Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

”Tuberkulosis Pada Anak”

Pembimbing:
dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A
Oleh:
Elsa Tania Prasasti Islami
2016730031

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
DEFINISI

“ Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung


yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis)

Riwayat
Lokasi pengobatan
anatomi
sebelumnya

• TB Paru • Baru
• TB Ekstra Paru • Kambuh

KLASIFIKASI • Gagal
• Putus obat

• TB MR
• TB PR Hasil • HIV Positif
• TB MDR pemeriksaan uji Status
• HIV Negatif
• TB XDR kepekaan obat HIV
• HIV tidak
• TB RR diketahui
EPIDEMIOLOGI
• TB pada anak terjadi pada anak usia
0-14 tahun.
• Terdapat sekitar 500.000 anak di
dunia menderita TB setiap tahun
• Proporsi kasus TB anak di antara
semua kasus TB di Indonesia pada
tahun 2010 adalah 9,4% kemudian
menjadi 8,5% pada tahun 2011, 8,2%
pada tahun 2012, 7,9% pada tahun
2013, 7,16% pada tahun 2014, dan 9%
pada tahun 2015
Secara global pada tahun 2016 terdapat
10,4 juta kasus insiden TBC
ETIOLOGI

Mycobacterium tuberculosis

Kuman ini berbentuk batang, gram positif lemah, pleiomorfik,


tidak bergerak, dengan ukuran panjang 1 – 4 μm dan tebal 0.3 – 0.6
μm, tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan
sinar matahari dan ultra violet, dan tahan terhadap asam.
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO FAKTOR RISIKO
INFEKSI TB SAKIT TB
● Anak yang terpajan ● usia, anak usia < 5 tahun
dengan orang dewasa
dengan TB aktif ● infeksi baru

● Berada di daerah ● malnutrisi


endemis, kemiskinan,
lingkungan yang tidak ● keadaan
sehat imunokompromais

● Tempat penampungan ● diabetes mellitus


umum yang banyak
terdapat pasien TB ● gagal ginjal kronik
dewasa.
PATOGENESIS
Komplikasi nodus
Komplikasi fokus 1. Perluasan ke bronkus
1. Efusi 2. Konsolidasi
2. Kavitas 3. Hiperinflasi
3. Bayangan koin

MENINGITIS ATAU MILIER


Pada 4% anak balita KOMPLIKASI LANJUT
yang terinfeksi Ginjal & Kulit
Kebanyakan terjadi
setelah 5 tahun
Uji tuberkulin
biasanya sensitif EROSI BRONKIAL
EFUSI PLEURA
3-9 bulan
Jarang pada usia < 5 th Insiden menurun
KOMPLEKS PRIMER 25% kasus terjadi dalam 3 bulan
Sebagian kecil anak Dengan peningkatan usia
mengalami: Kebanyakan kasus 75% kasus terjadi dalam 6 bulan
1. Febrile illness sembuh
LESI TULANG
2. Eritema nodusum Kebanyakan
3. Konjungtivitis filktenular
1 2 3 4 Terjadi dalam 3 th
5 6
Imunitas menurun:
infeksi IMUNITAS SPESIFIK
1. Infeksi dini
(terutama pada usia < 1 th)
2. Malnutrisi
IMUNITAS NON-SPESIFIK 3. Infeksi berulang:
Campak, pertusis,
Infeksi Streptokokus 24 bulan
4-8 minggu Demam 3-4 minggu 12 bulan
4. Terapi steroid
Pembentukan kompleks
RISIKO MENGHILANG

Pada usia < 2 tahun


RISIKO TERTINGGI TIMBULNYA LESI LOKAL & DISEMINATA masih dapat terjadi (90%)
MANIFESTASI KLINIS

Berat badan turun Demam lama Batuk lama


≥ 2 minggu) dan lebih dari ≥ 2
tanpa sebab yang jelas / atau berulang minggu, batuk
atau tidak naik dengan tanpa sebab bersifat non-
yang jelas remitting
penanganan gizi
Nafsu makan Diare persisten Malaise
tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Tes cepat molekuler Pemeriksaan


mikroskopis BTA (TCM) TB biakan
Sputum atau • Line Probe Assay • Media padat
spesimen lain (cairan dan NAAT-Nucleic • Media cair
tubuh atau jaringan Acid Amplification
biopsi) minimal 2 kali Test
yaitu sewaktu dan • Xpert/MTB RIF
pagi hari
Uji tuberkulin
● Tes ini dilakukan dengan menginjeksikan
tuberculin tes dosis 0,1 cc, secara intrakutan
di bagian volar lengan bawah.
● Reaksi tuberculin mulai 5-6 jam setelah
penyuntikan dan indurasi maksimal terjadi
setelah 48 – 72 jam
● Pengukuran dilakukan terhadap indurasi
yang timbul, bukan pada bagian yang
hiperemis atau eritemanya
● Hasil pembacaan diukur dan ditulis dalam
ukuran millimeter. Hasil interpretasi: negatif
(0 – 4 mm), ragu-ragu (5 – 9 mm), positif (≥
10 mm).
Foto toraks
Gambaran foto toraks pada TB tidak khas, kelainan-
kelainan radiologis pada TB dapat juga dijumpai pada
penyakit lain.
Sebaliknya, foto toraks yang normal (tidak terdeteksi
secara radiologis) tidak dapat menyingkirkan diagnosis
TB jika klinis dan pemeriksaan penunjang lain
mendukung. Dengan demikian pemeriksaan foto toraks
saja tidak dapat digunakan untuk diagnosis TB, kecuali
gambaran milier
ALUR DIAGNOSIS

1st 2nd 3rd 4th


● Konfirmasi ● Gejala ● Adanya bukti ● Gambara
bakteriologis klinis infeksi TB n foto
TB yang khas thoraks
TB sugestif
TB
Alur Diagnosis
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA
ALUR DIAGNOSIS
TB RO
TATALAKSANA
KIE UNTUK ORANGTUA DAN
PASIEN
• Pengobatan TB • obat sebaiknya diminum
berlangsung lama, dalam keadaan perut
minimal 6 bulan, tidak kosong
boleh terputus, dan
harus kontrol teratur tiap
bulan.

• Obat rifampisin dapat • Bila timbul keluhan


menyebabkan cairan kuning pada mata,
tubuh berwarna merah. mual, dan muntah,
segera periksa ke
dokter walau belum
waktunya.
Evaluasi hasil pengobatan
• Orang tua merupakan PMO terbaik untuk anak. Pasien TB
PMO anak sebaiknya dipantau setiap 2 minggu selama fase
intensif, dan sekali sebulan pada fase lanjutan.

EVALUASI • Evaluasi klinis

EVALUASI • dalam 2-3 bulan pengobatan tidak perlu secara rutin,


RADIOLOGI kecuali TB dengan kelainan radiologis yang nyata/luas
seperti TB milier, efusi pleura atau bronkopneumonia TB
RESPON
KURANG • OAT tetap diberikan sambIl dilakukan evaluasi lebih lanjut
BAIK mengapa tidak terjadi perbaikan.
EVALUASI EFEK SAMPING
Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan adalah hepatotoksisitas.
Hepatotoksisitas jarang terjadi pada pemberian dosis isoniazid yang tidak
melebihi 10mg/kgBB/hari dan dosis rifampisin yang tidak melebihi 10
mg/kgBB/hari dalam kombinasi.
Jika pada hepatoksisitas peningkatan enzim transaminase ≥ 5 kali tanpa
gejala atau ≥ 3 kali normal disertai dengan gejala maka semua OAT
dihentikan, lalu diperiksa kembali setelah 1 minggu penghentian. OAT
diberikan kembali apabila nilai laboratorium normal
Hepatotoksisitas dapat timbul kembali pada pemberian terapi berikutnya jika
dosis diberikan langsung secara peuh dan pirazinamid digunakan dalam
paduan pengobatan.
Tatalaksana Efek samping obat
Efek samping Penyebab Penanganan
Tidak nafsu makan, mual, Rifampisin Obat diminum malam sebelum
sakit perut tidur
Nyeri sendi Pyrazinamid Beri aspirin /allopurinol
Kesemutan s/d rasa terbakar di INH Beri vitamin B6
kaki (piridoksin) 100 mg
perhari

Warna kemerahan pada air seni Rifampisin Beri penjelasan, tidak


perlu diberi apa-apa
Efek samping Penyebab Penanganan
Gatal dan kemerahan Semua jenis OAT Beri antihistamin & dievaluasi ketat
pada kulit

Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan

Gangguan keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan

Ikterik Hampir semua Hentikan semua OAT sampai ikterik


OAT menghilang

Bingung dan muntah 2 Hampir semua Hentikan semua OAT & lakukan uji fungsi
obat hati

Gangguan penglihatan Ethambutol Hentikan ethambutol


Purpura dan renjatan (syok) Rifampisin Hentikan Rifampisin
Pencegahan
Vaksinasi BCG Kemoprofilaksis

• Diberikan pada usia • Kemoprofilaksis primer


sebelum 2 bulan. Dosis bertujuan untuk mencegah
untuk bayi sebesar 0,05 ml terjadinya infeksi TB
dan untuk anak 0,10 ml • kemoprofilaksis sekunder
diberikan secara mencegah
intrakutan di daerah berkembangnya infeksi
insersi otot deltoid kanan. menjadi sakit TB.
Komplikasi

Komplikas • Pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, Poncet’s


i dini arthropathy.

• Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis


• SOPT/fibrosis paru
Komplikas • Amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa
i lanjut (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB
• Hemoptisis berat
• Penyebaran infeksi ke organ lain
Prognosis
● Jika kuman sensitif dan pengobatan lengkap, kebanyakan
anak sembuh dengan gejala sisa yang minimal.

● Ketika terjadi resistensi atau intoleransi terhadap


Isoniazid dan Rifampin, angka kesembuhan menjadi
hanya 50%, bahkan lebih rendah lagi.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai