A. PARTIKEL
Antara lain debu, uap Asam sulfat, partikel PbO
dan ZnO, uap Hg
B. BUKAN PARTIKEL
gas CO, dioksin, gas NO2
D. TEKNIK PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko dapat dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Karakteristik dari
penilaian kualitatif meliputi : tipe efek
kesehatan, estimasi frekuensi pemajanan
( harian, mingguan, bulanan ), lokasi hazard
dalam hubungannya dengan tempat kerja.
Karakteristik penilaian kuantitatif meliputi
data pengukuran pemajanan, konsentrasi zat,
angka kesakitan/kematian, modeling analisis
konsekuensi dari pemajanan terhadap hazard
dan modeling frekuensi pajanan.
Tujuan penilaian risiko
09/09/21 5
Kualifikasi penilaian risiko secara kualitatif
H H H
H M H
H L M
M M M
M L M
L L L
1 1 2 4 7 11
2 3 5 8 12 16
Keparahan
3 6 9 13 17 20
10 14 18 21 23
4
15 19 22 24 25
5
Sumber:
09/09/21 ALARA Risk Management National Safety Council Australia 8
TINGKAT KEPARAHAN
No KONDISI
2 Luka Parah
3 Hilang waktu kerja rata-rata > 3 hari
4 Luka Ringan
5 Perawatan Ringan ( Betadin)
09/09/21 9
Tingkat Keseringan (Frekuensi)
Huruf Frekuensi
A Sering sekali
B Pernah terjadi
C Bisa Terjadi
D Kemungkinan Kecil terjadi
E Tidak mungkin terjadi
09/09/21 10
TINGKAT RESIKO
• TINGGI NILAI 1 - 6
• SEDANG NILAI 7 - 15
• RENDAH 16 - 25
09/09/21 11
Severity A minor hazard within an acceptable level of risk.
Score Kelas 3 Remedial action only when it does not disrupt
0-50
operations
0 Never/tidak
Score Frekuensi
25 Certainty/pasti
09/09/21 16
Animal test, epidemiology (human &
molecular), structure-reactivity relationship
Surveyed
or default
Toxicity Assessment
Anthropometry NOAEL,
(Ri, Wb) LOAEL
Activity
(tE, fE, Dt) RISK
as health effect:
RQ > 1
Surveyed
or default
Risk Management:
Scenarios for I = RfC
by manipulating I
Legal Intervention
Anthropometric/
C reduction tE, fE, Dt minimization Behavioural
Intervention
Technology Intervention
Abdur Rahman©2004
STUDI EPIDEMIOLOGI vs ANALISIS RISIKO
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALISIS RISIKO
Pajanan
(inhalasi, Manajemen
ingesi, Risiko
absorbsi) (I, C, t, f, D)
Risk Agent,
Penyakit Karakterisasi
Media
Berbasis Risiko
Lingkungan
Lingkungan (RQ)
& PHBS
Dosis- Komunikasi
Respons Risiko
(NOAEL, (PHBS)
LOAEL)
Abdur Rahman©2004
PROSES ARKL
Empat Langkah Utama:
• Hazard Identification (identifikasi bahaya)
• Dose-Response Assessment (analisis dosis-
respons atau toxicity assessment: hubungan
dosis pemajanan dengan efek)
• Exposure Assessment (analisis jalur pajanan
atau penilaian kontak)
• Risk Characterization (karakterisasi risiko)
BAHAYA LINGKUNGAN
(Environmental Hazard)
LOAEL
NOAEL
Dosis
r
SLOPE FACTOR
d
Respon
a b c
r
Ekstrapolasi linier
(linearized model)
Dosis
d
r
SLOPE FACTOR
d
REFERENCE DOSE (RfD) - 2
• RfD bukanlah direct estimator risiko, melainkan
titik rujukan (referensi) untuk menduga efek-
efek yang potensial (bukan hanya yang aktual).
• Semakin tinggi pajanan melebihi RfD-nya,
semakin besar pula kemungkinan efek-efek
merugikan akan terjadi
• Pajanan di atas RfD seumur hidup tidak berarti
dengan sendirinya efek merugikan akan terjadi
• Pada dasarnya risiko selalu berada di antara
pasti tidak terjadi dan pasti terjadi (0<risiko<1).
REFERENCE DOSE (RfD) - 3
NOAEL atau LOAEL
RfD
(UF1 UF2 UF3 UF4 MF )
BEHP poses the greatest risk for the given site followed by
chloroform and Chlorobenzene.
