Anda di halaman 1dari 107

TRAINING AND EDUCATION IR. H.

DJUANDA (E-LEARNING)
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

RADIO TRAINDISPATCHING

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN IR. H. DJUANDA


PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
2017
RADIO TRAINDISPATCHING

 Definisi :

1. Radio Traindispatching adalah suatu perangkat untuk penyedia


komunikasi suara antara pusat kendali / PK dengan PPKA distasiun
atau masinis di kabin lokomotif melalui media transmisi radio
frekuensi, fiber optik dan saluran fisik.

2. Komunikasi dilakukan secara manual yang dikendalikan oleh operator


terpusat di PK dengan cara memanggil masinis di lokomotif untuk
mendeteksi keberadaan lokomotif atau PPKA di stasiun.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


3. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk memerintahkan
masinis untuk berhenti atau langsung di stasiun tertentu serta
memerintahkan PPKA untuk memberhentikan atau melangsungkan
kereta di stasiunnya.

4. Sistem radio Traindispatching juga menggunakan komunikasi suara


dimana tiap perangat dilengkapi dengan identitas yang unik.

5. Sifat komunikasinya adalah selective call & open call, maksudnya


komunikasi dapat berlangsung setelah operator memilih perangkat
tertentu yang akan diajak berkomunikasi dan dapat pula dilakukan
konferensi dengan beberapa pihak yang ditentukan oleh
operator/PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


6. Jaringan sistem Traindispatching mencakup seluruh wilayah kerja PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) di semua Daop di Jawa, Divre I SU dan
Divre III SS. Jaringan Traindispatching menggunakan frekuensi VHF.
Antar jaringan tersebut dihubungkan menggunakan multiplexer dan
sistem radio microwave atau jaringan backbone.
7. Jaringan Traindispathing di Jawa terbagi atas 23 section (section 22
digunakan khusus untuk BP-STL), mulai dari Merak hingga Banyuwangi.
8. Sistem Radio Traindispatching dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yang pada dasarnya dibedakan berdasarkan sistem atau pembuatnya di
Pusat Kendali, yaitu jaringan trandisptaching LSE dan jaringan
traindispatching Simoco. Di wilayah Sumatera Selatan digunakan terminal
operator buatan Zetron.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Jaringan Sistem Radio Traindispatching

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


JAWA u

R50A Karangatu
R51A Cigading
R51 Merak

R1A Manggarai
Tangerang

R1 Jakarta

R5 Pegadenbaru
R4 Cikampek
Tanah abang

R3 Krawang
R2 Bekasi

R5A Cilegeh
B2

R6 Jatibarang
B3 S13 E3 E1
R50 Serang

B2 G2
B1 E3 E2
B3 A1
Pasarminggu G3 S1 G1
R48 Parungpanjang
R49 Rangkasbitung

R7 Cirebon
A3 Purwakarta

Depok G1 A2 RU1 Plered G3

S7

R11 Pekalongan
A1 Rendeh

R10 Pemalang

R13 Kaliwungu
R12 Plabuhan

R18 Randublatung
R16 Gambringan
R14 Semarang
S23

R15 Tegowanu
Bogor R24 Sasaksaat

R8 Ciledug
G2 A3

R9 Tegal
Togogapu
A1

R20 Bojonegoro
F2
Cigombong G3 Cipatat A2

R25 Padalarang
F1
D3 S3 D2

R22 Lamongan
R19 Cepu
S29

R17 Sulur
Cianjur F3
D3

R21 Babat
R25A Cimahi

R26 Bandung
Cibadak G1
A2 F3

R23 Surabaya
Cibeber C3 A3

R27 Nagreg
F2 B3 R52 Songgom A1 A2
D2 A1
Sukabumi S4 F1

BPL-ST S22
Cireungas
G2 F1 B1 R53 Prupuk Bandungan F2 F2 F3

R44 Kertosono
R28 Cipeundeuy
C2 R54 Singkup RU 5 Kedungjati D3 S5
R55 Sindang

R46 Sidoarjo
D1 R47 Sumberlawang D1
R56 Purwokerto S14

R29 Tasikmalaya

R62 Probolinggo
C1 D3 A2 A1

R58 Bangil
F1 R57Brodjul C1

R45 Mojokerto
D2

R30 Banjar

R61 Grati
R41 Walikukun
A3

R40 Sragen

R42 Madiun
R41A Paron

R43 Saradan
G1
S11

R 39 Solobalapan
F2 G2

R31 Jeruklegi
G3
D3

R38 Klaten
B3

R32 Kroya

R33 Ijo

RU6 Kediri
R31A Cilacap
D1

R34 Kutowinangun

R37A Prambanan
R35 Bukitjeruk

R37 Yogyakarta

Wonogiri

RU7 Tulungagung

R59 Lawang
D3 D1 D3 D2

R64A Gunungmelawang
C2 A3

R60 Malang
S10

RU9 Kesamben

R64 Klakah
RU10 Karangkates
RU11 Ngebruk
TD DISPATCH CONSOLE FREQUENCY CTCSS C1

RU8 Blitar
SECTION LOCATION C2
C3
LOCATION (PK) QUADRUPLE FREQUENCY C3

R66 Jember
R65A Bangsalsari

R69 Banyuwangibaru
R67 Gunung Gending
S1 JAKARTA KOTA - CIKAMPEK MANGGARAI E 162.2 Hz

RU12 Tunnel

R68 Rogojampi
S2 CIKAMPEK - CIREBON CIREBON G 173.8 Hz
S3 CIREBON TO TEGAL CIREBON D 186.2 Hz
S4 TEGAL TO SEMARANG SEMARANG A 173.8 Hz Frequency Drawing Basestation Basestation
S5 SEMARANG TO BOJONEGORO SEMARANG F 162.2 Hz Quadruple Designation Receive Transmit
S6 BOJONEGORO TO SURABAYA SURABAYA B 186.2 Hz
S7 CIKAMPEK TO BANDUNG BANDUNG A 186.2 Hz
S8 BANDUNG TO BANJAR BANDUNG D 162.2 Hz A A1 166.675 171.400
A2 166.675 171.450
S9 BANJAR TO KROYA PURWOKERTO F 173.8 Hz A3 166.675 171.375
S10 KROYA TO KUTOARJO PURWOKERTO G 162.2 Hz
B B1 166.875 171.425
S11 KUTOARJO TO YOGYAKARTA YOGYAKARTA B 173.8 Hz B2 166.875 171.600
S12 YOGYAKARTA – SUMBERLAWANG - WALIKUKUN YOGYAKARTA D 186.2 Hz B3 166.875 171.525
S13 MANGGARAI - MERAK MANGGARAI B 186.2 Hz C C1 167.000 171.550
MADIUN A
C2 167.000 171.600
S14 WALIKUKUN TO KERTOSONO 186.2 Hz C3 167.000 171.650
S15 MADIUN C 162.2 Hz
KERTOSONO – MOJOKERTO, KERTOSONO - BLITAR
SURABAYA
D D1 167.025 171.575
S16 MOJOKERTO TO SURABAYA G 173.8 Hz D2 167.025 171.625
S17 CIREBON TO PRUPUK CIREBON B 186.2 Hz D3 167.025 171.675
S18 TEGAL TO KROYA PURWOKERTO C 186.2 Hz E E1 167.525 171.925
S19 SURABAYA TO BLITAR SURABAYA D 162.2 Hz E2 167.525 171.875
JEMBER A
E3 167.525 172.075
S20 BANGIL TO JEMBER 173.8 Hz
S21 JEMBER – BANYUWANGI BARU JEMBER C 186.2 Hz F F1 167.425 171.750
F2 167.425 172.025
S22 BPL-ST BPL-ST C 162.2 Hz F3 167.425 172.125
S23 MANGGARAI – BOGOR- SUKABUMI MANGGARAI G 162,2 Hz G G1 167.175 171.725
S24 JAKARTA – MANGGARAI – BEKASI (KOSONG) MANGGARAI A 173,8 Hz G2 167.175 171.775
S25 THB – SERPONG – TANGERANG (KOSONG) MANGGARAI C 162,2 Hz G3 167.175 171.825
S29 SUKABUMI - PADALARANG BANDUNG F 173.8 Hz

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


JENIS SISTEM TRAINDISPATCHING

KONVENSIONAL

LSE
SIMOCO
….

TDS

TRUNKING / MULTIKANAL

TETRA
MPT1327

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Jaringan Sistem Traindispatching Lebih Luas

• Jaringan sistem Traindispatching mencakup seluruh wilayah kerja PT.


Kereta Api Indonesia (Persero) di semua Daop di Jawa, Divre I SU, Divre
III SS dan Jabodetabek Daop 1 Jak/KRL.

• Jaringan Traindispatching menggunakan frekuensi VHF, antar jaringan


dihubungkan menggunakan multiplexer dengan sistem radio microwave
atau jaringan FO.

• Jaringan Traindispathing di Pulau Jawa adalah sistem radio Analog (LSE)


yang mulai beroperasi sejak tahun 1989, terbagi atas 23 section (section 22
digunakan khusus untuk BP-STL), mulai dari Merak hingga Banyuwangi.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Jaringan Sistem Traindispatching Lebih Luas

• Sistem Radio Traindispatching dibedakan menjadi dua kelompok besar, yang pada
dasarnya dibedakan berdasarkan sistem yaitu jaringan trandisptaching LSE dan
jaringan traindispatching Simoco.

• Di wilayah Sumatera Selatan digunakan terminal operator buatan Zetron/Line


Dispatch Terminal (LDT) dengan menggunakan sistem radio utility/MPT 1327
yang mulai operasi sekitar bulan April 2013,

• Untuk perangkat sistem radio Traindispatching di Jabodetabek/KRL, menggunakan


radio Digital/Tetra menggunakan band frekuensi UHF, yang beroperasi sekitar
April 2011.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


SISTEM RADIO TRAINDISPATCHING
UTILITY/MPT 1327 (Sumsel)

Sistem Radio Traindispatching Utility/MPT 1327

 Menggunakan teknologi radio MPT 1327 (standar sistem radio


trunking analog yang bersifat terbuka).
 Produk tersebut dinamakan dengan TaitNet MPT-IP.
 Menggunakan band frekuensi VHF.
 Untuk komunikasi multikanal, digunakan duplex spacing sebesar
5MHz.
 Sistem radio trunking utility mempunyai dua kanal komunikasi, yaitu
1x control channel dan 1x traffic channel. Setiap kanal tersebut
memerlukan base station tersendiri.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


SISTEM RADIO TRAINDISPATCHING
UTILITY/MPT 1327 (Sumsel)

Sistem TaitNet MPT-IP Utility Divre III SS terdiri dari elemen sbb:
 1x Node controller
 13x Site @ 2 channel (1 Control Channel + 1 Traffic Channel)
 1x SIP FXO gateway (untuk PSTN/PABX)
 1x Line Dispatch Terminal (untuk OC)
 1x Network Gateway (pelengkap LDT)
 1x Voice recorder
 1x Network Management Terminal
 14x Router Mikrotik RB1100AH
 28x E1 to Ethernet Converter, Winyuan FE1-ETH/AC
 66x radio rig dual-transceiver (untuk stasiun lintas Babaranjang)
 93x radio rig dual-transceiver (untuk lokomotif)
 44x radio rig konvensional (untuk JPL)
 7x radio rig konvensional (untuk stasiun non-lintas Babaranjang)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Sistem Jaringan

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


DIVRE III
SUMSEL

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Sistem Komunikasi Radio KRL

Sistem komunikasi Radio KRL adalah sistem komunikasi Radio digital


untuk Perka KRL yang menyediakan layanan komunikasi radio pada 14
base station sepanjang rute KRL.

 Lokasi Base Station: Mri, Jakk, Bks, Rw, Tng, Thb, Sdm, Srp, Prp,
Rk, Psm, Ui, Dp, dan Boo.

 Tiap base station dapat digunakan untuk panggilan-panggilan secara


simultan seperti; group (normal call), Private (individual) call dan
Emergency call.
 Setiap lokasi Base Station
berada terdapat 4 time slot, satu
time slot untuk mengatur
panggilan (Control ch) dan 3
slot untuk suara (Traffic
Channel)
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Sistem Komunikasi Radio KRL

 Tiap Lokasi Base station memiliki 3 slot yang tersedia untuk panggilan
panggilan seperti : group (normal call), Private (individual) maupun
Emergency dan dapat berlangsung simultan.
 Komunikasi radio KRL dibagi menjadi tiga section, yaitu; Section 26,
27, dan 28.
 Setiap base station akan terhubung ke switching TNX di Manggarai
 Jaringan Radio beroperasi di band 350-370MHz dengan duplex spacing
5MHz TX / RX.
 Frek. Untuk Tx sekitar 365 -366 MHz dan Rx 360-361 MHz .
 Masinisi KRL menggunakan radio portable STP8035 dan radio kabin
KRL SRG3900 sementara PPKA menggunakan fixed radio digital
mobile SRG3500 untuk berkomunikasi.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Sistem Komunikasi Radio KRL

 Kondisi normal semua radio kabin KRL, radio HT, dan radio PPKA
dalam mode TMO (Tetra Mode Operation) yang terhubung secara
sistem ke PPKP di Mri.
 Radio kabin KRL dan radio HT ketika bergerak secara otomatis akan
berpindah lokasi section karena dilengkapi perangkat GPS. Sistem ini
menggunakan fitur DGNA (Dynamic Group Number Assignment)
dimana informasi data lokasi dari Radio kabin KRL dan radio HT
dikirim ke sentral digital.
 Sentral digital akan mengirim informasi
ke Radio KRL agar menjadi anggota
section pada lokasi radio berada.
Sistem ini membuat masinis tidak perlu
untuk memindah channel saat dia
bergerak dari satu tempat ke yang
lainnya.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Sistem Komunikasi Radio KRL

 Kegagalan sistem jaringan dari PPKP ke 14 (empat belas) base


station akan menyebabkan gangguan komunikasi dari PPKP ke 14
(empat belas) Base Station.

 Khusus untuk base station Jakk, Psm, Ui, Dp, Boo dilengkapi
dengan FSC (Fallback Site Controller) yang memungkinkan jika
terjadi kegagalan sistem jaringan, komunikasi radio masih tetap bisa
dilakukan dalam satu cakupan base station dimana FSC berada.
Radio KRL akan berada dalam mode Fall back.
 Untuk base station lain yang tidak
terdapat FSC, komunikasi antar
masinis ke stasiun-stasiun terdekat
hanya bisa dilakukan dalam mode
DMO (Direct Mode Operation).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Sistem pengendalian Kereta Jaringan Tetra

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Pembagian Section

Rk
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
JABOTABEK (KRL)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


DIVRE I SUMUT

SECTION 1 SECTION 2
Km. 174+422 (dr Mdn)
Tanjungbalai Tnb
Ujungbaru Ub
Km. 23+970 (dr Mdn)
Belawan Blw

Seibejangkar Sbj
Km. 21+607

Km. 137+757

Km. 150+747
Bunut Buu
Labuan Lbu Km. 16+717
Besitang Bsg

BS
Km. 80+905

Limapuluh Lmp

Km. 131+817
Km. 20+889 (dr Mdn)

Km. 119+615
Km. 0+000 (ke Bsg)

Dusun Dsu
Bandartinggi Bdt

Perlanaan Pra
Km.114+053
Titipapan Tpp Km. 10+966
Pangkalanbrandan Pbd

Km. 109+106
Km. 98+291
Kisaran Kis

Bahlias Bli
Tebingtinggi Tbi

Lauttador Ltd
Km. 80+542 (dr Mdn)

Km. 92+826
Km. 69+915

Pulubrayan Pub
Tanjungslamat Tas

Km. 2+327 Km. 4+665


Km. 10+445
Km. 22+472
Km. 32+763

Setabat Sbt

BS
Hengelo Hl Km. 15+703
Binjai Bij

Km. 12+331
BS

Km. 58+195
Medan Mdn

Bandarkalipah Bap

Batangkuis Btk BS

Araskabu Arb

Lubukpakam LBp
Km. 22+969
Km. 15+257

Perbaungan Pba
Km. 0+000

Telukdalam Tuk Km. 19+718

Lidahtanah Ldt

Telukmengkudu Tke
BS
Km. 9+935

Km. 29+336

Km.37+790

Rampah Rph
Km.45+104

Km. 61+650
Bamban Bmb
Km. 68+150

Rambutan Rmt
Km. 75+034
Km.54+540
Puluraja Pur
BS
Km. 35+670
Kuala Kul
Km.41+406 Bajalinggei Bjl Aekloba Akb
Repeater Km. 22+690 Km. 41+168
Bandar Baru JPL 6 Km. 28 + 013

Km. 51+754 Membangmuda Mbm


Dolokmerangir
Km. 28+542
JPL 7 Km. 28+634
JPL 8 Km. 42+495
JPL 9 Km. 44+474
Km. 61+240 Situngir Siu
JPL 10 Km. 45+715
JPL 11 Km. 46+340
JPL 12 Km. 46+750
JPL 13 Km. 47+630
Km. 78+452 Pamingke Pme
Siantar Sir BS
Km. 48+469 (dr Tbi)

Km. 88+672 Padanghalaban Pha

Km. 94+672 Marbau Mbu


BS

Km. 113+572 Rantauprapat Rap

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Padangpanjang

DIVRE II SUMBAR

Kubukrambil
Kandangampat

Kayutanam
Batutabal

Sicincin
Kacang
Km. 67+543 (dr Tby)
Naras
Pariaman
Kuraitaji Paritmalintang
Singkarak

Km. 39+699

SECTION 2 Lubukalung
Repeiter Lubukalung

Pasarusang
Solok

Duku

Sungailasi

Tabing Tab
Sawahlunto

Muarakalaban
Km. 155+520 (dr Tby)

Km. 7+093 Padang Pd

Paulima Lma Padangsibusuk


Kampungjuar Indarung Km. 14+574 (dr Bkp)

Km. 1+933 Bukitputus

SECTION 1
Muaro

Telukbayur Km. 0+000

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


SISTEM RADIO TRAINDISPATCHING

KOMPONEN UTAMA
A. Train Dispatch Centre (TDC)
1. Train Dispatch System Console (TDSC)
2. Chief Train Dispatch System Console (CTDSC)
B. Voter / Modem FFSK atau Switching Equipment
C. Basestation
D. Waystations (wire maupun radio)
E. Locomotive Radio System (LRS)
F. Media Transmisi
G. Master Clock System
H. Voice Recorder

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Jaringan Sistem Radio Traindispatching

RADIO
A B CONNECTED
WAYSTATION
C
LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM
RADIAX
RADIAX
CABLE
CABLE

UHF RADIO
UHF RADIO
LINK
LINK

UHF R ADIO
VHF UHF UHF VHF BASESTATION VHF VHF BASESTATION VHF VHF UHF UHF VHF
LINK
TUNNEL RADIO TUNNEL RADIO

UHF UHF
BRANCHING MICROWAVE DIGITAL
MULTIPLEXING RADIO LINK

AUDIO &
CONTROL
PATH

TRAIN DISPATCH CENTER

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TRAINING AND EDUCATION IR. H. DJUANDA (E-LEARNING)
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

RADIO LOKOMOTIF

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN IR. H. DJUANDA


PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
2017
Radio Lokomotif

Radio Lokomotif;
Adalah : suatu perangkat yang terpasang di kabin lokomotif
berfungsi untuk komunikasi berupa informasi perka
(Perjalanan KA) antara masinis dan pusat kendali/PK
melalui media transmisi frekuensi.

Komponen/perangkat pendukung radio lokomotif;


Komponen radiolok terdiri dari 1 unit LTU (locomotive
transceiver unit), 2 unit Consol (LRCU/locomotive radio
control unit), 1 bh Antena, acessoris kabel dan connector serta
power supply Dc (sebagai tegangan input).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Diagram Radio Lokomotif

DRIVER CONTROL UNIT 1

TRANCEIVER CONTROL UNIT

TRANCEIVER
CONTROL PCB

13.8V VHF
TRANSCEIVER
DC/DC 13.8V ANTENNA
DRIVER CONTROL UNIT 2 CONVERTER

72V DC
LOCOMOTIVE
SUPPLY

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Antenna Lokomotif

Sifatnya omni direktional dengan gain 0 dB


(isotropik), panjang gelombang 1/4 Lamda serta
mempunyai frekuensi kerja 160 - 180 Mhz.
Antenna tersebut ditempatkan diatas cabin
Lokomotive.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Prinsip Kerja radio lokomotif;
Secara Umum radio loko bekerja menggunakan Locomotive
Transceiver Unit (LTU) yang terorganisir dengan akses terhadap Train
Dispatching Console (TDPC) yang beroperasi bersama peralatan VHF
Base Station.

Proses Pemanggilan Radio lokomotif;


Radio loko bekerja melakukan proses pemanggilan setelah
mendapatkan sinyal tegangan dari aktifitas penekanan tombol
kendali/tombol perintah yang kemudian dikirim melalui kabel interface
ke modul signalling control interface pada LTU untuk dirubah dari
sinyal tegangan menjadi sinyal data dan audio selanjutnya dikirim ke
modul radio transceiver di rubah menjadi sinyal frekuensi/rf untuk
dikirim melalui antena radiolok ke base station terdekat melalui
gelombang frekuensi.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Proses Pemanggilan Radio lokomotif;
Setelah radio Basestation terdekat menerima sinyal frekuensi dari radio
lok, sinyal frekuensi di proses sehingga menjadi sinyal data dan audio
yang selenjutnya di kirim ke TDPC/PK berupa suara untuk
pembicaraan dan data untuk identifitas lokomotif.

Proses Penerimaan di Radio lokomotif


Radiolok/console pada saat menerima panggilan dari PK memberikan
indikasi berupa suara (Ringtone) dan indikasi lampu Busy menyala dan
indikasi STATUS akan menyala tanpa berkedip (continuous on).yang
menandakan adanya panggilan dari PK.
Proses penerimaan tersebut berawal dari sinyal Audio dan Data yang
dikirim dari TDPC ke Basestation yang kemudian diproses menjadi
frekuensi yang selanjutnya dipancarkan melalui antena untuk
mengirimkan sinyal tersebut berdasarkan indentitas lokomotif yang
dituju.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Setelah sinyal tersebut diterima oleh radiolok yang bersangkutan, modul
receiver menangkap sinyal tersebut yang kemudian diproses ke modul
Signaling Control Interface untuk dirubah menjadi sinyal tegangan yang
selanjutnya diterima oleh Console menjadi data dan suara.
Cara Pengoperasian Radio Lok
Pada perangkat Console/Locomotive Radio Control Head Unit (LRCU),
dipasang penampil dan beberapa indikator. Penampil empat (4) digit, yang
digunakan untuk menampilkan "waktu sistem" atau "nomor kanal“ yang
digunakan.
Waktu sistem akan ditampilkan jika perangkat radio locomotif telah
menerima data/berita dari Train Dispatch Pusat Kendali/PK. Jika dalam
waktu 15 menit perangkat radio loocomotif tidak menerima data/berita dari
PK, tampilan waktu sistem akan berkedip - ­kedip (blinking).
Indikator status sistem, menyajikan/menampilkan indikasi sebagai berikut :
Indikasi sibuk (BUSY)
Indikasi status (STATUS)
Indikasi memancar (TX)
Indikasi stop (STOP)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Tombol kendali (control switch) yang dapat digunakan untuk mengendalikan
perangkat radio locomotif.
Tombol Request to Speak (RTS)
Tombol Priority Call (PC)
Tombol Emergency Call (EMERG)
Tombol Alarm Cancel (ALM. CANCEL)
Tombol Reset Stop (RST. STOP)
Tombol Channel Selector (tombol pemilih/selektor dengan tanda UP &
DOWN)
Tombol Volume Control
Tombol Push to Talk (PTT). Tombol tekan ini, dipasang pada handset.
Pemilihan Kanal (Channel Selection)
Pada saat perangkat radio locomotif diaktifkan dan jika lokomotif memasuki
seksi/areal wilayah lain masinis harus memilih kanal (channel) yang sesuai
dengan "nomor seksi" ditempat kedudukan lokomotif saat itu berada, sebagai
contoh, jika lokomotif sedang berada. di (atau memasuki) seksi 8, masinis harus
meniindahkan tombol pemilih kanal pada nomor 8 (channel 8).
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Menampilkan Nomor Kanal (Current Channel)

Nomor kanal yang digunakan, dapat ditampilkan pada penampil (display)


yang ada pada perangkat Consol/LRCU.

Putar tombol pemilih kanal (channel selector) ke arah UP atau DOWN


sesaat kemudian akan ditampilkan pada penampil (display) empat digit
selama lima (5) detik.

Tekan tombol ALM.CANCEL, nomor kanal yang digunakan akan


ditampilkan pada penampil empat digit selama lima (5) detik.

Sebagai catatan, cara kedua tersebut di atas, hanya boleh digunakan jika
perangkat radio locomotif dalam kondisi "idle" (perangkat radio tidak
sedang digunakan berkomunikasi) dinyatakan dengan tidak menyalanya
indikator STATUS.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Memilih Kanal yang akan digunakan (Channel Selection)

a. Pemilihan kanal dapat dilakukan hanya jika indikator STATUS dalam


keadaan padam/off,. Jika indikator STATUS dalam keadaan menyala/on,
padamkan indikator STATUS dengan cara menekan tombol ALM
CANCEL pada perangkat Console/Locomotif Radio Control Head Unit
(LRCU) selama tiga (3) detik.

b. Putar tombol pemilih kanal UP untuk menaikkan nomor kanal. atau,


putar tombol pemilih kanal DOWN untuk menurunkan nomor kanal.

c. Jika tombol pemilih kanal (channel selector) dioperasikan, tampilan


waktu sistem akan digantikan dengan tampilan nomor kanal, dalam bentuk
CHXX (tanda XX mewakili nomor kanal yang dimaksud).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Memilih Kanal yang akan digunakan (Channel Selection)

d. Pada saat dilakukan prosedur pemindahan/perubahan kanal, tiga kanal


pertama akan berubah dengan kecepatan satu kanal per detik. Sedangkan
perubahan penunjukkan kanal selanjutnya, akan dilakukan dengan kecepatan
satu kanal per setengah detik.
e. Jumlah kanal yang disediakan pada perangkat radio Locomotif berjumlah
21 kanal. Jika pemindahan / perubahan kanal dilakukan ke arah atas (UP)
mencapai angka 21, maka kanal selanjutnya akan dimulai lagi dari kanal
nomor 1 (kanal pertama). Demikian pula sebaliknya. Jika pemindahan /
perubahan kanal dilakukan ke arah bawah (DOWN) dan mencapai angka 1;
maka kanal selanjutnya akan dimulai lagi dari kanal nomor 21 (kanal
terakhir).
f. Setelah dilakukan pemilihan kanal, dan tombol pemilih kanal telah
dikembalikan pada kedudukan tengah, maka 5 (lima) detik kemudian
penampil (display) pada perangkat LRCU akan kembali menampilkan
waktu/jam sistem.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Mengirim Panggilan dari Lokomotive (Outgoing Call)
a. Panggilan biasa/Normal Call (RTS)
Untuk dapat melaksanakan proses "pemanggilan biasa" (normal call) dengan
tanda "Request to Speak" (RTS) dilakukan sebagai berikut :
1. Pastikan bahwa sistem dalam keadaan tidak sibuk (not busy). Hal ini,
dinyatakan dengan indikator BUSY dalam keadaan padam (off, tidak
rnenyala).
2. Tekan tombol bertanda RTS pada perangkat Locomotive Radio Control
Head Unit (LRCU).
3. Indikator TX (berwarna merah), akan menyala (on) selama beberapa saat,
dan indikator STATUS (berwama hijau) akan menyala (on) berkedip-
kedip secara cepat (fast blinking).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


4. Jika sistem Train Dispatch/PK menerima panggilan tersebut, maka
indikator STATUS akan menyala berkedip-kedip dengan lambat (slow
blinking).
5. Operator (masinis) belum dapat melakukan pembicaraan/komunikasi,
sampai sistem Train Dispatcher / PK menanggapi panggilan tersebut.
6. Jika sistem Train Dispatcher/PK menanggapi panggilan tersebut,
loudspeaker pada perangkat Console/LRCU akan terdengar nada panggil
berupa "nada ring" (ring tone) dan indikator STATUS akan menyala tanpa
berkedip (continuous on).
7. Operator (masinis) dapat menghentikan bunyi "nada ring" (ring tone)
dengan cara menekan tombol ALM. CANCEL atau menekan tombol "Push to
Talk" (PTT) pada handset Indikator STATUS akan tetap menyala tanpa
berkedip (continuous on).
8. Operator (masinis),dapat berbicara / berkomunikasi dengan petugas Train
Dispatc / PK.
9. Jika pembicaraan / komunikasi sudah selesai, masinis dapat mengakhirinya
dengan cara menekan tombol ALM. CANCEL selama tiga (3) detik, sampai
indikator STATUS padam (off, tidak menyala lagi).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


b. Panggilan Prioritas/Priority Call (PC)
Priority call (PC), proses dan langkah kerjanya sama seperti "pemanggilan
biasa" (normal call) merupakan proses pemanggilan dari lokomotif ke arah
Train Dispatcher/PK dengan skala prioritas, yang berbeda tampilan yang
muncul pada display dipanel PK akan tampil pada tampilan paling atas.
c. Panggilan Darurat/Emergency Call (EMG)
1. Jika terjadi keadaan darurat (emergency), operator / masinis dapat melakukan
"panggilan darurat" (emergency call).
2. Tekan kedua tombol bertanda EMERG secara bersama­-sama.
3. Indikator TX akan menyala (on) selama beberapa saat, dan indikator
STATUS akan menyala (on) berkedip-kedip secara cepat (fast blinking).
4. Selanjutnya, loudspeaker pada perangkat Console/Locomotive Radio Control
Head Unit (LRCU) akan mengeluarkan bunyi berupa nada pendek (short
tone). Indikator STATUS akan menyala tanpa berkedip (continuous on).
5. Operator / masinis dapat langsung menekan PTT pada handset untuk
melakukan pembicaraan / komunikasi dengan petugas Train Dispatcher/PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


6. Jika pembicaraan/komunikasi sudah selesai, operator / masinis dapat
mengakhirinya dengan cara menekan tombol ALM. CANCEL selama
tiga (3) detik, sampai indikator STATUS padam (off, tidak menyala
lagi).

Penerimaan Panggilan ke Lokomotive (Incoming Call)


1. Menerima/melayani panggilan biasa (normal call)
2. Jika terjadi panggilan biasa (normal call) dari Train Dispatcher / PK
kepada operator / masinis yang berada di dalam lokomotif, maka :
3. Loudspeaker pada perangkat Locomotive Radio Control Head Unit
(LRCU) akan mengeluarkan bunyi berupa "nada ring" (ring tone), dan
indikator STATUS akan menyala tanpa berkedip (continuous on).
4. Operator dapat menghentikan bunyi nada ring (ring tone) dengan cara
menekan tombol ALM. CANCEL atau menekan tombol "Push to Talk"
(PTT) pada handset. Indikator ST.ATUS akan tetap menyala tanpa
berkedip (continuous on).
5. Operator/masinis dapat melakukan pembicaraan / komunikasi dengan
petugas Train Dispatcher / PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


6. Jika pembicaraan/komunikasi sudah selesai, operator dapat mengakhirinya
dengan menekan tombol ALM. CANCEL selama tiga (3) detik, sampai
indikator STATUS padam (off, tidak menyala lagi).

a. Panggilan Perintah Penghentian Lokomotive (Loco Stop Call)


Jika ada panggilan / perintah untuk menghentikan lokomotif (locomotive
stop call) yang berasal dari petugas PK / Train Dispatcher, maka :
1. Loudspeaker pada LRCU akan mengeluarkan suara berupa nada stop
alarm. Indikator STOP akan menyala secara berkedip-kedip (blinking),
dan indikator STATUS akan menyala tanpa berkedip (continuous on).
2. Masinis dapat menghentikan / mematikan suara / nada stop alarm, dengan
cara menekan tombol ALM. CANCEL atau menekan tombol push to talk
(PTT) pada handset. Indikator STATUS akan tetap menyala tanpa
berkedip (continuous on), sementara indikator STOP akan tetap menyala
berkedip-kedip (blinking).
3. Indikator STOP dapat dipadamkan (off, dimatikan) dengan cara menekan
tombol RST.STOP pada LRCU).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


4. Masinis dapat melakukan pembicaraan/komunikasi dengan petugas
PK/Train Dispatcher.
5. Jika pembicaraan / komunikasi sudah selesai, operator/masinis dapat
mengakhirinya dengan cara menekan tombol ALM. CANCEL selama tiga
(3) detik indikator STATUS padam.

b. Panggilan keadaan Darurat (Emergency Call)


Jika ada panggilan darurat dari Train Dispatcher/PK
1. Loudspeaker pada LRCU akan mengeluarkan bunyi berupa nada alarm
panggilan keadaan darurat (Emergency alarm). Indikator STATUS akan
menyala tanpa berkedip (continuous on).
6. Masinis dapat menghentikan bunyi nada "alarm panggilan keadaan
darurat" dengan cara menekan tombol bertanda tulis/label ALM.
CANCEL. Atau, menekan tombol Push to Talk (PTT) pada handset.
Indikator STATUS akan tetap menyala tanpa berkedip (continuous on).
3. Operator/masinis dapat langsung melakukan pembicaraan / komunikasi
dengan petugas PK/Train Dispatcher.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


4. Jika pembicaraan/komunikasi sudah selesai, operator / masinis dapat
mengakhirinya dengan cara menekan tombol ALM. CANCEL selama
tiga (3) detik, sampai indikator STATUS padam.

c. Panggilan ke semua Stasiun (Broadcast Call)


Adalah panggilan ke semua stasiun radio Broadcast Call ke Radio locomotive
maupun radio Way station yang berasal dari Train Dispatcher/PK.
1. Loudspeaker pada perangkat Console/Locomotive Radio Control Head
Unit (LRCU) akan mengeluarkan bunyi berupa "nada panggilan
menyeluruh" (broadcast call tone). Indikator STATUS akan menyala
tanpa berkedip (continuous on).
2. Operator / masinis tidak dapat melakukan pembicaraan/komunikasi
dengan petugas PK melainkan hanya dapat mendengarkan pembicaraan /
perintah yang berasal dari petugas PK.
3. Panggilan/Komunikasi antar stasiun radio (Station to Station Call)
4. Panggilan/komunikasi dari locomotif ke way station atau lokomotif yang
satu ke lokomotif lain atau way station yang satu dengan way station lain
ini hanya dapat dilaksanakan melalui Train Dispatch System / PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Radio Lokomotif
Locomotive dipasangi dengan transceiver
VHF yang bekerja menghubungi base
station VHF.
Radio lokomotif pada tiap-tiap lokomotif
terdiri atas tiga modul utama, yaitu dua unit
console Radio Locomotive Control Units
(LRCU), satu unit Locomotive Tranceiver
Unit (LTU) yang dilengkapi dengan sistem
antenna.
GO NO GO ITEM DI LOKOMOTIF :
Sesuai PD 16A jilid I Bab X Bagian 20:
1. Wiper
2. Lampu sorot
3. Lampu kabin
4. Suling Lokomotif
5. Perangkat siaga (deadman device)
6. Radio lokomotif
7. Pengukur kecepatan

APAKAH RADIO LOK BERDIRI SENDIRI?

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Locomotive Transceiver Unit / LTU

Locomotive Tranceiver Unit merupakan sebuah


kotak baja yang di dalamnya terdapat
komponen :
1. Transceiver VHF
2. DC–DC Converter dengan input
nominal 72 Volt dan output 13,8 Volt.
3. Locomotive Transceiver Control PCB.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Radio Locomotive Control Units

1. LRCU merupakan console yang digunakan


oleh masinis yang dilengkapi dengan handset
(gagang telepon), tombol-tombol dan indicator.

2. Tombol-tombol tersebut digunakan untuk


memilih jenis panggilan ke PK, sedangkan
indicator menunjukkan status kanal komunikasi
saat itu apakah sedang dalam kondisi ”busy”
atau “idle”.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Simbol dan Indikasi pada LRCU
Locomotive Radio Control
Units

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Hubungan Lokomotive – Waystation dalam satu wilayah kerja

Radio Loko
Semi Duplex

Radio Loko
Semi Duplex
BS

Full Duplex

TX = 167.500 Mhz
RX = 171.675 Mhz
RX = 167.500 Mhz
TX = 171.675 Mhz
TX = 167.500 Mhz Radio WS
RX = 171.675 Mhz Semi Duplex

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TRAINING AND EDUCATION IR. H. DJUANDA (E-LEARNING)
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

WAY STATION

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN IR. H. DJUANDA


PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
2017
WAY STATION

1. Waystations terdiri atas sebuah telepon yang dilengkapi dengan modul signalling
FFSK dan control sebagai penyedia fasilitas panggilan.
2. Konsol waystation berada di ruangan operator stasiun (PPKA) sebagai alat
komunikasi pengendalian operasi kereta api ke dan dari Pusat Kendai (PK).
3. Waystation dilengkapi dengan indicator yang menampilkan status “busy” atau “idle”.
4. Ada dua jenis waystation, yaitu waystation radio dan waystation wire.
5. Console/telephone yang terdiri dari :
a. telephone type handset
b. box yang berisi Main PCB dan Front Panel
c. main PCB terdapat microprocessor yang berfungsi sebagai controller untuk
menyediakan fasilitas digital signaling, alarm dan fasilitas control.
6. Front panel terdiri dari tombol-tombol/switch, display untuk menampilkan jam, lampu
LED sebagai indikator BUSY, STATUS, TX dan CALL dan loud speaker untuk
mendengarkan suara.
7. Box Radio terdiri dari sebuah Radio VHF transceiver yang dilengkapi dengan 4 wire
interface dan AC/DC converter.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Peralatan Traindispatching di Setasiun

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Blok Diagram Radio Waystation

SOLAR PANEL ANTENNA


BP 255 VHF DIPOLE TYPE SV 1

TX RX NA 134 VHF
SIMPLEX RADIO

POWER SUPPLY
& CONTROL UNIT

BACKUP
BATTERY
LX120
AUDIO & KONTROL
CONTROL AND
SIGNALLING UNIT
P/O TELEPHONE &
CONTROL UNIT

TELEPHONE
& CONTROL
UNIT

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Radio Waystation

1. Waystation radio digunakan pada lokasi yang jauh dari base station. Waystation radio
dilengkapi dengan transceiver simplex VHF dan antena.

2. Console waystation dihubungkan ke VHF transceiver melalui antarmuka.

3. Antena WS yang digunakan bisa antena dipole maupun antena Yagi.

4. Polarisasi antenna WS harus sama dengan polarisasi antenna base.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Wire Waystation

1. Waystation wire digunakan pada lokasi yang berdekatan


(maksimum 200 meter) dengan repeater radio microwave atau
link UHF sehingga cukup dengan menggelar kabel. Waystation
terhubung dengan perangkat radio microwave melalui multiplexer.

