Membran
Granula α Sistem
Spesifik Membran
Terbuka
Mitokondria
Butir Sistem Membran Tertutup
Elektron
Padat
Struktur Trombosit
1. Glikokaliks
media reaksi kontak membran pada adhesi
trmbosit, perubahan bentuk, kontaksi internal,
agregasi
2. Mikrofilamen dan mikrotubula
◦ menghasilkan sitoskeleton untuk
mempertahankan bentuk diskoid sel dalam
sirkulasi dan memepertahankan posisi organel,
◦ mengatur organisasi internal sekresi bahan
koagulasi darah, mis: fibrinogen
◦ bekerja sama dgn dense tubular system
mengatur pengeluaran ion Ca
◦ mengandung trombostenin yang dapat
menyebabkan trombosit berkontriksi
3. Membaran sitoplasma
di sini terdapat open ended canalicular system yang berfungsi
sebagai temapat absorbsi selektif faktor-faktor koagulasi plasma,
menghasilkan aktivitas prokoagulan (pF3), dan asam arakhidonat
untuk proses koagulasi fagositosis temapat pengeluaran ADP,
serotonin, pF3, dll
4. Granula trombosit yang matang
o Granula alfa yang terbanyak, elekelektrodense granules, lisosom,
dan granula glikogen
o Granula alfa yang spesifik mengandung: antagonis heparin,
tromboglobulin- beta, retraktozim, platelet-derived growth factor,
beberapa protein yang terdapat dlm plasma termasuk fibrinogen
dan F V dan VII dan faktor koagulan lain yang diserap plasma
o Elektron dense granules mengandung: serotonin, cadangan ADP,
ion Ca, fosfat, katekolamin, prostaglandin, pF4
o Granula lisosom mengandung enzim hidrolitik
o Garnula glikogen adalah sumber glikogen untuk glikolisis anerobik
o Sekresi dikeluarkan melalui kontaksi seluler, disalurkan ke dalam
open ended canalicular system
Struktur Trombosit
5. Mitokondria
- berperan dalam proses fosforilasi oksidatif
- merupakan sumber energi metabolisme
aerob
6. Kandungan lain sitoplasma:
- protein kontraktil termasuk
aktomiosin(trombostenin), miosin, dan filamin
- glikogen
- enzim jalur glikolitik
- heksosa
Struktur Trombosit
Fungsi Trombosit
Pembentukan sumbat mekanik selama respon
hemostasis normal terhadap cedera vaskular
Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran
darah spontan melalui pembuluh darah kecil
1. Reaksi adhesi diperlukan faktor von
willebrand dan adanya fosfolipid yang
adekuat pada lapisan permukaan trombosit
◦ No injury:
Endotel sekret prostasiklin & nitric oxide#aktivasi platelet
Endotel ikat plasmonogen, plasminogen aktivator, urokinase
single fibrinolysis & antikoagulan
Endotel mengandung glikosaminoglikanikat antitrombin
◦ Injury: terpapar kolagen (ada integrin, Cell Adhesion
Molecule platelet nempelendotel keluarkan FVIII
von Wilebrand tempelkan kolagen dg platelet
receptor
2. Reaksi pelepasan
dirangsang oleh kontak antara sel trombosit dan jar.
kolagen subendotelial atau trombin
yang dilepaskan adalah: ADP, serotonin, faktor-4
trombosit, tromboxan A2 melalui open ended canalcular
system
tromboxan A2 dan serotonin untuk vasokontriksi
ADP untuk agregrasi
3. Reaksi agregrasi
diperlukan ADP dan tromboxan A2
terbentuk platelet plug dan pendarahan terhenti
4. Aktivitas prokoagulan
produksi pF3, yaitu suatu fosfolipid yang dihasilkan
oleh permukaan trombosit
pF3 berperan dalam proses koagulasi
5. Reaksi fusi
ADP kadar tinggi, beberapa enzim, trombastenin
menyebabkan trombosit yang telah beragregasi
mengadakan fusi secara irreversibel
Fungsi Trombosit
Faktor-Faktor Trombosit
Faktor Sinonim
pF 2 Fibrin Accelerator
pF 3 Fosfolipid
pF 5 Clotable Faktor
pF 10 Serotonin
Jaringan sekitar
luka
EkstraVaskul
er
Faktor Jaringan (FIII)
Faktor yang
Mempengaruhi Vaskuler Vasokonstriksi
Serotonin
Trombosit
Intra
Vaskuler
Faktor Pembekuan
Lain
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI HEMOSTASIS :
VASKULER
Vasokonstriksi segera
Diperkuat oleh SEROTONIN
Tergantung : - Usia
- Gizi
- Letak perdarahan
- Ukuran luka
EKSTRA VASKULER
- Trombosit
- Faktor Pembekuan lain
Luka
Pemaparan Kolagen
Intra
Vaskuler Reaksi
Vask. F XII F III
Vasokonstrik Pembebasan (Intra (Ekstra
si Trombosit Vask) Vask)
Pembekuan
Tromboxan A2
menyebabkan
Serotonin PF3
ADP Darah
Agregrasi
Trombosit Trombin
Aliran membuat
Darah
Sumbat Hemostasik Primer (blm stabil)
Berkuran
g
Fusi Trombosit kan Fibrin
b il
e n sta
m
Sumbat Stabil
Skema
P
E
M
B
E
K
U
A
N
D
A
R
A
H
XII
Fibrinolisis
Proses degradasi enzimatik pada bekuan fibrin
untuk membatasi aktivitas koagulasi sampai
daerah sekita luka dinding pembuluh darah
dan menjaga keutuhan pembuluh darah
Fibrinolisis dibantu oleh protein C aktif sebagai
penghancur inhibitor tPA
Fibrinolisis dihambat oleh trombin yang
mengaktifkan inhibitor fibrinolisis ( thrombin-
activated fibrinolysis inhibitor, TAFI)
FIBRINOLISIS
LUKA PEMBULUH DARAH
VOSOKONSTRIKSI
ADHESI TROMBOSIT
AGREGASI TROMBOSIT
PEMBEKUAN DARAH
FIBRINOLISIS
Fibrinolisis
LISIS
FIBRIN
L.O 3 Mekanisme
LUKA Pemb. Darah.
Pemaparan Kolagen
AGREGASI TROMBOSIT
SUMBAT STABIL
Mekanisme
Dibagi 3 tahap :
Hemostasis Primer
Meliputi vasokonstriksi dan pembentukan
platelet plug
Hemostasis Sekunder
Meliputi koagulasi dan pembentukan fibrin
stabil
Fibrinolisis
Meliputi proses fibrinolisis agar benang fibrin
tidak menggangu aliran darah
1. Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil
pada pembuluh darah, akan terjadi hemostasis primer.
Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh
darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya
vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Hemostasis primer ini
bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika
hemostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi
luka, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder.
Plasmin
L.O 4 Kelainan
Telangiektasia
Perdaraha Kelainan
Herediter Hemoragic Herediter
n Vaskular Kelainan Jaringan
Didapat
Abnormal Ikat
Trombastenia
Sindrom Bernard-
Gangguan Kelainan Herediter
Soulier
fungsi
Storage Pool Disease
trombosit /
Obat anti trombosit
gangguan
Hiperglobulinemia
koagulasi Kelainan Didapat Kelainan mielo-proliferatif &
displastik
Uremia
Purpura trombositopenia autoimun
Infeksi
Purpura pasca transfusi
Trombositopenia imun (induksi obat)
Peningkatan destruksi
Purpura trombositopenia trombotik
trombosit
Trombositopeni Sindrom hemolitik uremik
a
Koagulasi intravaskular diseminata (DIC)
Kegagalan produksi Peningkatan penimbunan di limpa
trombosit Sindrom transfusi masif
Penyebab tersering,biasanya krn kegagalan ss.tlg
generalisata
Kelainan Jumlah trombosit
(trombositopenia)
• DEFINISI
-Trombositopenia adalah suatu kekurangan
trombosit, yang merupakan bagian dari
pembekuan darah.
-Bila Jumlah Trombosit Kurang dari
150.000/μl darah
-Darah biasanya mengandung sekitar
150.000-450.000/μl
Penyebab :
Gangguan produksi trombosit:
Depresi selektif megakariosit karena obat,bahan kimia atau infeksi virus
Sebagai bagian dari kegagalan sumsum tulang
Peningkatan desktruksi trombosit
Autoimune thrombocytopenic purpura atau idiopathic thrombocytopenic
purpura (ITP)
Imune thrombocytopenic purpura sekunder
Alloimune thrombocytopenic purpura
Drug induced imune thrombocytopenia
Disseminated intravaskuler coagulation (DIC)
Maldistribusi
Sindrom hipersplenismterjadi pooling trombosit dalam lien
Akibat pengenceran (dilutional loss)
Akibat transfusi masif
GEJALA
- Perdarahan kulit bisa merupakan pertanda awal dari jumlah
trombosit yang kurang
- Bintik-bintik keunguan seringkali muncul di tungkai bawah dan
cedera ringan bisa menyebabkan memar yang menyebar
- Bisa terjadi perdarahan gusi dan darah juga bisa ditemukan pada
tinja atau air kemih
Pada penderita wanita, darah menstruasinya sangat banyak
- Perdarahan mungkin sukar berhenti sehingga pembedahan dan
kecelakaan bisa berakibat fatal
Diagnosis
-Trombositopenia di diagnosis dengan menghitung jumlah platelet
dalam sampel darah .Tes ini disebut dengan platelet count
Penatalaksanaan
Intravenous immunoglobulin (IVIG)
Kortikosteroid
Anti-R(D) antibody
a-interferon
Siklosporin
Azatioprin
Splenektomi
Komplikasi
Anemia karena perdarahan hebat
PATOFISIOLOGI
Akibat mobilisasi dari pool platelet ekstravaskular dan
trombokinetik preliminari
Trombositosis autonomous adalah istilah dimana
dengan cepat
•Penyakit infeksi dan peradangan : enteritis regional
•Neoplasma
•Macam-macam : osteoporosis
Kelainan fungsi trombosit
(herediter)
Terdiri atas :
Platelet pool storage diseases
Gangguan pelepasan ADP gangguan agregasi trombosit
Thromboasthenia glanzman
Gangguan reseptor GP IIb-IIIa pada permukaan trombosit
sehingga tidak terjadi agregasi trombosit
Sindrome bernard soulier
Gangguan reseptor Gp Ib sehingga tidak terjadi adhesi
dengan vWF,dan jaringan ikat subendotel,akhirnya tidak
terjadi adhesi trombosit
Penyakit von-willebrand
Tidak terbentuk vWF sehingga tidak terjadi adhesi platelet
karena vWF berfungsi menghubungkan kolagen dengan Gp Ib
dan GP IIIa dan berkurangnya F VIIIC.
Kelainan fungsi trombosit
(didapat)
Akibat terapi aspirin yang mengakibatkan gangguan
sintesis tromboxan A2 sehingga mencegah agregasi
trombosit
Hiperglobulenemia, seperti pada mieloma multiple
dan makroglobulinemia waldenstrome, dimana
paraprotein akan menyelimuti trombosit yang akan
mengganggu faal trombosit
Kelainan mieloproliferatif
Gagal ginjal kronik (uremia)
Penyakit hati menahun
Klasifikasi
Yang bersifat herediter
◦ Hereditary haemorrhagic telangictasia (HHT)
◦ Ehlers-Danlos syndrome (EDS)
◦ Osteogenesis imperfecta (OI)
◦ Pseudoxantoma elasticum (PXE)
Yang bersifat didapat
◦ Henoch Schonlein Syndrome
◦ Purpura senilis
◦ Purpura karena kortikosteroid
◦ Purpura simpleks
◦ Scurvy
◦ Purpura karena obat-obatan
◦ Purpura karena infeksi
◦ Purpura mekanik
◦ Purpura yang dihubungkan paraproteinnemia
Kelainan Perdarahan Vaskuler
Kelainan vaskuler herediter :
A. Telangiektasia hemoragik herediter
Pembengkakan mikrovaskular melebar, yang
muncul selama masa anak dan jumlahnya
bertambah saat dewasa. Telangesia muncul
pada kulit,selaput lendir dan organ-organ
dalam.
B. Kelainan jaringan ikat :
Misal pada sindrom Ehlers-Danlos terdapat
kelainan herediter disertai dengan purpura
yang terjadi akibat gangguan agregasi
trombosit, hiperekstensibilitas sendi, dan
kulit pecah-pecah yang hiperelastis.
C.Osteogenesis Imperfecta (OI)
Kelainan pada perubahan struktur dan
fungsi kolagen tipe 1 yang ditandai dengan
kelemahan dan kerapuhan tulang yang
menyeluruh pada tubuh
Pemeriksaan lab:
◦ Perdarahan mungkin memanjang atau normal
◦ Percobaan pembendungan bisa positif atau negatif
◦ Pemeriksaan lainnya normal
Hereditary Hemorrhagic Telangiectasia
Hereditary Hemorrhagic Telangiectasia
Karakteristik : munculnya arteriovenous
malformations (AVMs) yang bukan merupakan
kapiler tetapi hasil sambungan langsung antara
arteri dan pembuluh vena. Umumnya muncul
manifestasi klinis spontan dan berulang
nosebleeding awal di sekitar usia 12 tahun
Etiologi : HHT disebabkan oleh mutasi baik dalam
ENG, atau ACVRL1
Diagnosa : Diagnosa dari HHT adalah berdasarkan
sejarah keluarga dan kelainan yg berhubungan dgn
kulit atau mucocutaneous telangiectases atau besar
AVMs mendalam
Kelainan HemostasisVaskuler
PURPURA – bleeding due to disorders
of perivascular disease
Ehlers Danlos disease
Osteogenesis imperfecta
Pseudoxanthoma elasticum
Marfan syndrome
Scurvy
Senile purpura
Kelainan HemostasisVaskuler
PURPURA – VASCULITIS
Cutaneous leukocytoclasic vasculitis
Antineutrophil cytoplasmic antibody positive
vasculitis
Cryoglobulinemia
Hypergammaglobunilemic purpura
Henoch schonlein purpura
Kelainan HemostasisVaskuler
PURPURA – INFEKSI
Agen infeksi petechiae, purpura, dan
manifestasi perdarahan lain, melalui
bermacam-macam mekanisme, cth:
◦ DIC, vaskulitis, septic emboli, invasi langsung thd
endotel atau vaskuler
Purpura karena infeksi, cth:
◦ Acute febrile illness with petechiae
◦ Papular-purpuric gloves and socks syndrome
◦ Brazillian purpuric fever
◦ Rat bite fever
◦ Hemorragic fever viruses
◦ Ricketssial disease
Kelainan HemostasisVaskuler
PURPURA – INFEKSI
Acute febrile illness with petechiae
Penyebab: bakteria (cth: haemophilus
influenzae), virus (cth: adenovirus, enterovirus)
demam, petechiae
Papular Purpuric Gloves and Socks Syndrome
Insiden terjadi pada anak-anak ataupun
dewasa muda, dengan ciri: petechiae pada
tangan dan kaki, sering pada oral mukosa;
limfadenopati
Sindrom ini dikaitkan dengan parovirus B19,
hepatitis B, measles, rubella, HHV 6
Kelainan HemostasisVaskuler
PURPURA – INFEKSI
Brazillian purpuric fever
Biasanya pada pasien pediatri. Diawali
Kelainan HemostasisVaskuler
PURPURA - INFEKSI
Hemorragik fever virus
Dapat disebabkan virus RNA yang mempunyai
Kelainan HemostasisVaskuler
KELAINAN SISTEM
PEMBEKUAN
◦ Hereditas :
Resesif X- link : hemofilia A & hemofilia B
Resesif autosomal : defisiensi (faktor XI, V, VII, X, XII,
XIII), afibrinogenemia, hipofibrinogen
Dominan autosomal : penyakit vonWillebrands,
disfibrinogenemia
Lain-lain : defisiensi (prekalikrein, HMW kinninogen)
◦ Didapat :
Defisiensi tergantung vit. K
Penyakit hepatik
DIC
Inhibitor koagulasi
GANGGUAN SISTEM PEMBEKUAN
HEREDITAS
GANGGUAN FIBRINOGEN
Afibrinogenemia
disfibrinogenemia
Klasifikasi Hemofilia berdasar
Aktivitas Faktor Pembekuan
Hemofilia A (hemofilia klasik), akibat defisiensi
atau disfungsi faktor pembekuan VIII
gastrointestinal
Gejala PVW
Meskipun orangtua dengan autosom
dominan memindahkan gen yang abnormal
ke 50% anak-anaknya, penyakit dengan
gejala yang nyata hanya tampak pada 30-
40% keturunannya.
Pasien dengan gen resesif tunggal khas
asimptomatik tetapi dapat menunjukkan
kadar aktivitas antigen FVW abnormal
Keturunan dengan heterozigot ganda, yang
diturunkan dari orangtua yang keduanya
membawa gen cacat, menghasilnya
penyakit berat (tipe 3 PVW)
Penatalaksanaan
Pengelolaan segera
◦ Menghentikan obat yang menhambat fungsi
trombosit
◦ Secara empiris memberikan FVW
◦ Transfusi trombosit yang normal, tergantung
beratnya perdarahan.
Pegelolaan Jangka Panjang
◦ Menghindari obat yang kelainan fungsi dan
menyebabkan perdarahan (Aspirin dan analgesik
nonsteroid)
◦ Pasien demikian juga harus diajari tentang sifat
kelainan mereka
◦ Harus membawa serta identifikasi atau memakai
gelang peringatan
DDAVP(desmopresin)
◦ Pada pasien tipe 2B dan tipe trombosit diberikan
intravena dengan dosis 0,3ug/kg; harus
diencerkan dalam 30-50mL salin dan diberikan
dalam 10-20 menit
Penggantian FVW
◦ Diperoleh dengan transfusi plasma segar atau
konsentrat plasma mengandung kompleks FVW-
VIII
Kriopresipitat
◦ Konsentrat yang mudah didapat dan efektif.
Antihistamin dan steroid
◦ Mengaburkan reaksi anafilaktoid
Epsilon Aminocaproic acid (EACA)
◦ Mencegah perdarahan pada bedah minor, dosis
dewasa 3-4 gram tiap 4-6 jam iv atau po dimulai
saat sebelum prosedur dan dilanjut sampai 5-7
hari.
Estrogen
◦ Meningkatkan produksi FVW oleh endotel
IgG intravena
◦ Mungkin membantu mempertahankan efek terapi
terhadap terdensi perdarahan pada pasien
dengan MGUS dan PVW yang didapat.
KELAINAN HEREDITER
Periksa F VII
Perdarahan -
Kelainan jalur
bersama
Tes XII, PreK.,
HWMK
Periksa X, V, II, I
GANGGUAN SISTEM PEMBEKUAN
DIDAPAT
DEFISIENSI TERGANTUNG VIT. K
KI :
◦ Absolut :
Perdarahan aktif
Perdarahan serebrospinal
Riwayat hipersensitivitas heparin
Riwayat trombositopenia terinduksi heparin
Diatesis hemoragik
◦ Relatif :
Ulkus peptikum
Pasca operasi mayor yang kurang dari 5 hari
Trauma mayor yang baru terjadi
Antikoagulan parenteral
Heparin
Berfungsi sebagai antikoagulan yang
mempunyai efek langsung sebagai antitrombin
III juga dapat melepaskan plasminogen
aktifator jaringan dan TPFI dari endotel
Heparin memiliki berat molekul yang besar
tidak bisa melewati membran, tidak bisa
diserap usus hanya dapat diberikan secara
i.v atau subkutan
Heparin dibagi atas 2 golongan :
◦ Unfractionated heparin (UH)
◦ LMWH
UH
Pemberian UH secara kontinu mempunyai
kekuranagn :
◦ Tidak bisa diprediksi respon antikoagulannya
◦ Membutuhkan monitor yang ketat fungsi
pembekuan darah
◦ Adanya rebound gejala klinis pada penghentian
UH secara tiba-tiba
◦ Bisa mengaktifasi fungsi trombosit
◦ Mempunayi faktor resiko heparin induced
thrombocytopeni
Lama pemberian : selama 5 hari kemudian
lanjut dengan antikoagulan oral
LMWH
Keunggulan :
◦ Memiliki aktivitas anti-IIa dan Xa yang lebih tinggi
◦ Diabsorbsi secara konsisten dengan bioavailabilitas
85%, waktu paruh 3.5-4.5 jam memungkinkan
diberikan 1-2x/hr
◦ PTT tidak memanjang sehingga tidak perlu evaluasi
secara berkala
◦ Lebih aman, efektif, cukup murah untuk tatalaksana
trombosis vena dalam & emboli paru non masif
Antikoagulan Oral
Antikoagulan Oral
Berfungsi secara tidak langsung, bekerja
secara kompetitif dengan vitamin K sehingga
mengganggu pembentukan faktor
pembekuan II, VII, IX, X
Antikolagen oral biasanya diberikan
Diskrasia Bervariasi ↓ N N N
hematologik
Defisiensi XII N N N N N
Trombositopenia Normal
Uji In-Vitro
Uji Uji Pemeriksaan Defek bersifat didapat
antibodi DIC penyakit yang
trombosit mendasari
Pem.Agregrasi Pengukuran
DIC Trombosit Cad.nukleotida