Anda di halaman 1dari 11

HIPNOTIK SEDATIF

DEFINISI

Hipnotik adalah zat yang dalam dosis terapi meningkatkan


keinginan faali untuk tidur : mempermudah dan menyebabkan
tidur.
 Menimbulkan rasa kantuk
 Mempercepat tidur
 Mempertahankan keadaan tidur yang menyerupai tidur alamiah
sepanjang malam.
 Obat tidur diberikan pada malam hari dan idealnya tidak memiliki
aktivitas sisa pada esok harinya .

 Sedativa : berfungsi : menurunkan aktivitas, mengurangi


ketegangan dan menenangkan.
 → diberikan siang hari, dosis lebih rendah
Fisiologi Tidur

 Tidur diperlukan untuk regenerasi sel-sel


tubuh dan memungkinkan pelaksanaan
aktivitas pada siang hari dengan baik.

 Pada waktu tidur aktivitas dan


parasimpatis meningkat dengan efek
penyempitan pupil (miosis), perlambatan
pernafasan dan sirkulasi darah,
menurunkan kegiatan jantung, stimulasi
aktivitas saluran cerna dengan
penguatan peristaltik dan sekresi getah
lambung – usus → proses pengumpulan
energi dan pemulihan tenaga.
Stadium tidur
Selama satu malam dibedakan 4 – 5 siklus tidur, tiap siklus terdiri dari 2
stadium yaitu
a. Tidur non REM (Rapid Eye Movement)/ Slow Wave Sleep (SWS)
berdasarkan      registrasi aktivitas listrik otak (EEG)
Ciri-ciri tidur non REM
→ denyut jantung, tekanan darah dan pernafasan teratur
→ relaksasi otot (otot mata dan muka tanpa gerakan)
 Tidur non – REM dengan beberapa fase merupakan bentuk tidur yang
terdalam, → penting untuk perbaikan alamiah dari sel-sel tubuh.

b. Tidur REM / Tidur paradoksal → tidur mimpi, dengan aktivitas EEG


yang mirip keadaan aktif dan sadar.
Ciri-ciri tidur REM :
 denyut jantung, tekanan darah, dan pernafasan turun naik
 gerakan mata cepat kesatu arah
 otot-otot sangat relaks
 aliran darah keotak bertambah
 timbul banyak mimpi
Insomnia / susah tidur
 Diakibatkan oleh banyak gangguan fisik seperti batuk,
rasa nyeri (rematik, encok, migren, keseleo dan lain-
lain), sesak nafas (asma, bronchitis, dan lain-lain) dan
psikis (kejiwaan) seperti emosi, ketegangan,
kecemasan atau depresi.
Pilihan Obat tidur
 Mengatasi insomnia yang pertama dan harus
menghilangkan penyebab utamanya.
 Obat tidur dapat digunakan bila semua tindakan tidak
berhasil juga dapat dibenarkan penggunaannya pada
insomnia karena psikis (stress) selewat dengan
penggunaan dibatasi 1 - 3 malam tidak lebih dari 1 – 2
minggu → untuk memperkecil efek samping
Penggolongan Hipnotik –
Sedativa
1.Barbiturat
 Golongan barbiturat sudah jarang digunakan
karena adanya golongan hipnotik lain yang
lebih aman, kecuali fenobarbitalyang
mempunyai sifat anti konvulsif.
 Fenobarbital : dengan dosis 15 – 30 mg →
pereda/sedative (siang hari)
Dengan dosis ≥ 100 mg →
obat tidur.
 Barbiturat penggunaannya sudah terdesak
golongan lain karena :
Toleransi dan ketergantungan
 Stadium REM dipersingkat
 Efek paradoksal
 Overdose barbital → depresi sentral →↓
pernafasan →koma → mati.
2. Benzodiazepin
Senyawa benzodiazepine mempunyai khasiat anxiolitis, sedative – hipnotik,
antikonvulsif, dan relaksasi otot.
Setiap derivate benzodiazepin memperlihatkan efek berbeda ; juga
kecepatan resorpsi dan eliminasinya.
a. Zat-zat yang sifat sedative – hipnotiknya lebih kuat → obat tidur
b. Zat-zat yang daya anxiolitisnya lebih kuat → obat transqullizers
c. Zat yang sifat anestesinya lebih kuat → spasmolitik dan premedikasi      
sebelum bedah.
d. Zat yang sifat antikonvulsinya kuat → anti epilepsy.
Obat-obat Hipnotik –
Sedatif
1. Nitrazepam
 Menyebabkan perintangan tidur REM dan REM Ribound
 Sebagai hipnotik sedative, anti konvulsif relaksan otot ; dosis 2,5-10 mg
2. Flurazepam
 Tidak mempengaruhi tidur REM. Dosis : 15 – 30 mg sebelum tidur (1 jam)
3. Triazolam
 Mempunyai daya hipnotis terkuat, kerja paling singkat
 Dosis : 0,25 – 1 mg sebelum tidur
 Estazolam : efek lebih lemah : dosis : 1 – 2 mg sebelum tidur
 Midazolam dan Loprazolam
4. Okszepam
 Banyak digunakan sebagai transquillizers karena daya anxiolitisnya yang lebih     baik. Dosis :
malam hari 20 – 30 mg, sebagai transquill. 2 – 3 dd 10 – 50 mg.
 Temazepam, Lorazepam, Lormetazepam dan Medozepam
5. Klordiazepoksid
 Merupakan golongan benzodiazepine tertua, berdaya anxiolitisnya. Dosis : 3–4 dd 5–10 mg
6. Kloralhidrat
 Merupakan senyawa aldehid ; efektif bagi pasien-pasien yang gelisah, juga sebagai     obat
pereda pada penyakit syaraf. Dosis : oral 0,6 – 1 mg sebelum tidur (larutan).
7. Zopiclon
 Berkhasiat anxiolitis, antikonvulsi, relaksi otot. Dosis : 7,5 mg malam.
8. Prometazin
 Antihistamin → khasiat sedative dan hipnotik → Dosis 15 – 20 mg
9. Meprobamat
Efek samping
 Umumnya efek samping hipnotik sedative mirip efek samping
morpin yaitu :
 Depresi Pernafasan (pada dosis tinggi)
 Tekanan darah menurun
 Sembelit → pada penggunaan lama
 Hang Over : efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan
ringan, dikepala, termangu.
 Efek paradoksal adalah efek yang berlainan sekali dengan efek
yang diinginkan misalnya : halusinasi, nightmare dan lain-lain.
 Penghentian obat secara mendadak dapat mengakibatkan gejala :
 Abstinensia : menghebatnya keluhan semula, mual, pusing,
berkeringat, muntah, sesak nafas, debar jantung dan lain-lain.
 REM rebound
 Kerja obat mempersingkat tidur REM → penghentian obat
seolah-olah sebagai konpensasi dari kekurangan tidur REM → tidur
gelisah, tidak nyaman, timbul perasaan takut dan tertekan
(nightmare) dan penuh dengan impian dan hayalan.
 Hipnotik yang paling sedikit mempengaruhi tidur REM adalah
benzodiazepine dan kloralhidrat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai