Anda di halaman 1dari 57

C.

Risiko-Risiko di Lingkungan Kerja


Bahan Beracun di Lingkungan Kerja

A. PARTIKEL
Antara lain debu, uap Asam sulfat, partikel PbO
dan ZnO, uap Hg

B. BUKAN PARTIKEL
gas CO, dioksin, gas NO2
D. TEKNIK PENILAIAN RISIKO
 Penilaian risiko dapat dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Karakteristik dari
penilaian kualitatif meliputi : tipe efek
kesehatan, estimasi frekuensi pemajanan
( harian, mingguan, bulanan ), lokasi hazard
dalam hubungannya dengan tempat kerja.
 Karakteristik penilaian kuantitatif meliputi
data pengukuran pemajanan, konsentrasi zat,
angka kesakitan/kematian, modeling analisis
konsekuensi dari pemajanan terhadap hazard
dan modeling frekuensi pajanan.
Tujuan penilaian risiko

TUJUAN SAFETY HEALTH

Identifikasi Cheklist, what if, Walk Through


Hazard accident Survey, Bio-Mon,
investigation Physical Exam.
Analisis Fault Tree Analysis, Uji Lab, In dept
Event Tree, MORT analy. NAB.
Evaluasi Kualitatif, Kualitatif,
Kuantitatif Kuantitatif
Pengendalian Engineering Pengobatan ,
Rehabilitasi
E. PENILAIAN RISIKO SECARA
KUALITATIF

09/09/21 5
Kualifikasi penilaian risiko secara kualitatif

No Rank KONSEKUENSI FREKUENSI

1 High Rusak berat, meninggal, Seringkali terjadi ( 1-2 kali


luka berat, hilang harta /bulan)
benda
2 Medium Luka membutuhkan Satu- dua kali per tahun
kesembuhan lama (3-5)
bulan, rusak alat biaya
tinggi
3 Low Luka perlu P3k, kerusakan Jarang dan hamper tidak
perlu maintenance biasa pernah terjadi
Estimasi Tingkat Resiko
KONSEKUENSI FREKUENSI RESIKO

H H H

H M H

H L M

M M M

M L M

L L L

H = High L = Low M = Medium


ALARA RISK CALCULATOR
FREKUENSI
A B C D E

1 1 2 4 7 11

2 3 5 8 12 16
Keparahan

3 6 9 13 17 20

10 14 18 21 23
4
15 19 22 24 25
5
Sumber:
09/09/21 ALARA Risk Management National Safety Council Australia 8
TINGKAT KEPARAHAN
No KONDISI

1 Kematian, Cacat permanen

2 Luka Parah
3 Hilang waktu kerja rata-rata > 3 hari
4 Luka Ringan
5 Perawatan Ringan ( Betadin)

09/09/21 9
Tingkat Keseringan (Frekuensi)
Huruf Frekuensi

A Sering sekali
B Pernah terjadi
C Bisa Terjadi
D Kemungkinan Kecil terjadi
E Tidak mungkin terjadi
09/09/21 10
TINGKAT RESIKO
• TINGGI NILAI 1 - 6
• SEDANG NILAI 7 - 15
• RENDAH 16 - 25

09/09/21 11
Severity A minor hazard within an acceptable level of risk.
Score Kelas 3 Remedial action only when it does not disrupt
0-50
operations

Frequency A moderate hazard requiring remedial action as soon


Kelas 2 as practicable
0-25

Probability A serious hazard requiring immediate remedial


Kelas 1 action
0-25

Total 0 -30 31-60 61 - 100


Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1
Score Severity
Fatal - Kebutaan
50
Permanent disability, amputation, Mutilation
40-49
Fracture, Dislocation
30-39
Perlu perlakuan medis (more than First Aid), severe strain, sprains, bruises,
20-29 burns.
Repeated first aid treatment, deep abrasions
10-19
Once only first aid, minor scratch, minor bruises, dust in eye, slight abrasion,
1-9 small burn (level 1)
No injury
0
Score Frekuensi
25 Beberapa pekerja, beberapa kali a shift

20-24 Satu or dua pekerja sekali per shift

15-19 2 or 3 kali per minggu

10-14 Sekali per bulan

5-9 Every few months/setiap beberapa bulan

1-4 Once or twice a year/sekali atau dua kali/thn

0 Never/tidak
Score Frekuensi
25 Certainty/pasti

15-24 Significant chance/kesempatan


signifikan
10-14 Possible/kemungkinan

5-9 Possible but very unlike/kemungkinan


tetapi tidak sama
1-4 Extremely unlike/sangat tidak sama

Sumber : Pusat K3 Depnakertrans, 2007


F. PENILAIAN RISIKO SECARA
KUANTITATIF

09/09/21 16
Animal test, epidemiology (human &
molecular), structure-reactivity relationship
Surveyed
or default
Toxicity Assessment

