-Yohanes jaya mentari marbun -Hamada Siswondo JUDUL JURNAL : KARAKTER MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BIBIT KELAPA SAWIT TOLERAN KEKERINGAN Latar belakang Pengembangan perkebunan kelapa sawit diarahkan ke kawasan Timur Indonesia yang memiliki potensi lahan sedang sampai rendah untuk pengembangan kelapa sawit, terutama daerah yang beriklim lebih kering dengan bulan kering lebih panjang dan curah hujan lebih rendah, yang dapat menyebabkan tanaman mengalami cekaman kekeringan, sehingga perlu dicari bibit kelapa sawit yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, lahan potensial untuk perkembangan perkebunan kelapa sawit terdiri dari potensial tinggi, sedang dan rendah
Namun saat ini, daerah yang mempunyai lahan potensi tinggi sudah terbatas, sehingga daerah yang tersedia untuk perkembangan kelapa sawit hanya daerah yang memiliki potensi sedang sampai rendah, dengan berbagai faktor pembatas, yaitu :
(1) Faktor iklim, yaitu jumlah bulan kering yang tinggi
(2) Daerah dengan topografi lereng di atas 40%; (3) Daerah dengan kedalaman tanah efektif yang dangkal dengan kandungan batu tinggi dan drainase berkualitas rendah; (4) Lahan gambut dengan kedalaman gambut lebih dari 3 meter, memiliki tanah mineral kuarsa sulfida dan bersifat asam, dengan fibrik; (5) Lahan pasang surut yang memiliki lapisan sulfida berpotensi asam dan drainase yang buruk. Pengembangan perkebunan kelapa sawit diarahkan ke kawasan Timur Indonesia yang memiliki potensi lahan sedang sampai rendah untuk pengembangan kelapa sawit, terutama daerah yang beriklim lebih kering dengan bulan kering lebih panjang dan curah hujan lebih rendah, yang dapat menyebabkan tanaman mengalami cekaman kekeringan.
Respon tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat diperlihatkan melalui
mekanisme escape.
Mekanisme melarikan diri dari cekaman kekeringan digambarkan sebagai
kemampuan tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya sebelum terkena cekaman kekeringan. Toleran terhadap kekeringan adalah kemampuan untuk menahan kekurangan air dengan potensi air jaringan rendah. Tanaman toleran di bawah cekaman kekeringan dapat bertahan hidup antara lain melalui mekanisme lain, yaitu dengan mempertahankan turgor sel dan mengurangi kehilangan air melalui penguapan. Tanaman yang mengalami cekaman kekeringan secara umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Cekaman kekeringan mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cekaman kekeringan mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia tanaman serta menyebabkan terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi tanaman. Mekanisme adaptasi tanaman untuk mengatasi cekaman kekeringan adalah dengan pengaturan osmotik sel. Pada mekanisme ini terjadi sintesis dan akumulasi senyawa organik yang dapat menurunkan potensial osmotik sehingga menurunkan potensial air dalam sel tanpa membatasi fungsi enzim serta menjaga turgor sel. Beberapa senyawa yang berperan dalam penyesuaian osmotikal sel antara lain gula osmotik, prolin dan betain, protein dehidrin dan asam absisik (ABA) yang berperan dalam memacu akumulasi senyawa tersebut. Hasil penelitian Asemota dan Conaire (2010) serta Hensen dan Harun (2007), menunjukkan bahwa bibit kelapa sawit yang mengalami cekaman kekeringan terlihat daun mengalami kelayuan dan penuaan dini, tetapi bibit kelapa sawit cenderung melindungi titik tumbuh dan daun muda, terutama daun tombak yang merupakan daun terbaru, sementara daun yang lebih tua akan layu dan gugur pada saat cekaman kekeringan. Selain mengalami kelayuan, bibit kelapa sawit juga akan mengalami kadar air daun menurun dengan semakin rendahnya kadar air media. Kadar air daun menggambarkan jumlah air yang tersimpan dalam tajuk . Karakteristik akar sangat penting dalam menentukan respon tanaman terhadap kekeringan. Defisit air tidak hanya mengurangi tingkat pertumbuhan tunas, tinggi tanaman, dan hasil, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan akar terutama pemanjangan dan distribusi akar Cekaman kekeringan berpengaruh nyata terhadap potensial air daun, kadar air daun dan kadar air relatif. pengaruh fisiologis cekaman kekeringan pada tanaman adalah terjadinya perubahan potensial air, potensial osmotik, potensial turgor sel, yang dapat mempengaruhi perilaku stomata. Perubahan ini mempengaruhi absorbsi dan translokasi hara mineral, transpirasi dan fotosintesis serta translokasi fotosintat. TERIMA KASIH