Anda di halaman 1dari 8

Journal of Emergency Nursing

Gradual And Controlled Decompression For


Brain Swelling Due To Severe Head Injury
(Dekompresasi Bertahap Dan Terkontrol
Untuk Pembengkakan Otak Karena Cedera
Kepala Parah)
Oleh :
Aulianda Rizki
Dendi novasa
Desma Rani
Pendahuluan/Latar belakang
Cedera kepala/posttaumatic pembengkakan
otak di sebabkan oleh beberapa komponen
seperti edema vasogenik dan sitotoksik,
hiperemia reaktif dan pembengkakan pembuluh
darah cenderung sering menjadi penyebab
terjadinya cedera kepala. Sejak tahun 1894
muncul konsep dekompresi kraniektomi untuk
mengurangi atau mengendalikan tekanan
intrakranial setelah cedera otak traumatic
Dalam beberapa tahun trakhir ini penulis
jurnal ini membahas masalah pengbengkakan
otak dan mengadopsi tekhnik pembedahan
yang unik yang di sebut “Dekresi bertahap dan
terkontrol” dalam pengobatan cedera otak
melalui defek kraniotomi dan memungkinkan
pelepasan ruang subdural secara bertahap
dan lembut.
Tujuan :
Untuk mencegah ekstrusi parah otak melalui
defek kraniotomi dan meningkatkan pelepasan
ruang subdural secara bertahap dan terkontrol.

Kriteria responden:
Di lakukan pada 12 pasien post traumatic yang
semuanya di diagnosa dengan cedera otak tipe
3 melalui CT Scan pada 9 laki-laki dan 3
perempuan usia rata-rata 34 tahun
Data yang di temukan tentang dekresi bertahap dan
terkontrol yaitu :
prosedur meliputi:
(1) evakuasi lubang duri darurat dan drainase,
(2) menciptakan banyak bukaan dural kecil dan
menghilangkan gumpalan
(3) membuat berbentuk U, terputus-putus, sayatan
dural kecil di sekitar lingkar tengkorak niotomy
(4) memperbesar fenestrasi di frontal dan daerah basal
temporal untuk mendeteksi dan mengobati
kontusio otak
(5) augmentasi duraplasty melalui dis-
pembukaan kecil terus menerus dengan zat
prostetik dural
(6)mengeluarkan otot temporal, pelepasan fasia,
dan galeatomi. Pendekatan bedah baru dapat
mencegah parah ekstrusi otak melalui defek
kraniotomi dan memungkinkan pelepasan
ruang subdural secara bertahap dan lembut.
Hasil
Untuk mencapai dekompresi maksimum untuk
mengurangi ICP, duraplasti augmentatif harus
dilakukan. pengobatan dapat mengurangi pengaruh
kraniektomi pada Sirkulasi CSF dan hindari gerakan
otak yang berlebihan, modalitas bedah baru ini
untuk pasca trauma matic BS muncul untuk
mencegah ekstrusi otak yang parah melalui cacat
kraniotomi dan memungkinkan secara bertahap
dan rilis lembut ruang subdural. Khasiat GCD dalam
mengurangi angka kematian.
Referensi
1. Citerio, G., & Andrews, P. J. (2007). Refractory elevated intra-
cranial pressure: Intensivist’s role in solving the dilemma of
decompressive craniectomy. Intensive Care Medicine, 33, 45–48.

2. Marmarou, A., Fatouros, P. P., Barzo, P., Portella, G., Yoshihara,


M., Tsuji, O., et al. (2000). Contribution of edema and cerebral
blood volume to traumatic brain swelling in head-injured
patients. Journal of Neurosurgery, 93, 183–193.

3. Cantu, R. C., & Gean, A. D. (2010). Second-impact syndrome


and a small subdural hematoma: An uncommon catastrophic
result of repetitive head injury with a characteristic imaging
appearance. Journal of Neurotrauma, 27, 1557–1564.

Anda mungkin juga menyukai