Mariah Ulfah - 4D - Osteoporosis
Mariah Ulfah - 4D - Osteoporosis
Mariah Ulfah
31118176
Table of contents
01 DEFINISI 05 PATOFISIOLOGI
02 PREVALENSI 06 DIAGNOSIS
03 ANATOMI
07 TREATMENT
04 FAKTOR RESIKO
Definisi
34,8% 32,3 %
Eropa Indonesia
Wanita diatas 50 tahun
17,4 % 28,8%
Asia Tenggara Indonesia
Menempati urutan ke Pria diatas 50 tahun
3
Sebesar 19,7% dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta
orang di Indonesia menderita osteoporosis.
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021
Gejala
1. Postur bungkuk
2. Menurunnya tinggi badan
3. Sakit punggung
4. Sering mengalami cedera atau
keretakan tulang
(Kemenkes RI)
Anatomi
Faktor resiko yang tidak dapat diubah
Penurunan
Ras
hormon
Orang berkulit putih Penurunan hormone
memiliki resiko lebih strogen/tostesteron akibat
besar penuaan
Faktor resiko yang dapat diubah
Berat Badan Kurang aktivitas
Kurang paparan
an yang sinar matahari
Berat bad
n struktur
rendah da
kecil
tulang yang
Konsumsi minuman
Kurang asupan Merokok
tinggi kafein dan
kalsium alkohol
Patofisiologi
Diagnosis
1. Dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA) : merupakan teknik diagnostik standar emas
untuk mengukur densitas mineral tulang (BMD) karena absorpsi sinar X secara langsung
berkaitan dengan kandungan kalsium.
2. Computed tomography kuantitatif : dapat menghasilkan pengukuran densitas tulang yang
benar dengan alat diagnostik tunggal.
3. Pemeriksaan BMD
4. Pengukuran massa tulang :
Nilai T-score dalam berbagai kondisi :
● Tulang Normal : ≥-1 (10% di bawah SD rata – rata atau lebih tinggi)
● Osteopenia : -1 sampai -2,5 (10-25% di bawah SD rata – rata)
● Osteoporosis : < atau sama dengan -2,5 (25% di bawah SD rata – rata)
Treatment
Terapi non farmakologi