Anda di halaman 1dari 47

KONSELING DASAR

ADIKSI NARKOTIKA dan


WAWANCARA MOTIVATIONAL
Pokok Bahasan

1. Penerapan dasar konseling NAPZA


2. Tahat-tahap perubahan perilaku
dan wawancara motivasional
serta penerapan teknik
mengatasi resistensi
Pokok Bahasan 1:
Penerapan Dasar Konseling
NAPZA
FAKTA
Konseling adiksi Narkotika dalam tata laksana terapi
gangguan penggunaan Narkotika (GPN) merupakan hal
yang sangat penting
Konseling berhubungan secara signifikan dengan
perubahan perilaku positif
Hasil konseling sangat tergantung pada hubungan antara
klien dengan konselor
Prinsip dasar konseling adiksi Narkotika sama dengan
prinsip dasar konseling secara umum tetapi fokus pada
berbagai isu terkait masalah gangguan penggunaan
Narkotika
Tugas konselor dalam konseling
adiksi Narkotika

Memfasilitasi
Mengajarkan
Mendukung
Tujuan konseling :
1. Membantu kemampuan klien untuk
mengambil keputusan yang bijaksana dan
realistis
2. Menuntun perilaku klien agar mampu
mengemban konsekuensi yang
ditimbulkannya
3. Memberikan informasi dan edukasi
Gaya dan Karakteristik Konselor
Karakteristik dan gaya dari konselor
memiliki efek yang sangat besar pada proses
terapi dan keberhasilan atau kegagalan
selanjutnya terutama dalam hal hubungan
konselor-klien
Klien yang memiliki hasil akhir terapi
terbaik adalah konselor yang memiliki
kemampuan interpersonal terbaik, paling
konfrontatif, dan paling empatik
Keterampilan Interpersonal yang
diharapkan

Kemampuan pribadi
Ketulusan (Genuineness)
Kesiapan
Empati dan kehangatan
Penghormatan dan penghargaan positif
Bagaimana membangun hubungan
baik klien – konselor?
Bersikap hangat

Mampu menjadi pendengar yang baik

Mampu berempati

Tidak bersikap menghakimi (judgemental)

Bertanggungjawab

Tulus

Fleksibel
Sejauh apa hubungan klien –
konselor dpt dibina?

Harus dipertahankan dalam konteks hubungan


profesional. Karena itu penting untuk:

1. Menetapkan batasan perilaku


2. Mengklarifikasi berbagai harapan & memberikan
aturan tentang peran konselor
3. Melindungi konselor, klien dan mitra kerja
lainnya
Keterampilan Konseling Dasar

Mendengarkan aktif (reflektif)


Mengajukan pertanyaan terbuka
Afirmasi
Merangkum
Pokok Bahasan 2:
Tahapan Perubahan Perilaku
& Wawancara Motivasional
TAHAP PERUBAHAN PERILAKU
Prochaska, John C. Norcross & Carlo C.
DiClemente :
 Tahap Pra-perenungan (precontemplation)
 Tahap Perenungan (contemplation)
 Tahap Persiapan (preparation)
 Tahap Aksi (action)
 Tahap Mempertahankan (maintenance)
 Kekambuhan (recycling and relapse)
Manfaat mengetahui tahap
perubahan:

Memahami tahap kesiapan klien


Mengetahui respon yang tepat dalam
memfasilitasi klien agar bergerak ke tahap
kesiapan yg selanjutnya
15

Tahap-tahap Perubahan

1. Pre-Contemplation
6. Relapse

2. Contemplation

5. Maintenance

3. Preparation

4. Action

(Source: Prochaska & DiClemente, 1982; 1986)


ntang efek ketergantungan Napza, bahaya yang berhubungan dengan ketergantungan Napza.
lien untuk sebuah gaya hidup yang berbeda, mengidentifikasikan hambatan untuk pemulihan dan membantu klien untuk mengidentifikasi cara untuk
16

Pre-contemplation
“Saya tidak mempunyai
masalah.”

Tugas konselor:
• Memberi informasi lebih lanjut tentang Napza
• Bangkitkan keinginan klien utk perubahan gaya
hidup
• Identifikasi hambatan / dukungan utk pemulihan
Contemplation 17

“Mungkin saya mempunyai


masalah.”

Contemplation
Tugas konselor:
• Memberikan dukungan
• Memberikan umpan balik
• Menghargai perjuangan Pre-
klien Contemplation
18

Preparation
“Saya harus
melakukan sesuatu.”

Preparation

Contemplation
Tugas konselor:
• Membantu klien utk berubah
• Identifikasi hambatan yg ada
• Bantu klien utk perencanaan Pre-
perubahan Contemplation
19

Action
Action

“Saya siap
Preparation memulai.”

Tugas konselor: Contemplation


• Bantu klien utk
patuh pd rencana
terapi
• Identifikasi kekuatan
klien
• Mengembangkan Pre-
strategi Contemplation
107
penyelesaian
Maintenance
20

“Bagaimana
saya
meneruskan?” Action
Maintenance

Preparation

Tugas konselor:
Contemplation
• Identifikasi
situasi risiko
tinggi
• Fasilitasi
Pre- ketrampilan
Contemplation pemecahan
masalah
21

Relapse
Action
Maintenance

Preparation
Relapse

Contemplation
• Tugas konselor:
• Bantu klien
hadapi
ambivalensi
“Apa yang • Evaluasi
salah?” Pre- komitmen utk
Contemplation berubah
• Identifikasi
Wawancara motivasional (1)
Dikembangkan oleh Miller & Rollnick (1991)
sebagai metode wawancara untuk asesmen
gangguan penggunaan Napza
Dasar wawancara motivasional : memahami
tahapan perubahan perilaku
Sangat efektif untuk bagi klien yg dlm
tahap pra-perenungan dan perenungan 
ambivalensi
Wawancara motivasional (2)
Tujuan:
 Menggali pandangan klien atas masalahnya
 Mendukung perubahan dgn menghindari
label
 Meyakinkan klien bahwa tanggung jawab
pengambilan keputusan adalah diri klien
sendiri
Prinsip wawancara motivasional
1. Mengekspresikan empati

2. Membangun kesenjangan (develop discrepancy)

3. Menghindari argumentasi

4. Dukungan keyakinan diri (self efficacy)

5. Ketrampilan khusus:
 OARS
 Berbicara tentang perubahan
OARS
Open ended questions (pertanyaan terbuka)
Affirmations (penegasan)
Reflective Listening (mendengarkan dengan
cara merefleksikan)
Summarizing (membuat kesimpulan)
Berbicara mengenai perubahan
Mengenali kerugian bila tetap
menyalahgunakan Napza
Mengenali manfaat bila tidak
menyalahgunakan Napza
Menyampaikan optimisme tentang
perubahan
Menyampaikan tujuan untuk perubahan
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
Pra perenungan:
Bina hubungan baik
Bangkitkan keraguan ttg penggunaan zatnya:
 Eksplorasi alasan datang berobat atau peristiwa
buruk yg pernah dialami sebelumnya
 Timbulkan persepsi bahwa masalah yg dialami
mungkin berhubungan dg penggunaan zatnya
 Beri informasi berbasis bukti ttg risiko penggunaan
zat
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
Perenungan:
Normalisasi sikap ambivalen
Bantu klien untuk berubah:
 Hubungkan manfaat & kerugian
 Kaji nilai2 personal klien terkait perubahan
 Klien bebas ambil keputusan
• Dorong klien berdayakan diri
• Simpulkan pernyataan motivasi diri
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
Persiapan (preparation):
Perjelas tujuan & strategi klien utk berubah
Berikan beberapa menu utk berubah / terapi
Beri saran apabila klien setuju
Negosiasi kontrak perilaku
Identifikasi dukungan sosial utk pemulihan
Identifikasi masalah & solusi yg menghambat
proses pemulihan
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
Aksi:
Dukung klien
Dukung upaya perubahan melalui langkah
kecil tp realistis
Identifikasi kesulitan dlm tahap awal
perubahan
Kenali situasi risiko tinggi
Bantu klien mengenali dukungan keluarga /
sosial
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
Rumatan (maintenance):
Bantu klien identifikasi kegiatan yg
mendukung pemulihan
Dukung perubahan gaya hidup klien
Afirmasi kemampuan klien dlm pemulihan
Pertahankan kontak utk dukungan
Bantu klien menerapkan strategi pencegahan
kambuh
Tinjau rencana jangka panjang
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
Kekambuhan:
Bantu klien masuk kembali dlm lingkaran
perubahan
Eksplorasi makna & kenyataan kekambuhan
sebagai “lesson learned”
Bantu klien cari strategi alternatif
pemecahan masalah
Pertahankan kontak utk dukungan
Teknik Mengatasi Resistensi
Resistensi (1)
Merupakan indikator dari ambivalensi

TIDAK
BERUBAH!
BERUBAH!
Resistensi (2)
Sebuah tanda bahwa konselor perlu mengubah arah
pembicaraan atau mendengarkan klien lebih
seksama
Bentuk resistensi
Resistensi sering kali hadir ketika klien
berada dlm tahap praperenungan atau
perenungan
Bentuknya:
 Mendebat
 Menyela/ menginterupsi
 Menyangkal
 Mengabaikan
Prinsip dasar mengatasi
resistensi:
Hindari argumentasi
Tidak bersikap menghakimi & tetap
menghargai klien
Mendorong klien utk tetap mengemukakan
pendapatnya & tetap bertahan dlm proses
pemulihan
Strategi mengatasi resistensi
Disebut sebagai bergulir dengan resistensi (rolling
with resistance)
Teknik:
Mendengar reflektif
Mengubah fokus/arah pembicaraan (shift the
focus)
Menyetujui dengan berputar (agreeing with twist)
Mengubah kerangka pikir (reframing)
Menekankan pilihan dan kontrol personal (own
choice)
Mengubah Fokus pembicaraan

Mengubah usaha dan perhatian klien dari


halangan dan rintangan
Menghindari kebuntuan atau “stuck” klien dengan
melakukan langkah lain yang sederhana
Contoh :
Klien: saya tidak bisa berenti menghisap
ganja bila teman-teman saya melakukannya
Konselor : Tunggu, kamu terlalu jauh, kita
tidak sedang membahas hal itu sekarang.
Topik kita saat ini adalah masalah sekolah
kamu, antara kamu terus atau behenti
sekolah.
Menyetujui dengan berputar
Menyetujui klien, namun dengan sedikit
memutar atau mengubah arah pembicaraan
secara halus yang mendorong terciptanya
diskusi lebih jauh
Mirip dengan refleksi yang diperkuat
(amplified reflection)
Contoh :
Klien: Saya tahu saya salah, tetapi
membuat saya melakukan semua ini
(kegiatan dalam rehabilitasi) sudah
kelewatan
Konselor: semua harapan-harapan ini sangat
membuat anda frustrasi. Satu sisi anda juga
penasaran bisa memenuhi harapan tersebut,
sehingga anda bisa terus maju.
Mengubah kerangka pikir
(reframing)
Menawarkan interprestasi baru yang positif
dari informasi negatif yang diberikan oleh
klien
Mengakui kebenaran dari persepsi klien,
namun di sisi lain menawarkan sebuah
persepsi baru untuk dipertimbangkan
Contoh :
Klien: Saya tahu saya salah, tetapi
membuat saya melakukan semua ini
(kegiatan dalam rehabilitasi) sudah
kelewatan
Konselor : kamu tidak senang disuruh-suruh
dan diperintah orang lain, tetapi sampai
saat ini progres kamu sangat baik lho
Menekankan pilihan dan kontrol
personal (own choice)
Membantu klien mengenali pilihan-pilihan
yang mereka miliki dan yang mereka buat
Mengakui fakta bahwa klien yang memiliki
kontrol atas pilihan dirinya
Membangun efikasi-diri
Contoh :
Klien: Saya tahu saya salah, tetapi
membuat saya melakukan semua ini
(kegiatan dalam rehabilitasi) sudah
kelewatan
Konselor : kamu tidak senang disuruh-suruh
dan diperintah orang lain, tetapi sampai
saat ini progres kamu sangat baik . Perlu
keberanian untuk menuntaskan tugas
tersebut lho.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai