Anda di halaman 1dari 22

A.

Latar Belakang

Film keluar dari developer


bisa mengangkat cairan dan
menghindarkan cairan
developer dari cairan fixer
karena menurunkan kualitas
fixer.
B. Pengertian Rinsing

Adalah tahap pengolahan diantara


pembangkitan dan penetapan,
yang tujuannya untuk menghindari
terbawanya larutannya pembangkit
yang masih aktif masuk ke dalam
larutan penetap.
C. Tujuan Rinsing

 Menghentikan aksi pembangkit


(developer)
 Memindahkan atau menghilangkan
cairan developer pada film
D. Plain Rinse Bath

Adalah memperlambat aksi


pembangkitan dan menghilangkan
sisa-sisa larutan dari permukaan
film dengan melarutkan dalam air.

Biasanya digunakan pada sistem


pengolahan manual.
E. Acid Stop Bath

Adalah menghentikan aksi pembangkitan


dengan cara menetralisir larutan
pembangkit yang terbawa di dalam emulsi
dan menghilangkannya dari permukaan
film.
Cara ini dilakukan dengan memasukkan film
ke dalam larutan asam (Lar. Asam asetat
3%).
Proses ini digunakan dalam sistem
pengolahan manual.
F. Metode Rinsing

 Metode dengan pembilasan semprot


 Dengan cara memancarkan air pada film
secara langsung.
 Metode dengan pembilasan terus – menerus
 Dengan cara memcelupkan film ke dalam
bak rinsing secara berulang.
Fixing
• Fungsi :
– memberhentikan proses pembangkitan
– merubah bayangan tampak belum permanen menjadi permanen
– melarutkan AgBr yang belum tereksposi
– menyamakkan emulsi film agar tidak rusak
• Bahan :
– Fixing agent
– Akselerator/Acid
– Preservative ( stabiliser )
– Hardener
– Buffer (Penyangga)

9
• Fixing agent :
– bereaksi dengan perak halogen belum tereksposi menjadi komponen yang larut dalam air
– tidak merusak gelatin
– tidak memberi efek terhadap bayangan
– bahan yang digunakan :
• Na2S2O3 (Natrium thiosulfat)
• (NH4)2 S2O3 (Amonium thiosulfat) --> fixer jenis rapid
• Akselerator /Acid
– Fungsi :
• menyetop aksi developer secara merata dan cepat dikala film masuk ke fixer
– bahan :
• H2SO4 (asam kuat)
• CH3 COOH (asam lemah)

10
• Preservative(Stabiliser)
– Menghilangkan dan mencegah sulfurisasi
– Bahan : Na2SO3 (Natrium sulfida)
• Hardener (Pengeras) :
– bahan :
• Crom potasium alum (K2SO4, Cr2 (SO4)3, 24 H2O
– bekerja efektif pada pH 3,5 – 4,7
– digunakan pada ruang operasi
• Potasium alum (K2SO4, AL2 (SO4)3, 24 H2O
– bekerja efektif pada bentuk cair yang pekat
– pH 4,5 - 5,0
• Alumunium Chlorida ( AlCl2 )
– Biasanya dikombinasikan dengan amonium thiosulfat.

11
• Buffer (Penyangga)
– menjaga agar pH larutan konstan (4,5 - 5).
– bahan : CH3 COONa, CH3COONa
• Solvent
Clearing time dan Fixing time
• Clearing time : waktu yg dibutuhkan dalam
proses fiksasi. Proses ini dimulai dg difusi
fixing agent dengan AgBr, proses ini dpt
dilihat dgn menghilangnya perak bromida yg
tidak mengalami pembangkitan.
• Fixing time : waktu yg dibutuhkan unt
melakukan proses fiksasi scr keseluruhan
untuk mendapatkan penyamakan oleh
hardener yg cukup.
13
• Faktor2 yg mempengaruhi clearing time &
fixing time :
– Tipe dari Fixing agent.
– Konsentrasi dari Fixing agent.
– Temperatur.
– Adanya garam2 alumunium sebagai
hardener.
– Jenis film.
– Agitasi selama fiksasi.
– Melemahnya cairan fixer.
• Melemahnya fixer disebabkan karena
perubahan pada komposisi dalam larutan,
perubahan yg terjadi adalah :
– Air dari tahap rinsing terbawa oleh film masuk
ke dalam fixer, maka jumlah cairan akan
bertambah shg konsentrasi fixer berkurang.
– Terjadi akumulasi yg tetap dr kompleks perak
yg larut (argento thiosulfat).
– Terjadi akumulasi pd halogen yg larut sbg
hasil oainnya dr rekasi.
B. Tujuan Washing
Untuk menghilangkan bahan-bahan yang diperoleh
selama penetapan (fixing) yang bila dibiarkan melekat
film akan merusak gambaran.
Bahan-bahan yang terbawa diantaranya:
1. Sisa-sisa argento thiosulfat (Ag2SO4)
2. Sisa-sisa natrium thiosulfat atau agen penetap
alternatifnya
3. Reaksi garam-garam lain.jika tdk dihilangkan akan
berbahaya bagi film
• Washing rate adalah :
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan
gambaran yang tepat dengan kecepatan dari
pembersihan thiosulfat dan yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dilihat pada
prosesnya.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi wahing
rate :
– Konsentrasi thiosulfat pada emulsi dan tangki
pembilas
– Temperature dari tangki pembilas
– Proses pembilasan yang alami
– Agitasi
• Pengaruh suhu pada washing rate :
Kecepatan pembilasan bertambah jika
suhu air meningkat, (suhu 25).
• Pengaruh agitasi pada washing rate :
Jika proses agitasi dilakukan maka
washing rate akan meningkat.,
• Pengaruh waktu pencucian :
Waktu pencucian yang standar 10 menit
(Jenkins: 1980)
• Latar Belakang Perlu di Lakukan Drying adalah :
– Adanya air dalam emulsi.
– Menghindari adanya partikel debu.
– Adanya endapan kristal, noda, dan artefak

• Tujuan Drying adalah :


– Merupakan tahap paling akhir dalam siklus
pengolahan film untuk menghilangkan air dalam
emulsi.
• Proses drying dilakukan pada suhu 40° – 50° C
dengan kelambapan yang rendah.
Prosessing Film Radiografi

Developing Rinsing Fixing

•Reduksi perak
Membilas •Menetapkan bayangan
halogen yang sdh
developer agar tampak belum permanen
eksposi menjadi perak
tdk tercampur menjadi permanen
metalik
dgn fixer
•Merubah bayangan •Meluruhkan perak halogen
laten menjadi yang belum eksposi
bayangan tampak •Pemyamakan
belum permanen

Drying Washing
Pengeringan agar Mencuci agar
permukaan film bersih dari 22
tdk mudah kotor larutan fixer

Anda mungkin juga menyukai