Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI

RSUD BLAMBANGAN BANYUWANGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021
Bedside Teaching

Kevin Krishnadi H / 21904101029


Pembimbing : dr. Ingrid Melia Kartika, Sp. KFR
z
Rehabilitasi Medik
pada Carpal
Tunnel Syndrome
Latar Belakang
z

CTS = 62% entrapment neuropathy


 1-3 kasus / 1.000 org /
thn Hudson et.al.
 National Health
Interview Study
(NIHS): prevalensi
CTS populasi dewasa  pekerjaan dengan risiko tinggi pada
1.55% (2,6 juta) pergelangan tangan: prevalensi CTS 5,6 -
15%
 adanya hubungan positip antara keluhan
& gejala dengan faktor kecepatan
menggunakan alat dan faktor kekuatan
melakukan gerakan tangan
Anatomi
z Carpal Tunnel
Anatomi
z N. Medianus
Anatomi
z N. Medianus
Definisi
z

American Academy of Orthopaedic Surgeons Clinical Guideline

Carpal tunnel syndrome atau sindroma terowongan karpal


merupakan gejala neuropati kompresi dari N. medianus di tingkat
pergelangan tangan, ditandai dengan bukti peningkatan tekanan
dalam terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat itu.

merupakan

repetitive stress cumulative trauma overuse repetitive motion


injuries, disorder, syndromes, disorders
Epidemiologi
z
5% 0,6%

• usia berkisar 25-64 th


3-5 : 1 • puncak: ± 55 th,
biasanya antara 40-60
th.

Unilateral 42% kasus (29% • hanya 10%  <30th.

kanan, 13% kiri) : 58%


bilateral
Etiologi
z
Genetik
• bentuk terowongan karpal, ketebalan lig. carpi transversum

Trauma
• dislokasi, fraktur, hematom lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan

Pekerjaan
• gerakan mengetik (fleksi-ekstensi pergelangan tangan yang berulang).
• Sekretaris, pekerja kasar sering mengangkat beban berat, pemain musik
terutama piano & gitar.
Infeksi
• tenosinovitis, sarkoidosis

Neoplasma
• kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase
Faktor Risiko
z
Patofisiologi
z
Manifestasi Klinis
akut nyeri zparah, bengkak kronis disfungsi sensorik
pergelangan tangan,
yang mendominasi /
tangan dingin, serta
kehilangan motorik
gerak jari menurun
dengan perubahan
(kombinasi rasa sakit
atrofik.
paresis).

Sensorik Motorik
 tahap awal gejala umumnya berupa gangguan
 Gangguan motorik hanya terjadi
sensorik saja. pada keadaan yang berat
 berupa parestesia, kurang merasa (numbness)
atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling)
pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4,
biasanya lebih menonjol di malam hari
 Nyeri memberat malam hari
Berkurang:
 mengistirahatkan tangan
 memijat atau menggerak-gerakkan tangan
 meletakkan tangan pada posisi lebih tinggi.
Manifestasi Klinis
z
Penegakkan Diagnosis
z Anamnesis

Gejala subjektif paling umum "nocturnal acroparesthesia"

kelemahan pada saat menggenggam,

pengecilan dan kelemahan pada otot-otot eminensia tenar.

ada tidaknya trauma pada pergelangan tangan atau trauma


proksimal sepanjang jalur saraf

RPD & RPS (penyakit endokrin / metabolik: DM, ggn tiroid,


penyakit reumatologi)
Sensorik Penegakkan Diagnosis
z Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: thenar wasting

Motorik
Jari telunjuk dan jari tengah ditekuk
pada sendi interphalangeal distal
melawan resistensi Otonom
perbedaan keringat,
Jempol diangkat 90º ke bidang telapak
kulit yang kering atau
tangan di sendi metacarpophalangeal
melawan resistensi licin yang terbatas pada
daerah innervasi nervus
medianus.
Ibu jari disilangkan di atas telapak
tangan untuk menyentuh jari
kelingking melawan resistensi
Penegakkan Diagnosis
z Pemeriksaan Fisik

Flick's sign Wrist extension test

Phalen's test Torniquet test


Penegakkan Diagnosis
z Pemeriksaan Fisik

Tinel's sign Reverse Phalen test

Tes Kompresi (Pressure provocation test) Luthy’s sign (Bottle’s sign)


Penegakkan Diagnosis
z Pemeriksaan Penunjang

etiologi CTS belum jelas,


penderita usia muda,
Laboratorium
tanpa adanya gerakan
Pemeriksaan

tangan repetitif
bisa normal
neurofisiologi
EMG pada 31%
(elektrodiagnostik)
kasus
Singkirkan
penyebab lain
Radiologis (fraktur, artritis)

MRI n. medianus
Diagnosis Banding
z
de Pronator Thoracic
Cervical
Quervain's teres outlet
radiculopathy
syndrome. syndrome. syndrome.
Tatalaksana
z OAINS
• ibuprofen, aspirin, asam mefenamat

Steroid Medikamentosa

• Deksametason 1-4 mg
• hidrokortison 10-25 mg
• metilprednisolon 20 mg atau 40 mg Rehabilitasi
Medik
• diinjeksikan ke dalam CT dg jarum
no.23/25, jarum 45º, lokasi 1 cm
proksimal lipat pergelangan tangan di
medial tendon m. palmaris longus. Operasi
• suntikan dapat diulang dlm 7-10 hr
(total 3 atau 4 suntikan)
Vitamin B6 (piridoksin)
• 100-300 mg/hari selama 3 bulan.
Tatalaksana
z Modalitas
• efek micro massage  ↑permeabilitas jaringan, ↑ Medikamentosa
metabolisme  perbaikan jaringan dapat maksimal
• efek thermal  otot relaksasi, ↑konduksi saraf  ↓nyeri

Rehabilitasi
Medik
• temperatur jaringan ↑  vasodilatasi PD
• pemanasan ringan pada otot  sedatif
terhadap ujung saraf sensoris

Operasi

• stimulasi kontraksi otot  cegah hipotrofi otot tenar


• memblokir sinyal nyeri impuls listrik sebelum melakukan
perjalanan ke otak
Tatalaksana
Terapi
z Latihan / Exercise
Active Passive Medikamentosa
Resisted active
exercis exercis
exercise
e e

Wrist flexor Wrist & finger Gliding Tendon


stretch extensor stretch Exercise Rehabilitasi
Medik

Operasi
Tatalaksana
Terapi
z Latihan / Exercise
Medikamentosa

Rehabilitasi
Medik

Operasi
Tatalaksana
z Okupasi Terapi
• Latihan motorik halus Medikamentosa
• Tujuan: menemukan cara sehingga penderita dapat melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan tanpa rasa nyeri dan
mencegah kejadian berulang.

Rehabilitasi
Medik

Operasi
Tatalaksana
z Ortosa
wrist splint
Medikamentosa

Rehabilitasi
Medik

Operasi
Tatalaksana
z Ortosa
wrist splint
Medikamentosa

Rehabilitasi
Medik

Operasi

wrist splint MCP


terapi konservatif Indikasi Tatalaksana
gagal atau bilaz ada mutlak Indikasi hilangnya
atrofi otot-otot relatif sensibilitas yang
thenar persisten
Medikamentosa

Rehabilitasi
Medik

Operasi
Prognosis
z

 CTS ringan: terapi konservatif  prognosa baik.


 Operasi: prognosa operasi juga baik, penyembuhan post opratif
bertahap (hilangnya rasa nyeri  perbaikan sensorik 
perbaikan motorik dan otot yang atrofi) ±18 bulan.
 Jika post op tidak membaik:
 Kesalahan menegakkan diagnosa
 Telah terjadi kerusakan total nervus medianus.
 CTS baru, akibat komplikasi operasi (edema, perlengketan,
infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik.
z
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai