Kriteria responden:
Di lakukan pada 12 pasien post traumatic yang
semuanya di diagnosa dengan cedera otak tipe
3 melalui CT Scan pada 9 laki-laki dan 3
perempuan usia rata-rata 34 tahun
Data yang di temukan tentang dekresi bertahap dan
terkontrol yaitu :
prosedur meliputi:
(1) evakuasi lubang duri darurat dan drainase,
(2) menciptakan banyak bukaan dural kecil dan
menghilangkan gumpalan
(3) membuat berbentuk U, terputus-putus, sayatan
dural kecil di sekitar lingkar tengkorak niotomy
(4) memperbesar fenestrasi di frontal dan daerah basal
temporal untuk mendeteksi dan mengobati
kontusio otak
(5) augmentasi duraplasty melalui dis-
pembukaan kecil terus menerus dengan zat
prostetik dural
(6)mengeluarkan otot temporal, pelepasan fasia,
dan galeatomi. Pendekatan bedah baru dapat
mencegah parah ekstrusi otak melalui defek
kraniotomi dan memungkinkan pelepasan
ruang subdural secara bertahap dan lembut.
Hasil
Untuk mencapai dekompresi maksimum untuk
mengurangi ICP, duraplasti augmentatif harus
dilakukan. pengobatan dapat mengurangi pengaruh
kraniektomi pada Sirkulasi CSF dan hindari gerakan
otak yang berlebihan, modalitas bedah baru ini
untuk pasca trauma matic BS muncul untuk
mencegah ekstrusi otak yang parah melalui cacat
kraniotomi dan memungkinkan secara bertahap
dan rilis lembut ruang subdural. Khasiat GCD dalam
mengurangi angka kematian.
Referensi
1. Citerio, G., & Andrews, P. J. (2007). Refractory elevated intra-
cranial pressure: Intensivist’s role in solving the dilemma of
decompressive craniectomy. Intensive Care Medicine, 33, 45–48.