Anda di halaman 1dari 17

SEMINAR PERJANJIAN BARU

 
Suatu Kajian Historis-Biblis “Tentang Perbudakan” dalam Kolose 3:11
dan Relevansinya Bagi Kristen Masa Kini

Dosen Pengampu:
Marudut Sihotang, M.Th
 
Oleh:
Virton Sihite
1810051
Absrak

Perbudakan adalah segala hal pengadilan terhadap seseorang oleh orang lain dengan cara
paksaan. Perbudakan biasanya terjadi untuk mememnuhi keperluan akan seseorang, perbudakan
juga adalah keadaan dimana seseorang menguasai memiliki orang lain. Ada kalangan ahli
sejarah yang mengatakan bahwa perbudakan mulai timbul sesudah pengembangan pertanian,
sekitar sepulur ribu tahun yang lalu. Ada kalahnya tawanan perang diperlukan sebagai budak
untuk bekerja oleh pihak menawan. Budak-budak lain terdiri dari penjahat atau orang yang
tidak bisa membayar kembali hutang, perbudakan juga kegiatan seksual, kegiatan pekejara
keras sehingga memaksakan diri dll. Dalam kitab Kolose 3:11 dalam hal ini tiada lagi orang
Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang
Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Teks
ini perlu di kaji lebih dalam, agar penafsir bisa memaknai teks tersebut.
Kata Kunci : Perbudakan, Kolse, Surat, Rasul, Paulus
Latar Belakang Masalah

Di benua Eropa khususnya Inggris, perbudakan diawali dengan adanya penaklukan


negara Inggris ke beberapa negara di luar benua Eropa. Kasus perbudakan pertama
- tama diketahui terjadi di masyarakat Sumeria, yang sekarang adalah Irak, lebih
dari lima - ribu tahun yang lalu. Perbudakan terjadi di masyarakat Cina, India,
Afrika, Timur Tengah dan Amerika. Perbudakan berkembang seiring dengan
perkembangan perdagangan dengan meningkatnya permintaan akan tenaga kerja
untuk menghasilkan barang-barang keperluan ekspor. Pada masa itu perbudakan
merupakan keadaan umum yang wajar, yang dapat terjadi terhadap siapapun dan
kapanpun. Tidak banyak yang memandang perbudakan sebagai praktik jahat atau
tidak adil.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana situasi konteks kolose pada masa itu?


2. Bagaimana pandangan perbudakan menurut teks Kolose 3:11?
3. Apa Imlkisain bagi orang percaya masa kini?
Tesis

Ungkapan Paulus bahwa Yesus Kristus adalah ‘Gambar Allah yang tidak kelihatan
dalam suratnya kepada jemaat Kolose mengatakan tidak ada budak, namun orang-
orang Kristen di era perubahan saat-saat sekarang memahami istilah budak, ketika
di perhadapkan di dalam pekerjaannya, seperti karyawan, kerja di perusahaa, kerja
di berbagai daerah yang lainya, jika penulis memahami teks Kolose 3: 11 ini yang
mau di katakana Rasul Paulus tidak ada budak melainkan Kristus adalah semua dan
di dalam segala sesuatu inilah, maka dengan demikian inilah sedikit gambaran dari
surat tersebut yang telah di sampaikan Rasul Paulus kepada jemaat yang berada di
jemaat-jemaat Kolose pada masa itu.
Kepenulisan Surat Kolose

Surat Kolose merupakan surat kiriman seperti surat kiriman lainnya yang dituliskan
oleh rasul Paulus. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa rasul Paulus
merupakan penulis dari surat Kolose. Pertama, dengan melihat bukti internal dalam
Kolose 1:1. Salam dan pembukaan dari kitab ini sangatlah jelas bahwa rasul Paulus
merupakan penulis dari surat Kolose. Dengan demikian, tidak ditemukan kesulitan
dalam menentukan penulis dari surat Kolose. Kedua, di dalam Kolose 4:18 yang
merupakan penutup dari surat Kolose sangat jelas bahwa rasul Paulus merupakam
penulis surat Kolose. Kata “Belenggu” pada bagian ini mengingatkan kepada
keadaan Rasul Paulus ketika di penjara.
Maksud & Tujuan

Epafras telah datang ke Roma dan membawa laporan kepada Paulus tentang
keadaan gereja Kolose (1:8). Walaupun jemaat di sana mencapai kemajuan yang
pesat dalam iman dan kasih, mereka juga menghadapi ancaman penyesatan.
Menjawab ancaman ini, Paulus menulis surat ini dan meminta Tikhikus dan
Onesimus untuk membawanya kembali ke Kolose (4:7-9). Maka tujuan utama surat
ini adalah untuk menentang pengajaran-pengajaran palsu dan menguatkan iman
jemaat dalam Kristus. Selain itu, Paulus juga mendorong jemaat untuk
meninggalkan gaya hidup berdosa yang dianut orang-orang penyembah berhala dan
menjalani hidup yang berpusat pada Kristus. Paulus tidak menjelaskan pengajaran-
pengajaran sesat dalam suratnya ini. Namun kita dapat menyimpulkan dari polemik
yang dihadapi Paulus,
Latar Belakang Surat Kolose
Pada dasarnya bukan Paulus yang mendirikan jemaat di Kolose ini. Akan tetapi, ia mengutus
pekerja-pekerja dari Efesus, ibu kota provinsi Roma di Asia Kecil pada waktu itu Oleh sebab itu, ia
merasa bertanggung jawab juga atas jemaat di Kolose itu. Informasi yang didapat oleh Paulus
berasal dari Epafras. Epafras melaporkan kepada Paulus bahwa di dalam jemaat itu ada guru-guru
yang mengajar ajaran-ajaran yang salah. Guru-guru itu menekankan bahwa untuk mengenal Tuhan
dan diselamatkan dengan sempurna, orang harus menyembah "roh-roh yang menguasai dan
memerintah semesta alam ini".Selain itu, kata guru-guru itu kepada jemaat di Kolose agar setiap
orang harus pula taat menjalankan peraturan-peraturan sunat, pantangan dan lain sebagainya. Paulus
mendengar hal itu pun tidak tinggal diam. Dia merasa bertanggung jawab terhadap jemaat di Kolose
tersebut. Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose ini pun ditulis untuk mengemukakan
ajaran Kristen yang benar dan menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu
itu. Inti dari sari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna
dan bahwa ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Paulus juga
menekankan bahwa melalui Kristuslah, Tuhan menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula
Tuhan menyelamatkannya. Harapan dunia untuk diselamatkan hanyalah melalui bersatu dengan
Kristus. Setelah itu, Paulus menguraikan pula hubungan antara ajaran yang agung itu dengan
kehidupan orang Kristen. Tikhikus adalah orang yang membawa surat ini ke Kolose untuk
Paulus Dia ditemani oleh Onesimus, hamba yang disuruh oleh Paulus untuk kembali kepada
tuannya, yaitu Filemon, yang juga merupakan seorang anggota jemaat di Kolose.
Konteks Sosial & Politik

Jemaat kolose Terdiri dari orang-orang Frigia , yang memiliki latar belakang
religios yang bersifat mistik dan emosional. Mereka selalu mencari Tuhan dan ada
guru-guru yang datang kepada mereka dengan suatu Filsafat yang menjanjikan
suatu Pengetahuan akan Tuhan. Salah satu ajaranya adalah dengan merendahkan
diri dengan bertapa. Ibadah kepada malaikat yang mungkin di anggap sebagai
perantara manusia dengan Tuhan, berpantang makanan dan juga minuman tertentu,
dan juga peraturan hari-hari yang dikeramatkan. Penduduk di daerah ini juga tidak
hanya beragama, tetapi juga sangat rajin beragama. Namun dalam hal ini
mencampur adukkan ajaran agama yang mereka peluk, selain agama romawi resmi.
Mereka juga menghayati ajaran agama yang dibawa kebudayaan yunani, ada juga
yang datang dari paris dan India, selain itu mereka juga menyembah roh-roh nenek
moyang.
Interpretasi
Kolose sebuah kota di Asia kecil tidak jauh dari (Laodikia) yang berkembang menjadi semakin
makmur dan penting. Pada abad pertama terdapat sejumlah besar penduduk Yahudi, namun, bagian
yang lebih besar adalah orang Yunani sangat menonjol. Perdagangan di kota ini sangat maju.
Kemungkinan umat Kristen menikmati kekayaan, sama seperti tetangganya di Laodikia yang lebih
besar (Why 3:27 dst) agama romawi tidak membangun pemujaan Frigia lama dan dewi kesuburan
memiliki tempat pemujaan di kota tetangganya (Hierapolis)
Pada awalnya penulisan surat Kolose 3:11 ditujukan kepada para hamba atau budak belian yang
berada di kota Kolose. Dalam nats ini, besar kemungkinan bahwa budak yang bekerja di rumah
pada saat itu sudah menjadi Kristen. Tentulah mereka menjadi percaya karena mendengar firman
Tuhan yang dibacakan oleh majikan mereka atau anggota keluarga lainnya di mana mereka bekerja
di rumah itu sebagai budak. Pada zaman itu, perbudakan adalah hal yang lazim dan dapat diterima,
berbeda dengan era masa kini. Melalui surat yang ditulisnya, Rasul Paulus tidak bermaksud
mendukung sistem perbudakan, tetapi memberi penjelasan bagaimana seharusnya para budak
bersikap. Bagi kita yang hidup pada masa kini, nats ini menuntun kita untuk memahami prinsip dan
penerapan bagi kita di tempat pekerjaan. Karena itu nats ini kerap dijadikan “ayat emas" bagi para
buruh atau pegawai yang sedang bergiat melaksanakan pekerjaan. Bagaimana seorang hamba atau
karyawan bersikap ketika berada dalam dunia pekerjaan?
Kata “hamba" atau budak dalam ayat ini diterjemahkan dari kata benda Yunani
ôoûàoç (doulos) yang berarti seorang yang menyadari bahwa dirinya adalah milik
sepenuhnya dari tuannya. Seorang budak tidak berhak menuntut, tetapi dituntut
untuk melaksanakan dengan penuh ketaatan apa yang diperintahkan oleh tuannya.
Seorang hamba tidak layak untuk menuntut upah karena pada dasarnya ia berutang
kepada tuannya yang telah menebusnya dari pasar budak.
Di dalam Kristus semua perbedaan ditiadakan; di kaki salib tanah tempat
berpijaknya rata. Sekalipun demikian, yang dimaksudkan bukanlah seperti dalam
pandangan sosialis modern yang hanya mungkin menimbulkan "kalangan baru."
Yang dimaksudkan bukan keseragaman status di dunia sekarang ini, tetapi sebuah
perubahan sikap melalui mana tanda-tanda pembedaan dianggap tidak ada karena
kasih. Itu adalah "kesatuan di dalam keragaman, suatu kesatuan yang lebih penting
dari berbagai perbedaan dan bekerja di tengah-tengah perbedaan, tetapi tidak pernah
merupakan kesatuan yang mengabaikan atau yang menolak perbedaan-perbedaan
atau secara sadar berusaha untuk menghapuskannya.
Dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat
atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang
merdeka 」 (Kol. 3:11). Dalam pandangan Paulus, perbedaan suku,
perbedaan ritual agama, perbedaan budaya, perbedaan sosial, semuanya
Perkataan ini secara tidak langsung mengingatkan penerima surat, bahwa Gereja adalah manusia
ciptaan baru, maka tidak sepatutnya melanjutkan membeda-bedakan orang sesuai standard dunia.
Yesus Kristus telah menciptakan kita menjadi manusia baru, menggenapkan kedamaian, maka
setiap orang tidak saling membeda-bedakan, semua adalah anggota keluarga Tuhan (Efesus 14-
19).
Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu (Christ is all and in all) proklamasi ini
menonjolkan sifat inklusivitas merangkul semua (inclusiveness) dari Injil. Injil Yesus Kristus
tentu mempunyai sifat menolak yang lain (exclusiveness) sehingga dapat mengkritik ajaran-ajaran
filsafat manusia yang penuh kata-kata indah yang kosong memperdaya. Setelah orang menerima
Injil, rahasia Kristus membawa pandangan orang kepada yang di atas, belajar untuk memandang
segala hal dari relasi Kristus dengan segala ciptaan (Kol. 3:1-2). Semua keberadaan ciptaan tidak
dapat terlepas dari Kristus, dan Kristus telah melalui darah-Nya sendiri menggenapkan
kedamaian, maka kita harus berusaha dengan keras membongkar segala tembok pemisah yang
menghambat relasi manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan dunia. Sifat
inklusivitas merangkul semua (inclusiveness) dari Injil dinyatakan nampak dalam tindakan
membongkar segala tembok pemisah ini.
Jadi, sang rasul, yang menyatakan bahwa di dalam Kristus "tidak ada laki-laki atau
perempuan," "tidak ada orang Yunani atau orang Yahudi," pada saat yang sama juga
memerintahkan para perempuan untuk diam waktu ibadah dan melaksanakan terus
upacara-upacara Yahudi yang tidak boleh dilaksanakan oleh orang-orang bukan
Yahudi (Gal. 3:28; I Kor. 11:3 dst.; 14:34; Kis. 16:3; 18:18; Rm. 14; Gal. 5:2, 3).
Perbudakan Dalam Konteks Sekarang

1. Budak di Tengah Laut


2. Pabrik Ganja dan Salon Kuku
3. Perbudakan Seks
4. Kedok sebagai pemgemis
5. Perbudakan Tersembunyi
Impliksai Bagi Orang Percaya Masa Kini

Kolose 3:11 ini telah memberi pencerahan, nasihat atau kesadaran kepada
umat Tuhan khususnya kepada gereja masa kini, jemaat yang percaya pada
masa sekarang ini yang berada di dalam Tubuh Kristus harus hidup di dalam
Kristus Yesus, baik pemimpin jemaat atau para pelayan jemaat bahkan jemaat
itu sendiri. Gereja adalah manusia ciptaan baru, maka tidak sepatutnya
melanjutkan membeda-bedakan orang sesuai standard dunia. Yesus Kristus
yang telah menciptakan kita menjadi manusia baru, menggenapkan
kedamaian, maka setiap orang tidak saling membeda-bedakan, semua adalah
anggota keluarga Tuhan (Efesus 14-19). Nasihat rasul Paulus yang
mengatakan dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang
bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau
orang merdeka
(Kol. 3:11). Sering bertentang dengan iman jemaat Kristen masa kini,
jika di perhadapkan di dalam pekerjaan atau karier seperti seperti
contoh: pekerjaan karyawan, petani sawit, pekerja buruh kasar dan
pekerjaan berat lainya sudah menganggap mereka adalah budah, yang
hanya di bayar dengan gaji atau upah yang secukupnya sehingga lambat
kemujan untuk kesuksesan Kristen sekarang ini khususnya di
kekeluargaan atau rumah tangga, sementara rumah tangga memiliki 4
keinginan yaitu: 1. Ingin Kaya 2.Ingin Terkenal 2. Ingin Umur Panjang
4. Keinginan Masuk Surga. Namun nasihat Paulus ini menekankan
supaya dalam kehidupan ini tidak ada orang Yunani –non Yunani baik
pekerjaan sebagai pejabat tertinggi dari Presiden, gubernur, bupati,
pendidikan tertinggi hingga Frofesor dan lain sebagainya tetapi semua
sama drajatnya di dalam Yesus Kristus, maka dari hal ini supaya setiap
orang yang percaya pada masa kini salaing memperlengkapi setiap
kebutuhan dari pekerjaan dan jabatan atau tolong menolong seprti
dalam surat Rasul Paulus Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!
Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6:2), karena kita
Kesimpulan

Surat Kolose merupakan surat yang tergolong di dalam surat


Penjara yang dituliskan oleh rasul Paulus kepada jemaat di
Kolose. Surat ini berisi nasihat kepada jemaat di Kolose yang
sedang menghadapi ajaran sesat. Penekanan di dalam surat
Kolose adalah supaya jemaat Kolose tetap berpegang teguh
dengan iman Kristen meskipun mereka sedang diperhadapkan
dengan pengajaran sesat yang tengah berkembang. Khususnya
di dalam teks Kolose 3:11, Paulus menekankan bahwa di
dalam Kristus tidak ada lagi perbedaan budaya atau yg bisa
kita sebut dengan istilah Multikultura karena kita satu di dalam
Kristus dan di dalam segala sesuatu dan karenaYesus lebih
Sekian & Trimaksih

Anda mungkin juga menyukai