Anthropometry NOAEL,
(Ri, Wb) LOAEL

Environmental Environmental UF, MF


I
Quality Concentration Intake (I) RQ  RfC
Analysis (Cg)
RfC

Activity
(tE, fE, Dt) RISK
as health effect:
RQ > 1
Surveyed
or default
Risk Management:
Scenarios for I = RfC
by manipulating I

Legal Intervention
Anthropometric/
C reduction tE, fE, Dt minimization Behavioural
Intervention
Technology Intervention
Abdur Rahman©2004
STUDI EPIDEMIOLOGI vs ANALISIS RISIKO
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALISIS RISIKO

Pajanan
(inhalasi, Manajemen
ingesi, Risiko
absorbsi) (I, C, t, f, D)
Risk Agent,
Penyakit Karakterisasi
Media
Berbasis Risiko
Lingkungan
Lingkungan (RQ)
& PHBS
Dosis- Komunikasi
Respons Risiko
(NOAEL, (PHBS)
LOAEL)

Abdur Rahman©2004
PROSES ARKL
Empat Langkah Utama:
• Hazard Identification (identifikasi bahaya)
• Dose-Response Assessment (analisis dosis-
respons atau toxicity assessment: hubungan
dosis pemajanan dengan efek)
• Exposure Assessment (analisis jalur pajanan
atau penilaian kontak)
• Risk Characterization (karakterisasi risiko)
BAHAYA LINGKUNGAN
(Environmental Hazard)

• Segala zat, organisme atau energi yang


mempunyai kapasitas atau potensi
menimbulkan cedera, sakit atau mati
• Cedera, sakit atau mati tidak akan terjadi
karena bahaya lingkungan, kecuali kondisi-
kondisi tertentu yang spesifik terpenuhi
• Bahaya adalah sumber risiko tetapi bukan risiko
itu sendiri
RISIKO (RISK) – 1
• Prakiraan probabilitas bahwa suatu dampak
yang merugikan kesehatan mungkin terjadi
sebagai akibat pajanan zat-zat kimia dalam
jumlah dan dengan jalur pajanan tertentu
• Probabilitas untuk mendapat cedera, sakit
atau mati oleh pajanan zat kimia karena
aktivitas voluntary atau involuntary
• Voluntary risk berkaitan dengan aktivitas
yang disengaja (misal, menyetir mobil)
• Involuntary risk berkaitan dengan aktivitas
yang tidak disengaja (misal, disambar petir)
RISIKO (RISK) - 2
• Risiko kualitatif: tinggi, sedang/biasa, rendah
• Risiko kuantitatif: 1>Risiko>0
- Risiko = 0  pasti tidak akan terjadi
- Risiko = 1  pasti akan terjadi
• Risiko kuantitatif dinyatakan sebagai bilangan
pecahan:
• E-5 = 10-5 = risiko 1/100.000
• 1,3E-3 = 1,3 x 10-3 = risiko 1/770
• 1,2E-5 = 1,2 x 10-5 = risiko 1/83.000
RISIKO (RISK) - 3
Contoh kemungkinan pernyataan risiko yang berbeda
dari hasil karakterisasi risiko zat yang sama:
• 327 per 1.000.000 orang akan meninggal karena
terpajan zat A selama hidupnya (3,27E-4)
• Zat A karsinogenik terhadap mencit dan tikus. Aplikasi
ekstrapolasi dosis rendah dan prakiraan pajanan
manusia menyatakan bahwa risiko bagi manusia
berkisar 100 - 1000 kematian per 1 juta orang yang
terpajan
• Zat A karsinogenik terhadap mencit dan tikus dan
harus dianggap karsinogenik juga bagi manusia
DUA EFEK ZAT TOKSIK
NONKARSINOGENIK KARSINOGENIK

• Berambang (threshold) • Tidak Berambang


(nonthreshold)
• Ada dosis di atas nol yang
tidak berefek sampai dosis • Selalu ada efek pada
tertentu tercapai setiap dosis di atas nol
• Risiko dinyatakan sebagai • Risiko dinyatakan
NONCANCER HAZARD sebagai CANCER RISK:
berupa Hazard Qoutient & 1. Slope Factor (risk per
Hazard Index berdasarkan doses)
Intake dan Reference 2. Unit Risk (risk per media
Dose concentrations)
3. Cancer Risk
IDENTIFIKASI BAHAYA
1. Tetapkan ‘Zat Kimia Indikator’ atas dasar
• Toksisitas (cancer slope factor, RfD)
• Konsentrasi dalam media vs background level
• Konsentrasi dalam media vs baku mutu/standar
• Frekuensi deteksi
• Fate & transport characteristics
• Completeness of pathways
2. Concentration-Toxicity Screening
R = (Ci×Ti)
No PARAMETER UNIT NAB TWA
1 CO mg/m3 ; (ppm) 8 jam
29; (25)
kerja
2 SO2 mg/m3 ; (ppm)
5,2; (2)
3 NO2 mg/m3 ; (ppm)
5,6; (3)
4 CO2 mg/m3 ; (ppm)
9000; (5000)
5 H2S mg/m3 ; (ppm)
14 ; (10)
6 Debu Total mg/m3
10
7 Debu Respirable mg/m3
3
8 Benzene mg/m3 ; (ppm)
32: (10)
9 Toluene mg/m3 ; (ppm) 188; (50)
10 Hg mg/m3 0,025
11 Pb mg/m3 0,05
EVALUASI EFEK
NONKANKER (EFEK
• Efek sistemik SISTEMIK) - 1toksik selain
= semua endpoint zat
kanker dan mutasi gen
• Efek sistemik dievaluasi menggunakan RfD
(reference dose) sebagai ukuran
• RfD (US-EPA) ≈ Acceptable Daily Intake (WHO):
jumlah zat kimia yang memajani manusia setiap
hari dalam waktu lama (umumnya lifetime) yang
tidak menimbulkan efek merugikan
• ADI = NOAEL/SF atau LOAEL/SF
• RfD = NOAEL/(UF x MF) atau LOAEL/(UF x MF)
EVALUASI EFEK SISTEMIK - 2
• RfD = human dose, NOAEL atau LOAEL =
experimental dose
• No Observed Adverse Effect Level: dosis tertinggi
toksisitas kronik yang secara statistik atau biologik
tidak memperlihatkan efek merugikan
• Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis
terendah toksisitas kronik yang secara statistik
atau biologik memperlihatkan efek merugikan
• Safety Factor atau Uncertainty Factor: kelipatan
angka 10 untuk menyatakan ketidakpastian &
kekurangan data
REFERENCE DOSE (RfD) - 1
• RfD menyatakan risiko nonkarsinogenik
dan efek-efek nonkarsinogenik zat
karsinogen.
• RfD adalah estimasi pajanan harian
(dengan rentang ketidakpastian satu
orde) bagi populasi umum (termasuk
subkelompok yang sensitif) yang tidak
akan mengalami risiko efek-efek
merugikan kesehatan sepanjang hayat.
Kurva Teoretis Dosis-Respon
Respon
Nonkarsinogenik

LOAEL
NOAEL

Dosis
r
SLOPE FACTOR 
d

Kurva Teoretis Dosis-Respon Karsinogenik

Respon
a b c

r
Ekstrapolasi linier
(linearized model)
Dosis
d
r
SLOPE FACTOR 
d
REFERENCE DOSE (RfD) - 2
• RfD bukanlah direct estimator risiko, melainkan
titik rujukan (referensi) untuk menduga efek-
efek yang potensial (bukan hanya yang aktual).
• Semakin tinggi pajanan melebihi RfD-nya,
semakin besar pula kemungkinan efek-efek
merugikan akan terjadi
• Pajanan di atas RfD seumur hidup tidak berarti
dengan sendirinya efek merugikan akan terjadi
• Pada dasarnya risiko selalu berada di antara
pasti tidak terjadi dan pasti terjadi (0<risiko<1).
REFERENCE DOSE (RfD) - 3
NOAEL atau LOAEL
RfD 
(UF1  UF2  UF3  UF4  MF )

Uncertainty Factor (UF)


• Faktor-faktor kelipatan 10 untuk menurunkan RfD dari
data eksperimen hewan uji atau studi epidemiologi
• Digunakan untuk menampung ketidakpastian
(uncertainty):
UF1 = 10 untuk variasi sensitivitas manusia;
UF2 = 10 untuk ekstrapolasi hewan ke manusia
UF3 = 10 untuk NOAEL uji subkronik (bukan kronik)
UF4 = 10 bila digunakan LOAEL (bukan NOAEL)
REFERENCE DOSE (RfD) - 4
Modifying Factor (MF)
• Faktor yang digunakan untuk menurunkan RfD
dari data eksperimen hewan uji atau studi
epidemiologi, dengan nilai numerik 0<MF<10
• Menggambarkan ketidakpastian ilmiah yang tidak
tertampung dalam UF (misal, ketidaklengkapan
data dasar dan spesies hewan uji)
• Nilainya ditetapkan dengan professional
judgment
• Nilai default MF = 1
Dosis-Respon Beberapa Risk Agent
RfD atau RfC CSF
Risk Agent Efek Kritis dan Sumber Data
(mg/kg/hari) (mg/kg/day)1
Arsen, 3E-4 1.5E+0 Hiperpigmentasi, keratosis dan kemung-
anorganik, As kinan komplikasi vaskular pajanan oral
(Tseng 1977; Tseng et al. 1968)
Kadmium, Cd 5E-4  Proteinuria pajanan kronik pada manusia
(USEPA, 1985)
Krom, Cr6+ 3E-3  Uji hayati air minum 1 tahun dengan ti-
kus (McKenzie et al, 1958) dan pajanan
air minum penduduk Jinzhou (Zhang and
Li, 1987)
Merkuri, MeHg 1E-4  Kelainan neuropsikologis perkembangan
dalam studi epidemilogi (Grandjean et al
1997; Budz-Jergensen et al 1999)
Bromoform, 2E-2 7,9E-3 Lesi hepatik uji hayati subkronik gavage
CHBr3 oral pada tikus (NTP 1989)
(Baku) Anjuran Kesehatan
(Health Advisories) Arsen

 Memakai RfD sebagai dosis harian aman


 Air minum bukan satu-satu sumber, paling
banyak 80% (EPA 1990)
 Perhitungan:
0,0003 mg/kg/hari  55 kg
DWEL   0,00715 mg/L
2 L/hari

MCLG = 0,80,00715 mg/L = 0,0057 mg/L  0,006 mg/L


Hazard Identification – Toxicity Score

Chemicals RfD Soil (mg/kg)


( mg/kg-day) Mean Cmax

Chlorobenzene 2.00E-02 1.39E+00 6.40E+00


Chloroform 1.00E-02 1.12E+00 4.10E+00
1,2-Dichloroethane NA ND ND

BEHP 2.00E-02 1.03E+02 2.30E+02


ND – Not Detected; NA-Not Applicable

Rank the non-carcinogenic chemicals for soil


Hazard Identification – Toxicity Score

Chemicals RfD Soil (mg/kg) TS = Rank


( mg/kg-day) Mean Cmax Cmax/RfD

Chlorobenzene 2.00E-02 1.39E+00 6.40E+00 320 3


Chloroform 1.00E-02 1.12E+00 4.10E+00 410 2
1,2-Dichloroethane NA ND ND NA
BEHP 2.00E-02 1.03E+02 2.30E+02 11,500 1
ND – Not Detected; NA-Not Applicable

BEHP poses the greatest risk for the given site followed by
chloroform and Chlorobenzene.
KARAKTERISASI RISIKO
I
RQ 
RfD

• Risiko nonkarsinogenik yang bersifat sistemik


dihitung dengan menggabungan exposure
assessment dan dose-respons assessment,
dinyatakan sebagai Hazard Index atau Risk
Qoutient
• I = intake, jumlah asupan yang diterima individu
per berat badan per hari
• RfD = human dose, NOAEL atau LOAEL =
experimental dose
• No Observed Adverse Effect Level: dosis
tertinggi toksisitas kronik yang secara statistik
atau biologik tidak memperlihatkan efek
merugikan
• Lowest Observed Adverse Effect Level: dosis
terendah toksisitas kronik yang secara statistik
atau biologik memperlihatkan efek merugikan
ANALISIS PAJANAN

• Mengenali jalur-jalur pajanan risk agent


(inhalasi, ingesi, absorbsi);
• Mengenali karakteristik antropometri dan
pola aktivitas segmen-segmen populasi
berisiko
• Menghitung asupan (intake) risk agent
yang diterima setiap segmen populasi
berisiko
PERHITUNGAN INTAKE
CRt E f E Dt
Persamaan Intake: I
Wbtavg
I= intake (asupan), jumlah risk agent yang diterima individu per berat
badan per hari (mg/kghari)
C= konsentrasi risk agent, mg/M3 (udara), mg/L (air minum), mg/kg
(makanan)
R= laju (rate) asupan, 20 M3/hari (udara), 2 L/hari (air minum?)
tE = waktu pajanan harian, jam/hari
fE = frekuensi pajanan tahunan, hari/tahun
Dt = durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeksi
Wb = berat badan, kg
tavg = perioda waktu rata-rata, 30 tahun  365 hari/tahun (non karsinogen)
atau 70 tahun  365 hari/tahun (karsinogen )
CRt E f E Dt
I
Data & informasi yang dibutuhkan
Wb t avg

untuk Analisis Risiko Animal test, epid (human & molecular), SRR

SURVEY Toxicity Assessment

Anthropometry NOAEL,
(R, Wb) LOAEL

Environment I
EQA Intake (I) ? RfD
(C) RfD

Activity Pattern UF, MF


(tE, fE, Dt) RISK
as health effect
SURVEY
Scenarios for I = RfC
by manipulating I
CRt E f E Dt
I
Wbtavg
Legal/Adm Intervention
Anthropometric
C reduction tE, fE, Dt minimization
Intervention
Technology Intervention
Abdur Rahman©2004
VARIABEL PERHITUNGAN
INTAKE
JALUR PAJANAN VARIABEL INTAKE
Inhalasi (udara) C (mg/M3), R (M3/jam),
tE (jam/hari), fE (hari/tahun),
Dt (tahun), Wb (kg)
Inggesi (air/makanan) C (mg/L), fE (hari/tahun),

Dt (tahun), Wb (kg)
Absorbsi (kontak kulit) C (mg/L), tE (jam/hari),
fE (hari/tahun), Dt (tahun),
W (kg)
US-EPA Default Exposure Factor
Exposure Exposure Exposure
Land Use Daily Intake Body Weight
Pathway Frequency Duration
Residensial Air Minum 2L (dewasa) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
1 L (anak)
Tanah & 100 mg (dewasa) 350 hari/tahun 6 tahun 15 kg (anak)
debu 200 mg (anak) 24 tahun 70 kg (dewasa)
Inhalasi 20 M3 (dewasa) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
kontaminan
12 M3 (anak)
Industri & Air minum 1L 250 hari/tahun 25 tahun 70 kg (dewasa)
Komersial
Tanah & 50 mg
debu
Inhalasi 20 M3 (hari kerja)
Pertanian Konsumsi 42 g (bebuahan) 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
tanaman 80 g (sayuran)
Rekreasi Konsumsi 54 g 350 hari/tahun 30 tahun 70 kg (dewasa)
ikan lokal

Abdur Rahman©2004
CONTOH TABEL
Tabel 1. Antropometri ANTROPOMETRI
Pedagang Kaki Lima (R = 0,83 M /jam) di Terminal
3

Terboyo, Semarang, 2003, untuk menghitung intake inhalasi SO2 (35,6 g/M3),
NO2 (49,7 g/M3), TSP (322,6 g/M3) dan Pb (0,04 g/M3).
No. Lama Pajanan Frek. Pajanan Lama Mukim Berat Badan
Resp (tE) jam (fE) hari/tahun (Dt) tahun (Wb) kg
1 10 350 14 73
2 14 350 14 45
3 19 350 14 56
4 8 350 15 85
5 14 350 8 62
dst 17 350 10 62
 
I SO 2

Contoh 1: Perhitungan Intake NO2 dan


Indeks Bahaya (RQ) (data dari Tabel 1)
NO2= 49,7 g/M3 (arithmetic mean)
RfC-NO2 = 0,02 mg/kg/hari (US-EPA, 1990)

mg M3 jam hari
0,0497 3  0,83 14  350 14 tahun
M jam hari tahun
I (NO2)   0,0057 mg/kg/hari
hari
45 kg  30 tahun  365
tahun

0,0057
RQNO2   0,285
0,02

Karena RQ<1, pajanan 49,7 g NO2 /M3 udara selama 14 tahun untuk
orang dengan berat badan 45 kg aman bagi kesehatan, jika pola
pajanannya 14 jam per hari selama 350 hari per tahun.
Contoh 2: Analisis & Manajemen Risiko
Arsen di Desa Buyat, Sulawesi Utara
 Konsentrasi As dalam air sumur 0,04-0,1 mg/L (BTKL
Manado 2005)
 Estimasi risiko dengan konsentrasi As maksimum (0,1
mg/L)
(1) Perhitungan asupan:
0,1 mg/L  2 L/hari 350 hari/tahun 30 tahun
I nk   3,49E  3 mg/kg/hari
55 kg  365 hari/tahun 30 tahun

0,1 mg/L  2 L/hari  350 hari/tahun  30 tahun


Ik   1,49E - 3 mg/kg/hari
55 kg  365 hari/tahun 70 tahun
(2) Perhitungan risiko:
0,00349 mg/kg/hari
RQ   11,63
0,0003 mg/kg/hari

ECR = 1,49103 mg/kg/hari  1,5 (mg/kg/hari) = 2,23E-3

Interpretasi:
Air sumur yang mengandung As 0,1 mg/L sangat
tidak aman (nonkarsinogenik & Karsinogenik) bila
diminum 2 L/hari selama 350 hari/tahun dalam
jangka 30 tahun oleh orang dengan berat badan
55 kg atau kurang.
 Batas aman menurut durasi pajanan bisa menentukan kapan
gejala gangguan As (maksimum) bisa ditemukan
 Durasi dihitung dengan mengganti I dengan RfD
RfD  Wb  tavg
Dt  (tahun)
C  R  fE
0,0003 mg/kg/hari  55 kg  365 hari/tahun  30 tahun
Dt   2,58 tahun
0,1 mg/L  2 L/hari  350 hari/tahun

Interpretasi:
Efek toksik As diramal bisa ditemukan pada orang dewasa 55
kg yang telah mengonsumsi air minum mengandung As 0,1
mg/L selama  3 tahun dengan laju konsumsi 2 L/hari selama
350 hari/tahun.
 Padahal, baku mutu As menurut KepMenKes
907/2002 adalah 0,01 mg/L sehingga nilai itu
kurang cocok untuk orang Indonesia;
 Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk
air minum orang Indonesia?
 Padahal, baku mutu As menurut KepMenKes
907/2002 adalah 0,01 mg/L sehingga nilai itu
kurang cocok untuk orang Indonesia;
 Jadi, berapa seharusnya baku mutu As untuk
air minum orang Indonesia?
Contoh 3 : Perhitungan Intake Arsen
dalam Air Minum

1. Keadaan & Masalah


 RfD (anorganik) 2,6  10-4 mg/kghari
 SF 1,5 per (mg/kghari)
 Baku mutu air minum 0,01 mg/L (Kepmenkes 907/2002)
(a) Berapa Risk Quotient & Excess Cancer Risk bagi orang
dengan BB 55 kg & konsumsi 2,5 L/hari, jika konsentrasi As
dalam air minum 0,01 mg/L?
(b) Apakah air minum tsb aman dikonsumsi (dari efek
nonkarsinogenik dan karsinogenik)?
(c) Berapa seharusnya baku mutu As untuk air minum untuk
melindungi efek nonkarsinogenik dan karsinogenik?
2. Jawaban (a)
Intake nonkarsinogen:

(0,01 mg/L)  (2,5 L/hari)  (350 hari/tahun)  (30 tahun)


I nk   0,00044 mg/kg  hari
(55 kg)  (30 tahun  365 hari/tahun)

Intake karsinogen
(0,01 mg/L)  (2,5 L/hari)  (350 hari/tahun )  (30 tahun)
Ik   1,9  10 4 mg/kg  hari
(55 kg)  (70 tahun  365 hari/tahun )

I 0,00044 mg/kg  hari


RQ    1,7
RfD 0,00026 mg/kg  hari

ECR  1,9 10 4 (mg/kg  hari) 1,5 (mg/kg  hari)-1  2,85 10 5
Jawaban (b)

• Karena RQ>1, air minum tsb tidak aman dari efek


nonkarsinogenik (efek-efek selain kanker & mutasi
gen seperti keratosis).
• Karena ECR menunjukkan ada 3 kasus tambahan
kanker per 100.000 penduduk, air minum tsb kurang
aman untuk efek kanker (seperti kanker kulit).
Jawaban (c): Baku Mutu  MCLG
RfD  55 kg (2,6 104 mg/kg  hari)  (55 kg)
DWEL    0,00715 mg/L
2 (L/hari) (2 L/hari)

MCLG  0,8  0,00715 mg/L  0,006 mg/L


G. KESIMPULAN
• Kegiatan Risk Assessment merupakan
kewajiban yang harus dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan agar
menjamin keselamatan, kesehatan para
tenaga kerja, kelancaran proses dan
peningkatan produktifitas.
• Kegiatan Risk assessment perlu dilakukan secara
KOMPREHENSIF agar memiliki makna signifikan
bagi pencegahan dan pengendalian potensi bahan
beracun di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai