Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

BATU EMPEDU (KOLELITIASIS)


1. PENDAHULUAN
• Penelitian di AS, 20 juta orang / tahun terkena kolelitiasis
• 1-3% dari kasus dengan gejala simtomatik dan membutuhkan
Heuman, kolesistektomi.
2016 • 10.000 jiwa/tahun meninggal dengan kolelitiasis.

• Sebagian besar pasien tidak mempunyai keluhan


• Kolelitiasis umumnya ditemukan di dalam kandung, Bila Batu
Lesmana, bermigrasi melalui duktus sistikus ke saluran empedu akan menjadi
2009 batu saluran empedu

• Wanita 2-3 kali lebih berisiko (karena hormon estrogen


wang et al., mempengaruhi sekresi kolesterol bilier)
2009
ANATOMI

Kantong Empedu
• Bentuk seperti buah pir, ukuran 7-10
cm dengan kapasitas 30-50 ml.
• Letak di sebuah fossa pada
permukaaan inferior hepar, yang
membagi hepar menjadi lobus kanan
dan lobus kiri
• Ketika obstruksi, dapat terdistesi dan
isinya dapat mencapai 300 ml
• Kandung empedu dibagi menjadi: 1.
Fundus, 2. Korpus, 3. Leher
• Disuplai : Arteri cystica
• Persarafan : nervus vagus
Duktus Biliaris Ekstrahepatik terdiri dari :

• 1. Ductus hepatikus komunis  ukuran


1-4 cm , dihubungkan dengan duktus
sistikus membentuk duktus koledokus

• 2. Ductus sisticus  ukuran 3 ¾ cm, dari


leher kandung empedu bersambung
dengan duktus hepatikus membentuk
saluran empedu ke duodenum

• 3. Ductus koledokus  ukuran 7-11 cm ,


bergabung dengan ductus pankreatikus
masuk ke dinding duodenum
Defenisi
O batu yang ditemukan di dalam kandung empedu dan dapat
bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu
menjadi batu saluran empedu dan disebut sebagai batu saluran
empedu sekunder.

Klasifikasi
1. batu kolesterol dimana komposisi kolesterol melebihi 70%
2. batu pigmen cokelat atau batu kalsium bilirubinate yang mengandung
co bilirubinate sebagai komponen utama
3. batu pigmen hitam yang kaya akan residu hitam tak terekstraksi
Etiologi
O Penyebab utama masih belum jelas
O Metabolik sindrom
O Hiperlipidemia
O Peningkatan progesteron
O High heme turn over
O CH
Faktor risiko
4F:
O Fatty (gemuk)
O Fourty (40 th)
O Fertile (subur)
O Female (wanita)
O Batu kolesterol: usia tua, perempuan, obes, kehamilan,
BB turun cepat, etnik amerika
O Bagu pigmen hitam: usia lanjut, CH, hemolisis (sickle
cell anemia, sferositosis), tpn
O Batu pigmen coklat: infeksi, post kolesistektomi
Patogenesis
1. Batu Kolesterol
a. Supersaturasi empedu dengan kolesterol
Pada keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif
tinggi dengan rasio mencapai 1 : 13. Pada rasio seperti ini
kolesterol akan mengendap.
Kadar kolesterol ditemukan pada : Peradangan dinding
kandung empedu, Orang-orang gemuk, Diet tinggi kalori dan
tinggi kolesterol, Pemakaian obat anti kolesterol , Pool asam
empedu, Pemakaian tablet KB
O B. Fase pembentukan inti batu
- Inti batu heterogen : berasal dari garam empedu, calcium
bilirubinat , sel-sel yang lepas pada peradangan.
- Inti batu homogen berasal dari kristal kolesterol sendiri yang
menghadap karena perubahan rasio dengan asam empedu.
c. Fase pertumbuhan batu menjadi besar
inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke dalam
usus halus. Bila konstruksi kandung empedu lemah, kristal
kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat pada
inti batu tersebut.
2. Batu Pigmen
Pembentukan batu bilirubin terdiri dari 2 fase:
A. Saturasi bilirubin
B. Pembentukan inti batu
3. Batu Campuran
Merupakan batu campuran kolesterol yang mengandung
kalsium. Batu ini sering ditemukan hampir sekitar 90 % pada
penderita kolelitiasis. batu ini bersifat majemuk, berwarna
coklat tua. Sebagian besar dari batu campuran mempunyai
dasar metabolisme yang sama dengan batu kolesterol.
Penegakan diagnosis
MANIFESTASI KLINIS
A. asimptomatik (adanya batu empedu tanpa gejala)
O dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan
berlemak.
B. simptomatik (kolik bilier)
O Kolik bilier berlangsung lebih dari 15 menit, menghilang beberapa
jam, Penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula, atau
ke puncak bahu, disertai mual dan muntah
C. kompleks (menyebabkan kolesistitis, koledokolitiasis, serta
kolangitis).
O Nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas dalam,
mual dan muntah-muntah, demam atau menggigil yang menyertai
Pemeriksaan Fisik

PF batu kandung empedu


O Nyeri tekan
O Tanda murphy positif (nyeri tekan bertambah sewaktu
penderita menarik napas panjang)
PF batu saluran empedu
O Teraba hepar agak membesar
O sclera ikterik
O Kolangiolitis : trias Charcot yaitu demam dan
menggigil, nyeri didaerah hepar, dan ikterus.
O Kolangiti piogenik intrahepatik : Pentaderainold, 3
gejala trias charcot ditambah syok, dan kekacauan
mental atau penurunan kesadaran sampai koma.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LABORATORIUM
O hitung sel darah lengkap, urinalisis, pemeriksaan feses, tes
fungsi hepar, kadar amilase, lipase serum.
O 15% terjadi peningkatan enzim hepar, bilirubin serum dan alkali
fosfatase.
O Kadar bilirubin serum tinggi : disebabkan oleh batu di dalam
duktus koledukus.
O Alkali fosfatase tinggi : obstruksi saluran empedu.
O Urinalisis : bilirubin tanpa adanya urobilinogen adanya
obstruksi saluran empedu.
O Feses pucat : obstruksi total saluran empedu
Pemeriksaan radiologis
O Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan radiologis terutama
pemeriksaan Ultrasonography (USG).
O foto polos abdomen, CT, MRCP, Endoscopic ultrasound
[EUS], Biliary scintigraphy
USG
Computed Tomography (CT) Scan
Kolesistografi
Magnetic Resonance Cholangio Pancreatography
Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatography

ERCP menunjukkan batu empedu di duktus ekstrahepatik (panah


pendek) dan di duktus intrahepatik (panah panjang).
Foto polos abdomen
Penatalaksanaan

Terapi Operatif
1. Kolesistektomi laparaskopi
2. Kolesistektomi terbuka
Terapi Non Operatif
1. Terapi disolusi oral
2. Shock wave lithotripsy
Prognosis

O Angka mortalitas pada pasien kolelithiasis


yang menjalani operasi kolesistektomi elektif
adalah 0.5%, sedangkan pada operasi
kolesistektomi emergensi berkisar 3-5%.
Kolelithiasis dapat muncul kembali setelah
operasi kolesistektomi
Komplikasi
1. kolesistisis
2. obstruksi duktus sistikus/duktus koledokus
3. peritonitis
4. rupture dinding kandung empedu
KESIMPULAN
 
O Batu empedu merupakan batu yang ditemukan di dalam
kandung empedu dan dapat bermigrasi melalui duktus sistikus
ke dalam saluran empedu.
O Komposisi terbanyak batu empedu adalah batu pigmen dan
kolesterol.
O Pembentukan batu empedu secara umum meliputi tiga tahapan.
O Diagnosis batu empedu dapat ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang tepat.
O Tatalaksana batu empedu meliputi terapi operatif dan non
operatif.
O Komplikasi tersering pada batu empedu adalah kolesistitis.

Anda mungkin juga menyukai