Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Hukum

Oleh: Dr. Arrisman, SH., MH.


Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Pembangunan
Nasional
Alasan Perlunya Pendidikan
Sejarah Hukum adalah:

1. Hukum tidak hanya berubah dalam ruang


dan letak (Hukum Belgia, Hukum Amerika,
Hukum Indonesia), melainkan juga dalam
lintasan kala dan waktu. Ini berlaku bagi
sumber hokum formil maupun terhadap isi
norma-norma hokum itu sendiri.
2. Norma hukum dewasa ini seringkali
hanya dapat dimengerti melalui sejarah
hokum,

3. Sejarah hukum pada hakekatnya


merupakan suatu pegangan penting bagi
yuris pemula untuk mengenal budaya dan
pranata hukum,
4. Perlindungan hak asasi manusia terhadap
perbuatan semena-mena, bahwa hukum
diltekkan dalam perkembangan sejarahnya
serta diakui sepenuhnya sebagai suatu
gejala historis.

Catatan: empiris adalah bertumpu pada


pengamatan dan pengalaman suatu aspek
tertentu dari kenyataan.
Historitas Hukum setidaknya
ada dua pandangan:

1. Idealistis spiritualistis
2. Materialistis sosiologis

Idealistis spiritualistis secara umum dapat


dikemukakan di sini bahwa pandangan ini yang
menguasai wujud hukum sampai abad XIX. Jaman
dahulu hal tersebut ditemukan misalnya pada
Plato yang menganggap ide tsb memiliki derajat
kenyataan yang lebih dari pada materi.
• Pada Aristoteles, myang mengadakan perbedaan
antara keadilan alam dan keadilan perundang-
undangan.

• Abad pertengahan hukum alam memperoleh


kesan keagamaan yakni ius natural dari Thomas
Aquino yg sesungguhnya berakar pada akal
atau daya berpikir, namun tidak bertentangan
dengan kepercayaan dan keimanan, bahkan
sesungguhnya merupakan ungkapan yg paling
mengena dari keyakinan beragama tsb.
• Sebagai akibat Renaissance (pembaruan)
maka abad ke XVI muncul semacam
sekularisasi dalam pengertian hukum
alam, bahkan ini berlaku pula bagi Grotius
”Tuhan tidak peduli terhadap segala hal
ikhwal yang menyangkut manusia”.
Dengan demikian peristiwa tsb telah
diletakkan fundamen apa yg dikenal dg
Vernunftrecht (hukum kecerdasan).
• Abad ke XVII (Hobbes, Spinoza,
Pufendorf)., yang dalam abad ke XVIII
berbaur dengan Verlichting (Pencerahan)
dan dg ini menciptakan iklim kejiwaan, yg
didalamnya ancient regime yang irrasional
diganti oleh revolusi rasional akhir abad ke
XVIII (Amerika Serikat tahun 1776,
Perancis tahun 1789).
• Perwujudan pandangan hukum yg paling
melukiskan sifat-sifat khas adalah
berbagai deklarasi hak-hak asasi manusia
yg dikumandangkan sebagai akibat
revolusi tsb dan gerakan kodifikasi yang
mencapai titik kulminasinya dg
diterbitkannya empat buah kitab undang-
undang Napoleon dari tahun 1804-1810.
• Materialistis sosiologis tidak menganggap
hukum sbg suatu perwujudan ide seperti
keadilan, rasio dll. Melainkan sbg produk
kenyataan kemasyarakatan atau realitas
sosial maka pandangan hukum statis tsb
harus beralih tempat dan membiarkan
posisinya diduduki hal dinamis yg pada
hakekatnya lebih rentan terhadap suatu
pendekatan historis.
• Kedua aliran kejiwaan baru yg paling
banyak sumbangsihnya bagi pembentukan
pandangan hukum dinamis adalah mazhab
historis dan marxisme dan keduanya lahir
di Jerman.
• Mazhab historis, bagi Von Savigny, bahwa
hukum bertumbuh kembang dalam
pengakuan setiap bangsa dan membawa
serta kepadanya ciri-ciri khas yang unik
adalah kesadaran nasional bangsa atau
yang diekspresikan sebagai jiwa bangsa
(Volksgeist). Jiwa ini muncul secara alami
kepermukaan dalam kebiasaan setiap
bangsa.
• Oleh sebab itu mazhab historis tsb menentang
kodifikasi-kodifikasi rasional dan mendalami
kedua cabang tradisi hukum nasional Jerman
(Hukum Romawi yang sejak akhir abad XV
secara resmi diterima dan Hukum Kebiasaan
lama Jerman.

• Mazhab sejarah tersebut bergabung dg tradisi


rasionalitas dan bermuara pada perkembangan
hukum sistematis dg pengaruh omantis yg kuat
Marxisme

• Marx dan Engels adalah ahli filsafat dan


pembaharu masyarakat. Pandangan hukum
mereka diwarnai oleh dua garis besar:
1.Historis materialism mengedepankan hal bahwa
dasar pergaulan hidup ditemukan pada aspek
materiilnya dan lebih ditentukan oleh
persyaratan-persyaratan yang didalamnya
barang-barang diproduksi. Hukum merupakan
perwujudan kenyataan kebendaan
2. Gejala hukum tidak dapat dipisahkan dari
gejala negara. Pembagian penduduk di suatu
negara terlaksana di dalam kelas yg
antagonistis satu dg lain. Namun ini tidak
berlangsung selamanya dan akan berakhir
bilamana proletariat, setelah hak milik pribadi
atas alat-alat produksi dihapuskan dan telah
merebut kekuasaan politik, menetapkan sebuah
masyarakat komunistis yg tidak mengenal
perbedaan kelas, maka negara dan hukum
ditakdirkan akan lenyap cepat atau lambat.
• Aliran-aliran yang lain adalah:
• Positifisme secara filosofis berakar pada
filsafat August Comte yang pada
prinsipnya membatasi diri pada studi
empiris hukum positif yang ada.
• Ajaran hukum umum yang berupaya
untuk mendalami dan memahami betul
sifat asasi yang sama pada berbagai
gejala hukum. Wakil terpenting mazhab ini
adalah:
a. John Austin di Inggris yang melihat
hukum pertama-tama sebagai suatu
perintah penguasa.

b. Hans Kelsen di Jerman dalam bukunya


”Reine Rechtslehre” yang memandang
hukum sebagai suatu hierarkhi formil
murni hubungan-hubungan normatif.
Sekian OK

Anda mungkin juga menyukai