Kep Anak. Pda. KLP 1
Kep Anak. Pda. KLP 1
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
•Muhammad Radishta
•Deta Kartika Milenium Beru Barus
•Mutiara Rahmah
2. Faktor Resiko
Faktor yang bertanggung jawab atas PDA belum dimengerti
sepenuhnya. Prematuritas secara jelas meningkatkan insidensi
PDA dan hal ini lebih disebabkan oleh faktor-faktor fisiologis
yang berhubungan dengan prematuritas dari pada abnormalitas
duktus. Pada bayi cukup bulan, kasus lebih sering terjadi
secara sporadik, tetapi terdapat peningkatan bukti bahwa
faktor genetik berperan pada pasien dengan PDA.
3. Komplikasi PDA.
5. EKG (Elektrokardiografi)
Sesuai Tingkat Keparahan :
PDA kecil tidak ada Abnormalitas.
PDA lebih Besar , Hipertrofi ventrikel kiri.
6. Kateterisasi Jantung.
Hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau DOPPLER
yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.
ASKEP PDA.
A. Pengkajian
1. Identitas :
PDA sering ditemukan pada neonatus , tapi secara
fungsional menutup pada 24Jam pertama setalah
kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4
minggu pertama. PDA lebih sering insidens pada bayi
perempuan 2x lebih banyak dari bayi laki-laki.
Sedangkan Bayi prematur diperkirakan sebesar 15%
PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua
yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena
kelainan kromosom.
2. Keluhan Utama :
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah , sesak nafas.
9. Pemeriksaan Fisik :
6. Kateterisasi Jantung.
Hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil
ECHO atau DOPPLER yang meragukan atau bila ada
kecurigaan defek tambahan lainnya.
11. Penatalaksanaan :
a. Farmakologi
Pemberian obat-obatan :
Feosemid , yaitu obat siuretic yang paling sering
digunakan pada penderita gagal jantung. Cra kerjanya
yaitu dengan menghambat kembali natrium dan klorida
pada tubulus distal dan lengkung henle di ginjal.
Digoksin , Digunakan untuk meningkatkan gaya dan
kecepatan kontraksi miokardium dan mengendalikan
aritmia jantung dengan membatasi hantaran pulsa melalui
nodus AV selama fibrilasi dan flutter atrium.
Indometacin , Merupakan inhibitor prostagladin yang dapat
memudahkan penutupan duktus. Efek sampingnya adalah
perubahan sementara pada fungsi ginjal , peningkatan
insiden hilangnya darah samar melalui saluran cerna dan
menghambat 7-9 hari.
b. Nonfarmakologi :
Restriksi cairan dan dien rendah natrium untuk mengurangi
beban jantung.
Bedah,yaitu dengan pemotongan atau pengikatan duktus.
Kateterisasi Jantung.
Intervensi
Diagnosa 1:
Penurunan curah jantung bd perubahan afterload.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X 24 jam di harapkan
oksigenasi atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus kapiler
dalam batas normal dengan
Kriteria hasil:
Tingkat kesadaran meningkat
Dipsnea Menurun
Pusing menurun
Gelisah Menurun
Pco2 membaik
Po2 membaik
Takikardia membaik.
Intervensi :
Pemantauan Respirasi
-Observasi :
Monitor frekuensi,irama, kedalaman dan upaya nafas
Monitor pola napas
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Auskultasi bunyi napas
-Terapeutik :
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasi kan hasil pemantauan
-Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasi kan hasil pemantauan jika perlu
Diagnosa 3 :
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X 24 jam di harapkan
respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga dengan
Kriteria hasil:
Frekwensi nadi meningkat
Saturasi oksigen meningkat
Keluhan lelah menurun
Tekanan darah membaik
Frekuensi nadi membaik
Intervensi :
Manajemen Energi.
-Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik
Monitor pola dan jam tidur
-Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Fasilitas duduk di tempat tidur
-Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
-Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
TERIMA
KASIH