Anda di halaman 1dari 58

Laporan kasus

G2P1A0 dengan PEB, ASCITES,


IUGR

Pembimbing
dr. Aries Hartoto, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KANDUNGAN &


KEBIDANAN
RSUD R. SOEDJATI PURWODADI
Identitas Pasien
• Nama : Ny. S
• Umur : 37 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Alamat : Dadabong / Ngraji, Purwodadi
• Tanggal Masuk : 13 September 2018
• Tanggal Keluar : 20 September 2018
• No CM : 0047xxx
Anamnesis
Keluhan Utama : Kepala terasa pusing
Pasien G2P1A0 hamil 37 minggu datang ke IGD RSUD dengan keluhan
pusing. pesien sudah merasakan keluhan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
dirasakan semakin memberat dan tidak mereda walaupun sedang istirahat. selain
itu juga pasien mengaku mengeluh kaki bengkak, pandangan kabur, dan lemas.
Pasien mengaku tekanan darah tinggi hanya hamil ini, sebelum hamil tidak
pernah mengalami tekanan darah tinggi. Pasien merasakan kencang-kencang
pada perutnya walaupun tidak sering.
Anamnesis
Pasien mengaku keluar lendir namun belum ada cairan
rembes dari jalan lahir. Pasien rutin melakukan kontrol ke bidan
selama kehamilan. Selama kehamilan ini, pasien sudah
mengkonsumsi obat-obat penurun tekanan darah yang
diberikan pada saat ANC.
Riwayat Haid
• HPHT : 28 desember 2017
• HPL : 3 oktober 2018
• UK : 37 minggu 2 hari
• Menarche : umur 15 tahun
• Siklus haid : 28 hari, teratur Riwayat Pernikahan
• Lama haid : 7 hari Pasien menikah yang pertama kali
• Dismenore : (-) dengan suami sekarang.
• Riwayat Obstetri
G2P1A0 hamil 37 minggu 2 hari
G1 : Perempuan, 2900 gr, spontan, bidan, usia anak 10 tahun, sehat

G2 : Hamil ini
• Riwayat ANC

Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan


sekali dan diberikanobat penurun tensi, vitamin dan suplemen besi. Bidan berpesan
supaya segera periksa keadaan kehamilannya di rumah sakit
• Riwayat KB

Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan.


• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi : (-)
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi : (+) dari ayah kandung
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan suami bekerja sebagai
swasta . Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis

Vital Sign :
TD : 184/110 mmHg
Nadi : 86 x/menit TB : 156 cm
RR : 20 x/menit BB : 83 Kg
Suhu : 36,30C
Status Internus
• Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
• Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
• Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-),
pembesaran tiroid (-)
• Kulit : Turgor kembali lambat, ptekiae (-)
• Mammae : Simetris, benjolan abnormal (-), hiperpigmentasi
areola (+), puting menonjol (+).
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan hemithorax dextra dan sinistra simetris
Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : DBN.
Auskultasi : suara tambahan (-)
Abdomen

Terdapat pada status obsetri

Extremitas

Superior Inferior
Oedem -/- +/+

Varises -/- -/-


Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
STATUS OBSETRI
• Inspeksi : Abdomen membesar asimetris Ekstremitas
striae (+) Edema ekstremitas inferior +/+, akral hangat,
capillary refilling time < 2 detik, turgor kulit
• TFU : 32 cm, Terbawah Kepala
normal
• Gerak : (+)
• DJJ : 140 x/menit, posisi di kanan 2 jari di bawah umbilikus
• HIS : 1 x 20 “/10’
• Muka : Cloasma gravidum (+)
• Mammae : Sepasang, simetris kanan dan kiri, areola berwarna gelap,bengkak -/-, tanda radang -/- dan
retraksi puting -/- ASI (-) nyeri tekan (-)
• Pemeriksaan Leopold :
I :Teraba tinggi fundus uteri setinggi tepi atas pusat, teraba bagian besar dan lunak di fundus, kesan bokong
II :Teraba bagian besar janin di sebelah kanan, kesan punggung, bagian kecil di sebelah kiri kesan ekstremitas
III : Teraba bagian bulat dan keras, kesan kepala
IV : Bagian terendah janin belum masuk panggul
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS
• Tanggal 13-14/09/18 : G2P1A0 37 minggu dengan PEB
disertai IUGR disertai Ascites
• Tanggal 15-17/09/18 : Post SC+histerektomi, dengan
PEB dan asites, susp gagal ginjal
• Tanggal 18-20/09/18 : Post SC+histerektomi, dengan
PEB
RENCANA TINDAKAN
• Masuk VK (Evaluasi kehamilan, cek urin output)
• Konsul penyakit dalam
• Terminasi kehamilan dengan SC
Follow Up Pasien
LAPORAN OPERASI
irisan pada abd transversal, irisan Uterus
corporal, Acites +/- 3000 cc, Bayi
melintang, perempuan, BB 800, APGAR
678, uterus tidak dapat berkontraksi =
atonia uteri, dilakukan histerektomi.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15
menit menggunakan lengan yang sama.
Definisi hipertensi berat adalah peningkatan tekanan darah sekurang-
kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik.
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi
spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ
lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia, sebelumya
selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinuri yang baru
terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with proteinuria).
Algoritma Diagnosis Hipertensi Pada Kehamilan
PREEKLAMPSIA
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik
pada kehamilan yang ditandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respon maternal
terhadap adanya inflamasi sistemik dengan
aktivasi endotel dan koagulasi.
Tanda dan Gejala
PENEGAKAN DIAGNOSIS PREEKLAMSIA
  Hipertensi Proteinuri Onset
Preeklamsia + (≥140/90) + (> 300 mg/24 jam >20 minggu gestasi
Ringan atau kualitatif
dipstik : 1+

Preeklamsia Berat + (≥160/110) Proteinuria ≥ 5 >20 minggu gestasi


gr/jumlah urin dalam
24 jam atau
kualitatif dipstik: 3+
atau 4+

Eklamsia + + >20 minggu gestasi


(Preeklamsia yang
DIAGNOSIS disertai kejang dan
atau koma)
BANDING  
Hipertensi Kronis + - <20 minggu gestasi /
sebelum hamil dan
menetap sampai 12
minggu pasca
persalinan

Superimposed + + <20 minggu gestasi/


Preeklamsia sebelum hamil dan
  menetap sampai 12
minggu pasca
persalinan

Hipertensi + - > 20 minggu,


Gestasional menghilang setelah
persalinan
Manajemen Ekspektatif Preeklampsia tanpa Gejala Berat
Rawat Jalan
• Pemantauan tekanan darah 2x/hr, proteinuria 1x/hr
& kondisi janin
• Banyak istirahat
• Diit biasa
• Tidak perlu pengobatan

Rawat Inap pada Preekalmsi Ringan


a. Bila tidak ada perbaikan TD dan kadar
proteinuria selama 2 minggu
b. Adanya satu /lebih tanda preeklamsi berat
Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak memung-kinkan rawat jalan, rawat di rs
 Pemantauan tekanan darah 2x/hr, proteinuria 1x/hr & kondisi janin
 Banyak istirahat
 Diit biasa
 Tidak perlu pengobatan
 Tidak perlu diuretik, kecuali terdapat edema paru, dekompensasi kordis & gagal
ginjal akut
 Pertumbuhan janin terhambat  pertimbangkan terminasi
 Proteinuria  kelola sebagai preeklampsia berat

Tekanan diastolik turun sampai normal


• Pasien dipulangkan
• Istirahat & perhatikan tanda preeklampsia berat
• Tekanan diastolik naik  rawat
Manajemen Ekspektatif
Preeklampsia Berat

• Pengelolaan :
– Pencegahan kejang
– Pengelolaan cairan
– Terapi suportif pada
organ yg terlibat
– Saat yg tepat untuk
persalinan
Manajemen umum perawatan preeklampsia
 Penderita preeklampsia berat harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk
Rawat inap dan dianjurkan tirah baring.
 Pencegahan dan tatalaksana kejang :
- Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan
sirkulasi (cairan intravena)
- MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklamsia (sebagai
tatalaksana kejang) dan preeklamsia berat (sebagai pencegahan kejang)
- Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ke ICU yang
sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif
Pemberian Antihipertensi pada Preeklampsia Berat
Rekomendasi:
1. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi
berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
2. Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan
diastolik < 110 mmHg
3. Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short
acting, hidralazine dan labetalol parenteral
4. Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin,
metildopa, labetalol
ANTIHIPERTENSI
 Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu
mendapat antihipertensi
 Pilihan antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman
dokter dan ketersediaan obat. Beberapa jenis antihipertensi
yang dapat digunakan misalnya:
Kriteria Terminasi Kehamilan pada Preeklamsi Berat
Definisi IUGR
• PJT menurut WHO: janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat
standar atau ukuran standar yang sesuai usia kehamilannya

• Gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir meliputi semua parameter
bayi baru lahir yang beratnya dibawah 10 persentil untuk usia gestasinya
(wikjosastro)

• PJT diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari
standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan (Gordon)
Etiologi
Uterus dan Plasenta
• Penurunan aliran darah di uterus dan
plasenta
Maternal • Plasenta abruption, plasenta praevia,
• Tekanan darah tinggi infark plasenta (kematian sel pada
• Penyakit ginjal kronik plasenta), korioangioma.
• Diabetes Melitus • Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus
• Penyakit jantung dan pernapasan • Twin-to-twin transfusion syndrome
• Malnutrisi dan anemia Janin
• Infeksi • Janin kembar
• Pecandu alkohol dan obat tertentu • Kelainan kongenital
• Perokok
Klasifikasi PJT
PJT Simetris
• Lingkaran kepala, panjang dan beratnya secara proporsional kecil
• dibanding usia kehamilan. PJT simetris disebabkan oleh infeksi
• kongenital atau gangguan genetika dan terjadi pada awal kehamilan.

PJT Asimetris
• Berat janin lebih kecil proporsinya dibandingkan dengan panjang dan
• lingkar kepala. Pertumbuhan otak kecil. Terjadi pada kehamilan
• lanjut dan disebabkan oleh tidak cukupnya pasokan uteroplasenta
• atau buruknya nutrisi ibu.
Perbedaan IUGR/ PJT

simetris asimetris

Semua bagian tubuh kecil ●
Ukuran kepala > perut

Perbandingan kepala, perut ●
Terjadi peningkatan
dan panjang lengan normal ●
Insufisiensi plasenta

Faktor genetik dan infeksi kronik
sebagai penyebab ●
Jumlah sel normal, ukuran

Jumlah sel lebih kecil, kecil
ukuran sel normal ●
Prognosis baik bila tanpa

Prognosis buruk komplikasi
Manifestasi klinis
• Tampak kurus
• Pucat
• Kulit keriput
• Tali pusat tampak rapuh dan layu
Diagnosis
Faktor ibu:
• Adanya faktor risiko, termasuk riwayat PJT
sebelumnya
• Hipertensi dalam kehamilan meningkatkan 15-
20 kali liat kejadian PJT
• Penyakit yang diderita
• Tinggi fundus uteri: cara ini sangat mudah, murah, aman dan baik
untuk diagnosa kehamilan kecil
Cara: dengan menggunakan pita pengukur terhadap tinggi fundus uteri, dari
hasil pengukuran dapat mengetahui adanya gangguan pada pertumbuhan

• USG fetomaternal untuk mengukur diameter dari lingkar kepala terhadap


diameter dari abdomen yang berguna untuk mendeteksi pertumbuhan janin
simetris atau asimetris , menilai volume air ketuban, taksiran berat janin
• Doppler: mengukur aliran darah uterus dan janin, disfungsi sirkulasi utero-
plasenta dapat dinilai
Masalah pada bayi PJT
Kematian janin
• 5-20 kali lebih tinggi pada PJT daripada bayi SMK
• Biasanya terjadi pada usia kehamilan 38-42 minggu
Penyebab:
• Tidak mencukupinya pasokan dari plasenta
• Hipoksia kronis
• Anomali kongenital letal
Hipotermia
• Hipotermia terjadi karena menurunnya lemak subkutan dan
• meningkatnya luas permukaan tubuh. Lebih jauh lagi,
• hipoglikemia dan hipoksia mempengaruhi produksi panas tubuh bayi
PJT.

Hipoglikemia
• Karena menurunnya cadangan glikogen dan menurunnya kapasitas
• glukoneogenesis
• Hipotermia berpotensi menjadi masalah hipoglikemia
• Terjadi selama 3 hari pertama
Polisitemia
• Akibat dari meningkatnya kadar eritropoietin sekunder yang
mengarah pada hipoksia janin
• Polisitemia bisa mengakibatkan hipoglikemia dan mengarah pada
cedera otak

Depresi kekebalan
• Terjadi karena malnutrisi baik sebelum maupun sesudah lahir dan
infeksi virus bawaan (TORCH)
• Mempengaruhi jumlah limfosit dan kegiatan serta kadar Ig. Bisa
muncul bersama-sama dengan neutropenia.
Kelambatan pertumbuhan
• Terutama terjadi pada bayi prematur, KMK dan bayi yang
mengalami keterbatasan pertumbuhan kepala yang signifikan
• Merupakan akibat dari infeksi kongenital, malformasi berat,
hipoksia kronis, asfiksia postnatal atau hipoglikemia
• Terlihat dari tertundanya tanda pencapaian pada usia 2 dan 5
tahun dan buruknya prestasi di sekolah
Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat
Beberapa keadaan janin dengan PJT harus dilahirkan
• Janin dengan kromosom normal dan usia kehamilan >36
minggu
• Oligohidroamnion pada kehamilan 36 mgg atau lebih
• Deselerasi lambat berulang pada usia kehamilan berapapun
• Tidak ada pertumbuhan pada pemeriksaan USG dalam jangka
waktu 3 minggu
DISKUSI
Pada laporan kasus ini diajukan suatu kasus seorang wanita
berusia 37 tahun dengan diagnosa Preeklampsia Berat, asites,
IUGR. Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik-ginekologik, serta pemeriksaan pemeriksaan
laboratorium.
Pemeriksaan status generalis menunjukkan keadaan umum serta
pemeriksaan fisik thoraks pasien baik dan dalam batas normal. Pada
ekstremitas bawah terdatap oedem, salah satu vital sign yaitu
tekanan darah mengalami peningkatan, yaitu 184/110 dan pada
pemeriksaan penunjang protein urin +3 serta USG terdapat cairan
pada rongga abdomen.
Diagnosa tersebut didasarkan pada umur kehamilan,
tekanan darah, adanya proteinuria, serta tanda dan gejala
lain seperti gangguan visual, gangguan fungsi neurogis,
gangguan fungsi hati dan ginjal ataupun hitung jumlah
trombosit <100.000/mm3, dan lain-lain. Berdasarkan data
yang didapat diagnosa pasien mengarah ke Preeklampsia
Berat, dengan diagnosa banding Hipertensi Gestasional,
dengan pembeda ada tidaknya proteinuria pada pasien
tersebut.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah Informed
Consent, Obs VK, O2 4 lpm, medika mentosa, dan konsul
dokter penyakit dalam. Setelah itu rencana akan dilakukan
terminasi kehamilan dengan cara SC.
Pada saat terminasi kehamilan dengan SC di dapatkan
BB anak 800 g, APGAR 678, dan terdapat atonia uteri
sehingga dilakukan histerektomi pada pasien. setelah OP
dilakukan pemantauan pada ruangan terkait perkembangan
pasien hingga pasien diperolehkan untuk pulang.
PJT atau Pertumbuhan Janin Terhambat ditegakan
dengan anamnesis yakni usia kehamilan, pemeriksaan fisik
TFU, dan USG yang bisa disebabkan oleh pre-eklampsia
pada ibu sehingga suplai makanan dan oksigen terganggu
sebab bayi memperoleh makanan dan oksigen tersebut dari
plasenta, dapat juga disebabkan oleh insufisiensi plasenta
yang disebabkanoleh karena tekanan darah tinggi.
Daftar Pustaka
• Cunningham FG et al : IUGR (Intrauterine Growth Restriction) in “ Williams
Obstetrics” , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005
• Wikjosastro H, Haifuddin AB, Rachimhadhi T : Pertumbuhan Janin
Terhambat dalam ilmu kebidanan 3rd ed, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo, 2010.
• Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta : EGC 
• Mochtar, Rustam.2011, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
• Prawiroharjo, Sarwono.2003. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
• Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1.
Jakarta.EGC
• Pranoto, Ibnu dkk. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya 
• Beckmann, C. R. B. et al., 2009. Obstetrics and Gynecology 6th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
• Cunningham, et al., 2014. Williams Obstetric, 24th edition. United States of America:
McGraw-Hill.
• Desen, W., 2013. Buku Ajar Onkologi Klinik. Jakarta: Penerbit FKUI.
• Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2014. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2013. Profil
Kesehatan Jawa Tengah, 1 Mei, pp. 1-114.
• Hadibroto, B. R., 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara, pp. 254-259.
• Hurt, K. J. et al., 2011. Manual of Gynecology & Obstetric. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
• Kumar, V., Abbas, A. K. & Aster, J. C., 2013. Robbins Basic Pathology 9th edition.
Philadelphia: Elsevier.
• Prawirohardjo, S., 2010. Ilmu Kebidanan Edisi IV. Jakarta: PT Bina Pustaka.
• Prawirohardjo, S., 2011. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta: PT Bina Pustaka.
• Sinclair, C., 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai