Analisis Lentur Balok Tulangan Tunggal
Analisis Lentur Balok Tulangan Tunggal
ANALISIS
LENTUR BALOK
BETON
TULANGAN
TUNGGAL
Semakin bertambah
Garis Netral : Suatu daerah dimana tidak terjadi tekan maupun tarik (Nilai
tegangan dan regangan sama dengan NOL)
Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang
Daerah Tumpuan :
Tarik di serat atas Tulangan yang dominan berada
Tekan di serat bawah di atas
Daerah Lapangan :
Tarik di serat bawah Tulangan yang dominan berada
Tekan di serat atas di bawah
Balok Persegi
𝑑−𝑐 𝑓𝑦
𝜀 𝑡 =0,003.
𝑐
𝜀 𝑡𝑦 = Untuk fy = 400 Mpa, maka ty = 0,002
𝐸𝑠
Jenis Penampang Balok Beton Bertulang
t = ty
Penampang terkendali tekan (Compression Controlled Section)
t ≤ ty
Penampang terkendali Tarik (Tension Controlled Section)
t ≥ 0,005
Jenis Penampang Balok Beton Bertulang
Penampang yang berada di daerah peralihan antara tekan dan tarik disebut
dengan penampang daerah transisi.
Berdasarkan Ps. 9.3.3.1 dalam SNI 2847:2019,
Regangan tarik (t) pada kuat nominal di daerah transisi, tidak boleh
kurang dari 0,004 untuk setiap komponen struktur lentur tanpa beban
aksial, ataupun bila ada beban aksial tidak melebihi 0,10 . f’c . Ag ,dengan
Cc = 0,85 . f’c . a . b
Ts = As . fy Ts = As . fy
Kapasitas Momen Nominal Balok .z= .z
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
Blok
tegangan didefinisikan sebagai tegangan tekan merata sebesar
0,85f’c dan dianggap bekerja pada daerah tekan dari penampang balok
selebar b dan sedalam a.
a = 1.c
dengan, c = jarak serat tekan terluar ke garis netral
1= konstanta yg merupakan fungsi kelas kuat beton
b = lebar balok
d = tinggi efektif (dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik)
As = luas tulangan tarik
c = tinggi serat tekan terluar ke garis netral
a = tinggi blok tegangan tekan ekivalen
fy = tegangan leleh baja
f’c = Kuat tekan beton
c = regangan beton
s = regangan tarik baja
Cc= resultan gaya tekan beton = 0,85 . f’c . a . b
Ts = resultan gaya tarik baja tulangan = As . fy
Es = modulus elastisitas baja = 2.105 MPa
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
0,85 . f’c . a . b =
As . fy 𝐴𝑠. 𝑓 𝑦
𝑎=
0,85 . 𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏
Sehingga nilai Mn dapat dihitung dengan:
=
A𝑠
Rasio penulangan, dinyatakan dengan: ρ=
b . d
Faktor Reduksi Kekuatan
(
) 600 =
600 d = (600 + )
600
𝑐 𝑏=
(
600+𝑓 𝑦
)𝑑
Rasio Penulangan Seimbang
0,85 . f’c . b . β1 . cb = ρb . b .
d . fy
0,85 . f ' c . b . 𝛽 1 . c b
𝜌b =
b . d . fy
f' c 600
𝜌b =0,85. 𝛽1 .
fy
.
600 + fy ( )
Apabila Mn dikalikan dengan faktor reduksi , maka diperoleh:
𝑴 = 𝑨 . 𝒇 . 𝒅 − 𝒂
𝒏 𝒔 𝒚
𝟐 ( )
𝐴𝑠. 𝑓 𝑦 𝐴 𝑠 . 𝑓 𝑦
karena: 𝑎=
0,85 . 𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏 maka:
𝑀 𝑛= 𝐴 𝑠 . 𝑓 𝑦 . 𝑑 −
1,7 . 𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏 ( )
𝜌 . 𝑓 𝑦
𝐴 𝑠=𝜌 𝑏 𝑑 maka: 𝑀 𝑛= 𝜌 𝑓 𝑦 𝑏 𝑑 1−
2
( 1,7 . 𝑓 ′ 𝑐 )
atau: 𝑀 𝑛=𝑅 𝑢 𝑏 𝑑 2
𝜌 . 𝑓 𝑦
dengan : 𝑅𝑢 = 𝜌 𝑓 𝑦 ( 1−
1,7 . 𝑓 ′ 𝑐 )
Saat maks, maka Ru akan maks
SNI 2847:2019 mensyaratkan bahwa nilai t pada kondidi kuat lentur
nominal harus ≥ 0,004:
𝑎𝑏 𝐴𝑠𝑏. 𝑓 𝑦 𝜌𝑏 . 𝑓 𝑦 . 𝑑
𝑐 𝑏= = =
𝛽 1 0,85 . 𝑓 ′ 𝑐 . 𝛽 1 . 𝑏 0,85 . 𝑓 ′ 𝑐 . 𝛽 1
𝑐 𝜌
=
𝜌.𝑓 𝑦 .𝑑 𝑐𝑏 𝜌𝑏
𝑐=
0,85 . 𝑓 ′ 𝑐 . 𝛽 1
𝑐 𝜌 𝑐𝑏
= .
𝑑 𝜌𝑏 𝑑
0,003 𝜌
.
=
0,003
0,003 +𝜀 𝑡 𝜌𝑏 f y
0,003 +
Es
f y
0,003 +
𝜌 Es
=
𝜌𝑏 0,003 + 𝜀 𝑡
Jika nilai t = 0,005 (Daerah Dominan Tarik):
Tabel 2
Contoh Soal 1
1. Menghitung Asb
f' c 600
𝜌b =0,85. 𝛽1 .
fy (
.
600 + fy )
= 0,0271 (atau bisa dilihat di Tabel 1)
𝑎 207,14
𝑐= = =243,69 𝑚𝑚
𝛽1 0,85
Contoh Soal 2
Sebuah balok kantilever beton bertulang sepanjang 2,5 m memiliki penampang persegi dengan
penulangannya seperti ditunjukkan pada gambar. Balok tersebut memikul beban mati sebesar
20 kN/m dan beban hidup sebesar 13 kN/m. Periksa apakah balok cukup untuk memikul beban
yang bekerja!
Penyelesaian Contoh Soal 2
𝐴 =3 . 1 . π . 222=1140 𝑚𝑚 2
s
4 (atau bisa dilihat di Tabel Luas Tulangan)