Pembimbing:
Dr. Suhardi, Sp.BTKV (K)
ABSTRAK
Latar belakang: Skor keparahan trauma toraks (TTSS) menggabungkan parameter terkait pasien
dengan parameter anatomi dan fisiologis, dan dapat dengan mudah dihitung di ruang gawat darurat.
Validitas skor ini pada populasi Mesir belum diuji; oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi peran prognostik TTSS untuk memprediksi hasil trauma toraks pada pasien Mesir di
dua pusat.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 284 pasien laki-laki (94,7%) dengan usia rata-rata 41 tahun. Lima
puluh enam pasien (18,7%) memiliki manajemen konservatif, 216 memiliki morbiditas (72%), dan 28
pasien meninggal (9,3%). Seratus empat puluh delapan pasien (49,3%) memiliki tabung torakostomi,
dan torakotomi diperlukan pada 4 pasien (1,3%). Tingkat pernapasan di atas 20 siklus / menit saat
masuk dikaitkan dengan kematian (n = 28 (9,3%); p <0,001). Seratus tiga puluh enam pasien memiliki
TTSS antara 0 dan 5 poin; 56 di antaranya dipulangkan dan 80 di antaranya dirawat di bangsal rawat
inap dengan prognosis baik. Dua puluh empat pasien memiliki TTSS antara 21 dan 25 poin; semua 24
pasien memiliki prognosis yang fatal. Nilai batas 7 poin atau lebih dari TTSS adalah 100% sensitif dan
97,73% spesifik untuk prognosis buruk dan fatal, dan secara signifikan terkait dengan sindrom
gangguan pernapasan akut dan kebutuhan akan ventilasi mekanis (n = 64; p <0,001; AUC = 0,998).
Kesimpulan: Luaran pasien trauma toraks dapat diprediksi berdasarkan skor keparahan trauma toraks.
Skor 7 poin atau lebih dikaitkan dengan peningkatan morbiditas, dan skor 20 poin atau lebih
01
LATAR BELAKANG
• Outcome dari trauma toraks bervariasi dan dipengaruhi oleh interaksi antara
beberapa faktor demografi dan anatomi [1, 2].
• Sebagian besar cedera yang mengancam jiwa dapat dikelola dengan intervensi
bedah kecil [3, 4],
• Kematian akibat trauma thorax berkisar antara 15-25% [5].
• Prediktor morbiditas dan mortalitas setelah trauma toraks sangat bervariasi dalam
literatur
• Cedera ekstratoraks terkait memiliki peran penting dalam menentukan hasil [4].
Skor untuk memprediksi outcome cedera 5 parameter TTSS
toraks 1. Usia
1. Skor trauma dan keparahan cedera 2. PaO2/FiO2
pasien poli-trauma
3. Cedera pleura
Mungkin meremehkan cedera toraks
4. Memar paru-paru
Perhitungan relative sulit
5. patah tulang rusuk
2. Skor Wagner memar paru [6] [7].
skor berkisar dari 0 hingga 25 poin.
3. Thorax trauma severity score (TTSS) Validitas skor TTSS pada populasi Mesir belum
Dikembangkan tahun 2000 dievaluasi;
Menggabungkan parameter yang tujuan dari penelitian ini adalah
berhubungan dengan pasien dengan untuk menilai peran prognostik TTSS untuk
parameter anatomi dan fisiologis [8]. memprediksi hasil trauma toraks pada pasien
Mesir di dua pusat
02
METODE
Pasien & Desain
Desain : Studi kohort prospektif Kriteria Eksklusi
Pasien : 300 pasien trauma dada di 2 UGD • Pasien dengan luka bakar
selama periode Mei 2018 -April 2019. • Penyakit pernapasan kronis
• Kehamilan
Kriteria Inklusi • Keganasan, Kegagalan organ tingkat akhir,
Pasien dewasa berusia 18 tahun atau lebih. dan pasien terkait mediastinum
• cedera perut parah, panggul,
• cedera otak dengan Glasgow Coma Score
(GCS) di bawah 13 dikeluarkan.
Pertimbangan Etis Manajemen Trauma
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik lokal Sesuai pedoman Advanced Trauma Life Support
dari pusat-pusat yang berpartisipasi, dan (ATLS).
kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan telah Semua pasien menjalani pemeriksaan
dibebaskan. laboratorium rutin termasuk glukosa darah acak,
hitung darah lengkap, dan gas darah arteri
(ABG).
- Rontgen dada
- CT Scan
- EKG
- Ekokardiografi (jika dicurigai adanya cedera
jantung)
Sistem Penilaian
Morbiditas Mortalitas
Baik Fatal
Sedang
Buruk
Sistem Penilaian
Kategori Prognosis Pasien:
Normal;
termasuk pasien pulang
Baik;
termasuk pasien dirawat di bangsal rawat inap hingga 7 hari, atau pasien dengan pneumotoraks,
atau hemotoraks yang ditangani dengan torakostomi sederhana
Sedang;
termasuk pasien yang dirawat di bangsal rawat inap lebih dari 7 hari, pasien dengan pneumotoraks
dengan kebocoran udara persisten, pasien dengan hemotoraks yang membutuhkan torakotomi
terbuka, atau pasien yang dirawat di ICU tetapi tidak memerlukan ventilasi mekanis
Buruk;
yang termasuk pasien yang dirawat di ICU dan membutuhkan ventilasi mekanis
Fatal;
termasuk pasien yang meninggal.
Analisa Statistik
Data kuantitatif Uji chi-square atau Fisher membandingkan data kualitatif.
Mean (rata-rata) Nilai probabilitas < 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Standar Deviasi (SD)
Analisis regresi hubungan antara TTSS, dan durasi ventilasi
Data kualitatif mekanik dan perawatan di ICU.
Frekuensi
Persentase Reciever Operator Curver (ROC) mengevaluasi signifikansi
statistik dari sensitivitas dan spesifisitas dan untuk memilih titik
potong yang sesuai untuk membuat keputusan
usia rata-rata 41 tahun dan standar deviasi ± 14. • 4 pasien (1,33%) Cedera remuk
Tingkat pernapasan dikaitkan dengan outcome
pasien;
semua kematian memiliki tingkat pernapasan
di atas 20 siklus/menit (p <0,001)
60 di ruang rawat inap (40 pasien 24 pasien memiliki TTSS antara 16 dan 20
berprognosis baik 20 pasien berprognosis sedang) poin;
32 dirawat di ICU (16 pasien berprognosis 20 dirawat di ICU dan memiliki prognosis
baik dan 16 pasien berprognosis buruk). yang buruk
4 pasien meninggal setelah 34-38 hari
dirawat di ICU.
TTSS dan Outcome Pasien
24 pasien memiliki TTSS antara 21 dan 25 Titik potong 7 atau lebih dari TTSS memiliki
poin; sensitivitas 100% untuk prognosis sedang,
buruk, dan fatal,
12 meninggal di ruang gawat darurat (UGD)
12 meninggal setelah 30-40 hari di ICU.
97,73% spesifisitas untuk prognosis baik dan
Semua 24 pasien memiliki prognosis yang fatal.
normal, dengan nilai prediksi positif 96,88%
TTSS dari 7 poin atau lebih dikaitkan dengan dan nilai prediksi negatif 100,00%.
berkembangnya sindrom gangguan pernapasan
akut (ARDS) dan kebutuhan akan ventilasi Area di bawah kurva adalah 0,998 (Gbr. 3).
mekanis (n = 64).
Peningkatan TTSS dikaitkan dengan peningkatan
durasi ventilasi mekanis dan perawatan ICU yang
berkepanjangan (p<0,001) (Gbr. 1 dan 2)
04
DISKUSI
Diskusi
Elbaih dkk, yang menemukan bahwa nilai TTSS 7
atau lebih adalah 100% sensitif dan 100% spesifik
Penelitian kami menunjukkan bahwa untuk prognosis buruk [9].
Nilai TTSS dari 7 poin atau lebih
memiliki sensitivitas 100% dan Elnaby dkk menemukan bahwa nilai TTSS 8 atau
spesifisitas 97,73% terhadap morbiditas lebih memiliki sensitivitas 92,3% dan spesifisitas
dan mortalitas pasien trauma toraks 100% dalam prediksi hasil dan kematian yang buruk
terisolasi setelah eksklusi cedera [10].
ekstratoraks berat terkait.
Kami melihat bahwa kontusio paru Flail chest dikaitkan dengan tingkat
bilateral lebih dari dua lobus memiliki kematian 66% dalam penelitian kami.
efek signifikan pada mortalitas, yang
konsisten dengan penelitian lain [14]
12. Hildebrand F, van Griensven M, Garapati R, Krettek C, Pape HC (2002) Diagnostics and scoring in blunt
chest trauma. Eur J Trauma 28(3):157–167
13. Moon SH, Kim JW, Byun JH, Kim SH, Choi JY, Jang IS et al (2017) The thorax trauma severity score
and the trauma and injury severity score: Do they predict in-hospital mortality in patients with severe
thoracic trauma?: A retrospective cohort study. Medicine 96(42)
14. Subhani SS, Muzaffar MS, Khan MI (2014) Comparison of outcome between low and high thoracic
trauma severity score in blunt trauma chest patients. J Ayub Med College Abbottabad 26(4):474–477
15. Shorr RM, Crittenden M, Indeck M, Hartunian SL, Rodriguez A (1987) Blunt thoracic trauma. Analysis
of 515 patients. Annals Surgery 206(2):200
16. Simon B, Ebert J, Bokhari F, Capella J, Emhoff T, Hayward T III et al (2012) Management of pulmonary
contusion and flail chest: an Eastern Association for the Surgery of Trauma practice management guideline. J
Trauma Acute Care Surgery 73(5):S351–S361
17. Menditto VG, Gabrielli B, Marcosignori M, Screpante F, Pupita G, Polonara S et al (2012) A
management of blunt thoracic trauma in an emergency department observation unit: pre-post observational
study. J Trauma Acute Care Surgery 72(1):221–226
18. Trinkle JK, Richardson JD, Franz JL, Grover FL, Arom KV, Holmstrom FM (1975) Management of flail
chest without mechanical ventilation. Annals Thoracic Surgery 19(4):355 363
19. Balkan EM, Oktar LG, Kayt-Cangtr A (2002) Emergency thoracotomy for blunt thoracic trauma. Annals
Thoracic Cardiovasc Surgery 8(2):78–82
20. Aukema TS, Beenen LF, Hietbrink F, Leenen LP (2011) Validation of the Thorax Trauma Severity Score
for mortality and its value for the development of acute respiratory distress syndrome. Open Access
Emergency Med 3:49
21. Daurat A, Millet I, Roustan JP, Maury C, Taourel P, Jaber S et al (2016) Thoracic Trauma Severity score
on admission allows to determine the risk of delayed ARDS in trauma patients with pulmonary contusion.
Injury 47(1): 147–153