Program Magister Ilmu Hukum Universitas Pembangunan Nasional Alasan Perlunya Pendidikan Sejarah Hukum adalah:
1. Hukum tidak hanya berubah dalam ruang
dan letak (Hukum Belgia, Hukum Amerika, Hukum Indonesia), melainkan juga dalam lintasan kala dan waktu. Ini berlaku bagi sumber hokum formil maupun terhadap isi norma-norma hokum itu sendiri. 2. Norma hukum dewasa ini seringkali hanya dapat dimengerti melalui sejarah hokum,
3. Sejarah hukum pada hakekatnya
merupakan suatu pegangan penting bagi yuris pemula untuk mengenal budaya dan pranata hukum, 4. Perlindungan hak asasi manusia terhadap perbuatan semena-mena, bahwa hukum diltekkan dalam perkembangan sejarahnya serta diakui sepenuhnya sebagai suatu gejala historis.
Catatan: empiris adalah bertumpu pada
pengamatan dan pengalaman suatu aspek tertentu dari kenyataan. Historitas Hukum setidaknya ada dua pandangan:
dikemukakan di sini bahwa pandangan ini yang menguasai wujud hukum sampai abad XIX. Jaman dahulu hal tersebut ditemukan misalnya pada Plato yang menganggap ide tsb memiliki derajat kenyataan yang lebih dari pada materi. • Pada Aristoteles, myang mengadakan perbedaan antara keadilan alam dan keadilan perundang- undangan.
• Abad pertengahan hukum alam memperoleh
kesan keagamaan yakni ius natural dari Thomas Aquino yg sesungguhnya berakar pada akal atau daya berpikir, namun tidak bertentangan dengan kepercayaan dan keimanan, bahkan sesungguhnya merupakan ungkapan yg paling mengena dari keyakinan beragama tsb. • Sebagai akibat Renaissance (pembaruan) maka abad ke XVI muncul semacam sekularisasi dalam pengertian hukum alam, bahkan ini berlaku pula bagi Grotius ”Tuhan tidak peduli terhadap segala hal ikhwal yang menyangkut manusia”. Dengan demikian peristiwa tsb telah diletakkan fundamen apa yg dikenal dg Vernunftrecht (hukum kecerdasan). • Abad ke XVII (Hobbes, Spinoza, Pufendorf)., yang dalam abad ke XVIII berbaur dengan Verlichting (Pencerahan) dan dg ini menciptakan iklim kejiwaan, yg didalamnya ancient regime yang irrasional diganti oleh revolusi rasional akhir abad ke XVIII (Amerika Serikat tahun 1776, Perancis tahun 1789). • Perwujudan pandangan hukum yg paling melukiskan sifat-sifat khas adalah berbagai deklarasi hak-hak asasi manusia yg dikumandangkan sebagai akibat revolusi tsb dan gerakan kodifikasi yang mencapai titik kulminasinya dg diterbitkannya empat buah kitab undang- undang Napoleon dari tahun 1804-1810. • Materialistis sosiologis tidak menganggap hukum sbg suatu perwujudan ide seperti keadilan, rasio dll. Melainkan sbg produk kenyataan kemasyarakatan atau realitas sosial maka pandangan hukum statis tsb harus beralih tempat dan membiarkan posisinya diduduki hal dinamis yg pada hakekatnya lebih rentan terhadap suatu pendekatan historis. • Kedua aliran kejiwaan baru yg paling banyak sumbangsihnya bagi pembentukan pandangan hukum dinamis adalah mazhab historis dan marxisme dan keduanya lahir di Jerman. • Mazhab historis, bagi Von Savigny, bahwa hukum bertumbuh kembang dalam pengakuan setiap bangsa dan membawa serta kepadanya ciri-ciri khas yang unik adalah kesadaran nasional bangsa atau yang diekspresikan sebagai jiwa bangsa (Volksgeist). Jiwa ini muncul secara alami kepermukaan dalam kebiasaan setiap bangsa. • Oleh sebab itu mazhab historis tsb menentang kodifikasi-kodifikasi rasional dan mendalami kedua cabang tradisi hukum nasional Jerman (Hukum Romawi yang sejak akhir abad XV secara resmi diterima dan Hukum Kebiasaan lama Jerman.
• Mazhab sejarah tersebut bergabung dg tradisi
rasionalitas dan bermuara pada perkembangan hukum sistematis dg pengaruh omantis yg kuat Marxisme
• Marx dan Engels adalah ahli filsafat dan
pembaharu masyarakat. Pandangan hukum mereka diwarnai oleh dua garis besar: 1.Historis materialism mengedepankan hal bahwa dasar pergaulan hidup ditemukan pada aspek materiilnya dan lebih ditentukan oleh persyaratan-persyaratan yang didalamnya barang-barang diproduksi. Hukum merupakan perwujudan kenyataan kebendaan 2. Gejala hukum tidak dapat dipisahkan dari gejala negara. Pembagian penduduk di suatu negara terlaksana di dalam kelas yg antagonistis satu dg lain. Namun ini tidak berlangsung selamanya dan akan berakhir bilamana proletariat, setelah hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapuskan dan telah merebut kekuasaan politik, menetapkan sebuah masyarakat komunistis yg tidak mengenal perbedaan kelas, maka negara dan hukum ditakdirkan akan lenyap cepat atau lambat. • Aliran-aliran yang lain adalah: • Positifisme secara filosofis berakar pada filsafat August Comte yang pada prinsipnya membatasi diri pada studi empiris hukum positif yang ada. • Ajaran hukum umum yang berupaya untuk mendalami dan memahami betul sifat asasi yang sama pada berbagai gejala hukum. Wakil terpenting mazhab ini adalah: a. John Austin di Inggris yang melihat hukum pertama-tama sebagai suatu perintah penguasa.
b. Hans Kelsen di Jerman dalam bukunya
”Reine Rechtslehre” yang memandang hukum sebagai suatu hierarkhi formil murni hubungan-hubungan normatif. Sekian OK
Antropologi Hukum Dalam Perkembangannya Pertama Kali Pada Tahun 1861 Ketika Sir Hendry Maine Menerbitkan Karya Yang Berjudul the Ancient Law Yang Berisikan Rangkuman Tradisi Hukum Dan Menyatakan Bahwa Hukum Berkembang Seirin