2. Line Interface Units (LIU) disambungkan dengan cable pair.

3. Tanpa Antena.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Diagram Wire Waystation

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TRAINING AND EDUCATION IR. H. DJUANDA (E-LEARNING)
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

BASE STATION

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN IR. H. DJUANDA


PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
2017
BASE STATION
Definisi :
Perangkat radio vhf Base station bekerja komunikasinya secara full duplex, dimana
frequensi transmit tidak sama dengan frequensi receive bekerja secara bersamaan,
artinya pada saat sedang menerima juga bisa memancarkan / Mengirim.
Perangkat base station menyediakan pembicaraan antar pengguna di suatu area
dengan meneruskan pembicaraan tersebut (sebagai repeater).
Base station dihubungkan pada kanal omnibus yang saling terhubung dengan base
station lainnya dalam satu section sistem Traindispatching sekaligus menyediakan
antar muka ke console PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


DUPLEX FILTER

TRANSMITER RECEIVER

SR 2000
VHFBASESTATION

CL 1

E Rx Tx M
EQUIPMENT MICROWAVE
BEARER BEARER
MICROWAVE EQUIPMENT
TO / FROM TD ( TO / FROM OTHER
SYSTEM CONSOLE DIGITAL BRANCHING STATIONS WITHIN
MULTIPLEX EQUIPMENT THIS TD SECTION )

TDSRN Basestation,Talk – Trough Repeater interconnection

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Peralatan Base Station

Pada sisi base station terdapat receiver voting, yang digunakan untuk
mencari jalur komunikasi terbaik antar penerima base station VHF dan penerima
radio lokomotif.

CLI
Tx ( Kirim )

DPX NUD

Power Supply .
Rx
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Yagi Antenna

Mempunyai Sifat :
1. Uni direktional
2. Gain Tinggi
3. Band Sempit
4. Tidak cocok untuk Fre.kerja yang sering berpindah
5. Semakin Tinggi Gain , Semakin Kecil ( Lancip ) Pola pancaran, jarak
jangkauan semakin jauh akibatnya arahnya harus bener2 tepat LOS

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Uni direktional

Duplexer

Splitter Antena
Tx Rx Base station

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


CARA KERJA HUBUNGAN KOMUNIKASI BASE STATION

TX / ON

RALOK WS RALOK WS RALOK WS

Duplexer Duplexer Duplexer

TX RX TX RX TX RX

Ke PK E RX1 TX1 M Ke BSTN B Ke BSTN A E RX1 TX1 M Ke BSTN C Ke BSTN B E RX1 TX1 M
CHANNEL CHANNEL CHANNEL

BSTN BSTN BSTN


A B C

Penjelasan:
E = Ear / signaling terima (RX)
M = Mouth / signaling kirim (TX)
Tx 1= Modulasi menuju Channel
Rx1 = Modulasi menuju Tx pesawat

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Perubahan Indikator Basestation

RADIO RADIO RADIO


CONNECTED CONNECTED CONNECTED
WAYSTATION WAYSTATION WAYSTATION
WS/Radlok _Call (TX)
WS Call (TX)
LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM

BASESTATION BASESTATION BASESTATION


VHF VHF VHF

BRANCHING
PTT ON ON MULTIPLEXING
PTT ON ON PTT ON ON
EE2Lead ON
ON EE2Lead
M LeadON
ON E2 LeadON
M ON
AUDIO & Rx Open ON Rx Open ON
CONTROL Base path ON Base path ON
PATH CTCSS ON CTCSS ON

Receive Voice TRAIN DISPATCH


Receive E lead CENTER
Keterangan :
PK pada saat PK melakukan panggilan
Call(PTT) pada saat WS melakukan panggilan
- Sent Tx TRAIN CHIEF TRAIN
- Sent M Lead DISPATCH DISPATCH pada saat WS atau Ralok melakukan panggilan
SYSTEM SYSTEM
CONSOLE CONSOLE

TDSRN – Fuctional Blok Diagram

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Perubahan Indikator Basestation

RADIO RADIO RADIO


CONNECTED CONNECTED CONNECTED
WAYSTATION WAYSTATION WAYSTATION

LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM

BASESTATION BASESTATION BASESTATION


VHF VHF VHF

BRANCHING
PTT ON MULTIPLEXING
PTT ON PTT ON
E2 ON E2 ON E2 ON
AUDIO &
CONTROL
PATH

TRAIN DISPATCH Keterangan :


CENTER

PK Pada saat PK
Call(PTT)
- Sent Tx melakukan panggilan
TRAIN CHIEF TRAIN
- Sent M Lead DISPATCH DISPATCH
SYSTEM SYSTEM
CONSOLE CONSOLE

TDSRN – Fuctional Blok Diagram

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Perubahan Indikator Basestation

RADIO RADIO RADIO


CONNECTED CONNECTED CONNECTED
WAYSTATION WAYSTATION WAYSTATION
WS/Radlok _Call (TX)
LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM

BASESTATION BASESTATION BASESTATION


VHF VHF VHF

BRANCHING PTT ON
PTT ON MULTIPLEXING
E Lead ON M Lead ON
Rx Open ON
AUDIO &
Base path ON
CONTROL
PATH CTCSS ON

Receive Voice TRAIN DISPATCH


Receive E lead CENTER
Keterangan :
pada saat WS atau Ralok
TRAIN CHIEF TRAIN melakukan panggilan
DISPATCH DISPATCH
SYSTEM SYSTEM
CONSOLE CONSOLE

TDSRN – Fuctional Blok Diagram

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Penggunaan Frekuensi

Frekuensi Rx tiap base station dalam satu section adalah sama, sedangkan
frekuensi Tx-nya berbeda-beda.
Base station bekerja secara full duplex menerima dan mengirimkan sinyal
komunikasi secara terus-menerus.

( Continous Tone Code Squelch Signaling )


CTCSS adalah :
a. Berfungsi : Mencegah terjadinya Interfrensi dari Pihak Lain
b. Jenis frequensi : 1. frek 162.2 Hz, 2. freq 173.8 Hz, 3. freq 186.2 Hz
c. CTCSS bekerja dengan cara mengirimkan tone frekuensi rendah (sub-audible),
yang dimodulasi dengan deviasi 500 Hz pada semua transmisi.
d. Tone ini kemudian dideteksi oleh penerima dan setiap gelombang carrier RF
(radio frequency) yang tidak dimodulasi dengan tone yang sesuai tidak akan
terhubung dengan jaringan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


BSTN BSTN BSTN
1 2 3

Pada satu wilayah kerja Pada lokomotive


freq. RX dan CTCSS terdapat satu Freq.
dari Base station Tx dan beberapa
adalah sama, Freq. Rx Untuk
sedangkan freq Tx setiap Channel
Base station antara pada satu wilayah
Satu dengan lainnya kerja.
berbeda

Di Pesawat Radio Lokomotive ada yang dinamakan dengan proses


Scanning ialah dengan memilih signal yang paling terkuat,
Proses ini selalu berjalan setiap saat tanpa henti, jika menerima signal yang
terkuat maka proses Scaning ini berhenti

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


BSTN BSTN BSTN
1 2 3

Pada Lokomotive terjadi proses Scaning signal


Yang datang dari Base 1,2,3 yang terkuat.
Diterima di Radio Lokomotive.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TRAINING AND EDUCATION IR. H. DJUANDA (E-LEARNING)
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

TRAIN DISPATCH/PK

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN IR. H. DJUANDA


PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
2017
Train Dispatch Centre (TDC)

Train Dispatch System Console (TDSC) / PK

Perangkat Train Dispatch System Consoles (TDSC) terletak di ruangan


Pusat Kendali (PK) dan digunakan untuk mengontrol semua komunikasi
pada section yang telah dipilih antara radio lokomotif dan waystation.
Operator PK mengendalikan dan memonitor semua operasi dalam
wilayah section-nya tersebut.

Pada tiap Train Dispatch Centre (TDC) terdiri atas :

a. Train Dispatch system Console ( 2 or 3 )

b. Chief Train Dispatch System Console ( 1 )

c. Voice Logging Recorder

d. Logging Printer

e. PAX Phones

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Traindispatching System Diagram

R A D IO
CO NNECTED
W A Y S T A T IO N S

L O C O M O T IV E R A D IO S Y S T E M
R A D IA X C A B L E R A D IA X C A B L E

U H F R A D IO U H F R A D IO
L IN K L IN K
U H F R A D IO
B A S E S T A T IO N S L IN K
VHF UHF UHF VHF VHF VHF VHF VHF UHF UHF VHF

T U N N E L R A D IO T U N N E L R A D IO
UHF UHF
M IC R O W A V E D IG IT A L
B R A N C H IN G
R A D IO L IN K
M U L T IP L E X IN G
A U D IO &
CONTROL
PATH
W IR E C O N N E C T E D S T A T IO N S

T R A IN D IS P A T C H
CENTRE

C H IE F T R A IN C H IE F T R A IN
D IS P A T C H D IS P A T C H
SYSTEM SYSTEM
CO NSO LE CO NSO LE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


SECTION

Cakupan kendali suatu PK dinyatakan dalam satu


wilayah section.

PK 1
(Untuk Sektor Kertapati - Lahat)
L L
N C LS
uo oa cro
c C
m p
c ol
c
L
N L S
L L L
N C S
k s L
o ok kl
a cr o
L a cr
C S
u o u L
N o oL
c c
m p ol
c mc o
o
u p
a cr
c ol
oc
k ks kl kc c
m s ol
p
k kl
c
Lk k
N s kl
o
uH / P _
7
co
m 8 *g
k F 9
4m
E 5 6UP +
1e 6 g
nI 2 3p E
0 e.DD nt
nd
s n er
l

Chief Train Dispatching


System Console (CTDSC)
L
N LC S
L
o o
u a cro
mc Cp ol
c cS C S
L L L L
kN a
s L
k kl
N
C
L
o
u o cr
o NL L
o
u a cr
o oS
L
c c
m p ol
c o
c o
m
u a cr
p
c ol
c
o
k ks kl k c
c
m p
s ol
k kl
c
Lk k
N s kl

PK 2
o
uH / P
7co 8 9*g _
m
4
m
E
k F U
5 6P +
1e 62 3gp E
In
0 .D
nd D nt
e
s n er
l

(Untuk Sektor Tanjung Rembang – Blambangan Umpu)


NL C L LS
o a
u o cr
o
mc p ol
c c
L L C S L C S
kN k
o sa kL
l o
N L
L L C
a cr
L
u o cr
o u
N o S
L
o
c c
m p olc o
c o
m
u p
ca cr
ol
o
c
k k s kl k kc
c s ol
p
m kl
c
Lk
N ks kl
o
H
u / P
7oc 8 9*g _
m
4m
E
k F P
5 6U +
1e 2 g
nI 6 3p E
0 .D
d
n D nt
e
s n er
l

PK 3
(Untuk Sektor Blambangan Umpu - Tarahan)
NL LC L S
o o
u a cro
mc
L C p ol
c cS C L
L L S
kN a
o sL kL
k l N
C
a cr
u o cr
o o
N
uL Lo oS
L
c c
m p olc mo
c o
u p
a cr
c ol
o
c
k k s l kc cs ol
p
k
k m kl
c
Lk k
N s kl
uH
o
/ P
7co 8 9*g _
m
k F P
4m
E 56 U +
1e 2 g
nI 6 3p E
0 .D
nd D nt
e
s n er
l

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Pengaturan tentang pemilihan section / wilayah yang
dikendalikan oleh PPKP :
a. Dalam satu waktu, setiap section hanya bisa dikendalikan atau
dikuasai oleh satu operator PPKP melalui panel kontrolnya.
b. Setiap panel kontrol bisa digunakan untuk mengendalikan lebih
dari satu section.
c. Daftar stasiun yang ditampilkan pada Daftar Stasiun Aktif sesuai
dengan section yang sedang ditangani atau dikendalikan oleh
PPKP.
d. Terdapat indikasi yang jelas untuk section yang sedang tidak
dikuasai oleh PPKP, dan section yang sedang dikuasai oleh PPKP
di panel kontrol tersebut.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Perangkat Meja PK

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Perangkat Meja PK

SECTION SELECT

ALARM
CANSEL
TIME CODE
FAIL

FAULT DESK
TX RESET STATION
BUSY
LOW WSTN POLL ART
BATTERY FAULT STATION POLL
LOW
MAINS CALL

LST
 - 1 2 3
LST
 + 4 5 6
LST
DISPLY 7 8 9
VOLUME

ENTER L O W
LSE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Panel Manual Meja PK

Tombol Pemilih Panggilan Darurat ke lintas


Indikasi Petunjuk
Wilayah / Seksi Loco Stop Adanya kegiatan
Petunjuk Waktu

Loudspeaker

Display Penunjuk Nomor masuk/Keluar Tombol Kirim


Tombol bicara Tombol DTMF

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Jenis Panggilan Komunikasi

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Jenis Panggilan
Sistem Traindispatching menyediakan fasilitas untuk memproses
lima jenis panggilan, yaitu panggilan :
1. Normal
Tampilan
Tampilan panggilan
panggilan mencatat
mencatat
2. Priority panggilan
panggilan masuk
masuk dan dan keluar
keluar
3. Emergency (Darurat) dalam
dalam urutan
urutan prioritas.
prioritas.
4. Broadcast a.
a. Prioritas
Prioritas tertinggi
tertinggi muncul
muncul
5. special Locomotive Stop Signal. pada
pada daftar
daftar teratas.
teratas.
Tiap jenis panggilan tersebut mempunyai nada panggil (ringtone) b.
b. Panggilan
Panggilan normal
normal
yang berbeda-beda. ditampilkan
ditampilkan sesuai
sesuai waktu
waktu
penerimaan.
penerimaan.
c.
c. Panggilan
Panggilan prioritas
prioritas jugajuga
Priori Jenis Panggilan
dicatat
dicatat sesuai
sesuai dengan
dengan
tas waktu
waktu penerimaannya.
penerimaannya.
1 Panggilan EMERGENCY Dispatch Kereta (urutan pengiriman) d.
d. Meskipun,
Meskipun, panggilan
panggilan
prioritas
prioritas memiliki
memiliki prioritas
prioritas
yang
yang lebihlebih tinggi
tinggi daridari
2 Panggilan EMERGENCY WS atau Ralok (urutan penerimaan)
panggilan
panggilan normal
normal dan
dan
ditampilkan
ditampilkan pada pada baris baris
3 Panggilan PRIORITY WS atau Ralok (urutan penerimaan) teratas
teratas pada
pada layar.
layar.
e.
e. Panggilan
Panggilan emergency
emergency selalu
selalu
4 Permintaan Panggilan WS atau Ralok (urutan penerimaan) berada
berada di di baris
baris teratas
teratas
karena
karena memiliki
memiliki prioritas
prioritas
5 Panggilan Dispatch ke WS atau Ralok (urutan pengiriman) tertinggi
tertinggi dari
dari tipe-tipe
tipe-tipe
panggilan
panggilan lainnya.
lainnya.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Jenis Panggilan/Komunikasi

Hubungan Yang dapat dilakukan Oleh PK


Adalah Sebagai berikut :
1 . PK - Waystation
2 . PK - Lokomotive
3 . Waystation - PK
4 . Lokomotive - PK
5 . Waystation - Waystation
6 . Lokomotive - Lokomotive
7 . Lokomotive - Waystation
8 . Waystation - Lokomotive

Untuk No.5 - 8 , Harus minta Ijin Ke PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Karakteristik

Sele u ni-
& o ctive er kom h
pen ca Harus at b ara
call ll tereka p
Da kasi 2
m Ada penunjuk Fasilitas
an
waktu pAnggil
darurat

acuan:
Permen Perhubungan No. 11 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Peralatan
Telekomunikasi Perkeretaapian

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Daerah antara Komunikasi
Radio Traindispatching
WS WS WS WS

Change channel

Console
Console
SECTION 1 SECTION 2

Change channel

Radio Lok Radio Lok Radio Lok Radio Lok

Bisa komunikasi
Tidak bisa komunikasi

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Panggilan NORMAL
1. Jenis panggilan Normal merupakan komunikasi rutin untuk tujuan operasional seperti
jadwal pemberangkatan, posisi kereta, dan sebagainya.
2. Prosedur untuk panggilan Normal kepada PK adalah :
a. Kondisi saat ini : indicator statur “busy” tidak menyala

b. Pengguna (masinis atau PPKA) menekan tombol RTS, maka pada display console
PK akan muncul identitas pemanggil dan jenis panggilannya.

c. Apabila petugas PK menerima panggilan tersebut, maka indikator “call” pada radio
lokomotif atau waystation akan berkedip diikuti bunyi buzzer.

