Anda di halaman 1dari 28

SBB

ANALISIS
LENTUR BALOK
BETON
TULANGAN
TUNGGAL

Agustin Dita Lestari, S.T., M.T.


Politeknik Negeri Malang
Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang

Beban-Beban Luar Lentur dan Deformasi

Semakin bertambah

Deformasi dan Regangan ikut Retak lentur sepanjang


bertambah balok

Apabila beban terus bertambah sampai dengan kapasitas balok  Balok


akan RUNTUH
Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang

Garis Netral : Suatu daerah dimana tidak terjadi tekan maupun tarik (Nilai
tegangan dan regangan sama dengan NOL)
Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang

Daerah Tumpuan :
Tarik  di serat atas Tulangan yang dominan berada
Tekan  di serat bawah di atas

Daerah Lapangan :
Tarik  di serat bawah Tulangan yang dominan berada
Tekan  di serat atas di bawah
Balok Persegi

1. BALOK BERTULANGAN TUNGGAL

Tulangan yang terpasang hanya pada daerah TARIK saja

2. BALOK BERTULANGAN RANGKAP / GANDA

Tulangan yang terpasang ada pada daerah TARIK dan TEKAN


Asumsi pada desain metode kekuatan (LRFD)

 Distribusi regangan pada beton adalah linear


 Modulus Elastisitas baja, Es = 200.000 MPa
 Penampang datar akan tetap datar setelah terjadi lentur
 Kuat tarik dari beton diabaikan

 Regangan maksimum serat tekan beton terluar, ε’cu = 0,003

 Bentuk dari distrubusi tegangan tekan beton diasumsikan berupa


persegi empat
Diagram Regangan pada Balok

  𝑑−𝑐   𝑓𝑦
𝜀 𝑡 =0,003.
𝑐
𝜀 𝑡𝑦 = Untuk fy = 400 Mpa, maka ty = 0,002
𝐸𝑠
Jenis Penampang Balok Beton Bertulang

Berdasarkan konsep regangan yang terjadi, jenis penampang pada balok


adalah sebagi berikut:
 Kondisi regangan seimbang (Balanced Strain Condition)

t = ty
 Penampang terkendali tekan (Compression Controlled Section)

t ≤ ty
 Penampang terkendali Tarik (Tension Controlled Section)

t ≥ 0,005
Jenis Penampang Balok Beton Bertulang

Penampang yang berada di daerah peralihan antara tekan dan tarik disebut
dengan penampang daerah transisi.
Berdasarkan Ps. 9.3.3.1 dalam SNI 2847:2019,

Regangan tarik (t) pada kuat nominal di daerah transisi, tidak boleh
kurang dari 0,004 untuk setiap komponen struktur lentur tanpa beban
aksial, ataupun bila ada beban aksial tidak melebihi 0,10 . f’c . Ag ,dengan

Ag adalah luas gross penampang beton.


Jenis Penampang Balok Beton Bertulang

(a) Terkendali Tarik; (b) Transisi; (c) Terkendali Tekan


*) diukur hingga as tulangan terluar
Diagram Tegangan pada Balok

 Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton dapat dihitung


berdasarkan kurva pengujian tegangan-regangan.

 Dapat diasumsikan berbentuk parabola, trapesium, persegi panjang, atau


bentuk lain yang dapat mempresentasikan kuat lentur penampang.

 Dalam SNI 2847:2019 ps. 22.2.2.4.1, diijinkan untuk menggunakan distribusi


blok tegangan ekuivalen berbentuk empar persegi panjang guna
penyederhanaan dalam analisis maupun desain.

 Diagram penyederhanaan dikenal sebagai Blok Tegangan Whitney.


Diagram Tegangan pada Balok

Cc = 0,85 . f’c . a . b

Ts = As . fy Ts = As . fy

 
Kapasitas Momen Nominal Balok .z= .z
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen

 Blok
  tegangan didefinisikan sebagai tegangan tekan merata sebesar
0,85f’c dan dianggap bekerja pada daerah tekan dari penampang balok
selebar b dan sedalam a.

a = 1.c
dengan, c = jarak serat tekan terluar ke garis netral
1= konstanta yg merupakan fungsi kelas kuat beton

 Nilai 1 dapat dihitung sebagai berikut:


untuk 17  f’c  28 MPa  1 = 0,85
untuk 28 < f’c < 55 MPa  1 = 0,85 – 0,05 .
untuk f’c ≥ 55 MPa  1 = 0,65
Keterangan:

b = lebar balok
d = tinggi efektif (dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik)
As = luas tulangan tarik
c = tinggi serat tekan terluar ke garis netral
a = tinggi blok tegangan tekan ekivalen
fy = tegangan leleh baja
f’c = Kuat tekan beton
c = regangan beton
s = regangan tarik baja
Cc= resultan gaya tekan beton = 0,85 . f’c . a . b
Ts = resultan gaya tarik baja tulangan = As . fy
Es = modulus elastisitas baja = 2.105 MPa
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen

Nilai a diperoleh dari keseimbangan gaya


Cc =
arah horizontal (ΣH = 0)
Ts

0,85 . f’c . a . b =
As . fy   𝐴𝑠. 𝑓 𝑦
𝑎=
0,85 .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏
Sehingga nilai Mn dapat dihitung dengan:
 
=

  A𝑠
Rasio penulangan, dinyatakan dengan: ρ=
b  .  d
Faktor Reduksi Kekuatan

Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai t harus sama


dengan atau lebih besar dari 0,004
Kondisi Regangan Seimbang (tt = yy)

Letak garis netral pada keadaan seimbang


dapat dicari dengan perbandingan segitiga
pada diagram regangan :
 

(
) 600 =
600 d = (600 + )

  600
𝑐 𝑏=
(
600+𝑓 𝑦
)𝑑
Rasio Penulangan Seimbang

Gaya tekan , Cc = 0,85 . f’c . b . β1 . cb

Gaya tarik , Ts = Asb . fy = ρb . b . d . fy


Dengan persamaan kesetimbangan, H = 0, maka :
Cc = Ts

0,85 . f’c . b . β1 . cb = ρb . b .

d . fy
  0,85 .  f ' c .  b  . 𝛽 1 .  c b
𝜌b =
b  .  d  .  fy
  f' c   600
𝜌b =0,85. 𝛽1  .
fy
 . 
600 + fy ( )
Apabila Mn dikalikan dengan faktor reduksi , maka diperoleh:

  𝑴 = 𝑨  .  𝒇 . 𝒅 − 𝒂
 𝒏 𝒔 𝒚
𝟐 ( )
  𝐴𝑠. 𝑓 𝑦   𝐴 𝑠  .  𝑓 𝑦
karena: 𝑎=
0,85 .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏 maka:
 𝑀 𝑛= 𝐴 𝑠  .  𝑓 𝑦 . 𝑑 −
1,7  .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏 ( )
  𝜌   .  𝑓 𝑦
 𝐴 𝑠=𝜌 𝑏 𝑑 maka:  𝑀 𝑛=   𝜌 𝑓 𝑦 𝑏 𝑑 1−
2
( 1,7  .  𝑓 ′ 𝑐 )
atau:   𝑀 𝑛=𝑅 𝑢 𝑏 𝑑 2

  𝜌   .  𝑓 𝑦
dengan : 𝑅𝑢 =   𝜌 𝑓 𝑦 ( 1−
1,7  .  𝑓 ′ 𝑐 )
Saat  maks, maka Ru akan maks
SNI 2847:2019 mensyaratkan bahwa nilai t pada kondidi kuat lentur
nominal harus ≥ 0,004:
  𝑎𝑏 𝐴𝑠𝑏. 𝑓 𝑦 𝜌𝑏 . 𝑓 𝑦 . 𝑑
𝑐 𝑏= = =
𝛽 1 0,85 .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝛽 1 . 𝑏 0,85 .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝛽 1
  𝑐 𝜌
=
  𝜌.𝑓 𝑦 .𝑑 𝑐𝑏 𝜌𝑏
𝑐=
0,85 .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝛽 1

 𝑐 𝜌 𝑐𝑏
= .
𝑑 𝜌𝑏 𝑑

 0,003 𝜌
.
=
0,003
0,003 +𝜀 𝑡 𝜌𝑏 f y
0,003 +
Es
  f y
0,003 +
𝜌 Es
=
𝜌𝑏 0,003 + 𝜀 𝑡
Jika nilai t = 0,005 (Daerah Dominan Tarik):

  Jika nilai fy = 400 MPa dan Es


= 200.000 MPa, maka:
 

Jika nilai t = 0,004 (Daerah Transisi):

  Jika nilai fy = 400 MPa dan Es


= 200.000 MPa, maka:
 
Tabel 1

Tabel 2
Contoh Soal 1

Jika nilai f’c = 25 Mpa dan fy = 400 Mpa, hitunglah:


1. Luas tulangan baja pada kondisi seimbang, A sb
2. Luas tulangan maksimum yang diijinkan agar
penampang merupakan penampang dominan tarik
serta penampang pada daerah transisi.
3. Posisi sumbu netral (c) dan tinggi blok tegangan
tekan ekuivalen (a) untuk penampang dominan
Tarik pada soal 2.
Penyelesaian Contoh Soal 1

1. Menghitung Asb
  f' c   600
 
𝜌b =0,85. 𝛽1  .
fy (
 . 
600 + fy )
= 0,0271 (atau bisa dilihat di Tabel 1)

 𝐴 𝑠 𝑏= 𝜌 𝑏 𝑏 𝑑=0,0271 . 400 . 650=7046 𝑚𝑚2


2. a. Penampang Terkendali Tarik

 𝐴 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 =𝜌 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑏 𝑑 =0,01693 . 400 . 650=4401,8 𝑚𝑚2


Penyelesaian Contoh Soal 1

2. b. Penampang pada Daerah Transisi

  𝐴 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑡 =0 , 01935 . 400 . 650 =5031 𝑚𝑚 2

3. Penampang pada Daerah Terkendali Tarik


  𝐴 𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 . 𝑓 𝑦 4401,8 . 400
𝑎= = =207,14 𝑚𝑚
0,85 .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏 0,85 .  25 . 400

  𝑎 207,14
𝑐= = =243,69 𝑚𝑚
𝛽1 0,85
Contoh Soal 2

Sebuah balok kantilever beton bertulang sepanjang 2,5 m memiliki penampang persegi dengan
penulangannya seperti ditunjukkan pada gambar. Balok tersebut memikul beban mati sebesar
20 kN/m dan beban hidup sebesar 13 kN/m. Periksa apakah balok cukup untuk memikul beban
yang bekerja!
Penyelesaian Contoh Soal 2
 𝐴 =3 . 1    .    π . 222=1140 𝑚𝑚 2
s
4 (atau bisa dilihat di Tabel Luas Tulangan)

𝑞 𝑢=1,2𝑞1 𝐷 +1,2𝑞 𝐿=1,2


 
1
( 20 ) +1,6 ( 13 ) =44,8𝑘𝑁 /𝑚
  2 2
𝑀 𝑢= 𝑞𝑢 𝐿 = . 44,8 . 2,5 =140 𝑘𝑁𝑚
2 2
Periksa nilai εt

  𝐴𝑠. 𝑓 𝑦 1140 . 400


𝑎= = =107,29 𝑚𝑚
0,85 .  𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏 0,85 .  25 . 200
  𝑎 107,29
𝑐= = =126,22 𝑚𝑚
𝛽1 0,85
 𝑐 = 126,22 = 0,3155
𝑑 400
  𝑑−𝑐
𝜀 𝑡 =0,003. Penampang
=0,00651>0,005 terkendali Tarik, maka  =
𝑐 0,9
Penyelesaian Contoh Soal 2

= 142.144.092 Nmm = 142,14 kNm > Mu (OK)

Sehingga, balok kuat untuk menahan beban yang ada.

Anda mungkin juga menyukai