Korupsi
Oleh Deasy Carolina
A. Pengertian Korupsi
UU No. 31/1999 jo UU No.20/2001
3 tiang penyangga
02 Kesempetan (oppurtunity)
korupsi
03 Rasionalisasi (rationalize)
B. Penyakit Korupsi
• Nugroho dan Tri Hanurita (2005 : 116) mencatat 7 alasan mengapa korupsi tumbuh
dan berkembang terutama di negara berkembang
3. Budaya, Kinoshita melaporkan hasil
1. Kemiskinan membuat pegawai penelitiannya bahwa masyarakat
pemerintah mau melakukan 2. Kekuasaan yang berlebihan Indonesia adalah masyarakat
apapun juga asal mendapatkan atau yang berasal dari keluarga besar, yakni sebuah
tambahan penghasilan untuk keserakahan. masyarakat yang mempunyai nilai
membuat keluarganya selamat. bahwa kesuksesan seseorang
anggota keluarga harus pula dinikmati
oleh seluruh anggota keluarga besar.
Antikorupsi Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan pemberian
sanksi secara tegas.
4 Keberanian 9 Kepedulian
Pendidikan antikorupsi secara umum
diartikan sebagai pendidikan koreksi budaya
yang bertujuan untuk mengenalkan cara
berpikirdan nilai-nilai baru kepada peserta
didik (suyanto, 2005: 43).
D. Pengertian Pendidikan
Antikorupsi Pendidikan antikorupsi dapat dipahami juga
sebagai usaha sadar dan sistematis yang
diberikan kepada pesera didik berupa
pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan
keterampilanyang dibutuhkan agar mereka
mau dan mampu mencegah dan
menghilangkan peluang berkembangnya
korupsi.
Pembentukan pengetahuan dan
pemahaman mengenai berbagai
bentuk korupsi dan aspek-aspeknya.
Perubahan persepsi dan sikap
terhadap korupsi.
Pembentukan keterampilan dan
kecakapan baru yang dibutuhkan
untuk melawan korupsi.
Tujuan Pendidikan
Antikorupsi
Pendidikan antikorupsi
Pendidikan antikorupsi melibatkan 3 domain
melibatkan 3 domainpenting, yaitu :
penting,
yaitu :
01
dan memproduksi informasi yang telah dipelajari, bisa berupa
mengkombinasikan cara-cara kreatif atau mensintesiskan ide-ide
dan materi baru.
02
Domai psikomotorik, menekankan pada tujuan melatih kecakapan
dan keterampilan untuk membekali peserta didik agar terbiasa
berprilaku antikorupsi. 03
E. Sekolah dan Perguruan Tinggi sebagai
Agen
Dalam upaya
mengimplementasikan 2. Strategi eksklusif dapat digunakan
untuk jenjang pendididkan
1. Strategi inklusif dapat dipilih pendidikan antikorupsi di sekolah menengah, yakni dengan cara
dengan cara menyisipkan
nilai-nilai antikorupsi ke dapat dipilih tiga strategi, yaitu memasukkan pendidikan
antikorupsi ke dalam kurikulum
dalam sejumlah mata
pelajaran terkait strategi inklusif, strategi eksklusif, lokal (muatan lokal) atau melalui
kegiatan ekstra-kulikuler yang
dan strategi studi kasus (suyanto, lebih bernuansa kesiswaan.
2005: 43)