Pembimbing
dr. Aries Hartoto, Sp.OG
G2 : Hamil ini
• Riwayat ANC
Vital Sign :
TD : 184/110 mmHg
Nadi : 86 x/menit TB : 156 cm
RR : 20 x/menit BB : 83 Kg
Suhu : 36,30C
Status Internus
• Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
• Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
• Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-),
pembesaran tiroid (-)
• Kulit : Turgor kembali lambat, ptekiae (-)
• Mammae : Simetris, benjolan abnormal (-), hiperpigmentasi
areola (+), puting menonjol (+).
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan hemithorax dextra dan sinistra simetris
Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : DBN.
Auskultasi : suara tambahan (-)
Abdomen
Extremitas
Superior Inferior
Oedem -/- +/+
• Pengelolaan :
– Pencegahan kejang
– Pengelolaan cairan
– Terapi suportif pada
organ yg terlibat
– Saat yg tepat untuk
persalinan
Manajemen umum perawatan preeklampsia
Penderita preeklampsia berat harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk
Rawat inap dan dianjurkan tirah baring.
Pencegahan dan tatalaksana kejang :
- Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan
sirkulasi (cairan intravena)
- MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklamsia (sebagai
tatalaksana kejang) dan preeklamsia berat (sebagai pencegahan kejang)
- Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ke ICU yang
sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif
Pemberian Antihipertensi pada Preeklampsia Berat
Rekomendasi:
1. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi
berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
2. Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan
diastolik < 110 mmHg
3. Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral short
acting, hidralazine dan labetalol parenteral
4. Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin,
metildopa, labetalol
ANTIHIPERTENSI
Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu
mendapat antihipertensi
Pilihan antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman
dokter dan ketersediaan obat. Beberapa jenis antihipertensi
yang dapat digunakan misalnya:
Kriteria Terminasi Kehamilan pada Preeklamsi Berat
Definisi IUGR
• PJT menurut WHO: janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat
standar atau ukuran standar yang sesuai usia kehamilannya
• Gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir meliputi semua parameter
bayi baru lahir yang beratnya dibawah 10 persentil untuk usia gestasinya
(wikjosastro)
• PJT diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari
standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan (Gordon)
Etiologi
Uterus dan Plasenta
• Penurunan aliran darah di uterus dan
plasenta
Maternal • Plasenta abruption, plasenta praevia,
• Tekanan darah tinggi infark plasenta (kematian sel pada
• Penyakit ginjal kronik plasenta), korioangioma.
• Diabetes Melitus • Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus
• Penyakit jantung dan pernapasan • Twin-to-twin transfusion syndrome
• Malnutrisi dan anemia Janin
• Infeksi • Janin kembar
• Pecandu alkohol dan obat tertentu • Kelainan kongenital
• Perokok
Klasifikasi PJT
PJT Simetris
• Lingkaran kepala, panjang dan beratnya secara proporsional kecil
• dibanding usia kehamilan. PJT simetris disebabkan oleh infeksi
• kongenital atau gangguan genetika dan terjadi pada awal kehamilan.
PJT Asimetris
• Berat janin lebih kecil proporsinya dibandingkan dengan panjang dan
• lingkar kepala. Pertumbuhan otak kecil. Terjadi pada kehamilan
• lanjut dan disebabkan oleh tidak cukupnya pasokan uteroplasenta
• atau buruknya nutrisi ibu.
Perbedaan IUGR/ PJT
simetris asimetris
●
Semua bagian tubuh kecil ●
Ukuran kepala > perut
●
Perbandingan kepala, perut ●
Terjadi peningkatan
dan panjang lengan normal ●
Insufisiensi plasenta
●
Faktor genetik dan infeksi kronik
sebagai penyebab ●
Jumlah sel normal, ukuran
●
Jumlah sel lebih kecil, kecil
ukuran sel normal ●
Prognosis baik bila tanpa
●
Prognosis buruk komplikasi
Manifestasi klinis
• Tampak kurus
• Pucat
• Kulit keriput
• Tali pusat tampak rapuh dan layu
Diagnosis
Faktor ibu:
• Adanya faktor risiko, termasuk riwayat PJT
sebelumnya
• Hipertensi dalam kehamilan meningkatkan 15-
20 kali liat kejadian PJT
• Penyakit yang diderita
• Tinggi fundus uteri: cara ini sangat mudah, murah, aman dan baik
untuk diagnosa kehamilan kecil
Cara: dengan menggunakan pita pengukur terhadap tinggi fundus uteri, dari
hasil pengukuran dapat mengetahui adanya gangguan pada pertumbuhan
Hipoglikemia
• Karena menurunnya cadangan glikogen dan menurunnya kapasitas
• glukoneogenesis
• Hipotermia berpotensi menjadi masalah hipoglikemia
• Terjadi selama 3 hari pertama
Polisitemia
• Akibat dari meningkatnya kadar eritropoietin sekunder yang
mengarah pada hipoksia janin
• Polisitemia bisa mengakibatkan hipoglikemia dan mengarah pada
cedera otak
Depresi kekebalan
• Terjadi karena malnutrisi baik sebelum maupun sesudah lahir dan
infeksi virus bawaan (TORCH)
• Mempengaruhi jumlah limfosit dan kegiatan serta kadar Ig. Bisa
muncul bersama-sama dengan neutropenia.
Kelambatan pertumbuhan
• Terutama terjadi pada bayi prematur, KMK dan bayi yang
mengalami keterbatasan pertumbuhan kepala yang signifikan
• Merupakan akibat dari infeksi kongenital, malformasi berat,
hipoksia kronis, asfiksia postnatal atau hipoglikemia
• Terlihat dari tertundanya tanda pencapaian pada usia 2 dan 5
tahun dan buruknya prestasi di sekolah
Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat
Beberapa keadaan janin dengan PJT harus dilahirkan
• Janin dengan kromosom normal dan usia kehamilan >36
minggu
• Oligohidroamnion pada kehamilan 36 mgg atau lebih
• Deselerasi lambat berulang pada usia kehamilan berapapun
• Tidak ada pertumbuhan pada pemeriksaan USG dalam jangka
waktu 3 minggu
DISKUSI
Pada laporan kasus ini diajukan suatu kasus seorang wanita
berusia 37 tahun dengan diagnosa Preeklampsia Berat, asites,
IUGR. Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik-ginekologik, serta pemeriksaan pemeriksaan
laboratorium.
Pemeriksaan status generalis menunjukkan keadaan umum serta
pemeriksaan fisik thoraks pasien baik dan dalam batas normal. Pada
ekstremitas bawah terdatap oedem, salah satu vital sign yaitu
tekanan darah mengalami peningkatan, yaitu 184/110 dan pada
pemeriksaan penunjang protein urin +3 serta USG terdapat cairan
pada rongga abdomen.
Diagnosa tersebut didasarkan pada umur kehamilan,
tekanan darah, adanya proteinuria, serta tanda dan gejala
lain seperti gangguan visual, gangguan fungsi neurogis,
gangguan fungsi hati dan ginjal ataupun hitung jumlah
trombosit <100.000/mm3, dan lain-lain. Berdasarkan data
yang didapat diagnosa pasien mengarah ke Preeklampsia
Berat, dengan diagnosa banding Hipertensi Gestasional,
dengan pembeda ada tidaknya proteinuria pada pasien
tersebut.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah Informed
Consent, Obs VK, O2 4 lpm, medika mentosa, dan konsul
dokter penyakit dalam. Setelah itu rencana akan dilakukan
terminasi kehamilan dengan cara SC.
Pada saat terminasi kehamilan dengan SC di dapatkan
BB anak 800 g, APGAR 678, dan terdapat atonia uteri
sehingga dilakukan histerektomi pada pasien. setelah OP
dilakukan pemantauan pada ruangan terkait perkembangan
pasien hingga pasien diperolehkan untuk pulang.
PJT atau Pertumbuhan Janin Terhambat ditegakan
dengan anamnesis yakni usia kehamilan, pemeriksaan fisik
TFU, dan USG yang bisa disebabkan oleh pre-eklampsia
pada ibu sehingga suplai makanan dan oksigen terganggu
sebab bayi memperoleh makanan dan oksigen tersebut dari
plasenta, dapat juga disebabkan oleh insufisiensi plasenta
yang disebabkanoleh karena tekanan darah tinggi.
Daftar Pustaka
• Cunningham FG et al : IUGR (Intrauterine Growth Restriction) in “ Williams
Obstetrics” , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005
• Wikjosastro H, Haifuddin AB, Rachimhadhi T : Pertumbuhan Janin
Terhambat dalam ilmu kebidanan 3rd ed, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo, 2010.
• Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta : EGC
• Mochtar, Rustam.2011, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
• Prawiroharjo, Sarwono.2003. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
• Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1.
Jakarta.EGC
• Pranoto, Ibnu dkk. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
• Beckmann, C. R. B. et al., 2009. Obstetrics and Gynecology 6th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
• Cunningham, et al., 2014. Williams Obstetric, 24th edition. United States of America:
McGraw-Hill.
• Desen, W., 2013. Buku Ajar Onkologi Klinik. Jakarta: Penerbit FKUI.
• Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2014. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2013. Profil
Kesehatan Jawa Tengah, 1 Mei, pp. 1-114.
• Hadibroto, B. R., 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara, pp. 254-259.
• Hurt, K. J. et al., 2011. Manual of Gynecology & Obstetric. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
• Kumar, V., Abbas, A. K. & Aster, J. C., 2013. Robbins Basic Pathology 9th edition.
Philadelphia: Elsevier.
• Prawirohardjo, S., 2010. Ilmu Kebidanan Edisi IV. Jakarta: PT Bina Pustaka.
• Prawirohardjo, S., 2011. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta: PT Bina Pustaka.
• Sinclair, C., 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.