KARAKTERISASI RISIKO
I
RQ
RfD
untuk Analisis Risiko Animal test, epid (human & molecular), SRR
Anthropometry NOAEL,
(R, Wb) LOAEL
Environment I
EQA Intake (I) ? RfD
(C) RfD
Dt (tahun), Wb (kg)
Absorbsi (kontak kulit) C (mg/L), tE (jam/hari),
fE (hari/tahun), Dt (tahun),
W (kg)
US-EPA Default Exposure Factor
Exposure Exposure Exposure
Land Use Daily Intake Body Weight
Pathway Frequency Duration
Residensial Air Minum 2L (dewasa) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
1 L (anak)
Tanah & 100 mg (dewasa) 350 hari/tahun 6 tahun 15 kg (anak)
debu 200 mg (anak) 24 tahun 70 kg (dewasa)
Inhalasi 20 M3 (dewasa) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
kontaminan
12 M3 (anak)
Industri & Air minum 1L 250 hari/tahun 25 tahun 70 kg (dewasa)
Komersial
Tanah & 50 mg
debu
Inhalasi 20 M3 (hari kerja)
Pertanian Konsumsi 42 g (bebuahan) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
tanaman 80 g (sayuran)
Rekreasi Konsumsi 54 g 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
ikan lokal
Abdur Rahman©2004
CONTOH TABEL
Tabel 1. Antropometri ANTROPOMETRI
Pedagang Kaki Lima (R = 0,83 M /jam) di Terminal
3
Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake inhalasi SO2 (35,6 g/M3),
NO2 (49,7 g/M3), TSP (322,6 g/M3) dan Pb (0,04 g/M3).
No. Lama Pajanan Frek. Pajanan Lama Mukim Berat Badan
Resp (tE) jam (fE) hari/tahun (Dt) tahun (Wb) kg
1 10 350 14 73
2 14 350 14 45
3 19 350 14 56
4 8 350 15 85
5 14 350 8 62
dst 17 350 10 62
I SO 2
mg M3 jam hari
0,0497 3 0,83 14 350 14 tahun
M jam hari tahun
I (NO2) 0,0057 mg/kg/hari
hari
45 kg 30 tahun 365
tahun
0,0057
RQNO2 0,285
0,02
Karena RQ<1, pajanan 49,7 g NO2 /M3 udara selama 14 tahun untuk
orang dengan berat badan 45 kg aman bagi kesehatan, jika pola
pajanannya 14 jam per hari selama 350 hari per tahun.
Contoh 2: Analisis & Manajemen Risiko
Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara
Konsentrasi As dalam air sumur 0,04-0,1 mg/L (BTKL
Manado 2005)
Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0,1
mg/L)
(1) Perhitungan asupan:
0,1 mg/L 2 L/hari 350 hari/tahun 30 tahun
I nk 3,49E 3 mg/kg/hari
55 kg 365 hari/tahun 30 tahun
Interpretasi:
Air sumur yang mengandung As 0,1 mg/L sangat
tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila
diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam
jangka 30 tahun oleh orang dengan berat badan
55 kg atau kurang.
Batas aman menurut durasi pajanan bisa menentukan kapan
gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan
Durasi dihitung dengan mengganti I dengan RfD
RfD Wb tavg
Dt (tahun)
C R fE
0,0003 mg/kg/hari 55 kg 365 hari/tahun 30 tahun
Dt 2,58 tahun
0,1 mg/L 2 L/hari 350 hari/tahun
Interpretasi:
Efek toksik As diramal bisa ditemukan pada orang dewasa 55
kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0,1
mg/L selama 3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama
350 hari/tahun.
Padahal, baku mutu As menurut KepMenKes
907/2002 adalah 0,01 mg/L sehingga nilai itu
kurang cocok untuk orang Indonesia;
Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk
air minum orang Indonesia?
Padahal, baku mutu As menurut KepMenKes
907/2002 adalah 0,01 mg/L sehingga nilai itu
kurang cocok untuk orang Indonesia;
Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk
air minum orang Indonesia?
Contoh 3 : Perhitungan Intake Arsen
dalam Air Minum
Intake karsinogen
(0,01 mg/L) (2,5 L/hari) (350 hari/tahun ) (30 tahun)
Ik 1,9 10 4 mg/kg hari
(55 kg) (70 tahun 365 hari/tahun )
ECR 1,9 10 4 (mg/kg hari) 1,5 (mg/kg hari)-1 2,85 10 5
Jawaban (b)