Anda di halaman 1dari 36

KESEHATAN SPIRITUAL

PSIKOSOSIAL DAN
BUDAYA DALAM
KEPERAWATAN
01 201FK03080 : Amelia Lestari 07 201FK03086 : Anita Sevia Fadilah
K
02 201FK03079 : Viola Andyagi 08 201FK03087 : Anjelina Putri Wijaya E
L
03 201FK03081 : Ira Ghania 09 201FK03088 : Ariq Rabbani
O
04 201FK03082 : Riesma Pratiwi Nuril Azmi 10 201FK03089 : Audini Herawati M
P
05 201FK03083 : Sahrul Gunawan 11 201FK03090 : Dara Paranitha Hernanda O
K
06 201FK03084 : Tantri Jamil Hartati 12 203FK03103 : Dikatia Lestari
H
Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus,
yang berarti bernafas atau angin. Ini
Kesehatan Spiritual
berarti segala sesuatu yang menjadi pusat
semua aspek dari kehidupan seseorang
(McEwan, 2005).
Menurut
Burkhardt
(1993)
VENUS SATURN MARS dalam
Hamid
Menemukan arti
(1999)
Aspek berhubungan Menyadari kemampuan
dan tujuan hidup untuk menggunakan
spiritual
dengan sesuatu yang
tidk diketahui sumber dan kekuatan meliputi :
dalam diri sendiri.
A C
Hubungan dengan Hubungan dengan
diri sendiri orang lain

1. Pengetahuan diri.
1. Harmonis/ Suportif
2. Sikap
2. Tidak harmonis
Karakteristik

B D
Hubungan dengan Hubungan dengan
alam Ketuhanan
1. Mengetahui tentang alam,
iklim, margasatwa 1. Agamis atau tidak
agamis.
2. Berkomunikasi dengan alam
A. Bayi Dan Todler (1-3 Tahun)

Bayi dan todler belum memiliki rasa bersalah


dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai Perkembangan
meniru kegiatan ritual tanpa tau arti kegiatan tersebut Spiritual
dan ikut ketempat ibadah yang mempengaruhi citra
diri mereka.
B. Prasekolah

Anak prasekolah belajar dari apa yang


mereka lihat bukan pada apa yang diajarkan. Disini Perkembangan
bermasalah jika apa yang terjadi berbeda dengan apa Spiritual
yang diajarkan.
C. Usia Sekolah

Pada masa ini anak mulai mengambil


keputusan akan meneruskan atau melepaskan Perkembangan
agama yang dianutnya karena ketergantungannya Spiritual
pada orang tua.
D. Dewasa

Kelompok dewasa muda yang dihadapkan


pada pertanyaan bersifat keagamaan dari anaknya Perkembangan
akan menyadari apa yang diajarkan padanya waktu Spiritual
kecil dan masukan tersebut dipakai untuk mendidik
anaknya.
E. Usia Pertengahan

Usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih


banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha Perkembangan
untuk mengerti nilai agama yang di yakini oleh Spiritual
generasi muda.
Konsep spiritual memiliki delapan Melibatkan realitas eksistensi
batas tetapi saling tumpang tindih (arti dan tujuan hidup)

Memberikan individu energi yang


dibutuhkan untuk menemukan diri
Keyakinan dan nilai menjadi
dasar spiritualitas
Konsep Kesehatan
mereka
Memberikan individu kemampuan
Spiritual
Transedensi diri (self
untuk menemukan pengertian
transedence)
kekuatan batiniah
1. Spiritual
Memberikan pengertian keterhubungan Memberikan kedamaian dalam
intrapersonal (dengan diri sendiri) menghadapi penyakit terminal
maupun menjelang ajal

Memberikan kepercayaan setelah


berhubungan dengan tuhan
Mempertahankan keharmonisan /
keselarasan dengan dunia luar

Konsep Kesehatan
Berjuang untuk menjawab / Spiritual
mendapatkan kekuatan
2. Dimensi Spiritual

Untuk menghadapi : stress emosional,


penyakit fisik, dan menghadapi
kematian
Dimensi vertical. Hubungan positif
individu dengan Tuhan atau beberapa
Konsep Kesehatan
kekuasaan tertinggi
Spiritual
Dimensi horizontal. Hubungan 3. Konsep Kesejahteraan
positif individu dengan orang lain Spiritual
A C
Menuntun Sumber Konflik
Kebiasaan Sehari
Contoh: ada yang
hari ada agama yang
contoh: menganggap penyakitnya
menetapkan diet makanan yang adalah cobaan dari Tuhan.
boleh dan tidak boleh dimakan.
Hubungan Antara
Spiritual – Kesehatan
dan sakit

B
Sumber Dukungan
sumber kekuatan sangat diperlukan
untuk dapat menerima keadaan
sakitnya khususnya jika penyakit
tersebut membutuhkan waktu
penyembuhan yang lama.
Verbalisasi Perubahan Manifestasi Perubahan
Distress Perilaku Fungsi Spiritual

Individu yang mengalami Klien yang merasa cemas dengan


gangguan fungsi spiritual, hasil pemeriksaan atau menunjukkan
biasanya akan meverbalisasikan kemarahan setelah mendengar hasil
yang dialaminya untuk pemeriksaan mungkin saja sedang
mendalatkan bantuan. menderita distress spiritual
Informasi awal yang perlu digali adalah:
Alifiasi nilai; Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah
dilakukan secara aktif atau tidak, Jenis partisipasi dalam kegiatan
agama Konsep Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan
Keyakinan agama dan spiritual; Praktik kesehatan misalnya Gangguan Spiritual
diet, mencari dan menerima ritual atau upacara agama,
strategi koping

1. Pengkajian
Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi tujuan dan arti
hidup, tujuan dan arti kematian, Kesehatan dan arti
pemeliharaan serta hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan
orang lain.
● Aspek Spritualitas dan Kesehatan Spiritual:
Contoh : Hal apa yang memberikan kekuatan saat anda mengalami masa sulit?
● Aspek Kepercayaan , keyakinan, kelompok, dan Komunitas
Contoh : Pada apa/ siapa anda memohon kekuatan, harapan, dan keyakinan saat
menghadapi masa sulit?
● Aspek kehidupan dan tanggung jawab diri
Contoh : Apa yang anda rasakan dari perubahan akibat penyakit ini? Pertanyaan pengkajian
keperawatan dapat diklasifikasikan
● Aspek Keterhubungan
Contoh : Perasaan apa yang anda rasakan setelah selesai berdoa? dalam beberapa aspek,
● Aspek Kepuasan hidup
diantaranya:
Contoh : Bagaimana kebahagiaan dan kepuasan anda dalam hidup ini?

● Aspek Pekerjaan
Contoh : Bagaimana penyakit ini mempengaruhi hidup anda dari segi spiritual, di
rumah, atau di tempat anda bekerja?

● Ritual dan ibadah : mengkaji ritual dan ibadah membatu perawat memahami
spiritualitas klien
Konsep Asuhan Keperawatan
Distress Spiritual Pada Pasien Dengan
Gangguan Spiritual
Koping inefektif
2. Diagnosa
1. Distress spiritual berhubungan dengan
ansietas
NOC :
● Menunjukkan harapan
● Menunjukkan kesejahteraan spiritual:
● Klien tenang
Konsep Asuhan Keperawatan
NIC : Pada Pasien Dengan
● Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
● Tentukan konsep ketuhanan klien
Gangguan Spiritual
● Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasisien
● Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan
● Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan
● Kolaborasi dengan pastoral
3. Intervensi Keperawatan
2. Koping inefektif berhubungan dengan krisis situasi
NOC :
● Menunjukan harapan
● Menunjukan kesejahteraan spiritual
● Klien Konsep Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan
NIC :
● Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya Gangguan Spiritual
● Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal
● Peningkatan koping
● Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian
pelayanan kesehatan. 3. Intervensi Keperawatan
Ny. ”Z“ 31 tahun, ibu rumah tangga, sedang dalam pemulihan
masektomi radikal kanan. Kemarin dokter mengatakan bahwa
kanker payudaranya sudah metastatis dan prognosisnya buruk
sehingga masektomi radikal kiri harus dilakukan. Pagi ini
perawat melihat Ny. Z menangis karena putus asa, kurang tidur Asuhan
dan tidak nafsu makan. Awalnya Ny. Z mengatakan timbul Keperawatan
benjolan kecil di payudara sebelah kiri tapi oleh Ny. Z tidak
pernah mengontrol kesehatannya dan mengira benjolan biasa Kesehatan Spiritual
akhirnya lama kelamaan benjolan semakin besar dan nyeri.
Setelah di lakukan pemeriksaan Ny. Z terdiagnosa Ca Mammae
Stadium 4.
Identitas

Nama Pasien : Ny. Z


Umur : 31 tahun
Jenis Kelamnin : Perempuan
Agama : Islam Anamnesa
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jakarta Utara
• Keadaan Umum (TTV) Sebagai Berikut :
Suhu : 37,6 C
Nadi : 90 x/menit
Nafas : 24 x/menit
TD : 130/85 mmHg Pemeriksaan
BB/TB : 54 kg/ 167 cm Fisik
• Data Diagnostik
SDM : 3.5 x 10 ml
Hb : 10.5 g/l
Ht : 35%
Pengalaman dan Emosi
Klien mengungkapkan bahwa ia tidak dapat menerima keadaan
sekarang ini karena terlalu banyak berbuat dosa dan belum siap
untuk mati. Selama dirawat dirawat di rumah sakit rumah sakit
klien merasa tingkat emosinya meningkat karena merasa malu
karena di usia yang usia yang masih terbilang muda sudah
terkena kanker mamae.
Pemeriksaan Fisik
Ritual dan Ibadah
Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan
shalat di atas tempat tidur.
1. Pemeriksaan Kepala Leher
Rambut hitam, kepala simetris dan tidak ada benjolan, mata
konjungtiva tidak anemis, hidung bersih tidak ada polip, mukosa
bibir kering, gigi bersih, telinga simetris, leher tidak ada benjolan
dan lidah tidak kotor.

2. Pemeriksaan Integumen / Kulit


Pemeriksaan
Turgor kulit baik, warna kulit kuning langsat bersih dan tidak ada
lesi.
Fisik Head to
3. Pemeriksaan Payudara dan ketiak
Toe
Balutan bedah lebar di dinding dada kanan kering dan utuh.

4. Pemeriksaan Thorak / dada


Pada saat di inspeksi bentuk dadanya simetris, tidak ada kelainan,
dan pada saat di auskultasi tidak ada suara tambahan.
5. Jantung
Pada saat di perkusi suara pekak, dan pada saat di auskultasi : S1-S2 normal tidak ada suara
tambahan.

6. Pemeriksaan Abdomen
Pada saat di inspeksi perut buncit, ketika di palpasi : nyeri jika ditekan di left lower kuadran 4,
lalu ketika di perkusi : suara kembung, dan ketika di auskultasi : Bising usus menurun 10
x/menit.

7. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya


a. Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan pada genetal dan personal hygiene baik.
b. Anus : Anus pasien bersih, dan tidak ada bercak–bercak disekitarnya.

8. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Otot pasien kuat, sedikit merasa nyeri tangan sebelah kanan karena dipasang infus.
No Symptom (DS/DO) Etiologi Problem

1. DS : Klien mengatakan Penyakit kronik Distres spiritual


bahwa mengapa Allah pada diri
memberikan cobaan seperti berupa
ini, ia merasa tidak sanggup Mastektomi
menjalani cobaan seperti ini. dan ansietas Analisa Data
DO : Ny. “Z” menangis karena akibat
putus asa, kurang tidur dan ketakutan
tidak nafsu makan. terhadap mati
pasien terlihat putus asa.
Lanjutan....
2. DS : Nyeri kronis Hambatan
 Klien mengatakan bahwa rasa nyeri di religiositas
kedua payudara dengan skala 5 telah
mengganggu aktivitas beribadah.
 Klien mengatakan bahwa klien kesulitan
dalam menjalankan shalat di atas
tempat tidur
 Klien mengatakan semenjak sakit tidak
bisa melaksanakan kegiatan
keagamaan seperti shalat berjamaah di
masjid
DO :
 Klien tampak lesu
 Klien tampak tidak bersemangat saat
berbicara
 Vital Sign, TD : 130/85, N : 90x/mnt, RR
: 24x/mnt, S : 37,5 C
1. Distress spiritual yang berhubungan dengan ansietas
karena takut akan kematian dan penyakit kronik pada diri
berupa masektomi di tandai dengan pasien merasa Diagnosa
berlumuran dosa, takut menghadapi kematian
Keperawatan
2. Hambatan religiositas berhubungan nyeri kronis
Tindakan Keperawatan
Tgl/ Diagnosis Tujuan dan Intervensi (NIC) Rasional Implementasi Evaluasi
jam Keperawatan Kriteria hasil
(NOC)
Distress Tujuan : -Berikan - Pukul 10.00 S : Ny. “Z”
spiritual yang - Setelah penjelasan Meningkatkan -Memberikan mengatakan
berhubungan dilakukan hubungan pemahaman pemahaman masih merasa
dengan asuhan antara proses tentang /edukasi takut dan
ansietas karena keperawatan, penyakit dan penyakit yang malu
takut akan masalah gejalanya diderita klien. -Memberikan
kematian dan distress spiritual ketenangan, O : Ny, “Z”
penyakit kronik dapat teratasi -Beri penerimaan tampak
pada diri ketenangan, -Pasien dapat dan cemas, sedih,
berupa Kriteria hasil : penerimaan, merasa dukungan pandangan
masektomi di - Memahami dan dukungan nyaman dan saat stress tidak focus
tandai dengan bahwa penyakit saat stress menerima atas R/ pasien saat berbicara
pasien merasa adalah suatu penyakitnya kooperatif A : masalah
berlumuran tantangan -Memfasilitasi belum teratasi
dosa, takut terhadap sistem perkembangan P : rencana
menghadapi keyakinan sikap positif intervensi
kematian pada situasi dianjurkan
tertentu
Lanjutan....
-Gunakan teknik -Pasien dapat -Membantu pasien
klarifikasi nilai merasa tenang merasakan
untuk membantu dan selalu keseimbangan dan
pasien berfikir positif hubungan dengan
dalam Tuhan
-Mengklarifikasi menghadapi -R/Pasien
keyakinan dan penyakitnya melaksnakan
nilai yang ia ibadah
yakini -Tidak merasa
cemas -Mendengarkan
pandangan pasien
-Jaga privasi -Pasien mampu tentang hubungan
dan beri waktu melaksanakan antara kepercayaan
kepada pasien praktik dan kondisi
untuk keagamaan kesehatanta
mengamati R/pasien
praktik mengungkapkan
keagamaan bahwa penyakit
adalah tantangan
terhadap keyakinan
Lanjutan....
-Terbuka terhadap -Pasien tidak -Menggunakan
ungkapan pasien merasa kesepian teknik klarifikasi
tentang kesepian dan dan diperhatikan nilai untuk
ketidakberdayaan menambah membantu
wawasan spiritual pasien
-Anjurkan kunjungan -Pasien dapat mengklarifikasi
kelayanan memenuhi keyakinan dan
keagamaan kebutuhanya nilai yang ia
(berinteraksi yakini R/pasien
-Buat perubahan dengan orang lain) mampu
yang diperlukan -memberikan menjelaskan
pasien (dukungan kenyamanan dan nilai kehidupan
keluarga atau orang menurunkan rasa
terdekat) beri jaminan kesepian pada Pukul 12.00
kepada pasien bahwa pasien -Memberikan
perawat selalu ada ketenangan,
untuk mendukung -Pasien dapat penerimaan dan
pasien saat pasien mengendalikan dukungan stress
merasakan perawat untuk -Pasien
penderitaan selalu bersifat kooperatif
terbuka
Lanjutan....
- Membuat perubahan
yang diperlukan
pasien (dukungan
keluarga atau orang
terdekat)
pasien mau menjawab
pertanyaan perawat
- Menjaga privasi dan
beri waktu kepada
pasien untuk
mengamati praktik
keagamaan
pasien melakukan
ibadah

Pukul 10.00
- Memberi
ketenangan,
penerimaan, dan
dukungan saat stress
R/pasien kooperatif
Lanjutan....
- Terbuka terhadap
ungkapan pasien
tentang kesepian
dan
ketidakberdayaan
R/pasien lebih
tenang dan ceria
- Menganjurkan
kunjungan
pelayanan
keagamaan
R/pasien kooperatif
- Memberikan
jaminan kepada
pasien bahwa
perawat selalu ada
untuk mendukung
pasien saat pasien
merasakan
penderitaan
R/pasien nyaman
Tindakan Keperawatan
Hambatan Setelah Menjelaskan -Dengan Pukul 11.00 S : Ny, “Z”
religiositas dilakukan kepada klien menjelaskan -Mengajarkan mengatakan
berhubungan tindakan tentang bagaimana bagaimana cara pasien shalat sudah dapat
dengan nyeri keperawatan cara menjalankan menjalankan diatas tempat melakukan sholat
kronis selama 4 kali shalat diatas shalat diatas tidur diatas tempat tidur
pertemuan (4 x tempat tidur tempat tidur, klien -memberikan
24 jam ) klien bisa menjalankan obat O : Ny, “Z”
dapat menerima -kolaborasi dengan shalat diatas analgesik melakukan ibadah
dan beradaptasi dokter untuk tempat tidur sholat setiap hari
dengan memberikan obat tanpa ada Pukul 12,30 dan berdzikir
kondisinya analgesik kesulitan -mengkaji A : masalah
sekarang dengan -dibutuhkan skala nyeri teratasi
kriteria hasil : -Kaji keluhan nyeri, untuk P : rencana
DS : perhatikan lokasi, menghilangkan tindakan
-Klien tidak intensitas (skala 1- rasa nyeri atau dihentiakan dan
mengeluhkan 10), frekuensi dan ketidaknyamanan saat pasien akan
kegiatan waktu pulang di berikan
beribadahnya -Untuk Health Education
mengetahui
berapa berat
nyeri yang
dialami klien
THANKS
Does any questions?

Anda mungkin juga menyukai