Anda di halaman 1dari 23

PROSES PERAMALAN

SDM
PERTEMUAN 5
JENIS-JENIS PERAMALAN
• Menurut Herjanto (2008) Peramalan berdasarkan horizon
waktu dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih
besar dari 18 bulan.
2. Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup waktu antara 3
sampai 18 bulan.
3. Peramalan jangka pendek, yaitu mencakup jangka waktu kurang
dari 3 bulan.
JENIS-JENIS PERAMALAN
Heizer dan Render (2009) menyebutkan peramalan berdasarkan fungsi dan
perencanaan operasi di masa depan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan siklus
bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya.
2. Peramalan teknologi (technological forecast), peramalan ini memperhatikan
tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang
menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan yang baru.
3. Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan untuk
produk atau layanan perusahaan. Proyeksi permintaan untuk produk atau
layanan suatu perusahaan. Peramalan ini juga disebut peramalan penjualan
yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan
menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan SDM.
JENIS-JENIS PERAMALAN
Saputro dan Asri (2000) menyebutkan peramalan berdasarkan jenis data
yang disusun, terbagi menjadi dua jenis:
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif
pada masa lalu. Hal ini penting karena peramalan tersebut ditentukan
berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan
serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif
ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti pendapat salesman,
pendapat sales manajer pendapat para ahli dan survey konsumen.
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data
penjualan pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung
pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Penggunaan
metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.
JENIS-JENIS PERAMALAN

Menurut Ginting (2007), Berdasarkan sifat penyusunannya, peramalan


dibagi menjadi dua jenis:
1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan
atau intuisi dari orang yang menyusunnya.
2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang
relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan
metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.
TUJUAN PERAMALAN (FORECASTING)
Menurut Heizer dan Render (2009:47), peramalan atau forecasting
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dan
di masa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh di masa datang.
2. Peramalan diperlukan karena adanya time lag atau delay antara saat
suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi.
3. Peramalan merupakan dasar penyusutan bisnis pada suatu
perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana
bisnis.
• Peramalan sumber daya manusia berusaha menentukan sumber daya
manusia bagaimana yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
mempertahankan pertumbuhannya serta memanfaatkan peluang di
waktu mendatang.
• Peramalan sumber daya manusia tidaklah harus menghasilkan estimasi
yang akurat akan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan, agar
dapat disebut bermanfaat.
• Proses peramalan itu sendiri terlepas dari jumlah yang dihasilkan
memudahkan proses perencanaan.
• Peramalan akan kebutuhan sumber daya manusia seringkali dibagi lagi ke
dalam peramalan jangka panjang dan jangka pendek.
PENGERTIAN DAN
TERMINOLOGI
PERAMALAN
Peramalan (forcasting) adalah proses memprediksi kondisi di masa
mendatang yang akan mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas,
perilaku, dan dampak Tindakan operasional. Ramalan memiliki peran
yang penting untuk dimainkan tidak hanya dalam fungsi perencanaan
saja, tetapi juga dalam keseluruhan proses manajemen.
Terminologi: Periode, horizon, lead time, fitting error, forecast error,
data dan hasil ramalan
DEFINISI PERAMALAN
• Menurut Merriam-Webster Dictionary, peramalan (forecasting):
Berasal dari kata “Forecast” yang berarti:
a. to calculate or predict (some future event or condition), usually
as a result of study and analysis of available pertinent data.
b. to indicate as likely to occur
c. a prophecy, estimate, or prediction of a future happening or
condition
• Sedangkan “Forecasting” menurut Cambridge Dictionary dipahami
sebagai:
“The job or activity of judging what is likely to happen in the future,
based on the information you have now.”
Peramalan (Forecasting) MSDM adalah sebuah upaya untuk memperkirakan
kebutuhan tenaga kerja organisasi diwaktu yang akan datang.
Peramalan (forecasting) menggunakan informasi masa lalu dan saat ini
untuk mengidentifikasi kondisi masa depan yang diharapkan.
Proyeksi untuk masa yang akan datang tentu saja ada unsur ketidaktepatan.
Biasanya orang yang berpengalaman mampu meramal cukup akurat
terhadap benefit organisasi dalam rencana jangka panjang.
Pendekatan-pendekatan untuk meramal SDM dapat dimulai dari perkiraan
terbaik dari para manajer sampai pada simulasi komputer yang rumit.
Asumsi yang sederhana mungkin cukup untuk jarak tertentu, tetapi jarak
yang rumit akan diperlukan untuk yang lain.
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PROSES PERAMALAN SDM
1. Memahami lingkungan dan kondisi organisasi, meliputi: suplai tenaga kerja eksternal, paksaan
hukum, ekonomi, desain tugas dan struktur organisasi. Perubahan teknologi, pola produktivitas,
dan kecenderungan yang ada, filosofi dan kebijakan manajemen, tujuan dan perencanaan. Pola
perputaran dan mobilitas tenaga kerja.
2. Analisis SDM saat ini (tenaga kerja yang tersedia), data demografi, data penilaian, interes tenaga
kerja, pengalaman dan pendidikan.
3. Persediaan tenaga kerja (SDM) yang diproyeksikan dmasa depan, pengurangan, mobilitas,
penggunaan skill, perubahan produktivitas.
4. Analisis keperluan SDM saat ini, posisi otorisasi, struktur organisasi, perpaduan pekerjaan,
kriteria perencanaan.
5. Keperluan SDM untuk masa yang akan datang, perubahan organisasi, anggaran, perubahan
perencanaan dalam aktivitas/operasional.
6. Forcasting diperlukan/ditampilkan, kebutuhan rekrutmen, kebutuhan latihan dan
pengembangan, perencanaan suksesi dan mobilitas, perubahan kebijakan, perubahan jabatan
dan organisasional.
BATAS-BATAS PERAMALAN SDM
KATEGORI SHORT RANGE INTERMEDIATE LONG RANGE
RANGE
DEMAND Authorized Operating needs from In some organization the
employment (Including budgeting and plans same as intermediate range
growth, changes, and in other, and increased
turnover) awareness of changes in
environment and technology
essential judgment
SUPPLY Employee census less Manpower vacancies Management expectations
expected losses plus expected from of changing characteristic of
expected promotions individual employees and future
from subordinate promotability date available manpower.
groups derived from
development plans
BATAS-BATAS PERAMALAN SDM

KATEGORI SHORT RANGE INTERMEDIATE LONG RANGE


RANGE
NET NEEDS Numbers and Numbers, kinds, Management expectation of future
kinds of dates, and levels of conditions affecting immediate
employees needs. decisions.
needed
PERAMALAN SUPPLY SDM
INTERNAL
Faktor yang mempengaruhi HR Supply Internal:
1. Ketidakhadiran
2. Perputaran karyawan
3. Persediaan sumber daya saat ini
4. Tingkat produktivitas
5. Perpindahan di antara pekerjaan-pekerjaan.
Metode analisis :
6. Inventory skill (database)
7. Bagan penggantian: bagan organisasi yang menyebutkan pemangku
jabatan saat ini dan pengganti potensialnya.
PERAMALAN SUPPLY SDM
EKSTERNAL
Factors affecting external:
1. Kondisi ekonomi
2. Pertumbuhan penduduk angkatan kerja ( dari sekolah,
perusahaan, daerah/negara lain.
3. Komposisi angkatan kerja.
4. Perkembangan teknologi
5. Kompeteter
6. Government regulations and pressures
7. Other factors affecting the workforce
REKONSILIASI DEMAND AND SUPPLY
SDM
• Kekurangan Supply SDM : Pengangkatan SDM baru.
• Surplus Supply SDM : pengurangan pengangkatan SDM baru, pensiun
muda, penciptaan pekerjaan , berbagi kerja, PHK.
• Demand dan supply tinggi : seleksi, penempatan, promosi.
• Demand dan supply rendah : tingkat stagnasi perusahaan
LANGKAH-LANGKAH PERAMALAN
1. Menentukan Tujuan Peramalan,
2. Mengumpulkan Data yang diperlukan,
3. Menganalisis dan Mengevaluasi Data,
4. Memilih dan Menguji Metode Peramalan,
5. Menghasilkan Peramalan,
6. Memantau Keakuratan Peramalan.
TAHAP 1
Pada tahap ini, HR Manager harus memastikan berapa jumlah
permintaan dan penawaran tenaga kerja .
Tujuan utamanya adalah untuk memprediksi di area mana dalam
organisasi yang perlu penambahan atau pengurangan tenaga kerja.
1. Penentuan Permintaan Tenaga Kerja
2. Penentuan Penawaran Tenaga Kerja
3. Penentuan Penambahan atau Pengurangan Tenaga Kerja
TAHAP 2
Tahap kedua dalam perencanaan sumber daya manusia adalah
penentuan tujuan dan perencanaan strategis.
Tujuan dari penentuan tujuan kuantitatif yang spesifik adalah untuk
memfokuskan perhatian kepada masalah dan menyediakan contoh
untuk menentukan keberhasilan dari suatu program.
Tujuan tersebut datang atas analisis permintaan dan penawaran tenaga
kerja dan harus memasukkan gambaran spesifik tentang apa yang akan
terjadi pada kategori jabatan atau keterampilan serta timetable yang
spesifik tentang kapan hasil harus dicapai.
TAHAP 3
Tahap akhir dari proses perencanaan SDM adalah mengevaluasi hasil.
Pada tahap ini, organisasi perlu memeriksa apakah perusahaan sudah
berhasil menghindari terjadinya kekurangan atau kelebihan tenaga
kerja.
Penting juga bagi organisasi untuk melihat komponen yang spesifik dari
proses perencanaan SDM yang berkontribusi terhadap keberhasilan
atau kegagalannya.
OUTCOME PERAMALAN SDM
• Perencanaan SDM yang strategis akan mendukung pencapaian tujuan
perusahaan secara efektif dan efisien.
• Perencanaan SDM yang dilakukan secara tidak sistematis, membawa
dampak pada adanya kelebihan atau kekurangan SDM.
• Perencanaan SDM yang tidak akurat juga berakibat perusahaan tidak
mampu menyediakan SDM pada saat yang tepat dan jumlah yang
sesuai kebutuhan.
Peramalan merupakan tahapan awal dalam perencanaan sistem
operasi produksi.
Model yang paling tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan.
Model yang dipilih dapat dibandingkan dengan model yang lain dengan
menggunakan kriteria minimum average sum of squared errors.
Distribusi forecast errors harus dimonitor, jika terjadi bias maka model
yang digunakan tidak tepat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai