Anda di halaman 1dari 20

simplisia

nama kelompok
Siti azizah
Sherly kristiani s
Yuniar anggraeni
SYARAT SIMPLISIA NABATI/HEWANI

1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran


hewan
2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
3. Tidak boleh mengandung lendir dan menunjukkan
tanda-tanda pengotoran lain
4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun
atau berbahaya
5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal 2%

Note : Harus bebas dari pengotoran tanah, batu,


hewan, fragmen hewan dan bahan asing lainnya

2
TAHAPAN PENYIAPAN SIMPLISIA

1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU (PANEN)


2. SORTASI BASAH
3. PENCUCIAN
4. PERAJANGAN
5. PENGERINGAN
6. SORTASI KERING
7. PENGEPAKAN DAN PENYIMPANAN
8. PEMERIKSAAN MUTU

3
1 PENGUMPULAN BAHAN BAKU
• Kadar zat aktif dalam simplisia bervariasi,
tergantung:
a. Bagian tanaman
b. Umur tanaman
c. Waktu panen
d. Teknik pengumpulan

12/14/21 standardisasi baha obat alam 4


2 SORTASI BASAH
• TUJUAN : membersihkan dari kotoran dan
bahan asing

• Misal : Akar, bahan asing, tanah, kerikil, pasir,


rumput, batang, daun, bagian akar
rusak, pengotoran lain (mikroba)

5
3 PENCUCIAN
• TUJUAN : membersihkan / menghilangkan tanah dan kotoran lain
yang melekat
• PERHATIKAN : simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah
larut, cuci sesingkat mungkin
• Frazier (1978): -cuci 1 x, 25% mikroba hilang
-cuci 3 x, mikroba sisa 42%
• Air harus bersih : mata air, air sumur, PAM
• Bebas dari : Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus,
Streptococcus, Enterobater, Escherichia

6
4 PERAJANGAN
• TUJUAN : Mempemudah proses selanjutnya, untuk
pengeringan, penggilingan, pengepakan
• CARA : - keringkan 1 hari, utk mengurangi warna
akibat reaksi alat dengan simplisia
- rajang, tipis atau potong
• PERHATIKAN : irisan jangan terlalu tipis;
- mudah kering
- berkurang / hilang z.a yang mudah uap
- mempengaruhi komposisi bau dan warna
misal : temulawak, temugiring, jahe, kencur
dan sejenisnya
7
5 PENGERINGAN
• TUJUAN : mengurangi kadar, supaya simplisia awet,
dengan kadar air ≤ 10% (mantap 5%)
tidak terjadi reaksi enzimatis
- kadar air ≥ 10%;
 terjadi reaksi enzimatis, z.a terurai
 terjadi pertumbuhan kapang, jazad renik
simplisia rusak, menurun mutunya

8
Jenis Pengeringan

A. Secara alamiah:
1. Sinar matahari langsung
- Bagian tanaman keras: kayu, kulit kayu, biji
- z.a stabil
- mudah, murah, tergantung iklim
2. Diangin-anginkan, tidak kena sinar matahari langsung
- bagian tanaman lunak : bunga, daun
- z.a mudah menguap, tidak stabil

B. Pengeringan buatan
- Alat dapat mengatur : suhu, kelembaban, tekanan, aliran udara
- Tidak ekonomis, untuk simplisia banyak
- Mutu simplisia lebih baik, waktu efisen
6 SORTASI KERING
• TUJUAN :
memisahkan / membersihkan benda
asing, pengotoran lain (bagian tan)

• CARA :
- manual
- mekanik

10
7 PENGEPAKAN & PENYIMPANAN
• FAKTOR-FAKTOR KERUSAKAN SIMPLISIA
a. CAHAYA : -peristiwa kimia
- sinar matahari langsung, perubahan warna
b. OKSIGEN : - enzim oksidase
c. REAKSI KIMIA INTERN
- perubahan kimia
d. DEHIDRASI & HIGROSKOPIS
- simplisia kehilang air, mengecil (kisut)
- menyerap air, basah

11
Lanjutan
e. KAPANG
- rusak jaringan dan susunan kimia z.a
- toksin
f. SERANGGA & HEWAN PENGGERAT
- sebagai kotoran
- dimakan, kotoran
g. PENGOTORAN
- bahan asing
- pasir, wadah, debu
- ekskresi hewan
12
8 PEMERIKSAAN MUTU
• TUJUAN : simplisia memenuhi syarat sesuai FI,EFI,MMI,
buku resmi disetujui pemerintah.
• MAKSUD : keseragaman komponen aktif, keamanan,
kegunaan / khasiat
• AGAR : sediaan obat selalu tetap mutu dan khasiat
• DILAKUKAN : saat penerimaan, pembelian dan
pengumpulan / panen
• CONTOH : secara uji petik, acak
• SEDIAKAN contoh-contoh pembanding

13
JENIS PEMERIKSAAN

Dasar : - botani
- fisika - kimia
- farmakologi
A. ORGANOLEPTIK : - bentuk
- warna
- bau
- rasa
B. MAKROSKOPIK : - mata telanjang
- kaca pembesar
(loupe)
14
Lanjutan

C. MIKROKOPIK
Dilakukan pemeriksaan : - irisan
- serbuk
Guna : - penyusun / komposisi fragmen
- karakteristik
Informasi : - kebenaran simplisia
- adanya pengotoran fragmen
- penggantian / pemalsuan
Catatan : A, B dan C adalah pemeriksaan awal

15
Lanjutan
D. FLUORESENSI
Sinar UV (λ = 350 – 366 nm), fluoresensi khas
- kayu hidrstis, kuning mas
- Rauwolfia serpentina L, merah rose
- akar Rheum officinale L, kecoklatan
Rheum rhaponticum L, ungu
- ekstrak tan berklorofil, merah intensif
- Ekstrak Aesculus hippocastanum,biru
- Fraxinus ornus, infus biru intensif
- Fraxinus excelsor (pengganti), infus biru kurang
intensif
- kulit kina, dalam asam sulfat, biru (kinin)
- Aloe dlm air dapar borat,kuning kehijauan (aloin)
16
Lanjutan

E. KELARUTAN
Terutama simplisia berupa eksudat, misal :
- Gom arab, larut seluruh dalam air dingin
- Tragakan, mengembang tanpa larut
- Gom sterculia, larut sebagian
Ketiganya tidak larut dalam alkohol
- Resin dan balsem, kelarutan dalam
Et-OH,eter, CS2, pelarut organik lain

17
Lanjutan
F. REAKSI WARNA, PENGENDAPAN
Terhadap serbuk, ekstrak
- Asam Sulfat 80%
▪ Strophanthus kombe, hijau
▪ Strophanthus gratus, merah rose
▪ Cassia angustifolia, lar. Alkali merah
(antrakinon)
▪ Cassia acutifolia, idem
▪ Cassia auriculata (pengganti), warna
merah (leukoantosian)
18
Lanjutan
G. CEMARAN MIKROBA AFLATOKSIN
• Berupa cemaran bahan baku
• Pada proses pembuatan
• Toksin
misal : Aspergillus flavus, non patogen, metabolit
aflatoksin
H. CEMARAN LOGAM BERAT
- timbal
- raksa
- arsen

19
PENETAPAN KADAR
• Dimaksud Farmakope adalah penetapan kadar zat aktif, berupa
campuran (total) atau tunggal,
misal : - kadar alkaloida striknin
- kadar alkaloida total, striknin, brusin,mα-kolubrin dan β-
kolubrin
- Kadar sari, zat aktif belum jelas :
▪ yang larut dalam air
▪ yang larut dalam etano;
- Kadar abu, pencemaran benda anorganik:
▪ kadar abu total
▪ kadar abu larut dalam air
▪ kadar abu tidak larut dalam asam
- Kadar air: ▪ tidak terjadi reaksi enzimatis
▪ pencemaran mikroba
▪ toksin
20

Anda mungkin juga menyukai