Anda di halaman 1dari 19

PANCASILA SEBAGAI ETIKA BANGSA INDONESIA

• SAYOTO MAKARIM, SH. MPd


NIDN /nis: 0619026803/06557000504206
Definisi Etika :

• Etika sebagai filsafat moral.


• Etika = Pemikiran kritis dan mendasar
mengenai ajaran-ajaran moral atau
• Etika sebagai Ilmu tentang moralitas.
• Ethos = Sikap dasar, ciri-ciri dan
pandangan penilaian seseorang
atau sekelompok orang,
terhadap suatu kegiatan • Etis = Tindakan yang
tertentu.
berhubungan dengan
Misalnya: Ethos Kerja tanggungjawab moral.
•Bagaimana sikap terhadap kerja (giat • Misalnya:
atau malas-malasan) Perbuatannya tidak
•Bagaimana pandangan terhadap
kerja (beban atau aktualisasi diri) etis atau tidak sopan
•Bagaimana penilaian terhadap kerja perbuatannya etis
(kutukan atau anugerah) atau elok.
Moral adalah suatu
Hubungan Nilai, Norma dan Moral
ajaran, wejangan,
patokan, kumpulan
peraturan baik lisan
maupun tertulis Norma adalah
tentang bagaimana suatu cabang
manusia harus filsafat yaitu suatu
hidup dan pemikiran kritis
bertindak agar dan mendasar
manusia menjadi tentang ajaran Nilai merupakan
manusia yang baik. dan pandangan bagian dari norma,
moral tersebut. norma merupakan
ajaran dan moral
adalah aplikasi dari
norma.
BERASAL DARI
PENGERTIAN KATA “MOS”
MORAL

ARTINYA

AJARAN TENTANG KESUSILAAN


BAIK DAN BURUK
PERBUATAN
MANUSIA
TABIAT

KELAKUAN
MACAM NORMA

AGAMA HUKUM

KESUSILAAN

KESOPANAN
TINGKATAN
NILAI

NILAI DASAR

NILAI
INSTRUMENTAL

NILAI PRAKSIS
PRINSIP DASAR ETIKA PANCASILA

1.
PLURALISME
5. KEADILAN
SOSIAL
2.
HAK ASASI
MANUSIA 4.
DEMOKRASI

3.
SOLIDARITAS
BANGSA
• Etika bukan ajaran moral • Etika adalah sarana untuk
juga bukan tambahan memperoleh orientasi kritis
ajaran moral. berhadapan dengan
berbagai moralitas
• Etika tidak langsung • Orientasi kritis diperlukan
membuat manusia karena kita dihadapkan
menjadi baik. Itu tugas dengan pluralisme moral.
ajaran moral.
ETIKA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA BERDASARKAN
PANCASILA