Panggilan PRIORITY

1. Apabila PPKA atau masinis ingin meminta perhatian lebih kepada PK.

2. Prosesnya sama dengan proses panggilan Normal, hanya saja pada sisi layar PK, ID
yang melakukan panggilan Priority Call akan ditempatkan paling atas pada daftar
panggilan aktif.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


POLA PANGGILAN NORMAL & PRIORITY

PANGGILAN DARI RL/WS KE PK

Radio Lok /
PK
Waystation

Indikator BUSY off

Tekan RTS/PC

Muncul ID + jenis panggilan

Menerima panggilan
dengan tekan ENTER/SEND
Status ID : ANS
Indikator CALL berkedip +
bunyi buzzer

Pick-up call
Komunikasi berlangsung

Tekan CLEAR

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Panggilan dari PK ke Loko

L 001 L 002 L 003 L 004

L 002 CCxxxx

L 002
Way Way Way Way
Station Station Station Station
Konsol PK Voter Base Base
Station Station

Radio Radio Radio


Microwave Microwave Microwave

L 002 L 002

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Panggilan dari Loko ke PK

RTT/PC/EMER
Ringer Loko
L 001 L 002 L 003 L 004

Ringer Incoming
Call
L 002

Way Way Way Way


Station Station Station Station
Konsol PK Voter Base Base
Station Station

L 002 Radio Radio Radio


Active Call Microwave Microwave Microwave

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Panggilan Broadcast

Panggilan Broadcast dilakukan oleh petugas PK untuk memanggil


semua radio lokomotif atau waystation yang berada di section nya,
misalnya
1. Untuk memberi pengumuman.
2. Komunikasi ini hanya satu arah saja.
3. Prosedurnya adalah petugas menekan tombol BROADCAST dan
memilih untuk memanggil semua radio lokomotif atau semua
waystation.
4. Semua pengguna hanya bisa mendengar saja ucapan PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Panggilan Emergency (Darurat)
1.Panggilan darurat dilakukan apabila ada suatu kondisi darurat yang memerlukan komunikasi serta-
merta (tanpa antrian seperti jenis panggilan lainnya).
2.Pengguna yang melakukan panggilan darurat (setelah menekan kedua tombol EMERG bersamaan)
akan memutuskan semua komunikasi yang aktif dan dapat langsung berbicara.
3.PK memanggil Darurat maka seluruh pesawat Radio Ws dan Radio Loko yang berada didalam
wilayah PK tersebut akan terpanggil (dan buzzer atau alarm akan berbunyi), kecuali pesawat yang
ID-nya masih berada pada daftar panggilan aktif (active list). Seluruh pesawat dapat berkomunikasi
saat itu juga (kanal suara menjadi terbuka).
4.WS memanggil Darurat ke PK, apabila WS menekan tombol Emergensi maka hanya PK yang
menerima panggilan Darurat tersebut. Pesawat yang lain tidak turut terpanggil.
5.Apabila WS1 sedang berbicara dengan PK, WS2 dalam keadaan darurat segera berbicara ke PK,
maka WS2 menekan tombol Emergensi. Yang terjadi adalah komunikasi WS1 dengan PK akan
terputus dan WS2 akan tersambung ke PK selama WS2 masih menekan tombol handset. Apabila
WS2 telah selesai berbicara dengan PK maka hubungan dengan WS1 akan kembali terbentuk.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Pk memanggil Emergensi

Seluruh Pesawat Radio Ws dan Radio Loko yang berada didalam wilayah PK
tersebut akan terpanggil kecuali Pesawat yg sudah ada didalam list dan mendengar
pembicaraan PK

Ws Ws Lokomotive Ws

Seluruh pesawat dapat langsung berbicara (saluran “open”).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Ws memanggil Emergensi ke Pk

Ws Ws Ws

Lokomotive
PK

Apabila Ws tekan tombol Emergensi maka hanya PK yang menerima panggilan


darurat tersebut, sedang pesawat yang lain tidak turut terpanggil.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Emergency Call
Parameter Dari PK ke …. Dari …. Ke PK
WS RL WS RL
Ring Tone        

ada di call list dengan status ANS/ACK tdk ada ringtone tdk ada ringtone - -

ada ringtone sesuai tipe


ada ringtone di PK ada ringtone di PK tapi
ada di call list tapi belum di ANS tdk ada ringtone panggilan awal bukan nada
tapi di lintas tdk ada di lintas tdk ada
panggil emergency

ada ringtone di PK ada ringtone di PK tapi


tidak ada di call list ada ringtone ada ringtone
tapi di lintas tdk ada di lintas tdk ada

Clear Status        

ada di call list dengan status ANS/ACK CAN CAN CAN CAN

ada di call list tapi belum di ANS CAN CAN CAN CAN

tidak ada di call list - - - -

Call Direction        

ada di call list dengan status ANS/ACK TX/Rx Open TX/Rx Open - -

Rx (Tx setelah alarm TX/Rx dengan PK


ada di call list tapi belum di ANS - TX/Rx dengan PK saja
cancel ditekan) saja

Rx (Tx setelah alarm TX/Rx dengan PK


tidak ada di call list - TX/Rx dengan PK saja
cancel ditekan) saja

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Khusus Panggilan Loco Stop

Panggilan Loco Stop secara praktis tidak pernah dilakukan. Apabila petugas PK
mendeteksi ada potensi bahaya, seperti masinis yang tertidur atau berjalan
melebihi taspat, maka panggilan ini bisa dilakukan.
Prosedurnya adalah :
a. Petugas PK menekan tombol LOCO Stop
b. Akam muncul alaram dan buzzer LOCO Stop akan aktif
c. Masinis menekan tombol LOCO Stop dan bunyi/alarm akan berhenti
d. Masinis melapor ke petugas PK

Loko Stop
Lokomotive 007

PK

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PK DIHARUSKAN

Menghapus pesawat radio lokomotif atau WS di dalam daftar


list Meja console bila dalam waktu dekat tidak ada yang
dibicarakan lagi, tujuannya bila PK perlu Emergency Call
prosesnya cepat (tidak perlu harus menunggu untuk
menghapus daftar list dulu).

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Kanal Komunikasi

Ada dua kanal komunikasi (channel communication) yang digunakan dalam


sistem Traindispatching, yaitu :

FFSK Digital Signalling, yang merupakan transmisi untuk pesan kontrol


(transmission of control messages) :
Dari TDS Consoles ke pengguna (WS atau radio lokomotif) : mengijinkan
pengguna untuk menggunakan sistem komunikasi (polling)
Dari pengguna ke TDS Consoles :penerimaan status panggilan dan pesan
dari terminal pengguna (response)

Voice Analog Communication, untuk komunikasi antara pengguna (WS


atau radio lokomotif) dengan PK.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


FFSK Digital Signalling

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


RADIO TRAINDISPATCHING

JENIS TRAINDISPATCHING TYPE


SIMOCO

Sistem Traindispatching Simoco


mengadopsi protocol dan sistem
Traindispatching LSE.

Perbedaannya adalah bahwa sistem


Dispatcher Simoco berbasis jaringan IP
(semua modul dan perangkat
mempunyai alamat IP).

Pada sistem LSE, console PK terpisah


antara PC (komputer) dengan panel meja
PK-nya, bisa saling redundansi. Sehingga
bila salah satu antara PC atau panel
gangguan, kendali masih bisa dilakukan
melalui PC atau panel yang masih baik.

Sedangkan pada sistem Simoco, panel


meja terhubung secara serial ke PC,
sehingga apabila PC rusak maka panel
meja tidak bisa digunakan.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Contoh Wiring Diagram dari PK ke Mux DB2

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Contoh Wiring Diagram dari Mux DB2 ke Base Station

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
DIAGRAM 4 WIRE WAY STATION

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Diagram modul FFSK Ralok Type LSE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Diagram modul FFSK Ralok Type LSE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Diagram modul Console Ralok Type LSE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Diagram modul Console Radio WS Type LSE

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Cara Kerja Wiring Diagram PK seksi 17 Cn

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TERIMA KASIH

PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)


ELEARNING.KERETA-API.CO.ID
JL. LASWI NO.23 BANDUNG - INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai