Kelompok 16
Tutor : dr.Roro
Ketua :Sarah mathilda sihombing (405160056)
Sekretaris :Charity harlim (405160172) Penulis
:Crhistabella putri yulius (405160227)
Anggota
1. Claudia (405150091)
2. Rara poppy purnamasari (405160043)
3. Arnolda lepang makin (405160051)
4. David yohan (405160093)
5. Vani Audrei (405160097)
6. Natasha anggraini (405160139)
7. Junius Kurniawan (405160151)
8. Lulu almarjan R. (405160188)
9. Devanie (405160204)
Pemicu 4
Dua orang anak remaja berusia 16 tahun sedang naik
sepeda dan terjatuh, lengan dan tungkai keduanya berdarah.
Tidak berapa lama kemudian darah berhenti dan mereka
pulang ke rumah. Keesokan harinya dia mendengar bahwa
temannya yang kemarin jatuh bersama dibawa ke UGD RS
karena lukanya berdarah kembali. Remaja tersebut ingin
mencari tahu bagaimana mekanisme perdarahan dapat
berhenti setelah terjadi luka. Dan dia mendapatkan video
seperti ……
Dia berpikir mengapa luka temannya berdarah kembali.
Fibrin
MMKomponen hemo
a. Vaskuler
b. Trombosit
c. Faktor pembekuan
d. Koagulasi
Pembuluh Darah
Terdiri dari 3 lapisan :
• Intima : 1 lapis sel endotel yang bersifat
nontrombogenik dan membran elastis interna.
• Media : otot polos.
• Adventisia : membran elastis eksterna dan jaringan ikat
penyokong.
Kerja pembuluh darah:
Lapisan endotel rusak → vasokonstriksi → aliran darah ↓ →
aktivasi kontak trombosit dan faktor koagulasi ↑
Pembuluh Darah
Pembuluh Darah
Sifat pembuluh darah : permeabilitas, fragilitas, dan
vasokonstriksi
↑ permeabilitas → keluarnya darah dari pembuluh darah →
petekie, purpura, dan ekimosis yang besar
↑ fragilitas pembuluh darah → kemungkinan rupture →
petekie, purpura (terutama pada kulit dan mukosa), ekimosis
yang besar, serta perdarahan hebat pada jaringan yang lebih
dalam
Vasokonstriksi → obstruksi yang bersifat parsial maupun
total, iskemia → trombus
Trombosit
• Produksi : sumsum tulang dengan cara fragmentasi
sitoplasma megakariosit, diatur hormon
trombopoetin yang diproduksi oleh hepar
dan ginjal.
• Diameter :2-4nm
• Volume : 7fl (5-8fl)
• Umur : 7-10 hari
• Kira-kira sepertiga dari jumlah trombosit yang
dikeluarkan dari sumsum tulang tertangkap di limpa
normal, namun pada kondisi splenomegali masif, jumlah
ini bisa meningkat sampai 90%.
Trombosit
Faktor trombosit
Struktur trombosit
Trombosit
Terdiri atas :
1. Zona perifer :glikokalik yang terletak di bagian paling
luar dan di dalamnya terdapat membran plasma.
2. Zona sol-gel :mikrotubulus, mikrofilamen, dan sistem
tubulus yang berfungsi untuk mengatur perubahan bentuk
trombosis.
3. Zona organel:granula padat, mitokondria, granula α, dan
organel (lisosom dan RE).
Penggolongan factor-factor
pembekuan
Contact Group : XI, XII, Prekalikrein, HMWK Fibrinogen Group : I, V, VIII, XIII
Tidak tergantung vit K dan Ca Tidak stabil
Dibuat di hati
Kaskade Koagulasi
Learning issue 3
MM mekanisme koagulasi
a. Jalur ekstrinsik
b. Jalur intrinsik
c. Jalur ekstrinsik intrinsik
Proses Hemostasis
Plasmin
Platelet Plug
Intrinsik Ekstrinsik
FDP
- vW factor ≠ Trombus
- Fosfolipid Jalur Bersama
Peredaran
darah lancar
Cedera pembuluh
darah
kolagen terpajan
Perlekatan trombosit
Pengaktifan trombosit
Perubahan bentuk, sekresi granula, dan
pengaktifan GPIIb/IIIa
Serotonin Fosfolipid
trombosit
Vasokonstriksi Tromboxan A2, ADP Jenjang
koagulasi
darah
Agregasi trombosit
Penyumbatan
hemostatik stabil
Spasme Vaskular
Pembuluh darah yang terpotong/robek akan vasokontriksi.
Dipicu zat
parakrin
― Protein S
Kofaktor protein C
Fibrinolisis
Komponen & jalur fibrinolisis
Inhibitor
Prekalikrein
F XII F XIIa — a2-antiplasmin
— a2-makroglobulin
Aktivator jaringan
(tPA) Kalikrein — Inhibitor aktivator
Plasminogen tipe 1
(PAI-1)
Plasminogen Plasmin
Biodegradasi Fibrinolisis
(F V, IX, XII, etc)
MM kelainan vaskuler
a. Mekanisme
b. Gejala klinis
c. Terapi
d. etiologi
Gangguan vaskular herediter
• Penyebab
merupakan penyakit autosom dominan.
Biasanya disebabkan karena adanya kerusakan
pada gen yang memproduksi kolagen tipe 1.
• Gejala
– Blue tint to the whites of their eyes (blue
sclera)
– Multiple bone fractures
– Early hearing loss (deafness)
Terdapat 4 tipe utama :
Tipe I : osteogenesis imperfecta
with blue sclerae (paling ringan)
Tipe II : tipe perinatal yang
mematikan
Tipe III : tipe deformitas yang
progresif
Tipe IV : imperfecta with normal
sclerae
Pseudoxantoma Elasticum
Definisi
Pseudoxantoma Elastika (PXE) adalah suatu penyakit jaringan
ikat keturunan yang menyerang kulit, mata dan pembuluh darah.
Penyebab
PXE merupakan suatu penyakit yang diturunkan melalui pola
autosom resesif
Gejala
◦ gambaran kulit yang berbintik-bintik
◦ kelainan mata, goresan angioid (robekan / retakan tipis pada
retina akibat pengapuran serat elastis)
◦ Kelainan jantung dan pembuluh darah, klaudikasio intermiten
(nyeri tungkai setelah berjalan atau melakukan olah raga berat).
Pengobatan
Untuk mengatasi klaudikasio intermiten bisa diberikan
Pentoksifilin, tetapi jika terdapat tanda-tanda perdarahan,
pemakaian obat harus segera dihentikan.
Beberapa ahli mata berpendapat bahwa pemberian vitamin A, C,
E ditambah seng dan selenium, bisa membantu mencegah
perdarahan retina.
Kelainan Vaskuler Didapat
1. Henoch schonlein syndrome
2. Pupura senilis
4. Purpura simpleks
5. Scurvy
8. Purpura mekanik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Neutrofilia
Eosinofilia
Tes tourniquet (+)
Purpura Senilis
Atrofi jaringan penunjang pembuluh darah
kulit, terutama pada bagian dorsal lengan
bawah dan tangan
Usila
Bagian ekstensor lengan & tangan kulit yg
terkena bersifat tidak elastik, halus & licin
degenerasi & kehilangan kolagen, elastin &
lemak
Purpura Kortikosteroid
Steroid dapat menyebabkan atrofi jaringan ikat
pada penyangga kapiler bawah kulit sehingga
pembuluh darah mudah pecah
Penyakit cushing mendapat kortikosteroid dosis
tinggi dlm wkt lama
Dasarnya: kehilangan jar. subkutan yg merupakan
jar. penunjang pembuluh darah
Purpura simpleks
Pd ♀ dlm masa menstruasi & tampak sbg lebam
kebiruan pd kulit.
Etilogi tidak jelas mungkin krn pe↑ fragilitas PD
di kulit
Tidak dijumpai kelainan pd masa perdarahan
/percobaan pembendungan.
Scurvy
Defisiensi vitamin C yang berakibat pada kerusakan
kolagen, sehingga pembuluh darah mudah pecah dan
terjadi petechiae perifolikuler
Kekurangan vit. C gangguan pembetukan kolagen.
Fragilitas vaskuler ↑: petekhiae & ekhimosis
Petekhiae sifat perifolikuler : sekitar folikel rambut
Masa perdarahan biasanya memanjang & percobaan
pembendungan = +
Purpura Karena Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dpt menimbulkan purpura,
gejala hilang ketika obat dihentikan
Patofisiologi tidak jelas
Purpura karena Infeksi
Sebab infeksi bakteri, virus, riketsia, meningkokus
& toksin bakteri kerusakan endotel vaskuler
Pd endokarditis bakterial purpura emboli pd
mikrovaskuler.
Beberapa keadaan terjadi jg trombositopenia &
disseminated intravaskular coagulation
Purpura mekanik
Kontraksi otot berlebih seperti pertusis & kejang”
akan me↑ tekanan intrakapiler shg tjd ekstravasasi
darah.
Purpura pd leher, kepala, & extremitas atas
Purpura ortostatik yg timbul karena mekanisme yg
sm : purpura di kaki pd org yg berdiri terlalu lama
Purpura yang Dihubungkan dengan
Paraproteinemia
Kerusakan vaskuler akibat langsung /
tidak langsung dari protein abnormal
Hal yg sama jg terjadi pd cryoglobulin
& macroglobulinemia waldenstrom’s
Learning issue 6
MM kelainan trombosit
a. patfis
b. gejala
c. tatalaksana
d. etiologi
Kelainan trombosit
Kwantitatif Trombositopenia
Trombositosis
Kualitatif Herediter
Didapat
Trombositopenia (kwantitatif)
Disebabkan krn:
Produksi yg krg
Bs krn jumlah megakariosit yg krg (keracunan obat,infeksi
virus) atau kegagalan dr sum2 tulang. Diagnosisnya dgn
pemeriksaan darah tepi, hapusan darah tepi dan
pemeriksaan sutul.
Destruksi m↑
Krn proses imun (PTI, obat2an, trombositopenia isoimun)
atau p↑ konsumsi (DIC, purpura trombositopenia trombotik)
Pooling m↑
Krn splenomegali, obat
TROMBOSITOPENIA
Kegagalan produksi trombosit
Penyebab tersering trombositopenia dan biasanya
merupakan bagian dari kegagalan SSTL generalisata
Diagnosis
Hitung trombosit biasanya 10-50 x 109 / l. konsentrasi Hb dan
hitung leukosit biasanya normal kecuali bila terdapat anemia
defisiensi Fe akibat kehilangan darah
Sediaan hapus darah menunjukkan jumlah trombosit yang
berkurang, trombosit yang ada sringkali besar
SSTL menunjukkan jumlah megakariosit yang nomal atau
meningkat
Uji-uji yang sensitif dapat menunjukkan antibodi antiglikoprotein
GPIIb atau GPIb spesifik pada permukaan trombosit atau
dalam serum pada sebagian besar pasien. Pemeriksaan IgG
yang terkait trombosit kurang bersifat spesifik
Trombositopenia
Pengobatan
Kortikosteroid
Prednisolon 1mg/kg tiap hari, dosis diturunkan perlahan
setelah 10-14 hari
Pada pasien yang berespon buruk, dosis diturunkan lebih
lambat tetapi dipertimbangkan untuk splenektomi atau
imunosupresif alternatif
Splenektomi
Dianjurkan pada pasien yang mempunyai hitung trombosit
<30 x 109 / l setelah pengobatan steroid 3 bulan atau pasien
yang membutuhkan steroid dalam dosis yang terlalu tinggi.
Terapi Ig intravena dosis tinggi
Dosis yang dianjurkan sebesar 400 mg/kg/hari selama 5 hari
atau 1g/kg/hari selama 2 hari
Terapi ini sangat berguna khususnya bagi penderita
perdarahan yang mengancam jiwa, pada ITP yang refrakter
terhadap steroid , saat kehamilan, atau sebelum
pembedahan
Trombositopenia
Terapi dengan transfusi trombosit
Konsentrasi trombosit bermanfaat bagi pasien dengan
perdarahan akut
Manfaat transfusi hanya bertahan beberapa jam
Terapi lain
Danazol (suatu androgen yang dapat menyebabkan
virilisasi pada wanita)
Imunoglobulin anti-D intravena
Kombinasi dari 2 obat (cth. Danazol dan imunosupresif)
2. Trombopati
Pembagian
1. Trombopati herediter:
a. Platelet pool storage disease
ganguan pelepasan ADP gangguan agregasi trombosit
b. Thromboasthenia Glanzman
gangguan reseptor gpIIb-IIIa pada permukaan trombosit tidak terjadi
agregasi
c. Sindrom Bernard-soulier
Gangguan reseptor gpIb tidak terjadi adhesi dengan VWF dan jar ikat
subendotel
d. Penyakit Von Willebrand
tidak terbentuknya VWF tidak terjadi adhesi platelet , karena VWF
berfungsi utk menghubungkan kolagen dengan gpIb dan gpIIIa dan
berkurangan F.IIIC (oleh karena VWF merupakan karier F.IIIC dalam darah)
2. Trombopati didapat:
a. Akibat terapi aspirin ganguan
sintesis thromboxane A2
mencegah agregasi trombosit
b. Hiperglobulinemia paraprotein
menyelimuti trombosit
menggangu faal trombosit
c. Kelainan mieloproliferatif
d. Gagal ginjal kronik (uremia)
e. Penyakit hati menahun
Learning issue 7
MM kelainan F.pembekuan darah
herediter
Patfis
a. haemofilia etiologi
b. DIC gejala
tatalaksana
c. VWD prognosis
komplikasi
Gangguan Koagulasi Herediter
HEMOFILI A & B
Merupakan gangguan faal koagulasi herediter
yang paling sering dijumpai.
Insiden penyakit ini 1-2 per 10.000 penduduk/
tahun.
Hemofili A = 85%
Hemofili B = 15% kasus hemofili
Patogenesis
Hemofili A disebabkan oleh def. F.VIII clotting
activity(F.VIIIC) dapat karena sintesis menurun
atau pembentukan F.VIII.C dengan struktur
abnormal.
Hemofili B disebabkan karena def. F.IX
Hemofili diturunkan secara sex- linked recessive.
Lebih dari 30% kasus hemofili tidak disertai
riwayat keluarga.
Derajat Penyakit
Ditentukan oleh kadar faktor VIII / faktor IX
dalam darah:
1. Berat (severe): aktivitas F.VIII/F.IX < 1% normal
akan timbul gejala klinik berat.
2. Sedang (moderate): aktivitas F.VIII / F.IX antara
1-5%
3. Ringan (mild): aktivitas F.VIII / F.IX antara 5-
30%
Gejala Klinik
Hemofili A dan B tidak dapat dibedakan.
Dijumpai pada anak laki- laki , anak wanita sebagian
besar sebagai karier.
Dapat timbul berupa:
Perdarahan yang berkelanjutan pasca operasi kecil(sering berlanjut beberapa jam sampai
beberapa hari, berhubungan dengan penyembuhan luka yang buruk):
Sirkumsisi
ekstrasi gigi
GAMBARAN KLINIS DAN HASIL LABORATORIUM PADA HEMOFILIA A & B
1. Trombositopenia
2. Defisiensi faktor pembeku
3. Munculnya FDP dalam plasma
4. Microangiopathic haemolytic anemia
Patofisiologi DIC
Pelepasan
faktor Jejas
jaringan Jalur Jalur Endotel
ekstrinsik intrinsik
Pemborosan
Pembekuan
faktor
Mikrotrombi (koagulasi)
pembekuan
(fibrin) intravaskular
Proteolisis faktor
Plasmin
pembekuan
Sumbatan
vaskular
FDP
perdarahan
Kerusakan
iskemi jaringan Hambatan
dan anemi trombin, kumpulan
hemolisis & gangguan
mikroangiopati polimerasi fibrin
Penyakit Von Willebrand / Von
Willebrand’s Disease(VWD)
Timbul karena sintesis vWF menurun.
Diturunkan secara autosomal dominan.
Fungsi vWF:
Trombosis
a. definisi f. prognosis
b. etiologi g. komplikasi
c. patfis
d. gejala
e. tatalaksana
(pemeriksaan, jenis, pemantauan)
thrombosis
Terbentuknya massa bekuan darah intravaskuler pd org
yg msih hidup (u/ org yg sdh meninggal = postmorterm
coagulation)
Thrombophilia / hypercoagulable state : kecenderungan
peningkatan risiko thrombosis (vena / arteri) pada
seseorang, yang bisa bersifat didapat atau herediter.
Emboli : terlepasnya seluruh / sebagian thrombus yang
kemudian menyumbat PD yang lebih dista;.
Thrombosis pada arteri = arterial thrombosis
Thrombosis pada vena = venous thrombosis
patogenesis
Menurut Virchow’s Triad, thrombosis timbul
karena 3 hal:
a. Kelainan dinding PD / vascular injury
b. G3 aliran darah / g3 rheology
c. Kelainan konstituen darah / hypercoagulable state
Thrombosis arterial
Dimulai dari endotil yang rusak (terjadi aktivasi
trombosit – adhesi & agregasi) → thrombus dgn
komponen utama = trombosit yg diikat o/ serat2
fibrin & bbrp RBC
Perbedaan thrombus arterial & vena
Thrombus arterial
Warna agak keputihan = white thrombus
Daya kohesi lebih kuat shg tidak mudah terlepas
Thrombus vena
Komponen utama : fibrin dgn byk RBC = red
thrombus
Lebih friable shg lebih mudah lepas sbg emboli
Perbedaan depends kecepatan aliran darah di vena dan
arteri
Faktor risiko timbulnya thrombosis
Situational risk factors
Inherited risk factors / inherited thrombophilia
Acquired risk factors / acquired thrombophilia
Situational risk factors
Menunjukkan keadaan klinis yg jelas & transien
yg disertai peningkatan risiko thrombosis selama
keadaan tersebut / sesaat stlh keadaan tsb
Ex: operasi, imobilisasi berkepanjangan,
pemakaian kontraseptif oral, terapi ganti hormone,
hamil, kemoterapi kanker, & heparin induced
thrombocytopenia
Inherited risk factors
Menunjukkan adanya mutase genetic / polimorfisme
yg menyebabkan def. antikoagulan alamiah (prot. C,
S, / AT), akumulasi factor prokoagulan (prothrombin
G20210A, / enz. Methyltetrahydrofoalte reductase), /
factor koagulan yg resisten thd inaktivasi
antikoagulan alamiah (factor V Leiden)
Menyebabkan terganggunya mekanisme regulasi
koagulasi normal yg menghasilkan byk thrombin yg
mengakibatkan peningkatan risiko thrombosis
Acquired risk factor
Timbul sbg akibat kelainan medik / hematologic
nonfamilial yg menganggu hemostasis normal /
reologi darah
Ex:
kanker, inflammatory bowel disease, sindr.
Nefrotik, vasculitis, sindr. Antiposfolipid, kelainan
mieloproliferatif, PNH, & sindr. Hiperviscositas
Disebabkan o/ penyakit yg bersifat irreversible
Obat Antiplatelet
Menghambat agregasi thrombosit
Diberikan sebelum thrombus terjadi / pada saat
thrombosis untuk mencegah pembentukan thrombus
baru
Obat antiplatelet di bagi menjadi 4 golongan :
1. Inhibitor siklooksigenase : aspirin
2. Obat-obat penghambat reseptor ADP : ticlopidin,
clopidogrel
3. Obat-obat penghambat phosphodiesterase :
cilostasol, dipyridamole
4. Obat-obat penghambat glikoprotein Iib/IIa receptor
: abciximab
Aspirin
Menghambat enzim siklooksigenase
thrombisit secara ireversibel thromboxane
A2 (agonist aktivasi thrombosit) menurun
Dapat mengurangi penyakit jantung koroner (
80 – 160 mg) dan mencegah thrombosis pada
penderita thrombositosis
Mempunyai sinergi dengan clopidogrel
dalam mencegah thrombosis pada penyakit
jantung koroner yang memaki stent
Obat penghambat reseptor ADP
Ticlopidin dan clopidogrel tergolong
thienopyridines
Menghambat agregasi thrombosit
Clopidogrel jantung koroner
Ticlopidine mempunya ES neutropenia dan
thrombositopenia
Obat penghambat reseptor GpIIb/IIIa
Reseptor GpIIb/IIIa berfungsi untuk
menghubungkan fibrinogen dengan
thrombosit dalam proses agregasi thrombosit
Reseptor yang paling banyak dijumpai pada
permukaan thrombosit
Abciximab antibodi monoklonal yang
memblok reseptor GpIIb/IIa
Obat Antikoagulan
Obat antikoagulan dibagi menjadi 3 :
1. Heparin
2. Inhibitor thrombin langsung
3. Antikoagulan oral warfarin
Heparin
Pemberian secara parenteral
Meningkatkan kerja antithrombin pada kompleks thrombin,
faktor IXa, faktor Xa, faktor XIa
Untuk penderita thrombosis vena dalam dan thrombosis arteri
Pilihan bagi wanita hamil
Heparin berberat molekul kecil/low molecular weight heparin :
Kemampuan menghambat faktor Xa yang lebih kuat
Interaksi dengan trombosit lebih rendah (bahaya pendarahan
lebih rendah)
Bioavailabilitas lebih tinggi, waktu paruh lebih panjang
Dosis : 1x sehari
Warfarin
Antikoagulan oral yang sering digunakan
Menghambat proses karboksilasi dari protrombin, faktor
VII, IX, X, protein C, dan protein S menghambat
pembentukan thrombin
Dosis :
Hari I dan II: 10 mg
Hari III : 5 mg
Hari berikutnya : disesuaikan dengan waktu protrombin
(INR)
Efek samping : pendarahan, nekrosis kulit, alopesia, rasa
tidak enak di perut, rash, disfungsi hati
Obat-obat Fibrinolitik
Berfungsi untuk menghancurkan thrombus
yang sudah terjadi
Lisis terjadi optimal jika diberikan <6jam
dari saat timbul thrombosis
Obat fibrinolitik sangat penting untuk
thrombosis arterial akut
Yang sering dipakai :
1. Streptokinase
2. Urokinase (plasminogen activator)
3. Urokinase rekombinan
Komplikasi Trombosis
1. Trombus
Pada saat terjadi thrombosis, lumen pembuluh darah
akan tersumbat.
Massa solid trombosit, eritrosit dan/ bekuan darah yang
menyumbat pembuluh darah dinamakan thrombus.
Trombus yang terbentuk Karena aglutinasi eritrosit
disebut thrombus aglutinasi
Komplikasi Trombosis
2. Emboli dan Embolus
PT mengukur:
Faktor I
Faktor II
Faktor V
Faktor VII
Faktor X
Peningkatan PT
Apabila PT meningkat, diperkirakan dikarenakan oleh:
Cirrhosis Terapi Warfarin
DIC Defisiensi F VII
Hepatitis Defisiensi FX
Liver disease Defisiensi F II
Malabsorption Defisiensi FV
Defisiensi Vitamin K Defisiensi FI
D-Dimer
Tes untuk mendiagnosa penyakit dan kondisi
trombosit.
Sampel dapat diambil dari vena ataupun ujung jari.
Biasanya tes ini dilakukan bila ada gejala dari
kelainan penggumpalan darah, seperti:
DVT (Deep Vein Thrombosis)
PE (Pulmonary Embolism)
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Untuk memonitor perkembangan dan perawatan DIC
dan kelainan trombosis lainnya
Nilai normal < 500
Hasil yg positif menandakan bahwa ada
keabnormalan level degradasi fibrin yang
tinggi dalam tubuh.
Hasil yang normal menandakan bahwa
pasien tidak memiliki kondisi atau penyakit
akut yang dapat menyebabkan formasi
penggumpalan yang abnormal.
↑↑ DIC, emboli paru, infark, terapi
trombolitik, pembedahan, trauma.
Menilai Faktor Pembekuan
PT (Protombin Time) :
Menguji jalur ekstrinsik koagulasi darah
Menambahkan tromboplastin dan kalsium ke dalam
aliquot plasma sitrat lalu masa pembekuan dihitung.
Mendeteksi defisiensi faktor V, VII, X, protrombin,
dan fibrinogen
Nilai normal: 10-14detik
aPTT (activated parsial thromboplastin time) :
Tiga zat-fosfolipid, suatu aktivator permukaan dan
kalsium ditambahkan pada plasma sitrat
Mengukur faktor VIII, IX, XI, XII selain faktor X, V,
protrombin, dan fibrinogen
Nilai normal untuk pembekuan: 30 – 40 detik
TT (thrombin time) :
SARAN
Anak ke-2 harus melakukan pemeriksaan labolatorium
(aPP, PT, D dimer, TT, hitung trombosit/ platelet count,
tes tourniquet)
DAFTAR PUSTAKA
1. Wintrobe MM. Clinical Hematology, 13th ed. Philadelphia; Lea and Febiger, 2014
2. Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Hoffbrand, A. V.Kapita Selekta hematologi / penulis, A. V. Hoffbrand, P. A. H. Moss ; alih
bahasa, Brahm U. Pendit, Liana Setiawan, Anggraini Iriani; editor edisi bahasa Indonesia,
Ferdy Sandra. –– Ed. 6. –– Jakarta : EGC, 2013.
3. Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
I Made BaktaHematologi Klinik Ringkas / I Made Bakta –– Jakarta : EGC, 2006.
4. https://www.scribd.com/doc/37661521/Makalah-Mekanisme-Fibrinolisis
5. Chambers, TJ. Monath, TP. The Flaviviruses: Pathogenesis and Immunity: Pathogenesis and
Immunity. Elsevier: 2003.
6. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/
7. Hoffbrand AV., Pettit JE., Kapita Selekta Hematologi, edisi 4, Jakarta, 2005.
8. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus S K, Siti Setiadi, editor. Buku
ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: IPD FKUI PUSAT,2006.
9. Wintrobe’s clinical hematology
10. Gan Gunawan. Sulistia, editor. Buku Farmakologi dan Terapi FKUI Ed.5, 2007