Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 6

1. Andika Mefa Saputra (03021281823034)


2. M.A.Rahman Harist (03021281823036)
3. Putri Indriyani S (03021181823030)

Nama Dosen : Hadir Kaban


Mata Kuliah : Pancasila

TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
PANCASILA DAN ETIKA POLITIK
Pengertian Etika dan Etika Politik Indonesia

Pancasila Sebagai Sistem Etika

Perlunya Pancasila Sebagai Sistem Etika

Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Tentang Pancasila


Sebagai Sistem Etika

Pancasila Sebagai Etika Politik Indonesia

Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika

Rangkuman
A. PENGERTIAN ETIKA

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan


Etika kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana
mengapa
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987 dalam Kaelan, 2008).

Etika termasuk kelompok


filsafat praktis dan dibagi menjadi
dua kelompok yaitu:
• Etika umum
• Etika khusus
Persamaan dan perbedaan antara etiket dan
etika menurut Bertens (2013).

Perbedaan
Persamaan
ETIKA ETIKET
1. Etika tidak berbatas pada 1. Menyangkut cara suatu
1. Etika dan etiket cara dilakukannya suatu perbuatan harus
menyangkut perilaku perbuatan. dilakukan manusia.
manusia. 2. Etika tidak tergantung 2. Hanya berlaku dalam
2. Baik etika maupun etiket pada hadir tidaknya pergaulan. Bila tidak ada
mengatur perilaku manusia orang lain. orang lain hadir atau
secara normatif 3. Bersifat absolute. tidak ada saksi mata,
4. Menyangkut manusia etiket tidak berlaku.
dari segi dalam. 3. Bersifat relatif.
4. Hanya memandang
manusia dari segi lahiriah
saja.
Macam-macam pendekatan etika: Pembagian Etika :
1. Etika deskriptif 1. Etika umum
2. Etika khusus
2. Etika normatif 1) Etika Individual
3. Metaetika 2) Etika Sosial

Cabang etika Etika Politik


Uraian Etika Politik dan Pemerintahan
1. Dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif serta
menumbuhkan suasana politik yang demokratis.
2. Mengamanatkan agar penyelenggara negara memiliki rasa kepedulian tinggi dalam
memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila merasa dirinya telah melanggar
kaidah .
3. Masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan diselesaikan
secara musyawarah dengan penuh kearifan .
4. diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antarpelaku dan antarkekuatan sosial
politik serta antarkelompok.
5. mengandung misi kepada setiap pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif,
siap melayani, berjiwa besar,.
6. Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata krama dalam perilaku politik yang
toleran.
B. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

1. Menurut Margono, dkk., 2002.


2. Menurut Taniredja, 2012.
3. Menurut Adnan, 2003.

Etika yang dijiwai nilai-nilai Pancasila merupakan etika Pancasila yang


meliputi:
a. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila persatuan Indonesia
d. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/ perwakilan.
e. Etika yang dijiwai oleh nilai-nilai dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Beberapa aliran pedoman moral langsung objektif yang
dijelaskan oleh Setiardja (2002) dikutip oleh Adnan (2003)
1. Pedoman moral langsung objektif adalah adat (menurut H. Spencer, A. Comte, K. Marx).
2. Pedoman moral langsung objektif adalah hukum negara (menurut Thomas Hobbs dan
J.J Rousseau).
3. Sumber dan pedoman moral objektif adalah pendapat atau pendirian masyarakat.
(menurut Emile Durkheim).
4. Pedoman moral langsung objektif adalah perintah atau kehendak Tuhan (menurut W.
Ockam).

Kriteria pedoman moral langsung objektif :

1. Memberi aturan-aturan moral yang sama untuk semua orang.


2. Harus tetap atau tidak berubah-ubah dan harus dapat di pergunakan dalam kasus
apapun.
3. Harus berlaku pada setiap orang.
AYAT-AYAT AL-QUR’AN YANG MENJELASKAN TENTANG
PANCASILA

Surat Al-Ikhlas

QS. Al-maidah: 8

QS. Ali-Imran: 103

QS. Asy-Syuro: 38

QS. An-Nisa: 58
C. Perlunya Pancasila Sebagai Sistem Etika

1. memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam


menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.
2. menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
3. menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika
dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Ketetapan MPR No. VI/MPR/Tahun 2001 tentang


Etika Kehidupan Berbangsa

1. Etika Sosial dan Budaya.


2. Etika Politik dan Pemerintahan.
3. Etika Ekonomi dan Bisnis.
4. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan.
5. Etika Keilmuan.
6. Etika Lingkungan.
D. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik
Tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika

1. Sumber historis
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
Philosofische Grondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum ditegaskan ke
dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat.

2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakat berbagai etnik di Indonesia.

2. Sumber Politik
Sumber politik Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar
(Grundnorm) sebagai sumber penyusunan berbagai peraturan perundangan-undangan di
Indonesia.
E.Pancasila Sebagai Etika Politik Indonesia

Dalam buku(Suseno, 1987 : 115 dalam Kaelan,


2008). Etika politik dituntut agar kekuasaan dalam
negara dijalankan sesuai dengan :
1. Asas legalitas (legitimasi hukum)
2. Disahkan dan dilaksanakan secara demokratis
(legitimasi demokratis).
3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip
prinsip moral atau tidakbertentangan
dengannya (legitimasi moral).
Etika politik Indonesia adalah
berdasarkan ideologinya yakni Pancasila.
Etika politik Indonesia tidak mengenal
adanya lawan maupun musuh. Adnan, dkk
(2003)
F. Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika
FAKTOR DALAM NEGERI FAKTOR LUAR NEGERI
1. Melemahnya penghayatan dan pengamalan 1. pengaruh globalisasi kehidupan.
ajaran agama di kalangan aparatur. 2. makin kuatnya intensitas intervensi
2. Sistem sentralisasi pemerintah di masa lalu. kekuatan global dalam perumusan
3. Tidak berkembangnya pemahaman dan
kebijakan nasional.
penghargaan atas kebhinnekaan dan
kemajmukan dalam kehidupan berbangsa. 3. Pokok-pokok Etika Kehidupan
4. Terjadinya ketidak-adilan ekonomi dalam
lingkup yang luas dan dalam kurun waktu
yang panjang.
5. Kurangnya keteladanan dalam sikap dan
prilaku sebagian pemimpin bangsa.
6. Tidak berjalannya penegakan hukum secara
optimal, dan lemahnya kontrol sosial dalam
mengendalikan perilaku yang menyimpang
dari etika.
7. Terjadinya pembatasan kemampuan budaya
lokal, daerah dan nasional dalam merespon
pengaruh negatif dari budaya luar.
8. Meningkatnya prostitusi, pornografi,
perjudian.
Solusi menguatkan etika adalah sebagaimana dituangkan dalam Ketetapan
Nomor VI/MPR/2001 dengan menentukan arah kebijakan untuk
memperkuat etika bernegara sebagai
berikut :

1. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa dalam kehidupan pribadi,
keluarga,
2. masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Mengarahkan orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek pengenalan menjadi
pendidikan
4. yang bersifat terpadu dengan menekankan ajaran etika.
5. Mengupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan
6. berbangsa.
RANGKUMAN

Konsep etika dan etiket dalam penggunaannya berbeda. Etika adalah kajian ilmiah terkait
dengan etiket atau moralitas. Etiket secara sederhana dapat diartikan sebagai aturan kesusilaan/sopan
santun. Etika berhubungan dengan moralitas maka istilah ‘etika’ dapat dilakukan melalui bermacam-
macam pendekatan untuk memahaminya yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika.
Pancasila sebagai sistem etika artinya Pancasila sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia Indonesia
untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental: bagaimana saya harus hidup dan bertindak
dalam berinteraksi dengan sesama manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai sistem etika berarti Pancasila merupakan kesatuan sila-sila Pancasila, sila-sila Pancasila
itu saling berhubungan, saling berja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Pancasila sebagai sistem etika, bertujuan untuk mewujudkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, bebangsa, dan bernegara.
Perlunya Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat, bebangsa, dan bernegara
bertujuan untuk:
a. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan
b. kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.
c. Menentukan pokok- pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
d. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai