Anda di halaman 1dari 13

Pendidikan Anti

Korupsi
Oleh Deasy Carolina
A. Pengertian Korupsi
UU No. 31/1999 jo UU No.20/2001

Beberapa termologi korupsi :


Tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri
 Korup = busuk, palsu, suap 1 sendiri yang merugikan Keuangan Negara
(kamus besar bahasa indonesia,
1991)
 Korup = suka menerima uang
sogok, menyelewengkan Menyalahgunakan kewenangan untuk
uang/barang milik memperkaya diri yang dapat merugikan
perusahaan/negara, menerima uang
keuangan negara, misalnya menyuap petugas
dengan menggunakan jabatan
untung kepentingan pribadi (kamus
2 (pemberi dan penerima suap), benturan
hukum, 2002) kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa,
 Korup = kebejatan, ketidakjujuran, pemeras, gratifitasi
tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian (the lexicon webster
dictionari, 1978)

3 Perbuatan curang dan mark-up


01 Tekanan (preesure)

3 tiang penyangga
02 Kesempetan (oppurtunity)
korupsi

03 Rasionalisasi (rationalize)
B. Penyakit Korupsi
• Nugroho dan Tri Hanurita (2005 : 116) mencatat 7 alasan mengapa korupsi tumbuh
dan berkembang terutama di negara berkembang
3. Budaya, Kinoshita melaporkan hasil
1. Kemiskinan membuat pegawai penelitiannya bahwa masyarakat
pemerintah mau melakukan 2. Kekuasaan yang berlebihan Indonesia adalah masyarakat
apapun juga asal mendapatkan atau yang berasal dari keluarga besar, yakni sebuah
tambahan penghasilan untuk keserakahan. masyarakat yang mempunyai nilai
membuat keluarganya selamat. bahwa kesuksesan seseorang
anggota keluarga harus pula dinikmati
oleh seluruh anggota keluarga besar.

6. Lemahnya kelembagaan politik suatu


negara, baik menyangkut sistem
hukumnya, birokrasi maupun sistem 5. Rendahnya kualitas moral
4. Ketidaktahuan
interaksi antarlembaga yang masyarakat
cenderung melahirkan perilaku dan
budaya korupsi

7. Korupsi terjadi karena


penyakit bersama
Memperbaiki peraturan perundangan yang berlaku untuk mengantisipasi
perkembangan korupsi dan menutup celah hukum atau pasal-pasal karet yang
sering digunakan koruptor melepaskan diri dari jerat hukum.

Memperbaiki cara kerja pemerintah (birokrasi) menjadi sederhana


(simpel) dan efisien.

Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kempemilikan

Pengertian pribadi serta memberikan aturan yang jelas tentang penggunaan


fasilitas negara untuk kepentingan umum dan penggunaannya uuntuk
kepentingan pribadi.

Antikorupsi Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan pemberian
sanksi secara tegas.

Penerapan prinsip-prinsip good govermance.

Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan memperkecil terjadinya human


error.
C. Nilai-nilai Antikorupsi
5 Keadilan
1 Kejujuran
6 Keterbukaan
2 Tanggung Jawab
7 Kedisiplinan

3 Kerja Keras 8 Kesederhanaan

4 Keberanian 9 Kepedulian
Pendidikan antikorupsi secara umum
diartikan sebagai pendidikan koreksi budaya
yang bertujuan untuk mengenalkan cara
berpikirdan nilai-nilai baru kepada peserta
didik (suyanto, 2005: 43).
D. Pengertian Pendidikan
Antikorupsi Pendidikan antikorupsi dapat dipahami juga
sebagai usaha sadar dan sistematis yang
diberikan kepada pesera didik berupa
pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan
keterampilanyang dibutuhkan agar mereka
mau dan mampu mencegah dan
menghilangkan peluang berkembangnya
korupsi.
 Pembentukan pengetahuan dan
pemahaman mengenai berbagai
bentuk korupsi dan aspek-aspeknya.
 Perubahan persepsi dan sikap
terhadap korupsi.
 Pembentukan keterampilan dan
kecakapan baru yang dibutuhkan
untuk melawan korupsi.

Tujuan Pendidikan
Antikorupsi
Pendidikan antikorupsi
Pendidikan antikorupsi melibatkan 3 domain
melibatkan 3 domainpenting, yaitu :
penting,
yaitu :

Aspek kognitif, menekankan pada kemampuan mengingatkan

01
dan memproduksi informasi yang telah dipelajari, bisa berupa
mengkombinasikan cara-cara kreatif atau mensintesiskan ide-ide
dan materi baru.

Domain afektif, menekankan pada aspek emosi, sikap, apresiasi,


nilai atau pada level menerima atau menolak sesuatu.

02
Domai psikomotorik, menekankan pada tujuan melatih kecakapan
dan keterampilan untuk membekali peserta didik agar terbiasa
berprilaku antikorupsi. 03
E. Sekolah dan Perguruan Tinggi sebagai
Agen

Sekolah berfungsi sebagai pengembangan


pendidikan intelektual dan juga bertujuan
membangun karakter atau membangun nilai-nilai
kemanusiaan mahasiswa. Pendidikan antikorupsi
dalam konteks ini termasuk dalam kategori
pendidikan nilai, karena yang ingin dikejar oleh
pendidikan antikorupsi tidak lain adalah
membentengi anak-anak dari perilaku koruptif
dengan membekali nilai-nilai luhur sebagaimana
dikembangkan oleh pendidikan nilai.
Implementasikan pendidikan antikorupsi di sekolah dan
perguruan tinggi

Dalam upaya
mengimplementasikan 2. Strategi eksklusif dapat digunakan
untuk jenjang pendididkan
1. Strategi inklusif dapat dipilih pendidikan antikorupsi di sekolah menengah, yakni dengan cara
dengan cara menyisipkan
nilai-nilai antikorupsi ke dapat dipilih tiga strategi, yaitu memasukkan pendidikan
antikorupsi ke dalam kurikulum
dalam sejumlah mata
pelajaran terkait strategi inklusif, strategi eksklusif, lokal (muatan lokal) atau melalui
kegiatan ekstra-kulikuler yang
dan strategi studi kasus (suyanto, lebih bernuansa kesiswaan.
2005: 43)

3. Strategi studi kasus dapat dilakukan dalam proses pembelajaran


tentang materi antikorupsi menggunakan metode diskusi yang
dalam pelaksanaan netode tersebut siswa ditugaskan untuk
mencari kasus-kasus korupsi lalu menganalisis kasus tersebut
bersama kelompok masing-masing serta memberikan solusi-solusi
untuk pemecahan masalah dalam kasus tersebut
THANK YOU
TUGAS :

1. Sebutkan dan jelaskan pendekatan apa saja yang


dipakai dalam antikorupsi?
2. Bagaimana langkah-langkah antikorupsi yang
berkaitan dengan perbaikan manusia?
3. Sebutkan bagaimana penerapan pendidikan
antikorupsi di sekolah?
4. Sebutkan dan berikan contoh nilai-nilai antikorupsi
menurut KPK?
5. Jelaskan :
a. Penyebab korupsi?
b. Metode pencegahan korupsi?

Anda mungkin juga menyukai