2. MENENTUKAN
POKOK ETIKA
1. MEMBERI
KEHIDUPAN
LANDASAN ETIK
BERBANGSA
MORAL BAGI BANGSA

3. MENJADI KERANGKA
ACUAN DALAM
MENGEVALUASI NILAI
NILAI
PERAN PANCASILA SEBAGAI
ETIKA POLITIK
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan. Berdasarkan sila pertama Negara Indonesia
bukanlah negara teokrasi yang mendasarkan kekuasaan negara pada
legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak
berdasarkan legitimasi religius melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan
demokrasi. Walaupun Negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi
religius, namun secara moralitas kehidupan negara harus sesuai dengan nilai-
nilai yang berasal dari Tuhan terutama hukum serta moral dalam kehidupan
negara. Oleh karena itu asas sila pertama lebih berkaitan dengan legitimasi
moral.
2. Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
Sila kedua juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam
kehidupan negara. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat
manusia di dunia hidup secara bersama dalam suatu wilayah
tertentu, dengan suatu cita-cita serta prinsip hidup demi
kesejahteraan bersama. Manusia merupakan dasar kehidupan
dan penyelenggaran negara. Oleh karena itu asas-asas
kemanusiaan adalah bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan
hukum. Dalam kehidupan negara kemanusiaan harus
mendapatkan jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan
dengan jaminan atas hak-hak dasar (asasi) manusia. Selain itu
asas kemanusiaan juga harus merupakan prinsip dasar moralitas
dalam penyelenggaraan negara.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan berati utuh dan tidak terpecah-pecah. Persatuan
mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Sila ketiga ini mencakup
persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam. Indonesia sebagai negara plural yang memiliki beraneka
ragam corak tidak terbantahkan lagi merupakan negara yang rawan
konflik. Oleh karenanya diperlukan semangat persatuan sehingga
tidak muncul jurang pemisah antara satu golongan dengan golongan
yang lain. Dibutuhkan sikap saling menghargai dan menjunjung
semangat persatuan demi keuthan negara dan kebaikan besama. Oleh
karena itu sila ketiga ini juga berkaitan dengan legitimasi moral.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan
kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat. Oleh karena itu
rakyat merupakan asal muasal kekuasaan negara. Dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara segala kebijaksanaan,
kekuasaan serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat
sebagai pendukung pokok negara. Maka dalam pelaksanaan politik
praktis, hal-hal yang menyangkut kekuasaan legislatif, eksekutif
serta yudikatif, konsep pengambilan keputusan, pengawasan serta
partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau dengan
kata lain harus memiliki “legitimasi demokratis”.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
Dalam penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi
hukum yaitu prinsip “legalitas”. Negara Indonesia adalah negara
hukum, oleh karena itu keadilan dalam hidup bersama (keadilan
sosial) merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Dalam
penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan,
kewenangan serta pembagian senatiasa harus berdasarkan hukum
yang berlaku. Pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan dalam
kehidupan kenegaraan akan menimbulkan ketidakseimbangan
dalam kehidupan negara.
Contoh Pelanggaran dari Pancasila
sebagai etika politik
Pejabat terlibat dalam tindak pidana korupsi
Penegak hukum dan pengadilan yang menerima suap
untuk kepentingannya sendiri
Elit politik yang terjerat kasus, namun mendapat
perlakuan khusus selama proses peradilan & menjalani
masa hukuman
Pengalihan isu untuk kasus-kasus yang belum mencapai
klimaks
Serangan fajar atau gratifikasi berkedok bakti sosial
yang dilakukan oleh calon pejabat politik
Negosiasi yang melibatkan nominal untuk mendapatkan
sebuah posisi
KESIMPULAN
Etika politik adalah suatu pemikiran kritis tentang
moral yang cangkupannya kepada legitimasi hukum,
legitimasi demokratis, dan legitimasi moral. Ketiga
legitimasi ini dimiliki oleh Pancasila dimana Pancasila
lah sumber etika politik itu sendiri.
 
Kelima sila masing-masing merupakan prinsip-prinsip
etika politik. Masyrakat Indonesia baik pemerintah
ataupun rakyat jelata mesti merealisasikannya. Hal
yang terpenting dan tidak boleh dalam
merealisasikannya adalah moral. Tanpa moral maka
realisasi kemungkinan akan menyimpang. Oleh karena
itu, moral (legitimasinya) sangat berpengaruh sebab
moral dibentuk berdasarkan nilai-nilai serta
dikongkretisasi oleh norma.
TUGAS INDIVIDU ( ditunda dulu selesai UTS )

Sumber : Liputan6.com, Bekasi-Hidup M. Alzahra alias Joya berakhir tragis. Dia tewas setelah
dianiaaya dan dibakar hidu-hidup oleh warga pasar muara bakti, babelan bekasi, lantaran dituding
mencuri amplifier masjid di mushaala al-hidayah pada senin, 7 agustus 2017. Kasus tersebut telah
ditangani polres bekasi dan sudah menetapkan tersangka penganiayaan dan pembakaran terhadap Joya.
Berdasarkan pemeriksaan, Joya ternyata bukan ingin mencuri amplifier namun hanya seorang teknisi
elektronik yang sedang membawa amplifier untuk diperbaiki. Namun nahas, Joya justru diteriaki
maling yang berujung pada penganiayaan dan pembakaran secara hidup-hidup.

Pertanyaan :
1) Analisa dan tentukan pelanggaran etika Pancasila pada nilai apa yang dilanggar
pada kasus tsb!
2) Menurut pendapat saudara, bagaimana solusi dalam menyelesaikan kasus
tersebut !
Sekian,
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai