Anda di halaman 1dari 11

MEMAHAMI TENTANG

Kelompok 4
MUHAMMADIYAH DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
CARA KH. AHMAD DAHLAN
MEMBERDAYAKAN PEREMPUAN
 Mendirikan ‘Aisyiyah
Sejak berdirinya Muhammadiyah, KH.Ahmad Dahlan sangat
memperhatikan pembinaan terhadap kaum wanita, wanita yang
berpotensial untuk berorganisasi dan memperjuangkan Islam
akhirnya di didik oleh KH Ahmad Dahlan, di antara anak - anak
perempuan yang di didik oleh KH Ahmad Dahlan ialah Siti
Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro (putri beliau
sendiri), Siti Dawingah, dan Siti Badilah Zuber .
Dengan diadakan kelompok pengajian wanita dibawah
bimbingan KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah (Istri KH.Ahmad
Dahlan).
Akhirnya klompok pengajian perempuan itu berkembang
dengan dibuatnya organisasi otonom Muhammadiyah yang
didirikan bersamaan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
pada tanggal 27 rajab 1335 H, bertepatan 19 Mei 1917 M dan
diketuai oleh Siti Bariyah.
Nama Aisyiah di cetuskan oleh KH. Fachruddin, nama ini di
ambil agar perjuangannya seperti Aisyah istri Rasullullah SAW.
KESETARAAN GENDER DALAM
MUHAMMADIYAH
Berhubung dengan kesetaraan gender dalam perspektif
Muhammadiyah menyatakan bahwa wanita setara dengan laki-
laki, ini juga sesuai dengan perlakuan KH.Ahmad Dahlan yang
sangat memperhatikan perempuan untuk di jadikan penerus
perjuangan islam, dan juga menyuruh para wanita untuk
bersekolah di sekolah-sekolah milik Belanda.
PERAN PEREMPUAN MUHAMMADIYAH
DALAH KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
Gerakan pemberantasan kebodohan yang menjadi salah satu
pilar perjuangan Aisyiyah dicanangkan dengan mengadakan
pemberantasan buta huruf pertama kali, baik buta huruf arab
maupun latin pada tahun 1923.
Selain itu, pada tahun 1926, Aisyiyah mulai menerbitkan
majalah organisasi yang diberi nama Suara Aisyiyah, yang awal
berdirinya menggunakan Bahasa Jawa. Melalui majalah
bulanan inilah Aisyiyah antara lain mengkomunikasikan semua
program dan kegiatannya termasuk konsolidasi internal
organisasi.
Dalam hal pergerakan kebangsaan, Aisyiyah juga termasuk
organisasi yang turut memprakarsai dan membidani
terbentuknya organisasi wanita pada tahun 1928. Dalam hat
ini, Aisyiyah bersama dengan organisasi wanita lain bangkit
berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu
penjajahan dan kebodohan. Badan federasi ini diberi nama
Kongres Perempuan Indonesia yang sekarang menjadi KOWANI
(Kongres Wanita Indonesia). Lewat federasi ini berbagai usaha
dan bentuk perjuangan bangsa dapat dilakukan secara terpadu.
HUBUNGAN STIKES AISYIYAH &
MUHAMMADIYAH
Sejalan dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah
satu pilar utama gerakan Aisyah melalui Majelis Pendidikan
Tinggi yang berbasis Kesehatan , Muhammadiyah dalam
organisasi otonomnya yaitu Aisyiyah mengembangkan visi
pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa.
Dengan tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan
informal) serta mencerdaskan kehidupan bangsa hingga
terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia,
cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna
bagi masyarakat serta diridhai Allah SWT.
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai