Anda di halaman 1dari 63

PRINSIP FRAKTUR

Fraktur :
rusaknya kontinuitas struktural tulang.

- fraktur tertutup
- fraktur terbuka  terkontaminasi dan
infeksi.
BAGAIMANA FRAKTUR TERJADI ?
1. peristiwa trauma tunggal.
2. stress yang berulang
3. pelemahan abnormal dari tulang
(= ‘fraktur patologis’).
TIPE-TIPE FRAKTUR
Fraktur Komplit : Fraktur Inkomplit :
- Melintang - Greenstick
- Oblik atau spiral - Fraktur kompresi.
- Impaksi
- Kominutif
BAGAIMANA FRAKTUR BERGESER
- Translasi.
- Angulasi.
- Rotasi.
- Pemanjangan atau Pemendekan.
BAGAIMANA FRAKTUR MENYEMBUH

Untuk membuat tulang menyatu, fraktur


harus diimobilisasi.

Penggunaan bidai bertujuan untuk :


1. mengurangi nyeri.
2. meyakinkan fraktur menyambung
dalam posisi yang baik.
3. mengijinkan gerakan sedini mungkin
dan mengembalikan fungsinya.
BAGAIMANA FRAKTUR MENYEMBUH

1. perusakan jaringan dan pembentukan


hematoma.
2. peradangan dan proliferasi sel.
3. pembentukan kalus.
4. konsolidasi.
5. remodeling.
BAGAIMANA FRAKTUR MENYEMBUH
BAGAIMANA FRAKTUR MENYEMBUH
BAGAIMANA FRAKTUR MENYEMBUH
UNION DAN KONSOLIDASI
Union
- merupakan proses yang belum sempurna.
- klinis : nyeri tekan dan nyeri terhadap
pembengkokan.
- X-Ray : garis fraktur yang masih tampak
dengan bulu halus dari kalus.
- Tidak aman untuk membebani tulang tanpa
proteksi pada saat ini.
Konsolidasi
- merupakan perbaikan sempurna.
- klinis : tidak ada nyeri tekan dan nyeri saat
pembengkokan.
- X-Ray : garis fraktur hampir hilang dan
dilewati trabekula dengan bentukan kalus
disekitarnya.
- Proteksi sudah tidak diperlukan lagi.
Time Table
UNION DAN KONSOLIDASI
Table Perkin (union).
Fraktur Spiral – Tungkai Atas : 3 minggu
Konsolidasi : x 2
Tungkai Bawah : x 2
Fraktur melintang :x2

Perkiraan yang lebih memuaskan adalah :


(Konsolidasi)
Fraktur Spiral – Tungkai Atas : 6 – 8 minggu
Tungkai Bawah : x 2
Fraktur non-spiral : + 25 %
Femur : + 25 %
NON UNION
Penyebab dari non-union :
1. distraksi dan terpisahnya fragmen.
2. gerakan yang hebat dari garis fraktur.
3. non-viabel jaringan sekitarnya.
4. jeleknya vaskularisasi.

- Atropik
- Hipertropik.
GAMBARAN KLINIS
- riwayat cedera + ketidakmampuan
menggunakan tungkai yang cedera.
- fraktur tidak selalu berada di tempat
terjadinya cedera.
- umur pasien dan mekanisme cedera juga
penting diketahui.
- Jika fraktur dikarenakan cedera yang sepele,
pikirkan fraktur patologis.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan yang sistematis :
- Periksa bagian yang tampak cedera.
- Periksa kerusakan arteri dan saraf.
- Cari cedera ~ di region cedera.
- Cari cedera ~ di bagian yang jauh.

LOOK

FEEL

MOVE
PENCITRAAN
X-Ray.
- two views
- two joints
- two limbs
- two injuries
- two occasion

Pencitraan khusus :
- CT Scan.
- MRI.
- Radio isotope.
PENCITRAAN
DESKRIPSI FRAKTUR
1. terbuka – tertutup.
2. tulang apa dan di mana.
3. mengenai permukaan sendi.
4. bentuk frakturnya.
5. stabil atau tidak stabil.
6. high or low energy injury.
7. siapa yang terkena.
PENANGANAN FRAKTUR
TERTUTUP
- Reduksi
- Penahanan
- Latihan
Tscherne :
0 : fraktur sederhana tanpa cedera jaringan lunak atau
minimal.
1 : fraktur dengan abrasi permukaan atau memar pada
kulit dan jaringan subkutan.
2 : fraktur hebat dengan kontusio jaringan lunak dan
pembengkakan.
3 : cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang
nyata dan ancaman sindrom kompartemen.
APLEY QUARTET FRACTURE

SPEED >< SAFETY


HOLD >< MOVEMENT
REDUKSI
Keadaan yang tidak perlu memerlukan reduksi :
1. sedikit atau tidak ada pergeseran.
2. di mana pergeseran masih diperkenankan.
3. jika diperkirakan reduksi akan gagal.

- TERTUTUP
- TERBUKA
REDUKSI TERTUTUP
Tindakan ini digunakan pada :
1. fraktur dengan sedikit pergeseran.
2. Hampir semua kasus pada anak.
3. Fraktur yang stabil setelah reduksi dan dapat
dipertahankan dengan bidai atau cast.
REDUKSI TERBUKA
Tindakan ini digunakan pada :
1. gagal dengan reduksi tertutup.
2. melibatkan sendi besar.
3. fraktur avulsi.
MEMPERTAHANKAN REDUKSI
1. traksi kontinyu. traksi dengan gravitasi.
Traksi kulit.
Traksi skeletal.
Traksi tetap.
Traksi berimbang.
Traksi kombinasi.
2. bidai (cast)
3. functional brace.
4. fiksasi internal. Interfragmentory screw
Wire
plate and screw
intramedullary nail
5. fiksasi eksternal.
MEMPERTAHANKAN REDUKSI

‘Hydraulic Effect’
MEMPERTAHANKAN REDUKSI
MEMPERTAHANKAN REDUKSI
MEMPERTAHANKAN REDUKSI
MEMPERTAHANKAN REDUKSI
LATIHAN
Tujuan :
- untuk mengurangi edema
- mempertahankan gerakan sendi
- memulihkan kekuatan otot
- membawa pasien ke aktivitas normalnya.

• AKTIF
• PASIF
LATIHAN
FRAKTUR TERBUKA
Gustilo :
Tipe 1 : luka kecil, bersih, ujung tulang keluar menusuk
kulit. Sedikit kerusakan jaringan lunak dan fraktur
tidak kominutif.
Tipe 2 : luka berukuran > 1 cm, tanpa adanya flap kulit.
Tidak ada kerusakan jaringan lunak yang luas, tidak
lebih dari peremukan sedang atau kominutif fraktur.
Tipe 3 : kerusakan luas dari kulit, jaringan lunak dan
struktur neurovascular, dengan kontaminasi luka.

A : fraktur dapat ditutup dengan baik dengan jaringan


lunak.
B : tidak dapat ditutup jaringan lunak, juga tercabiknya
periosteum, dengan kominutif fraktur.
C : dengan cedera arteri.
PENANGANAN FRAKTUR TERBUKA
Semua fraktur terbuka, tidak peduli meskipun
kelihatannya sepele, harus selalu dianggap
terkontaminasi.

- Debridemen.
- Antibiotika profilaksis.
- Stabilisasi fraktur.
- Menutup luka secara dini.
LUKA TEMBAKAN
Kerusakan jaringan akibat tembakan dapat disebabkan
dari :
1. trauma langsung yang segera akibat peluru.
2. kontusio otot di sekitar jalur tembakan.
3. memar dan bengkak di daerah yang jauh dari jalur
utama.

• HIGH VELOCITY
• LOW VELOCITY
LUKA TEMBAKAN
Penanganan awal :
- menghentikan perdarahan dan resusitasi.
- luka kemudian ditutup dengan penutup steril
- periksa keadaan neurovascular di daerah tersebut.
- antibiotika segera mungkin.

Penanganan Definitif :
Luka tembak kecepatan rendah yang relative bersih baik
pada luka masuk maupun keluar ~ tipe I Gustilo.
Luka tembak kecepatan tinggi  pembersihan luka dan
debridemen, jika perlu pembelahan fasia. Luka
dibiarkan terbuka, tungkai dibidai, dan dielevasi.
Tindakan teraman yaitu membiarkan lintasan peluru
terbuka.
Luka tembak jarak dekat ~ luka tembak kecepatan tinggi.
KOMPLIKASI FRAKTUR
KOMPLIKASI FRAKTUR
KOMPLIKASI FRAKTUR
KOMPLIKASI FRAKTUR
KOMPLIKASI FRAKTUR
KOMPLIKASI FRAKTUR

Non-Union
KOMPLIKASI FRAKTUR

‘Avascular Necrosis’
KOMPLIKASI FRAKTUR

‘Myositis Ossificans’
KOMPLIKASI FRAKTUR

Volkmann’s Ischemia
STRES FRAKTUR
- tulang normal pada orang yang sehat
- disebabkan oleh stress yang berulang secara terus-
menerus.
- Dibagi menjadi pembengkokan dan kompresi.

Hal ini biasanya terjadi pada atlit ~ peningkatan kekuatan


otot tidak diikuti peningkatan kekuatan tulang.

Gambaran Klinis :

- rasa nyeri tanpa latihan, sewaktu latihan dan setelah


latihan.
- Jika dibiarkan, maka fraktur ini akan menyembuh
sendiri dan menimbulkan keluhan ada benjolan.
STRES FRAKTUR
X-Ray :

- Sewaktu proses awal, fraktur masih sulit terdeteksi.


- Scan ~ peningkatan aktivitasnya.
- Setelah beberapa minggu baru tampak defek
melintang yang kecil, dan bentukan tulang muda.

Hal ini bisa keliru dengan osteosarkoma.

Stress fraktur kompresi terlihat gambaran sklerosis


melintang dengan bentukan kalus.
STRES FRAKTUR
X-Ray :

- Sewaktu proses awal, fraktur masih sulit terdeteksi.


- Scan ~ peningkatan aktivitasnya.
- Setelah beberapa minggu baru tampak defek
melintang yang kecil, dan bentukan tulang muda.
- Hal ini bisa keliru dengan osteosarkoma.

Stress fraktur kompresi terlihat gambaran sklerosis


melintang dengan bentukan kalus.

Penanganan :
Tidak memerlukan pengobatan khusus selain dengan
perban elastis dan menghindari aktivitas yang
menyebabkan nyeri sampai lesi sembuh. Kecuali pada
leher femur.
STRES FRAKTUR
STRES FRAKTUR
FRAKTUR PATOLOGIS
Pemeriksaan.
Orang tua pada batang tulang  dicurigai fraktur
patologis, sampai dibuktikan sebaliknya.
Pemeriksaaan umum :
- Kurus
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Teraba masa abdomen atau pelvis.
- RT dan VT wajib dilakukan.

< 20 tahun ~ tumor jinak tulang dan kista.


> 40 tahun ~ mielomatosis, sekunder karsinoma,
dan penyakit Paget.
FRAKTUR PATOLOGIS
X-Ray : tulang, paru, dan urogenital.
Darah : hitung darah lengkap, ESR, protein
electrophoresis, STS, gangguan metabolisme
tulang.

Urine : perdarahan dari tumor, atau Bence-Jones


protein.
Scanning : seluruh tubuh ~ menyingkirkan atau
membuktikan kelainan lainnya.

Biopsy : sangat penting dalam menegakkan


diagnosis.
FRAKTUR PATOLOGIS
Penanganan :
Penyakit tulang menyeluruh : fiksasi internal (Penyakit
Paget), atau pengobatan sistemik (osteomalasia,
hiperparatiroidisme, renal osteodistropi, penyakit
Paget)
Lesi jinak lokal : ~ fraktur biasa.
Tumor maligna primer : pembidaian.
Tumor metastase :
Fraktur batang tulang panjang : fiksasi internal.
Fraktur dekat ujung tulang : eksisi dan penggantian.
Fraktur kompresi vertebrae : operasi.
CEDERA FISIS
Klasifikasi (Shalter and Harris) :

Tipe 1 : fraktur melintang melalui lapisan hipertropik atau


daerah kalsifikasi.
Tipe 2 : mirip dengan tipe 1, tetapi di ujung fraktur
berbelok menjauh dari fisis membentuk segi tiga dari
metafisis.
Tipe 3 : fraktur membelah epifisis yang kemudian
berbelok melintang ke salah satu sisi, melewati
lapisan hipertropik dari fisis.
Tipe 4 : mirip dengan tipe 3, fraktur membelah epifisis
yang berlanjut membelah metafisis.
Tipe 5 : cedera kompresi fisis.
CEDERA FISIS
CEDERA FISIS
CEDERA FISIS
Gambaran Klinis :
- > pada laki-laki.
- antara 10 – 12 tahun.
- Keluhan nyeri di dekat persendian setelah trauma.

X-Ray :
- dibandingan antara sisi yang sakit dengan sisi yang
lainnya.
- Kadang-kadang garis fraktur tidak tampak dengan
jelas.
- Jika terdapat kecurigaan ~ foto lagi setelah 4 – 5 hari.
- Khusus pada tipe 5, diagnosis bersifat retrospektif.
CEDERA FISIS
Penanganan :
Fraktur yang tidak bergeser  cast atau plaster slab yang
erat ~ 2 – 4 minggu.

Tipe 3 dan 4 yang tidak bergeser  foto hari ke-4 dan ke-
10 untuk mengamati pergeseran.

Tipe 1 dan 2 yang bergeser  tertutup, dibidai ~ 3 – 6 mg.

Tipe 3 dan 4, dengan pergeseran  reduksi tepat.


Berhasil  dibidai ~ 4 – 8 minggu (lebih lama pada tipe 4).
Gagal  dilakukan ORIF dengan K-wire, kemudian dibidai
~ 4 – 6 minggu.
CEDERA FISIS
Komplikasi :

Tipe 1 dan 2 :
prognosis yang baik, kecuali terjadi di sekitar
lutut.
Tipe 3 dan 4 :
fusi premature sebagian growth plate.
Tipe 5 :
fusi premature dan retardasi pertumbuhan.
CEDERA SENDI
- disebabkan gaya berputar atau pembengkokan yang
meregang ligament dan kapsul sendi.
- Prinsip umum : pembengkokan yang kuat akan
cenderung merobek ligament daripada merusak
tulang, tetapi berbeda pada orang tua dengan tulang
yang porotik.
- Hal ini juga berbeda pada anak, yang cenderung
menyebabkan fraktur fisis.
CEDERA SENDI
STRAIN LIGAMEN
- Sobeknya sebagian serat ligament dengan sendi yang
stabil.
- Penanganannya : sendi dibalut dengan kuat dan
diistirahatkan sampai nyeri akut menghilang.
- Didorong untuk melakukan gerakan aktif dan latihan
untuk mengemabilakan kekuatan otot.
RUPTUR LIGAMEN
- Ligament robek seluruhnya dan sendi tidak stabil.
- Diperlukan anestesi umum untuk melakukan
pemeriksaan  membedakan dengan strain.
- X-Ray : adanya fragmen tulang yang terlepas di
tempat insersi ligament.
- Penanganannya : ligament yang robek dijahit kembali.
- Pada beberapa cedera, seperti robekan ligament
kolateral tunggal lutut kadang diterapi secara non-
operatif.
- Jika kemudian timbul keluhan tidak stabil, maka dapat
dilakukan rekonstruksi pembedahan.
DISLOKASI DAN SUBLUKSASI
Dislokasi : pergeseran sempurna dan permukaan sendi
tidak kontak sama sekali.
Subluksasi : hanya sebagian yang bergeser.
Gambaran klinis :
- Nyeri dan pasien akan menghindari gerakan sendi
yang terkena, tampak bentuk abnormal dari sendi.
- X-Ray akan memastikannya.

Tes Apprehensi.

-----Dislokasi berulang :
- jika terdapat kerusakan ligament dan margin tulang ~
sendi bahu dan sendi patelofemoral.
-----Habitual dislokasi :
- gerakan ini biasanya disadari pasien  perlu dikenali,
karena penanganan operatif jarang memberikan hasil
yang baik.
DISLOKASI DAN SUBLUKSASI
Penanganan :
Sendi diistirahatkan dan diimobilisasi sampai jaringan
lunak menyembuh setelah 3 – 4 minggu.
 Jika ligament robek, perlu diperbaiki.

Komplikasi :
- Cedera neurovascular
- avaskular nekrosis
- heterotropik osifikasi
- kekakuan sendi
- osteoarthritis sekunder.

Anda mungkin juga menyukai