
selling, periklanan, dan publitas.
Suliyanto (2010: 90)
PLACE (TEMPAT ATAU DISTRIBUSI)

Distribusi merupakan semua kegiatan yang dilakukan


perusahaan dengan tujuan membuat produk yang
dibutuhkan dan diinginkan konsumen dengan mudah
diperoleh pada waktu dan tempat yang tepat. Saluran
distribusi merupakan saluran yang digunakan untuk
menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan
konsumen akhir. Saluran yang dapat digunakan untuk
menyalurkan produk dari pihak produsen sampai ke
tangan konsumen adalah pedagang dan agen.
Suliyanto (2010: 91)
LANJUTAN ...
Saluran yang dapat dipakai untuk menyalurkan produk:
1) Pedagang, merupakan perantara yang memiliki hak
penuh atas barang yang diperjualbelikan yang terdiri
dari pedagang besar dan pengecer.
2) Agen, merupakan perantara yang tidak mempunyai
hak milik atas barang yang diperjualbelikan, terdiri
dari agen penunjang (terlibat dalam pemindahan
barang), dan agen pelengkap (tidak terlibat secara
aktif dalam pemindahan).
Suliyanto (2010: 91)
FUNGSI-FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI
1. Fungsi Transaksi, menghubungi dan
mengkomunikasikan kepada calon pelanggan
tentang produk , kelebuhan, dan manfaatnya
2. Fungsi logistik, mengangkut, menyortir, menyimpan
untuk melindungi barang
3. Fungsi fasilitas, meliputi penelitian (mengumpulkan
informasi tentang anggota saluran) dan pembiayaan
(memastikan kecukupan dana anggota saluran untuk
kelancaran pendistribusian).
Kasmir dan Jakfar (2014:58)
SALURAN DISTRIBUSI BARANG KONSUMSI

KONSUMEN
PENGECER
PRODUSEN

3 PEDAGANG BESAR 4

4&5 AGEN
Sumber: Sunyoto (2014: 78), diolah
SALURAN DISTRIBUSI BARANG INDUSTRI

1
PRODUSEN

DISTRIBUTOR

PEMAKAI
2
INDUSTRI

4
3&4 AGEN 3

sSSumber: Sunyoto (2014: 79), diolah


STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah
kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu
pada masing-masing tingkatan serta lokasinya.
Menurut Kotler strategi pemasaran modern secara
umum terdiri dari tiga tahap:
1) Segmenting (segmentasi pasar)
2) Targeting (penetapan pasar sasaran)
3) Positioning (penetapan posisi pasar)
Suliyanto (2010: 93)
SEGMENTING (SEGMENTASI PASAR)

 Segmentasi pasar artinya membagi pasar


menjadi beberapa kelompok pembeli yang
berbeda yang mungkin memerlukan produk
atau marketing mix yang berbeda.
 Variabel untuk melakukan segmentasi terdiri
dari segmentasi pasar konsumen dan
segmentasi pasar industrial.
Kasmir dan Jakfar (2014: 48)
SEGMENTASI PASAR KONSUMEN MENURUT
KOTLER

 Segmentasi berdasarkan geokrafis


 Segmentasi berdasarkan demografis
 Segmentasi berdasarkan psikografis (kelas sosial,
gaya hidup, karakteristik kepribadian)
 Segmentasi berdasarkan perilaku (pengetahuan,
sikap, kegunaan, tanggap terhadap suatu produk).
dalam Kasmir dan Jakfar (2014: 48)
VARIABEL SEGMENTASI PASAR INDUSTRIAL
 Segmentasi berdasarkan demografis
 Karakteristik pengoperasian
 Pendekatan pembeli (organisasi, struktur kekuatan,
kebijakan pembelian umum, kriteria)
 Karakteristik personel industri (kesamaan pembeli,
sikap terhadap resiko, kesetiaan)
 Faktor situasional (urgensi, pengguna khusus,
besarnya pesanan).
Kasmir dan Jakfar (2014: 49)
TARGETING (PENETAPAN PASAR SASARAN)

 Targeting adalah pemilihan pasar sasaran dari


kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau
karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan,
 Pemilihan target pasar perlu mempertimbangkan:
1) Sumber daya perusahaan
2) Variabilitas produk
3) Tahapan produk dalam daur hidup
4) Variabilitas pasar
5) Strategi pesaing
Suliyanto (2010:94)
POSITIONING (PENETAPAN POSISI PASAR)

 Menentukan posisi pasar adalah menentukan posisi


yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar yang
dilakukan setelah menentukan segmen pasar yang
akan dimasuki.
 Tujuan positioning adalah adalah untuk membangun
dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing
produk yang dihasilkan ke dalam benak konsumen.
Kasmir dan Jakfar (2014: 51)
LANJUTAN ...
Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang
didefinisikan oleh konsumen atas dasar atribut-
atributnya.
a) Mobil Mercedes diposisikan sebagai mobil mewah
b) Mobil Kijang diposisikan sebagai mobil keluarga
c) Mobil Suzuki Carry diposisikan sebagai mobil
angkutan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 51)
LANJUTAN ...
 Posisi perusahaan dapat diketahui melalui persepsi
masyarakat terhadap produk dan produk pesaingnya.
 Strategi penentuan posisi:
1) Positioning menurut atribut
2) Positioning menurut manfaat
3) Positioning menurut harga/kualitas
4) Positioning menurut penggunaan/penerapan
5) Positioning menurut pemakai
6) Positioning menurut pesaing
7) Positioning menurut kategori produk.
Suliyanto (2010: 95)
DIFERENSIASI

 Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set


perbedaan yang berarti untuk membedakan
penawaran perusahaan dari pesaing (Kotler).
 Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi:
1) Diferensiasi produk
2) Diferensiasi pelayanan
3) Diferensiasi personil
4) Diferensiasi saluran
5) Diferensiasi citra
Suliyanto (2010: 95)
SUMBER DATA UNTUK MENGANALISIS
 Data Primer, berupa data tentang kesediaan
masyarakat untuk menggunakan produk yang
dihasilkan, kondisi pasar, strategi pemasaran yang
tepat, kemampuan pemasok bahan baku dan bahan
setengah jadi, serta peralatan yang diperlukan.
 Data Sekunder, berupa data literatur tentang pasar
dan pemasaran, perkembangan harga dan penjualan,
tingkat pendapatan masyarakat, perkembangan harga
dan penjualan barang subsitusi dan komplementer.
Suliyanto (2010: 96)
RESPONDEN/NARASUMBER

 Masyarakat sebagai pasar sasaran (tanggapan


terhadap produk yang akan dihasilkan)
 Pelaku usaha sejenis (untuk mengetahui kondisi
pasar)
 Ahli pemasaran yang bersangkutan (strategi
pemasaran yang paling tepat)
 Para pemasok (untuk mengetahui kemampuan
penyediaan bahan baku)
Suliyanto (2010: 96)
METODE PENGUMPULAN DATA
 Survey (masyarakat calon target pasar, pelanggan
pesaing, calon pesaing)
 Wawancara (masyarakat calon target pasar, pelaku
usaha sejenis, ahli pemasaran, calon pemasok,
calon pesaing)
 Studi dokumentasi (literatur tentang pasar,
perkembangan harga dan penjualan, pendapatan
masyarakat, perkembangan harga dan penjualan
barang subsitusi dan komplementer).
Suliyanto (2010: 97)
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

 Ceklist data sekunder (untuk mengetahui


kelengkapan data sekunder)
 Kuesioner penelitian (mengumpulkan data dari calon
target pasar potensial, untuk mengetahui keinginan
pindah)
 Pedoman wawancara (panduan saat wawancara
agar tidak ada yang terlewatkan)
Suliyanto (2010: 98)
ANALISA DATA
 Analisis kualitatif, digunakan untuk mendeskripsikan
kondisi pasar dan strategi pemasaran yang akan
dijalankan
 Analisis kuantitatif, menggunakan analisis
permintaan (demand) dan penawaran (supply) untuk
menentukan besarnya permintaan dan penawaran
produk yang akan dihasilkan.
Suliyanto (2010: 102)
PASAR INPUT, PROSES PRODUKSI, PASAR OUTPUT

PASAR INPUT PASAR


OUTPUT

PROSES
A Bahan PRODUKSI
Produk B
KEMEMPUAN BREAK
PERUSAHAAN EVENT POINT
UNTUK (BEP)
PENGADAAN

Sumber: Suliyanto (2010:103)


ANALISIS PASAR INPUT (SURVEI)
No Bahan Sumber Kapasitas Permintaan Potensi Satuan
(1) (2) (3) (4) Pesaing (5) (6) 4-5 (7)

Pengepul A 7.000 5.000 2.000 Kwtl/bln


1 Gula merah
Pengepul B 8.500 6.000 2.500 Kwtl/bln

Pengepul C 95 70 25 Ton/bln
2 Kedelai hitam
Pengepul D 90 60 30 Ton/bln

Pabrik Gendul 1.200.000 600.000 6.000 Unit


3 Botol
Pabrik Liane 1.250.000 700.000 650.000 Unit

Aneka sedap 350 300 50 kuintal


4 Bumbuan
Pasar wage 450 350 100 kuintal

Pabrik X 15.000 10.000 5000 kuintal


5 Garam
Pabrik Y 25.000 20.000 5000 kuintal
ANALISIS PASAR OUTPUT
No Bahan Tujuan Permintaan Penawaran Potensi Satuan
(1) (2) (3) (4) pesaing (5) (6) 4-5 (7)

Kota P 20.000 15.000 5.000 Lusin/bln


1 Kecap The Best
Kota W 15.000 12.000 3.000 Lusin/bln

Toko AA 4.000 3.000 1.000 Lusin/bln

Toko SA 5.000 4.000 1.000 Lusin/bln


2 Kecap No Satu

Toko PA 6.000 5.500 500 Lusin/bln

Kab.SR 15.000 10.000 5000 Lusin/bln


3 Kecap No Wahid
Kab. SS 13.000 11.000 2.000 Lusin/bln
ANALISIS PERMINTAAN (DEMAND)
Analisis permintaan digunakan untuk mengetahui
secara ril jumlah kebutuhan produk/jasa yang akan
dihasilkan di daerah tertentu dan waktu tertentu.
Permintaan efektif adalah permintaan sejumlah
produk yang diperkirakan pasti akan dibeli
Permintaan potensial adalah merupakan permintaan
sejumlah produk yang mungkin akan dibeli
masyarakat atau industri di masa yang akan datang.
Suliyanto (2010: 105)
FAKTOR PENENTU BESARNYA PERMINTAAN

1) Perubahan jumlah penduduk


2) Perubahan pendapatan
3) Perkembangan mode
4) Perubahan harga produk yang dihasilkan
5) Perubahan harga barang subsitusi
6) Perubahan harga barang komplementer
Suliyanto (2010: 105)
LANGKAH-LANGKAH PERAMALAN SUMBER: KASMIR DAN JAKFAR (2014: 64)
METODE PENGUKURAN PERMINTAAN PRODUK

Dengan menggunakan data impor produk bersangkutan.


Persamaan: PE = P + Im
Keterangan: PE = Permintaan Efektif
P = Produk dalam negeri (daerah)
Im = Impor
Produk sepatu di Purwokerto tahun 2010 adalah 800.000
unit, produk sepatu yang didatangkan adalah 250.000,
permintaan efektfnya adalah:
PE = P + Im
PE = 80.000 + 250.000 = 1.005.000 unit.
PENGUKURAN PERMINTAAN DENGAN DATA IMPOR,
EKSPOR, DAN PRODUKSI DALAM NEGERI

Persamaan: PE = P + (Im – Ex) + DC


Keterangan: DC = Selisih persediaan awal dan akhir
Produk sepatu di Purwokerto tahun 2010 adalah 800.000
unit, produk sepatu yang didatangkan adalah 250.000,
yang dikirim ke daerah lain 200.000 unit, serta selisih
persediaan adalah 50.000 unit, permintaan efektfnya
adalah:
PE = P + (Im – Ex) + DC
PE = 800.000 + (250.000 – 200.000) + 50.000
PE = 900.000 unit
PERAMALAN DI MASA YANG AKAN DATANG

Peramalan merupakan pengetahuan dan seni untuk


memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang berdasarkan data masa lalu. Jenis-jenis
peramalan:
Dilihat dari segi penyusunannya (subyektif, obyektif)
Dari segi sifat ramalan (kualitatif, kuantitatif)
Dari segi jangka waktu (jangka pendek, menengah,
panjang).
Kasmir dan Jakfar (2014: 61)
ANALISIS PROYEKSI PERMINTAAN POTENSIAL

a) Judgement Method (Non Statistical Method),


terdiri dari:
1. Survei niat beli
2. Pendapat para tenaga penjual
3. Pendapat para ahli
b) Statistical Method, terdiri dari:
1. Analisis Tren
2. Analisis Korelasi dan regresi
Suliyanto (2010: 109)
METODE TREN KUADRAT TERKECIL
(TREND LEAST SQUARE METHOD)
•  
Metode kuadrat terkecil merupakan metode untuk
menentukan garis tren dengan menempatkan tahun
dasar di tengah.
Persamaan Y = a + b X
a= b=
Contoh kasus: Diketahui data historis dari tahun
2000 s/d tahun 2010, diminta proyeksi penjualan
tahun 2011.
LANJUTAN ...
TAHUN PERIODE PENJUALAN
2000 -5 85
2001 -4 90
2002 -3 94
2003 -2 98
2004 -1 104
2005 0 108
2006 1 114
2007 2 116
2008 3 118
2009 4 122
2010 5 126
PERIODE PENJUALAN
TAHUN XY
(X) (Y)

2000 -5 85 -425 25
2001 -4 90 -360 16
2002 -3 94 -282 9
2003 -2 98 -196 4
2004 -1 104 -104 1
2005 0 108 0 0
2006 1 114 114 1
2007 2 116 232 4
2008 3 118 354 9
2009 4 122 488 16
2010 5 126 630 25
JUMLAH 0 1175 451 110
LANJUTAN ...
•  
Berdasarkan tabel dapat diketahui:
n = 11 Σ Y = 1175
Σ XY = 451 Σ X2 = 110 sehingga trend least
squaer-nya adalah:
a = = = 106,818→b = = = 4,100
Y = a + b X → Y = 106,818 + 4,100(6)
= 131,418 unit
ANALISIS DERET WAKTU REGRESI SEDERHANA
Penjualan
Tahun X XY
(Y)
2006 1.100 0 0 1.210.000 0
2007 1.250 1 1 1. 562.500 1.250
2008 1.380 2 4 1.904.400 2.760
2009 1.420 3 9 2.016.400 4.260
2010 1.500 4 16 2.250.000 6.000
2011 1.580 5 25 2.496.400 7.900
2012
2012 1.640
1.640 66 36
36 2.689.600
2.689.600 9.840
9.840
Jumlah
Jumlah 9.870
9.870 21
21 91
91 14.129.300
14.129.300 32.010
32.010
LANJUTAN ...
•  
= 3 dan = 1.410
b = = = 85,71
a = - b. = 1.410 – 85,71(3) = 1.152,87
Perkiraan penjualan untuk tahun 2013 (tahun ke 7 dan
ke 8) adalah:
1.152,87 + 85,71(7) = 1.752,84
1.152,87 + 85,71(8) = 1.838,55
ANALISIS KORELASI

n xy  ( X )(  Y )
rxy 
n  X   X  ( n  Y 2  ( Y ) 2 
2 2
 

rxy = koefisisen korelasi antara variabel X dan Y


∑X = jumlah skor distribusi X
∑Y = jumlah skor distribusi Y
∑XY = jumlah perkalian skor X dan Y
n = jumlah responden
∑X2 = jumlah kuadrat skor distribusi X
METHODE SMOOTHING
Tujuan Methode Smoothing adalah untuk mengurangi
fluktuasi hasil ramalan dengan menggunakan data
sebelumnya. Terdiri dari:
a) Metode rata-rata kumulatif
b) Metode rata-rata bergerak tunggal
c) Metode eksponensial smoothing tunggal
d) Metode eksponensial smoothing linier
Kasmir dan Jakfar (2014: 65)
METODE RATA-RATA KUMULATIF
•  
Meramalkan kebutuhan beras bulan September
berdasarkan data bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus yaitu: 1.200, 1.250, 1.350, 1.500, 1.600, dan
1.650 kg.
September =
= 1.425 kg.
Jika ternyata kebutuhan September adalah 1.250 kg:
Oktober =
= 1.400 kg
METODE RATA-RATA BERGERAK TUNGGAL
RATA-RATA BERGERAK
BULAN WAKTU NILAI OBSERVASI
3 BULAN 6 BULAN
JANUARI 1 1800
FEBRUARI 2 1620
MARET 3 1740
APRIL 4 1980 1720,0
MEI 5 2010 1780,0
JUNI 6 1900 1910,0
JULI 7 1860 1963,3 1841,7
AGUSTUS 8 1990 1923,3 1851,7
SEPTEMBER 9 2150 1916,7 1913,3
OKTOBER 10 2000 2000,0 1981,7
NOVEMBER 11 2220 2056,7 1985,0
. DESEMBER 12 - 2123,0 2020,0
ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI
PENGERTIAN ASPEK OPERASI

Analisis aspek operasi adalah untuk menilai


kesiapan perusahaan dalam menjalankan
usahanya dengan menilai ketepatan lokasi,
luas produksi, dan layout (tata letak) serta
kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan
termasuk proses produksi dan pemilihan
teknologi.
Kasmir dan Jakfar (2014: 150)
LANJUTAN ...
Luas produksi adalah jumlah produksi yang
seharusnya diprodusir untuk mencapai keuntungan
yang optimal. Pengertian ini berbeda dengan
pengertian luas perusahaan, luas produksi hanyalah
salah satu alat ukur dari luas perusahaan.
Luas produksi dapat juga berarti penentuan kombinasi
dari berbagai macam produk yang dihasilkan untuk
mencapai keuntungan yang optimal, jika perusahaan
menghasilkan lebih dari satu macam produk.
Husnan dan Suwarsono (2014: 114)
FAKTOR DALAM PENENTUAN LUAS PRODUKSI
1. Batasan permintaan berdasarkan market share
2. Tersedianya kapasitas mesin-mesin yang
dibatasi oleh kapasitas teknis atau kapasitas
ekonomis
3. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja
4. Kemampuan finansial dan manajemen
5. Kemungkinan adanya perubahan teknologi di
masa yang akan datang.
Husnan dan Suwarsono (2014: 114)
TUJUAN ASPEK PRODUKSI

1) Supaya tepat dalam memilih lokasi


2) Dapat menentukan layout yang efisien
3) Bisa menentukan pilihan teknologi
4) Menentukan metode persediaan yang paling
baik
5) Menentukan kualitas tenaga kerja untuk
kebutuhan sekarang dan masa mendatang.
Kasmir dan Jakfar (2014: 151)
KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN OPERASIONAL

 Desain produk dan jasa


 Perencanaan proses produksi
 Layout fasilitas
 Penentuan lokasi dan material handling
 Desain tugas dan pekerjaan
 Peramalan produk dan jasa
 Penjadwalan dan perencanaan produk
Sunyoto (2014: 231)
JENIS PROSES PRODUKSI
Tiga alternatif jenis proses produksi:
1) Fokus proses, jika jumlahnya sedikit tapi
beraneka ragam
2) Fokus produk, jika jumlahnya besar dan
variasinya sedikit
3) Fokus proses berulang, jika proses sudah
pernah dilakukan sebelumnya (memakai modul)
Render dalam Sunyoto (2014: 232)
KEPUTUSAN MEMBUAT SENDIRI ATAU MEMBELI
Berdasarkan pertimbangan:
 Biaya, untuk mendapatkan komponen
 Kapasitas
 Kualitas
 Kecepatan
 Reliabilitas (pemasok)
 Keahlian
Krajewski, Maholtra, dan Ritzman dalam Sunyoto (2014: 233)
PERENCANAAN KAPASITAS

Pengukuran kapasitas suatu institusi dapat diukur


berdasarkan output dan input-nya.
 Berdasarkan output:
• Kapasitas perusahaan tekstil adalah
kemampuannya untuk memproduksi barang tekstil
 Berdasarkan input:
• Kapasitas universitas didasarkan pada
kemampuannya menampung mahasiswa.
Sunyoto (2014: 238)
CAPACITY CUSHION (CADANGAN KAPASITAS)
Cadangan kapasitas = 1 – persentase penggunaan
kapasitas. Besar kecilnya kapasitas cadangan
ditentukan oleh:
 Keberanian pengusaha untuk menghadapi
ketidakpastian
 Pengaruh penggunaan mesin terhadap kerusakan
 Sifat fluktuasi permintaan
 Kemungkinan subkontrak.
Sunyoto (2014: 239)
RATED CAPACITY (PATOKAN KAPASITAS)

Rated capacity adalah ukuran kapasitas dimana


fasilitas tertentu sudah digunakan dengan maksimal.
Rated capacity = (kapasitas) X (pemanfaatan) X
(efisiensi).
Contoh: Sebuah perusahaan berproduksi dalam 3 lini
proses, beroperasi 7 hari seminggu, 3 shift, 8 jam/
shift. Setiap lini didesain untuk memproduksi 120
unit/jam. Efisiensi 90% dan utilisasi 80%. Berapa rated
capacity fasilitas tersebut?
LANJUTAN ...

Kapasitas = (3 lini X7 hari X 3 shift X 120 unit X 8 jam =


60.480 unit
Pemanfaatan (utilisasi) = 80%
Efisiensi = 90%
Rated capacity = kapasitas X pemanfaatan x efisiensi
= 60.480 X 0,8 X 0,9
= 43.546 unit
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK
Menurut Karajewski dan Ritzman ada lima cara untuk
menangani kapasitas jangka pendek:
1) Meningkatkan jumlah sumber daya
2) Memperbaiki penggunaan sumber daya (skedul)
3) Memodifikasi produk
4) Memperbaiki permintaan (melakukan perubahan
harga, perubahan promosi)
5) Tidak memenuhi permintaan.
dalam Sunyoto (2014: 240)
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG
Strategi kapasitas jangka panjang:
1. Wait and see strategy, disebut juga strategi hati-hati,
karena kapasitas produksi akan dinaikkan setelah
permintaan meningkat. Kekurangan barang diatasi
dengan kerja lembur atau subkontrak
2. Strategi ekspansionis, penambahan kapasitas
dilakukan sebelum permintaan barang naik,
biasanya dilakukan oleh perusahaan yang optimis
akan adanya kenaikan permintaan.
Sunyoto (2014: 241)
METODE CENTRE OF GRAFITY
•  
Metode ini digunakan untuk menentukan pusat
distribusi yang melayani beberapa lokasi usaha
dengan biaya distribusi terendah.
Rumus:
X=
Y=
Sunyoto (2014: 254)
PERUSAHAAN AKAN MENDIRIKAN LABORATORIUM. PADA
KOORDINAT BERAPA LABORATORIUM TERSEBUT DIDIRIKAN ?

Koordinat Produksi per


Kota X Y tahun (L) X.L Y.L

Gresik 69 68 1600 110.400 108.800


Sidoarjo 76 38 1800 136.800 68.400
Mojokerto 44 37 1400 61.600 51.800
Lamongan 42 75 1200 50.400 90.000
Jumlah 6000 359.200 319.000
60 53
LANJUTAN ...
•  
Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung koordinat X
dan Y:
X = = 60

Y = = 53
Jadi laboratorium yang akan dibangun terletak pada
koordinat (60;53)
SUMBER DATA
Data Primer
1) Data tentang faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan lokasi bisnis
2) Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi luas produksi,
yaitu jumlah bahan dasar, rencana kapasitas mesin, rencana
jumlah tenaga kerja, besarnya permintaan, dan lain-lain.
3) Data tentang faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan mesin, peralatan, dan tegnologi.
4) Layout, data tentang jenis produk, jenis proses produksi, dan
volume produksi.
Suliyanto (2010: 139)
LANJUTAN ...

Data sekunder:
Data tentang spesifikasi peralatan dan teknologi
yang akan digunakan, profil masyarakat, profil
daerah, dan literatur yang berkaitan dengan
penentuan lokasi bisnis, penentuan luas produksi,
pemilihan mesin, peralatan, teknologi, dan
penentuan layout.
Suliyanto (2010: 140)
RESPONDEN/NARASUMBER

1) Masyarakat sekitar lokasi


2) Konsultan tata ruang
3) Pelaku bisnis sejenis
4) Calon pemasok mesin dan peralatan
5) Pengguna teknologi, mesin, dan peralatan
6) Penyedia jasa transportasi.
Suliyanto (2010: 140)
METODE PENGUMPULAN DATA
1) Studi dokumentasi, dilakukan dengan menelaah
literatur yang berkaitan dengan studi kelayakan
aspek teknis dan teknologi
2) Survei, dilakukan dengan melakukan wawancara
atau membagikan kuesioner.
3) Studi observasi, yaitu dengan melakukan observasi
pada rencana lokasi bisnis, luas produksi, mesin,
peralatan, dan teknologi yang akan digunakan,
layout pabrik maupun bagunan.
Suliyanto (2010: 141)
KESIMPULAN

Sebuah ide bisnis akan dinyatakan layak


berdasarkan aspek teknis dan produksi jika telah
diperoleh lokasi yang layak, dapat mencapai luas
produksi yang optimal, tersedia teknologi, dan
dapat menyusun layout bisnis, baik pabrik maupun
kantor secara optimal.
Suliyanto (2010: 155)
ASPEK KEUANGAN
TUJUAN ANALISIS ASPEK KEUANGAN
Untuk menjawab pertanyaan bagaimana kesiapan
permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan
bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat
memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan.
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek
keuangan jika sumber dana untuk membiayai ide bisnis
tersebut tersedia dan mampu memberikan tingkat
pengembalian yang menguntungkan berdasarkan
asumsi-asumsi yang logis.
Suliyanto (2010: 184)
TARGET ANALISIS ASPEK KEUANGAN
Aspek keuangan dianggap sebagai aspek yang
mempunyai pengaruh besar karena putusan keuangan
bisa berdampak jangka panjang. Target analisis aspek
keuangan dapat dilihat dari 2 sisi yang sangat umum:
1) Profit, jika suatu bisnis tidak ada profit (untung) maka
bisnis itu tidak layak dijalankan (infeasible).
2) Continuity, jika profit bersifat jangka pendek, maka
dianggap tidak baik karena profit yang baik adalah
yang bersifat berkesinambungan.
Fahmi (2014: 145)
APLIKASI STRATEGI KEUANGAN PERUSAHAAN
Tiga konsep dasar strategi keuangan perusahaan:
1. Bagaimana mencari dana (modal sendiri dan modal
asing)
2. Bagaimana mengelola dana (menghindari kerugian
bahkan profit yang rendah = menghindari resiko)
3. Bagaimana membagi dana (membagi keuntungan
kepada para pemilik sesuai dengan modal yang
disetor atau ditempatkan)
Fahmi (2014: 146)
JENIS-JENIS BIAYA USAHA
Untuk menjalankan usaha diperlukan dua jenis biaya:
1. Biaya Investasi, yaitu:
a) Biaya persiapan penyusunan kelayakan bisnis,
perizinan, perekrutan dan pelatihan karyawan
baru, biaya uji coba mesin dan peralatan.
b) Biaya pembelian atau sewa tanah dan gedung
c) Biaya pembelian mesin dan peralatan
d) Biaya pembelian furniture
e) Biaya pembelian kendaraan
LANJUTAN ...
2. Biaya Operasional,
yaitu semua biaya yang harus dikeluarkan agar
kegiatan bisnis dapat berjalan secara normal.
Contoh biaya operasional adalah:
a) Biaya bahan (bahan baku dan bahan penolong)
b) Biaya bahan bakar
c) Biaya personal (gaji, tunjangan, dan bonus)
d) Biaya lain-lain: listrik, air, telepon, dan gas.
Suliyanto (2010: 185)
PENILAIAN DALAM ASPEK KEUANGAN

1) Sumber dana yang akan diperoleh


2) Kebutuhan biaya investasi
3) Estimasi pendapatan dan biaya investasi
4) Proyeksi neraca dan laporan rugi/laba
5) Kriteria penilaian investasi
6) Rasio keuangan untuk menilai kemampuan
perusahaan.
Kasmir dan Jakfar (2014: 90)
SUMBER-SUMBER DANA
a) Modal asing (modal pinjaman)
 Pinjaman dari dunia perbankan
 Pinjaman dari lembaga keuangan
 Pinjaman dari perusahaan nonbank
b) Modal sendiri
 Setoran dari pemegang saham
 Dari cadangan laba
 Dari laba yang belum dibagi
Kasmir dan Jakfar (2014: 91)
BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI
Biaya kebutuhan investasi terdiri dari:
a) Biaya prainvestasi
 Biaya pembuatan studi
 Biaya pengurusan perizinan
b) Biaya pembelian aktiva tetap
 Aktiva tetap berwujud
 Aktiva tetap tidak berwujud
c) Biaya operasional
Kasmir dan Jakfar (2014: 92)
BIAYA OPERASIONAL
Terdiri dari:
a) Upah dan gaji karyawan
b) Biaya listrik
c) Biaya telepon dan air
d) Biaya pemeliharaan
e) Pajak
f) Premi asuransi
g) Biaya pemasaran
h) Biaya-biaya lainnya
Kasmir dan Jakfar (2014: 93)
CASH FLOW (ARUS KAS)
Cash flow adalah aliran kas perusahaan pada priode
tertentu yang mengambarkan besarnya uang yang
masuk (cash in) beserta jenis pemasukannya, dan
besarnya uang yang keluar (cash out) serta jenis biaya
yang dikeluarkan.
Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar
dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan
sampai dengan berakhirnya investasi tersebut.
Kasmir dan Jakfar (2014: 95)
JENIS-JENIS CASH FLOW

1. Initial cash flow (kas awal), merupakan


pengeluaran saat mulai investasi
2. Operational cash flow, merupakan kas yang
diterima atau dikeluarkan pada saat operasi
usaha.
3. Terminal cash flow, merupakan uang kas yang
diterima pada saat usaha tersebut berakhir.
Kasmir dan Jakfar (2014: 96)
RASIO KEUANGAN

Rasio keuangan merupakan suatu perbandingan data


keuangan perusahaan sehingga menjadi dasar untuk
menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan. Dengan
menganalisis laporan keuangan yang menggunakan
alat ukur melalui rasio keuangan, maka seorang
manajer dapat mengambil keputusan mengenai
keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang.
Kasmir & Jakfar (2014: 123)
LANJUTAN ...
 Rasio likuiditas, adalah kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
secara tepat waktu
 Rasio Leverage, mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan hutang.
 Rasio Aktivitas, menggambarkan sejauh mana
perusahaan menggunakan sumberdaya yang
dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan
secara maksimal.
LANJUTAN ....
 Rasio Profitabilitas, mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi.
 Rasio Pertumbuhan, mengukur kemampuan perusahaan
mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam
perkembangan ekonomi secara umum.
 Rasio Nilai Pasar, memberi pemahaman bagi pihak
manajemen tentang kondisi penerapan yang akan
dilaksanakan dan dampaknya di masa yang akan datang.
Fahmi (2014: 153)
RASIO LIKUIDITAS
•  
Rasio likuiditas secara umum terdiri dari current ratio
dan quick ratio.
 Current ratio (rasio lancar), kemampuan
perusahaan memenuhi kebutuhan hutang saat
jatuh tempo.

 Quick ratio (acit test ratio), disebut juga rasio


cepat.
LANJUTAN ...
•  
 Quick ratio lebih teliti dari rasio lancar karena
pembilangnya mengeliminasi persediaan yang
dianggap aktiva lancar yang agak tidak likuid dan
kemungkinan menjadi sumber kerugian.

Quick ratio kurang dari 1:1 atau 100% likuiditasnya


dianggap kurang baik
Fahmi (2014: 157)
LANJUTAN ...

Net Working Capital Ratio, rasio modal kerja bersih.


Sumber modal kerja adalah: 1). Pendapatan bersih, 2).
Peningkatan kewajiban yang tidak lancar, 3). Kenaikan
ekuitas pemegang saham, 4). Penurunan aktiva yang
tidak lancar.
Rumus Net Working Capital Ratio:
Current Assets – Current Liabilities
Fahmi (2014: 157)
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
ASSETS 20X8 20X9
Current Assets
Cash and Temporary Investments 380 400
Account Receivable (net) 1.500 1.700
Inventories 2.120 2.200
Total Current Assets 4.000 4.300
Long-term assets
Land 500 500
Building and equipment (net) 4.100 4.700
Total long-term assets 4.500 380
1.500
Total Assets 8.500 2.120
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS EQUITY 20X8 20X9
Liabilities
Current Liabilities
Account payable 700 1.400
Current portion of long-term debt 500 1.000
Total current Liabilities 1.200 2.400
Long-term Debt 4.000 3.000
Total Liabilities 5.200 5.400
Stockholders equity (modal sendiri)
Common stock 3.000 3.000
Retained earnings 300 1.100
Total stockholders equity 3.300 4.100
Total liabilities and stockholders equity 8.500 9.500
LANJUTAN PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
•  
Current Ratio untuk tahun 20X8 adalah =
= = 3,333 = 333,3%
(perbandingan 4:1 atau 400% current assets
dibanding dengan 100% current liabilities)
Current Ratio untuk tahun 20X9 adalah =
= 1,7916 = 179,16%
(perbandingan adalah 4,3: 2,4)
Fahmi (2014: 168)
LANJUTAN ...
•  
Quick Ratio tahun 20X8 adalah
= =
1,5666 = 156,66%
Quick Ratio tahun 20X9 adalah = 0,875 = 87,5%
LANJUTAN ...
•  
Net Working capital ratio tahun 20X8 adalah:
Current assets – Current Liabilities = 4.000 – 1.200 =
2.800
Untuk tahun 20X9 adalah = 4.300 – 2.400 = 1.900
Debt to total assets tahun 20X8 adalah:
= = 0,6118
Tahun 20X9 = = 0,5684
Fahmi (2014: 170)
LANJUTAN ...
•  
Debt to aquity ratio tahun 20X8 adalah:
= = 1,575
Untuk tahun 20X9 adalah = 1,317

Fahmi (2014: 170)


KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

Kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan


kelayakan suatu usaha atau investasi adalah:
1. Present Value (PV)
2. Payback Period (PP)
3. Average Rate of Return (ARR)
4. Net Present Value (NPV)
5. Internal Rate of Return (IRR)
6. Profitability Index (PI)
Kasmir dan Jakfar (2014: 100)
PRESENT VALUE (PV)

PV  adalah perhitungan nilai sekarang dari sejumlah
uang yang akan dibayarkan pada masa yang akan
datang, atau menghitung nilai masa yang akan
datang dengan keharusan berapa jumlah dana yang
harus disediakan pada saat ini.
Rumus: PV =

Fahmi (2014: 176)


LANJUTAN ...

•  
Seorang pebisnis menginginkan uangnya setelah
tahun ke 6 adalah sebesar RP 4.500.000,- dengan
suku bunga 11%. Berapa modal yang harus
ditanamkan?
Jawab:
= = Rp 2.406.417,112
Fahmi (2014: 177)
METODE RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ROI adalah tingkat pengembalian total harta yang


digunakan untuk menghasilkan laba. Semakin
tinggi ROI kondisi usaha semakin baik, karena
laba usaha akan cenderung meningkat.
Rumus ROI adalah:
ROI = (Laba Usaha)/(Total Harta) X 100%
METODE INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

IRR adalah besarnya tingkat pengembalian modal


sendiri yang dipergunakan menjalankan usaha. Jika
besar IRR > bunga bank, usahanya dinilai layak
untuk diberikan kredit. Tapi jika IRR < bunga bank
berarti, usahanya tidak layak diberikan kredit bank.
Rumus IRR adalah:
IRR = (Laba Usaha)/(Modal Sendiri) X 100%
Sunyoto (2014: 19)
METODE PAYBACK PERIOD (PP)
•  
Metode yang digunakan untuk menghitung lama
periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang
yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk
(proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek
investasi tersebut.
Rumus yang dipakai untuk menghitung PP adalah:

Payback Period =
Suliyanto (2010: 196)
LANJUTAN ...
•  
Perusahaan mengeluarkan investasi sebesar Rp 100 juta. Kas
masuk bersih tahunan yang diharapkan adalah sebesar Rp 47
juta. Berapa Payback Period investasi tersebut ?
Payback Period = = 2,128 tahun
Berikut penghitungan sisa hari:
0, 128 X 365 hari = 46,72 hari
46,72 : 30 hari = 1,56 bulan
0,56 X 30 hari = 16,8 hari (17 hari)
Berarti investasi akan kembali dalam waktu 2 thn 1 bln 17 hari

Suliyanto (2010: 196)


PAYBACK PERIOD DGN PROCEEDS (KAS MASUK) YG BERUBAH-UBAH
Perusahaan Rexasa menginvestasikan sebesar Rp 140 juta.
Diperkirakan aliran kas bersih (proceeds) sbb:
TAHUN PROCEEDS (Rp) TAHUN PROCEEDS AKUMULASI KAS MASUK
1 40.000.000 0 (140.000.000) (140.000.000)
2 60.000.000 1 40.000.000 (100.000.000)
3 50.000.000 2 60.000.000 (40.000.000)
4 40.000.000 3 50.000.000 10.000.000
5 30.000.000
4 40.000.000 50.000.000
5 30.000.000 80.000.000

Akumulasi kas masuk (0) terletak antara tahun kedua dan ketiga
sehingga PP akan berada di antara tahun-tahun tsb.
LANJUTAN ...
•  
Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan proceeds
tahun ke tiga adalah:
X 1 tahun = 0,80 tahun
PP dari investasi tersebut adalah 2,8 tahun
0,80 X 365 = 292 hari
292 : 30 hari = 9,73 bulan
0,73 X 30 hari = 21,90 hari (22 hari).
Suliyanto (2010: 197)
AVERAGE RATE OF RETURN (ARR)
•  
Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian
bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba
setelah pajak (EAT) dengan rata-rata investasi. Rumus:
ARR =
Rata-rata EAT =
Rata-rata Investasi =
Kasmir & Jakfar (2014:102)
LANJUTAN.... CONTOH SOAL
Investasi untuk SPBU senilai 5.000.000.000 dimana 1000.000.000
merupakan modal kerja. Umur ekonomis 5 tahun disusutkan dengan
metode garis lurus tanpa nilai sisa. Pengembalian tingkat bunga yang
diinginkan (cost of capital) adalah 20%. Perkiraan laba setelah pajak
(EAT) selama 5 tahun adalah: 950 juta, 1.100 juta, 1.250 juta, 1.400
juta, dan 1.650 juta.
No Tahun EAT Penyusutan Kas Bersih Discount PV Kas
(Proceeds) Factor 20% bersih
1 2004 950.000 800.000 1.750.000 0,833 1.457.750
2 2005 1.100.000 800.000 1.900.000 0,694 1.318.600
3 2006 1.250.000 800.000 2.050.000 0,579 1,186.340
4 2007 1.400.000 800.000 2.200.000 0,482 1.061.060
5 2008 1.650.000 800.000 2.450.000 0,402 984.660
Jumlah PV Kas Bersih 6.008.600
LANJUTAN ...
•  
Dari kasus di atas bisa dicari ARRnya dengan mencari
rata-rata EATnya lebih dulu.
Rata-rata EAT = = 1.270 juta
Rata-rata Investasi = = 2.500 juta
ARR = = 50,8% (51%)
Kasmir dan Jakfar (2014: 103)
METODE NET PRESENT VALUE (NPV)
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara
membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk
bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya
pengeluaran suatu investasi (outlays).
Jika NPV positif berarti investasi akan memberikan
hasil yang lebih tinggi dari rate of return minimum yang
diinginkan, maka investasi layak dilanjutkan.
Jika NPV negatif maka investasi sebaiknya ditolak.
Suliyanto (2010: 200)
LANJUTAN ...
•  

Rumusan untuk menghitung NPV:


NPV = + + ... + - Investasi
NPV positif, maka investasi diterima
NPV negatif, sebaiknya investasi ditolak.
Dari contoh kasus di atas, apabila tingkat bunga pengembalian
yang diinginkan (cost of capital) adalah 20%, carilah NPV jika
kas bersih tiap tahun sama, dan jika kas tiap tahun berbeda
(dalam jutaan).
PERHITUNGAN NET PRESENT VALUE
DENGAN KAS BERSIH SAMA PER TAHUN
Tahun Kas Bersih DF (20%) PV Kas Bersih
1 2.500.000 0,833 2.082.500
2 2.500.000 0,694 1.735.000
3 2.500.000 0,579 1.447.500
4 2.500.000 0,482 1.205.000
5 2.500.000 0,402 1.005.000
Total PV Kas Bersih 7.475.000

Total PV Kas Bersih : Rp 7.475.000.000


Total PV Investasi : Rp 5.000.000.000

NPV : Rp 2.475.000.000
PERHITUNGAN PRESENT VALUE DENGAN KAS BERBEDA PER TAHUN
No Tahun EAT Penyusutan Kas Bersih D F PV Kas
(Proceed) 20% Bersih
1 2004 950.000 800.000 1.750.000 0,833 1.457.750
2 2005 1.100.000 800.000 1.900.000 0,694 1.318.600
3 2006 1.250.000 800.000 2.050.000 0,579 1.186.950
4 2007 1.400.000 800.000 2.200.000 0,482 1.060.400
5 2008 1.650.000 800.000 2.450.000 0,402 984.900
Jumlah PV Kas Bersih 6.008.600

Total PV Bersih = Rp 6.008.600.000


Total PV Investasi = Rp 5.000.000.000.
NPV = Rp 1.008.600.000
PROFITABILITY INDEX (PI)
•  
Profitability Index adalah rasio seluruh nilai tunai (PV)
dari arus kas masuk di masa datang terhadap investasi
asal (I). Rumus: PI =
PI = Profitability Index
PV= Present Value atau nilai dari kas masuk yang
bersifat netto (bersih)
I = Investasi atau nilai kas yang bersifat keluar.
PI > 1 , berarti bisnis feasible (layak) dilanjutkan
Fahmi (2014: 290)
LANJUTAN ....
•  
Seorang pebisnis memiliki nilai kas netto dalam satu
tahun sebesar Rp 85.500.000,- Nilai kas yang
dikeluarkan untuk investasi adalah Rp 55.700.000,-
Tentukan Profitability Index dan kelayakannya.
Jawab:
PI = = = 1,5350 atau 1,54
PI > 1 maka bisnis tersebut feasible atau layak
Fahmi (2014: 290)
RISIKO DALAM INVESTASI
DEFINISI RESIKO

Risiko merupakan bentuk keadaan ketidakpastian


tentang suatu keadaan yang akan terjadi di masa
yang akan datang dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan saat ini.
Risiko bisnis adalah suatu bentuk kondisi yang
dialami oleh sebuah usaha yang disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal dengan dampak finansial
maupun non finansial.
Fahmi (2014: 305)
RISIKO MENURUT SIEGEL DAN SHIM

1. Keadaan yang mengarah pada sekumpulan hasil khusus,


dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan
yang telah diketahui oleh pengambil keputusan
2. Variasi dalan keuntungan, penjualan, atau variabel
keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi
keuangan seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan
masalah industri
dalam Fahmi (2014: 2)
RISIKO
1. Kesempatan timbulnya kerugian
2. Probabilitas timbulnya kerugian
3. Suatu ketidakpastian
4. Penyimpangan aktual dari yang diharapkan
5. Probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang
diharapkan
Silalahi dalam Husein Umar (2015: 325)
BENTUK-BENTUK RISIKO
Risiko terdiri dari risiko murni (pure risk) dan risiko spekulatif
(speculative risk).
Risiko murni terdiri dari:
 Risiko aset fisik perusahaan (kebakaran, banjir, gempa)
 Risiko karyawan (kecelakaan kerja, gangguan aktivitas
perusahaan)
 Risiko legal (kontrak tidak sesuai rencana, perselisihan
dengan perusahaan lain, ganti kerugian)
Fahmi (2014: 305)
LANJUTAN ...
Risiko spekulatif terdiri dari:
 Risiko pasar (resiko yang terjadi dari harga
dipasar, harga saham turun)
 Risiko kredit (kredit macet, piutang meningkat)
 Risiko likuiditas (ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan kas)
 Risiko operasional (resiko karena operasi tidak
lancar)
Fahmi (2014: 306)
MENGELOLA RISIKO DALAM BISNIS
Risiko dapat dikelola dengan empat cara:
1) Memperkecil risiko, tidak melakukan keputusan yang
spekulatif
2) Mengalihkan risiko, mengasuransikan bisnis untuk
menghindari risiko tak terduga.
3) Mengontrol risiko, antisipasi timbulnya risiko
4) Pendanaan risiko, menyediakan sejumlah dana
sebagai cadangan.
Fahmi (2014: 306)
SYSTEMATIC RISK, UNSYSTEMATIC RISK & TOTAL RISK

Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat


didiversifikasikan atau risiko yang sifatnya mempengaruhi
secara menyeluruh. Contoh krisis moneter tahun 1997
telah menyebabkan banyak perusahaan yang bangkrut
dan meningkatkan angka pengangguran.
Risiko yang tidak sistematis (risiko spesifik) adalah risiko
yang hanya berdampak pada perusahaan terkait saja.
Fahmi (2014: 307)
PENYESUAIAN ALIRAN KAS UNTUK MENGHITUNG NPV

Penyesuaian terhadap aliran kas merupakan cara untuk


memasukkan faktor risiko dalam investasi. Aliran kas
masuk bersih yang akan datang sesuatu yang bersifat
tidak pasti (tanda Ă = merupakan tanda ketidak
pastian). Kemudian merubah ketidak pastian menjadi
kepastian dengan menggunakan koefisien tertentu yang
diberi notasi a (harus < 1). Karena sesuatu yang tidak
pasti dianggap sama dengan sesuatu yang pasti, maka
sesuatu yang pasti itu lebih kecil dari yang tidak pasti.
Husnan dan Suwarsono (2014: 233)
LANJUTAN ...
Misalkan kita mengharapkan akan memperoleh Rp
100 pada tahun yad. Karena sifatnya pengharapan,
maka ini sesuatu yang tidak pasti. Berapa kita
bersedia mengganti Rp 100 yang tidak pasti ini
dengan jumlah yang pasti pada tahun yad ?. Kalau
jawabnya Rp 90 maka koefisien untuk mengubah
ketidak pastian menjadi kepastian adalah 0,90.
Tingkat bunga yang dipakai juga adalah tingkat bunga
yang bebas risiko (R).
Husnan dan Suwarsono (2014: 233)
LANJUTAN ...
•  
PV = = sama dengan:
PV = =
Misalkan tingkat keuntungan bebas resiko adalah
18%, maka nilai sekarang (PV) adalah:
PV = = 76,27
LANJUTKAN ...
•  
Tingkat keuntungan yang disesuaikan dengan resiko (r)
adalah:
76,27 = maka r-nya adalah 31,11%
(Untuk mengubah ketidakpastian menjadi kepastian
dengan koefisien 0,9 pada tahun 1 kalau tingkat
keuntungan bebas resiko adalah 18%, maka tingkat
keuntungan yang telah disesuaikan dengan resiko
(yaitu r) adalah 31,11%).
Husnan dan Suwarsono (2014: 234)
LANJUTAN ...
•  
Kalau akan menerima kas sebesar Rp 100 pada tahun
kedua dengan tingkat keuntungan yang telah
disesuaikan dengan resiko setiap tahun konstan
31,11% maka PV-nya adalah:
PV = = Rp 58,17 akan sama dengan:
58,17 = karena R = 18% maka:
58,17 = a = 0,81 >>> (a)kuadrat
BIAYA MODAL
PENDAHULUAN
Biaya modal adalah berapa biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan karena menggunakan dana tertentu.
Setiap sumber dana mempunyai biaya modal karena
suatu bisnis bisa saja dibelanjai bermacam-macam
sumber dana.
Pada garis besarnya sumber dana bisa dikelompokkan
menjadi sumber yang berupa utang dan berupa modal
sendiri. Modal sendiri bisa berbentuk saham preferen,
saham biasa, atau dari laba yang ditahan.
Husnan dan Suwarsono (2014: 240)
BEBERAPA SUMBER DANA YANG PENTING

• Modal pemilik perusahaan yang disetorkan


• Modal dari penerbitan saham di pasar modal
• Obligasi yag diterbitkan perusahaan dan dijual di
pasar modal
• Kredit yang diterima dari bank
• Sewa guna (leasing) dari lembaga non bank
Husein Umar (2015: 178)
KONSEP COST OF CAPITAL

Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk


menggunakan modal) dimaksudkan untuk
menentukan berapa besar biaya riil dari masing-
masing sumber dana yang dipakai dalam
berinvestasi.
Garis besar sumber-sumber pembelanjaan terdiri
atas utang dan modal sendiri.
Husein Umar (2015: 181)
BIAYA UTANG (COST OF DEBT)
Biaya utang menunjukkan berapa biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan
menggunakan dana yang berasal dari pinjaman.
Misalkan perusahaan mengeluarkan obligasi untuk 5
tahun, nilai nominal Rp 100.000,- dengan bunga 16%
pertahun. Bila obligasi tersebut laku dijual seharga
Rp 96.000,- maka berapa biaya utang yang harus
ditanggung oleh perusahaan?
Husnan & Suwarsono (2014: 241)
LANJUTAN ...
•  
96.000 = +...... + +
Untuk menyelesaikan persamaan ini dapat dilakukan
dengan coba-coba. Dengan kd (biaya utang) = 18%
maka sisi sebelah kanan akan bernilai Rp 93.740,-
Kalau menggunakan kd = 17% nilai sisi kanan menjadi
Rp 96.790. Yang dicari adalah kd yang membuat sisi
kanan sama dengan Rp 96.000,- yaitu antara 17% dan
18%.
Selanjutnya menggunakan teknik interpolasi sbb:
kd Nilai
18% Rp 93.740,-
17% Rp 96.790,-
Selisih 1% . Rp 3.050,-
Selisih antara Rp 96.790 – Rp 96.000 = Rp 790,- Kalau 1%
sama dengan Rp 3.050,- maka selisih yang bernilai Rp
96.000 adalah 790/3.050 X 1% = 0,26%. Jadi kd yang
membuat sisi kanan persamaan sama dengan Rp 96.000
adalah:
Kd (biaya utang) = 17% + 0,26% = 17,26%
Jika akan dipotong pajak dapat dihitung dengan rumus
k*d = kd(1 – t) >>> t = tarif pajak, misalkan 30%, maka
k*d = 17,26% (1 – 0,30) = 12,08%
BIAYA MODAL SENDIRI

Kelompok biaya modal sendiri dapat dibagi menjadi:


• Biaya saham preferen (preference stock)
• Biaya saham biasa (common stock)
• Biaya laba ditahan
Husein Umar (2015: 183)
LANJUTAN ...

• Preferen stock atau saham istimewa adalah suatu


surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen, dll)
• Pemegang saham preferen akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan
diterima setiap kuartal (tiga bulanan)
Fahmi (2013: 37)
LANJUTAN ...

• Saham biasa adalah suatu surat berharga yang dijual


oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai
nominal (ruapiah, dollar, yen, dll).
• Pemegang saham biasa diberi hak untuk mengikuti
RUPS dan RUPSLB serta berhak untuk menentukan
membeli atau tidak membeli right issue (penjualan
saham terbatas), dan akhir tahun akan mendapatkan
keuntungan dalam bentuk deviden.
Fahmi (2013: 37)
BIAYA SAHAM PREFEREN

Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan


penghasilan tetap berupa deviden saham preferen bagi
pemiliknya. Deviden tersebut diambilkan dari laba
bersih setelah pajak.
Apabila perusahaan berhenti beroperasi, pemilik
saham preferen akan menerima bagian setelah obligasi
dilunasi. Biaya modal saham preferen (kp) akan lebih
besar dari pada biaya hutang sebelum pajak (kd).
Husnan dan Suwarsono (2014: 242)
LANJUTAN ...
•  
Untuk menghitung besar biaya modal saham preferen,
dapat digunakan rumus:
kp =
kp = biaya saham preferen
A = nilai deviden (dalam %)
B = nilai nominal saham
PO = harga jual saham saat ini
Husein Umar (2015: 183)
LANJUTAN ...
•  
Suatu saham preferen dengan nominal Rp 200.000
memberikan deviden 20%. Harga saham tersebut saat
ini adalah Rp 175.000.
Biaya saham preferen tersebut adalah:
kp = = x 100%
= 22,86%
Husein Umar (2015: 1830
BIAYA SAHAM BIASA
•  
Biaya modal sendiri dari saham biasa (ke) adalah tingkat
keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi
yang dibelanjai dengan modal sendiri, agar harga saham
tersebut tidak turun. Besarnya ke adalah:
ke =
ke = Biaya modal sendiri dari saham biasa
D = Dividen per lembar saham yang konstan tiap tahun
Po = Harga saham pada saat ini
BIAYA LABA YANG DITAHAN

Pada dasarnya biaya laba yang ditahan sama dengan


biaya modal sendiri dari saham biasa. Bedanya adalah
kalau perusahaan menggunakan laba yang ditahan
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra
apapun, tetapi kalau membagikan laba dan kemudian
mengeluarkan saham baru, harus menanggung biaya
pengeluaran saham yang disebut sebagai floation cost.
Misalkan perusahaan mengeluarkan saham baru dengan
biaya emisi 5%. Ini berarti perusahaan hanya menerima
95% dari pembayaran yang dilakukan oleh para investor.
LANJUTAN ....
Kalau investor membayar Rp 100,- maka perusahaan hanya
menerima Rp 95 dan yang Rp 5 jatuh ke tangan perantara
sebagai biaya emisi saham. Apabila biaya modal sendiri dari
laba yang ditahan adalah sebesar 33,33% maka biaya modal
sendiri dari emisi saham yang baru adalah:
33,33% (1,00/0,95) = 35,08%
Jika biaya emisi saham (floatation cost) semakin besar,
perusahaan cenderung akan menahan laba yang diperoleh
sebagai sumber dana.
Husnan & Suwarsono (2014: 247)
BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG
Investor memerlukan modal Rp 5.000 juta. Rp 1.000 juta
untuk modal kerja dan Rp 4.000 juta untuk membelanjai
aktiva tetap. Bantuan kredit lunak dari pemerintah Rp
1.000 juta dengan bunga 14% per tahun. Pinjaman dari
bank untuk modal kerja dengan bunga 20% per tahun,
sisanya akan ditarik dalam bentuk modal sendiri. Resiko
usaha sebesar 1,10. Misalkan keuntungan rata-rata
investasi pada pasar modal adalah 25%. Tarif pajak
yang ditanggung perusahaan 30%. Rt = 18%. Berapa
biaya modal rata-rata tertimbang dari proyek bisnis
tersebut?
LANJUTAN ...

Biaya modal utang jangka panjang setelah pajak:


= 14% (1 – 0,3) = 9,80%
Biaya utang jangka pendek setelah pajak:
= 20% (1 – 0,3) = 14%
Biaya modal sendiri untuk perusahaan tanpa utang:
= 18% + (25% - 18%) 1,10 = 25,70%
Maka biaya modal sendiri dengan struktur modal 40% utang dan
60% modal sendiri adalah:
= 25,70% + 0,4/0,6 (25,7% - 17%) = 31,50%
(angka 17% diperoleh dari rata-rata utang sebelum pajak, yaitu (14% +
20%)/2 =17%)
LANJUTAN ...

Jumlah Proporsi Biaya Modal (2) X (3)


(1) (2) (3)

Utang Jangka Pendek Rp 1.000 0,20 14% 2,80%


Utang Jangka Panjang 1.000 0,20 9,80% 1,96%
3.000 0,60 31,50% 18,90%
Modal Sendiri
Jumlah Rp 5.000 1,00 23,66%

Biaya modal rata-rata tertimbang adalah 23,66


Husnan & Suwarsono (2014:249)
ASPEK MANAJEMEN DAN
ORGANISASI
PENTINGNYA ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk


dilaksanakan, tanpa didukung manajemen dan organisasi
yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.
Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi
kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen.
Dalam SKB yang perlu diperhatikan adalah apakah fungsi-
fungsi manajemen (planning, organizing, actuating,
controlling) diterapkan secara benar.
Kasmir dan Jakfar (2014: 168)
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

.
MANAJEMEN

PLANNING TUJUAN
ORGANIZING ORGANISASI
ACTUATING ATAU
CONTROLLING PERUSAHAAN
ANALISIS PEKERJAAN

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson,


Analisis pekerjaan adalah suatu cara sistematis
untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi
tentang isi pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja,
dan konteks di mana pekerjaan dilakukan atau
sistem formal untuk mengumpulkan data tentang
apa yang dilakukan orang dalam pekerjaannya.
dalam Sunyoto (2014: 134)
DESKRIPSI JABATAN
Merupakan uraian tentang tugas dan kewajiban suatu
jabatan tertentu yang memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Identifikasi jabatan
2) Ringkasan jabatan
3) Tugas yang harus dilaksanakan
4) Pengawasan yang diberikan/diterima
5) Hubungan dengan jabatan-jabatan lainnya
6) Bahan-bahan, alat-alat, dan mesin yang digunakan
7) Kondisi kerja
8) Penjelasan istilah-istilah yang tak lazim
9) Komentar tambahan sebagai penjelasan
Suliyanto (2010: 168)
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Spesifikasi jabatan adalah penentuan syarat-
syarat minimum yang dapat diterima agar
seseorang dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik, atau proses penentuan kriteria orang-orang
yang dapat memangku suatu jabatan. Misalnya
persyaratan kerja, seperti: Tingkat pendidikan,
Tingkat kecerdasan minimum, Pengalaman yang
diperlukan, Persyaratan pisik, Jenis kelamin, Usia,
kewarganegaraan, dan lain-lain.
Suliyanto (2010: 169)
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA
• .

PROYEKSI PROYEKSI
PENJUALAN KEBUTUHAN
TENAGA KERJA

PROYEKSI
PRODUKSI
WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
Metode ini digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga
kerja pada bagian yang satuan kerjanya mudah diukur
dengan menghitung Work Load Analysis + %absensi +
%turnover.
Contoh kasus:
Dik.: Rencana produksi sepatu 25.000 pasang/bulan,
pembuatan tiap pasang memerlukan waktu 4 jam, karyawan
kerja 8 jam/hari dan 25 hari/bulan, tingkat absensi 5% dan
tingkat turnover 2%. Berapa jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan bila perusahaan memberlakukan sistem kerja
tiga shift?
LANJUTAN ...
Work load = 25.000 X 4 jam = 100.000 jam
Absensi = 100.000 X 5% = 5.000 jam
Turnover= 100.000 X 2% = 2.000 jam
Tenaga yang dibutuhkan adalah
= (100.000 + 5.000 + 2.000) : 200 jam
= 535 orang.
(tiga shift: 535: 3 = 178,3 orang)

Sumber: Suliyanto (2010: 171)


REKRUTMEN KARYAWAN

Rekrutmen karyawan sangat menentukan


keberhasilan suatu bisnis di masa yang akan datang
karena bisnis akan dapat berjalan dengan baik jika
dijalankan oleh orang-orang yang sesuai dengan
spesifikasi jabatan yang telah ditentukan. Kesesuaian
orang-orang yang tepat dengan spesifikasi jabatan
sangat ditentukan oleh rekrutmen calon karyawan.
Suliyanto (2010: 173)
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-
hubungan antarkomponen bagian-bagian dan posisi-
posisi dalam suatu organisasi yang menggambarkan
peran formal, prosedur, mekanisme pengawasan,
kewenangan, dan proses pengumpulan kebijakan.
Tujuan disusunnya struktur organisasi adalah agar
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih baik
dibandingkan tanpa adanya pembagian tugas kerja.
Suliyanto (2010: 174)
LANJUTAN ...
Struktur organisasi terdiri dari:
1) Struktur Organisasi Fungsional, yaitu struktur organisasi
yang mengelompokkan individu-individu pada organisasi
berdasarkan pekerjaan yang sama.
2) Struktur Organisasi Produk, yaitu struktur organisasi yang
mengelompokkan individu-individu dalam organisasi
berdasarkan jenis produk yang dihasilkan/dipasarkan.
3) Struktur Organisasi Matriks, merupakan kombinasi dari
struktur organisasi fungsional dan struktur organisasi
produk, cocok untuk organisasi yang kompleks.
Suliyanto (2010: 174)
SUMBER DATA ANALISIS
Data Primer, adalah data-data tentang:
1. Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, jenis-jenis
pekerjaan, persyaratan pemangku jabatan, struktur
organisasi, dan metode pengadaan tenaga kerja.
2. Lama waktu dari setiap penyelesaian pekerjaan
pembangunan bisnis
3. Kemempuan para calon karyawan untuk
menjalankan pekerjaan.
Suliyanto (2010: 177)
LANJUTAN ...
Data sekunder adalah:
Data tentang kondisi pasar tenaga kerja dan literatur
yang berkaitan dengan penjadwalan proyek,
perencanaan tenaga kerja.
RESPONDEN/NARASUMBER
1) Pelaku usaha sejenis
2) Konsultan/ pemborong proyek pembangunan
3) Lembaga penempatan tenaga kerja
4) Calon karyawan.
Metode pengumpulan data : wawancara.
Suliyanto (2010: 178)
KESIMPULAN ANALISIS

Dilakukan dengan menganalisis kemampuan calon


pelaku bisnis membangun bisnis sesuai dengan
waktu yang direncanakan dan menganalisis
ketersediaan SDM yang dapat mengelola kegiatan
bisnis pada masa yang akan datang.
Ide bisnis dinyatakan layak jika calon pelaku bisnis
mampu membangun bisnis sesuai dengan waktu
yang direncanakan dan SDM pengelola kegiatan
bisnis tersedia.
Suliyanto (2010: 181)
ASPEK EKONOMI
ANALISIS ASPEK EKONOMI

Analisis aspek ekonomi adalah analisa untuk mengetahui


apakah proyek bisnis tidak akan membebani
perekonomian nasional.
Mungkin saja dinilai layak karena menguntungkan dari
sudut pandang perusahaan, tetapi akan membebani
perekonomian nasional karena adanya perlindungan atau
proteksi. Sehingga harga produk dijual dengan harga
yang jauh lebih mahal dari harga pasar dunia.
Husnan dan Suwarsono (2014: 312)
PERBEDAAN ANALISIS EKONOMI DAN
ANALISIS KEUANGAN SUATU PROYEK BISNIS

Analisis ekonomi suatu proyek bisnis tidak hanya


memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan
yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi semua pihak
dalam perekonomian. Sedangkan analisis keuangan adalah
analisis yang hanya membatasi manfaat dan pengorbanan
dari sudut pandang perusahaan.
Analisis kedua aspek tersebut akan memberikan hasil yang
berbeda, dan akan semakin besar kalau terdapat berbagai
distorsi dalam pembentukan harga (misalnya proteksi).
Husnan dan Suwarsono (2014: 313)
ALASAN MELAKUKAN ANALISIS EKONOMI
1) Ketidaksempurnaan pasar (adanya pengendalian
harga, pengendalian suku bunga kredit, proteksi,
monopoli, dll)
2) Adanya pajak dan subsidi
3) Berlakunya consumers surplus dan producers
surplus. Konsumen akan diuntungkan kalau terjadi
penurunan harga karena adanya penambahan
supply, dan perusahaan akan diuntungkan kalau
terjadi kenaikan harga karena peningkatan
permintaan.
SUBSIDI
Subsidi sering disebut dengan pajak negatif. Artinya
subsidi tidak memberikan keuntungan langsung pada
pemerintah, namun bersifat memberikan bantuan
keuntungan pada masyarakat.
Bagi pebisnis subsidi merupakan terobosan yang
mampu membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya. Sehingga jika subsidi dicabut beberapa
produk tidak akan mampu dibeli oleh konsumen
karena daya beli yang rendah.
Fahmi (2014: 238)
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berhubungan
dengan pajak.
Menurut Muhammad, kebijakan fiskal merupakan suatu
kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan, pemeliharaan
dan pembayaran dari sumber-sumber yang dibutuhkan
untuk memenuhi fungsi-fungsi publik dan pemeliharaan.
Menurut Basri dan Subri, kebijaksanaan fiskal adalah
kebijaksanaan yang dilakukan pemerintah berkaitan
dengan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran
(belanja) uang oleh pemerintah.
Fahmi (2014: 239)
KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter merupakan kebijaksanaan yang
berhubungan dengan pengendalian jumlah uang
beredar.
Dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
dijelaskan kebijakan moneter adalah kebijakan yang
ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah
uang beredar dan atau suku bunga.
Fahmi (2014: 242)
INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan otoritas moneter (Bank Indonesia) dalam
mengontrol jumlah uang beredar adalah:
a) Kebijakan suku bunga (interest rate policy)
b) Kebijakan pasar terbuka (open market policy), menjual
surat berharga kepada masyarakat dengan harga yang
terjangkau dengan maksud untuk menarik uang yang
beredar di masyarakat.
c) Penetapan cash ratio, kebijakan penetapan perbandingan
antara persentase uang di bank yang harus dijadikan
cadangan dan yang boleh dioperasikan.
Fahmi (2014: 243)
KONSEP CONSUMER SURPLUS
DAN PRODUCER SURPLUS

Harga
(P) bersedia membayar D D1 : Kurva Permintaan
S1 S S1 : Kurva Penawaran
D E : Titik Equilibrium
A E AED : Consumer Surplus
AES : Producer Surplus
S bersedia dibayar D1

O B Kuantitas (Q)
LANJUTAN ....
Contoh kasus pasar mobil
Permintaan : Qd = 200 – 10 P (Qd, Qs = ribu unit per tahun)
Penawaran : Qs = -40 + 5P (P = puluhan juta per unit)
Equilibrium : Qd = Qs
200 – 10P = -40 + 5P
240 = 5P
P = 16
Qd = 200 – 10 (6) = 40 keseimbangan terjadi pada saat harga
Qs = - 50 + 5(16) = 40 mobil Rp 160.000 per unit, dan jumlah
penawaran 40.000 unit pertahun
LANJUTAN ...

Surplus konsumen adalah pada saat keseimbangan,


konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih
sedikit dibanding kesediaan membayar (selisih
antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan
dengan yang harus dibayar).
Surplus produsen adalah produsen menerima uang
lebih banyak dari pada yang mereka harapkan
(selisih antara jumlah yang diterima dengan yang
mereka harapkan untuk dibayar)
MANFAAT EKONOMI
Pengukuran manfaat lebih sulit dibandingkan pengukuran
biaya ekonomi, karena selain manfaat yang diterima
berupa output yang dapat diukur dengan satuan moneter,
terdapat juga manfaat sekunder dan manfaat intangiable
yang sulit diukur dengan satuan moneter.
Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek bisnis
yang kadang-kadang sulit diukur dalam satuan moneter
adalah:
 Menambah tingkat konsumsi
 Membantu proses pemerataan pendapatan.
LANJUTAN ...

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi


 Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya
negara)
 Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan
kerja)
 Manfaat sosial budaya, dan lain-lain.
Husnan dan suwarsono (2014: 323)
ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN (AMDAL)

ENVIRONMENTAL IMPACT ASSESSMENT


(EIA)
ASPEK LINGKUNGAN
Menganalisis tingkat kesesuaian lingkungan dengan ide
bisnis serta menganalisis perbandingan dampak positif
dan negatif bisnis bagi lingkungan.
Sebuah ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan
analisis lingkungan jika lingkungan ide bisnis minimal
sesuai dengan kondisi lingkungan dan memiliki dampak
positif yang lebih besar terhadap lingkungan
dibandingkan dengan dampak negatifnya.
Suliyanto (2010: 79)
LANJUTAN ...
Pengertian analisis dampak lingkungan hidup
(AMDAL) menurut PP No 27 tahun 1999 pasal 1
adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang
dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan
kegiatan.
Arti lain dari analisis dampak lingkungan adalah teknik
untuk menganalisis apakah proyek yang akan
dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak
dan jika ya, maka diberikan alternatif pencegahannya.

Kasmir dan Jakfar (2014: 213)


ASAL USUL EIA
Adanya keharusan melakukan AMDAL –setidaknya di AS- terjadi
pada tahun 1969 setelah UU. tentang lingkungan hidup (the National
Environment Policy Act – NEPA) disyahkan oleh kongres. Menurut
Robinson ada tujuh kecenderungan baru dalam EIA, yaitu:
1) Dapat berlaku di semua sistem politik
2) Tingkat penerimaan EIA berkembang cepat
3) EIA membuka diri bagi partisipasi lokal
4) EIA menyediakan data secara melimpah
5) Nilai positif EIA dapat dirasakan
6) Kecenderungan aplikasi EIA untuk bisnis besar
7) Keberhasilan pemberlakuan EIA tidak merata antarnegara/bisnis.
Husnan dan Suwarsono (2014: 342)
TAHAP IDEOLOGI PRO LINGKUNGAN

Menurut Hart (1997) ada 4 tahapan, yaitu:


1. Pencegahan polusi (pollution prevention)
2. Produk hijau (product stewardshif)
3. Teknologi bersih (clean technology)
4. Visi keberlanjutan (sustainability vision)
Husnan dan Suwarsono (2014: 345)
MANFAAT ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
 Sebagai bahan bagi perencana, pengelola usaha, dan
pembangunan wilayah
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan dari rencana usaha/kegiatan
 Sebagai masukan untuk penyusunan rencana desain perinci
teknis kegiatan
 Sebagai masukan untuk rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
 Sebagai informasi bagi masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan kegiatan investasi
Kasmir dan Jakfar (2014: 217)
DAMPAK YANG DITIMBULKAN
Komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan,
dijaga, serta dilestarikan fungsinya adalah:
 Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar biosfer
 Sumber daya manusia
 Keanekaragaman hayati
 Kualitas udara
 Warisan alam dan warisan budaya
 Kenyamanan lingkungan hidup
 Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan
lingkungan hidup.
Kasmir dan Jakfar (2014: 213)
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP YANG AKAN
BERUBAH SECARA MENDASAR
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan
2. Kesempatan kerja dan usaha
3. Taraf hidup masyarakat
4. Kesehatan masyarakat
Adanya kegiatan investasi maka komponen-komponen
tersebut akan berubah dan kemungkinan akan
menimbulkan dampak negatif terhadap: tanah dan
kehutanan, air, udara, dan manusia.
Kasmir dan Jakfar (2014: 214)
BEBERAPA KOMPONEN LINGKUNGAN YANG
DITELITI
 Fisik kimia terdiri dari: Iklim, kualitas udara, dan
kebisingan. Fisiografi (struktur, stabilitas tanah/lahan).
Hidrologi (karakteristik sungai, danau, dan rawa).
Hidroseanografi (hidrodinamika kelautan). Ruang,
lahan, dan tanah (rencana pengembangan wilayah,
konflik atau pembatasan tata guna tanah dengan
sumber daya alam lainnya, inventarisasi estetika).
 Biologi: flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).
 Sosial: demografi, ekonomi, budaya, dan kesehatan
masyarakat
Kasmir dan Jakfar (2014: 218)
PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING
Dalam melakukan AMDAL perlu dijelaskan dampak besar/penting
yang bakal timbul, sbb:
1) Prakiraan dampak usaha pada saat prakonstruksi, konstruksi
operasi, pascakonstruksi terhadap lingkungan hidup. Telaah
dilakukan dengan membandingkan antara kualitas lingkungan
dengan adanya kegiatan dan tanpa adanya kegiatan.
2) Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup dengan
mengacu pada pedoman penentuan dampak besar dan
penting.
3) Dalam menelaah butir 1 dan 2 diperhatikan dampak yang
bersifat langsung dan atau tidak langsung.
Kasmir dan Jakfar (2014: 222)

Anda mungkin juga menyukai