Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

LOW BACK PAIN PADA PEKERJA PEMBUAT BATU BATA DI DESA LANGGEA

OLEH :
Sitti Jannati Wahyuni, S. Ked (K1B120056)
Angela Sweety G. Sawerdani, S. Ked (K1B120007)
Sri Meutia Wahyu Ningsi, S. Ked (K1B120032)
Rahmad Irman Karim, S.Ked (K1B120029)
Tri Tamala Lahi, S. Ked (K1B120030)

PEMBIMBING:
dr. Arimaswati, M. Sc

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
(BAGIAN KEDOKTERAN OKUPASI)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI 1
2021
LATAR BELAKANG LBP
2
Gangguan muskuloskeletal
merupakan gangguan pada otot, Low back pain (LBP) merupakan
tendon, sendi, ruas tulang belakang, salah satu gangguan muskuloskeletal
saraf perifer, dan sistem vaskuler yang yang sering terjadi dan menyebabkan
dapat terjadi secara tiba-tiba dan akut nyeri, inflamasi berkepanjangan dan
maupun secara perlahan dan kronis. keterbatasan fungsional (WHO, 2003
dalam Atmantika, 2014).
Gangguan muskuloskeletal akibat
kerja, banyak dilaporkan dan ditemukan LBP atau nyeri punggung bawah
terutama pada tenaga kerja yang adalah kondisi kurang nyaman atau
melakukan kerja fisik seperti nyeri kronis minimal keluhan tiga
mengangkat, menurunkan, mendorong, bulan disertai adanya keterbatasan
menarik, menahan beban, gerak janggal aktivitas yang diakibatkan nyeri
yang melewati lingkup gerak sendi, apabila melakukan pergerakan atau
gerak otot statis, dan masa istirahat mobilisasi (Noor, 2012)
yang tidak cukup. 3
LBP merupakan keluhan yang Low back pain merupakan salah
sering dialami oleh orang usia satu masalah kesehatan okupasi
lanjut, tapi tidak menutup (occupational health problems) yang
kemungkinan dialami oleh orang tertua. Penemu ilmu kedokteran
usia muda (Aisyiah dkk, 2015). okupasi (occupational medicine),
yaitu Ramazzini B, menyatakan
LBP bukanlah diagnosis bahwa gerakan-gerakan tertentu,
melainkan suatu sindroma atau yang bersifat kasar dan tidak
gejala yang umumnya sering beraturan, disertai posisi tubuh yang
dikeluhkan pada masyarakat tidak alami dapat menyebabkan
terutama pada pekerja (Purba, kerusakan struktur tubuh.
2014).

4
LAPORAN KASUS LBP
5
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Usia : 47 Tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Pekerja Batu
Pendidikan : Sekolah Menegah Pertama (SMP)
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Tanggal pemerikssan : 27 Mei 2021
Anamnesis Pasien

Keluhan Utama :
Nyeri pada pinggang bagian belakang

Anamnesis Terpimpin :
Tn. A datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bagian
belakang sejak 2 bulan yang lalu, tetapi semakin memberat
sejak 2. minggu terakhir. Nyeri menjalar ke tungkai sebelah
kiri, nyeri seperti tertusuk-tusuk. Selain itu, pasien kadang-
kadang merasa keluhan memberat bila berdiri dan duduk
ataupun saat mengangkat batu bata. Nyeri pada piggang
tidak berkurang pada saat istirahat Pasien merasa terganggu
dengan keadaan ini karena mengurangi kualitas kerjanya.
Pasien pernah berobat di puskesmas, diberikan obat
prednisone dan ibu profen

7
Riw. Penyakit Dahulu Riwayat Kebiasaan Riwayat Sosial Ekonomi

kategori ekonomi menengah


. Merokok ( + ) ke bawa Tn. A tinggal
Konsumsi alcohol ( + ) bersama istri dan tiga
Tidak ada anaknya. Keuangan keluarga
Tn. A bersumber dari
penghasilannya. Pembiayaan
kesehatan Tn. A
menggunakan KIS
.

Riw. Penyakit Riwayat Pengobatan


Keluarga
Pasien pernah
mengonsumsi
Tidak ada prednisone dan
ibuprofen
Anamnesis Okupasi

Jenis Pekerjaan

Pasien bekerja sebagai buruh


pembuat batu bata yang
terletak di desa langgea

9
Uraian Tugas

Pasien bekerja sebagai Jadwal kerja : pasien bekerja


pemngangkut hasil olahan dalam 1 minggu yaitu 8 jam
batu bata dan juga pasien kerja setiap harinya, dimulai
bekerja sebagai penyususn pukul 08.00-16.00. waktu
batu bata. Pasien ketika istrahat pasien pukul 12.00-
mengangkat hasil olahan batu 13.00 wita
bata dari posisi jongkok
kemudian berdiri dan pekerja
lain membantu menyimpan di
punggung pasien. Pasien
sudah bekerja sejak 5 bulan
terakhir

1
0
Bahaya Potensial
Bahaya Potensial Risiko
Daftar Kegiatan Gangguan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kesehatan Kecelakaan

Mengangkat hasil produk Sinar UV Posisi kerja (bungkuk, Stress kerja Gangguan Tertimpa beban berat
  Suhu panas - - berdiri) Mengangkat Kerja yang monoton Muskulo-skeletal, akibat posisi mengangkat
beban berat Stress yang tidak benar

 
Suhu panas Serpihan Posisi mengakat Kerja yang Gangguan
Menyusun batako Sinar UV debu dari - batu dan monoton Muskulo-skeletal, -
  batako menyusun batako Stress
Hubungan Pekerjaan dengan Penyakit yang Dialami

Pasien mengeluh nyeri punggung bawah sejak 2


bulan yang lalu tetapi semakin berat sejak 2 minggu,
nyeri menjalar ke tungkai sebelah kiri, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk tusuk. Selain itu nyeri yang
dirasa meberat bila berdiri, duduk atupun mengangkat
barang, nyeri tidak berkurang saat istrahat. Pasien
didiagnosis oleh dokter dengan low back pain (LBP).
DISCUSSIO
N
SUMMARYPemeriksaan Fisik

Keadaan Tampak baik, sakit ringan, kesadaran


umum komposmentis (GCS E4V5M6)

Tanda Tekanan darah : 130/90 mmHg


Vital Frekwensi nadi : 75x/menit
Frekwensi napas : 20 x/menit
Suhu : 37,0oC
Berat badan: 72 Kg
Tinggi badan : 168 cm
IMT : 25, 5(Obes 1)
Status Generalis
Mata Berwarna hitam &
Rambut tidak mudah tercabut.

Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik(-/-),


Exopthalmus(-/-), edema palpebra(-/-), Kepala Normocephal
Gerakan bola mata dbn, refleks pupil(+/+)

Kulit pucat (-), memar (-)


Otorrhea (-)
Telinga
Hidung
Epitaksis (-) rinorhea (-)
Leher

Bibir pucat (-) lidah kotor (-)


Mulut
Inspeksi : pembesaran kelenjar (-)

Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid (-)


Status Generalis

Jantung

Thoraks Inspeksi
Ictus kordis tidak tampak
Inspeksi
Palpasi
Pergerakan hemithorax simetris kiri dan
kanan. Retraksi sela iga (-) Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Palpasi Perkusi
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal Batas jantung kanan pada linea
fremitus dalam batas normal parasternalis dextra ICS V, batas jantung kiri
Perkusi ICS V linea midclavicularis sinistra
Sonor kiri = kanan Auskultasi
Auskultasi
BJ I dan II regular, murmur (-)
Bunyi nafas vesikuler, Rhonki
-/-Wheezing -/-
Status Generalis

Abdomen

Inspeksi
datar, distensi (-)
Auskultasi
peristaltik usus (+) kesan menurun
Palpasi
Nyeri tekan (-), nyeri tekan epigastrium (-),
pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-)
Perkusi
Tympani (+)
Status neurologis

a. Kekuatan otot : Tn. M didapatkan tidak ada


tahanan gerak dari setiap perlakuan untuk
melihat adanya kelainan pada otot
b. Tes Laseque : Didapatkan nyeri (+) yang
menjalar kedaerah lutut pada sudut <70
derajat
c. Kernig Sign : Tidak terdapat tahanan sebelum
terbentuk sudut 35 derajat antara tungkai
bawah dengan pinggul

1
7
Resum
e

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bagian belakang sejak 2 bulan yang lalu menjalar ke
tungkai sebelah kanan, nyeri seperti tertusuk-tusuk. kerja Tn.M di bagian pekerja pembuat batu di desa
langgea, dimana setiap hari Tn. M bekerja selama 8 jam dalam waktu 1 tahun terakhir. Sehari-hari Tn. M tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri. Selain itu, pasien kadang-kadang merasa keluhan memberat bila berdiri dan
duduk ataupun saat mengangkat barang. Nyeri pada piggang tidak berkurang pada saat istirahat Pasien merasa
terganggu dengan keadaan ini karena mengurangi kualitas kerjanya. Pasien sudah pernah berobat di
puskesmas maupun dirumah sakit. Pasien merokok dan mengkonsumsi alkohol. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tanda-tanda vital, tekanan darah Pre-Hipertensi. Status generelisata dalam batas normal, status
lokalisasi nyeri ditemukan pada daerah lumbal menjalar ke arah tungkai sebelah kanan, tidak ditemukan tanda-
tanda fraktur.
Status neurologis didapatkan kekuatan otot pasien didapatkan tidak ada tahanan gerak dari setiap
perlakuan dalam melihat adanya kelainan pada otot dan tes laseque : didapatkan nyeri (+) yang menjalar
kedaerah lutut pada sudut <70 derajat
DIAGNOSIS OKUPASI

01 Diagnosis Klinis Low back pain (LBP)


Pajanan di
02 tempat
Kerja
Ergonomi : mengangkat batu bata yang berat, posisi
pengangkutan barang bangunan yang tidaak sesuai,
duduk dan membungkuk yang terlalu lama
Fisik : radiasi sinar uv, suhu tinggi

Biologi : -

Psikologi : pekerjaan yang monoton, stress


Kimia : menghirup debu semen dan batako

20
Hubungan pajanan
dengan diagnos
03
klinis

Hasil analisis dari hubungan posisi kerja dengan kejadian LBP menunjukan bahwa dari kelompok posisi
kerja yang buruk sebanyak 18 orang (85,7%) yang mengalami risiko tinggi LBP dari jumlah total 21 yang bekerja
dengan posisi buruk. Hasil penelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayrika
2009 pekerja yang mengankat dan membawa beban setiap hari, maka tulang belakangnya akan terus
mengalami penekanan sehingga lama kelamaan sikap tubuhnya akan berubah. Saat mengangkat beban berat
dan dalam frekuensi yang lama otot disekitar lumbosakral memberikan beban yang berat sehingga jika sudah
melampaui dari kekuatan otot inilah yang menyebabkan nyeri. Posisi tubuh fleksi, ekstensi, dan rotasi
punggung saat bekerja akan menyebabkan otot pada perut menjadi lemah sehingga menyebabkan lordosis
yang berlebihan. (Rinaldi dkk, 2015) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtias (2012) lama masa
kerja 8 jam, maka 8 jam x 60 menit = meningkat hingga umur 55 tahun (Harwanti, 2018).
Posisi kerja yang mengangkut barang beban yang diangkut berat, menurut penelitian Adriawan tahun
2015 yang termasuk ke dalam posisi janggal adalah pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai,
berputar, memiringkan badan, berlutut, jongkok, memegang dalam posisi statis dan menjepit dengan tangan.
Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh seperti bahu, punggung dan lutut karena daerah inilah yang paling
sering mengalami cedera.
Apakah
04 pajanan
cukup

Penentuan Besarnya Pajanan


Durasi waktu terpajan faktor risiko terbagi atas 3 yaitu durasi singkat jika kurang
dari 1 jam/hari, durasi sedang 1-2 jam/hari dan durasi lama lebih 2 jam/hari. Durasi
terjadinya postur janggal yang berisiko bila postur dipertahankan selama lebih dari 10
detik (andini, 2015).
Berdasarkan penelitian Rinaldi (2015), kejadian Low Back Pain yang diteliti dari 52
orang responden sebanyak 30 responden (57%) yang memiliki risiko tinggi LBP yang
disebabkan oleh posisi mengangkat beban dan lama jumlah jam kerja yang melebihi
ambang batas yaitu 28,3 kg permenit
Apa ada faktor individu yang
05 berpengaruh terhadap timbulnya
diagnosis klinik

Usia Pasien yang beumur 47 tahun


Keluhan LBP jarang dijumopai pada kelompaok umur muda dan lebih sering dijumpai
pada uaia yang lebih tua. Nyerri LBP mulai dirasakan pada mereka yang berumur 30 tahun
dan insiden tertinggi dijumpai pada usia 50 tahun. Bahkan LBP semakin lama semakin
meningkat hingga umur 55 tahun (Harwanti, 2018).
Posisi kerja yang mengangkut barang beban yang diangkut berat, menurut penelitian
Adriawan tahun 2015 yang termasuk ke dalam posisi janggal adalah pengulangan atau
waktu lama dalam posisi menggapai, berputar, memiringkan badan, berlutut, jongkok,
memegang dalam posisi statis dan menjepit dengan tangan. Posisi ini melibatkan beberapa
area tubuh seperti bahu, punggung dan lutut karena daerah inilah yang paling sering
mengalami cedera.
Apa terpajan bahaya potensial yang sama diluar tempat
06 kerja?

Tidak ada, setelah bekerja Tn. M segerah pulang ke rumah untuk istrahat, Tn.
M menggunakan kendaraan motor dengan jarak dari rumah ke tempat kerja
sekitar 1000 meter
Diagnosis Okupasi. Apa diagnosis
07 klinis ini termasuk penyakit akibat
kerja?

Dari uraian di atas, maka low back pain yang dialami oleh Tn. M
adalah penyakit akibat kerja, dimana Tn.M mulai merasakan
keluhan setelah bekerja sebagai pekerja bangunan
Terapi Medika
penatalaksanaa Mentosa
n Natrium Diclofenat 50 mg/ 8
jam/oral, dalam penggunaan
obat ini perlu diperhatikan
riwayat penyakit asam lambung
Terapi Non Medika Mentosa

1. Istirahat
2. Edukasi tentang posisi
tubuh yang benar saat
bekerja.

Terapi Okupasi
1. Pengurangan waktu kerja menjadi
4-6 jam perhari
2. Penggunaan baju pengaman
(korset)
3. Melakukan peregangan setelah
bekerja dan Istirahat yang cukup

2
6
Prognosis
Prognosis kondisi Tn. M tergantung dari banyak aspek diantaranya
upaya pencegahan terhadap penyebab yang dapat menjadi pencetus
LBP dan pengobatan penyakit sehingga prognosisnya adalah:
Ad vitam : Bonam
Ad functionam: Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam

2
7
Pembahasan
03
Hubungan Pajanan Dengan Low Back
Pain Pada Kasus
Teori Kasus

Low back pain atau nyeri punggung bawah Pada kasus pasien datang dengan keluhan
merupakan nyeri didaerah punggung antara sudut nyeri pada pinggang bagian belakang.
bawah kosta sampai daerah lumbal sakral. Low back Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu,
pain dapat disebabkan oleh maslah syaraf, iritasi tetapi semakin memberat sejak 2 minggu
otot atau lesi pada tulang. Nyeri ini dapat mengikuti terakhir. Nyeri menjalar ke tungkai
cedera atau trauma pada punggung dan dapat juga sebelah kiri, nyeri seperti tertusuk-tusuk
isebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit
atritis dan osteoatritis, obesita, berat badan saat
hamil,postur tubuh saat beraktifitas dan posisi tidur
yang buruk juga dapat menyebabkan low back pain
(Sidemen, 2016).
Teori Kasus

Angka kejadian pasti dari LBP di Indonesia Pada kasus pasien berusia 47 tahun dan
tidak diketahui, namun diperkirakan angka merupakan seorang pekerja batu bata.
prevalensi LBP bervariasi antara 7,6% sampai 37%.
Masalah LBP pada pekerja pada umumnya dimulai
pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi
pada kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit
perbedaan berdasarkan jenis kelamin (Rohmawan
dan Haryono, 2017).
Teori Kasus
Menurut Andini (2015) faktor risiko LBP disebabkan
Faktor Individu yang terdapat pada Tn. M
oleh kombinasi berbagai faktor, yang dapat
yang merupakan faktor resiko terjadinya LBP yaitu
digolongkan atas tiga faktor, yaitu faktor individu,
berusia 47 tahun, memiliki masa kerja 8 jam
faktor pekerjaan dan faktor lingkungan
perhari, merokok dantingkat pendapatan yang
• Faktor individu terdiri dari usia, jenis kelamin,
rendah.
indeks massa tubuh, masa kerja, kebiasaan
Faktor pekerjaan yang terdapat pada Tn. M
merokok, riwayat pendidikan, tingkat
yang merupakan faktor resiko terjadinya LBP yaitu
pendapatan, aktivitas fisik, riwayat penyakit
beban kerja yang berat dari aktivitas fisik
• Faktor pekerjaan terdiri dari beban kerja, posisi
perkerjaanya, posisi janggal saat bekerja, sering
kerja, repetisi, durasi
mengalami pengulangan gerakan dan pola yang
• Faktor lingkungan fisik terdiri dari getarandan
sama saat bekerja, dan durasi terpaan faktor
kebisingan
resiko yang lama > 2 jam
Teori Kasus
Low Back Pain
Pada kasus gejala yang dirasakan pasien berupa
Penderita LBP biasanya mengeluh nyeri
nyeri pada pinggang bagian belakang sejak 2 bulan
punggung yang tersamar pada tulang belakang
yang lalu, tetapi semakin memberat sejak 2 minggu
bagian bawah dan berlangsung selama beberapa
terakhir. Nyeri menjalar ke tungkai sebelah kiri, nyeri
tahun. Nyeri terutama dirasakan sehabis istirahat
seperti tertusuk-tusuk. Selain itu, pasien kadang-
dari aktivitas. Rasa sakitnya bisa tiba-tiba atau
kadang merasa keluhan memberat bila berdiri dan
meningkat secara bertahap. Pada tingkat
duduk ataupun saat mengangkat barang. Nyeri pada
selanjutnya terjadi spasme otot paravertebralis
piggang tidak berkurang pada saat istirahat Pasien
(peningkatan tonus otot tulang postural belakang
merasa terganggu dengan keadaan ini karena
yang berlebihan) disertai hilangnya lengkung
mengurangi kualitas kerjanya. Pasien pernah berobat
lordotik lumbal (Helmi, 2013).
di puskesmas
Teori Kasus
Diagnosis pada kasus ditegakan
Penegakkan diagnosis kasus LBP memerlukan beberapa
tahapan seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, dan Anamnesis : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada
pemeriksaan penunjang. pinggang bagian belakang sejak 2 bulan yang lalu,
Informasi yang diperlukan saat anamnesis yaitu : tetapi semakin memberat sejak 2 minggu terakhir. Nyeri
• Usia pasien. menjalar ke tungkai sebelah kiri, nyeri seperti tertusuk-
• Lokasi, penjalaran, sifat dan intensitas nyeri. tusuk. Selain itu, pasien kadang-kadang merasa keluhan
• Kapan, lama, saat dan keadaan awitan. Awitan memberat bila berdiri dan duduk ataupun saat
spontan atau berhubungan dengan trauma mayor mengangkat barang. Nyeri pada piggang tidak
atau kumulatif berkurang pada saat istirahat Pasien merasa terganggu
• Perjalanan penyakit dengan keadaan ini karena mengurangi kualitas
• Faktor yang memberatkan atau meringankan nyeri. kerjanya. Pasien pernah berobat di puskesmas
• Bagaimana hubungan dengan gerakan, istirahat dan
waktu Riwayat Penyakit Dahulu : Nyeri Persendian
• Gangguan motoric, sensibilitas, sfingter.
• Aktivitas harian, pekerjaan, jenis dan olahraga. Riwayat Paparan : Pasien bekerja sebagai pembuat
• Keluhan viseral seperti riwayat haid, alat reproduksi, batu bata dengan masa kerja 8 jam perhari tiap hari.
traktus urogenital, traktus gastrointestinal. Pasien berkata saat bekerja sering mengangkat beban
• Riwayat penyakit dahulu, Riwayat keluarga, Status dari posisi membungkuk kemudian berdiri
psikologis
Teori Kasus
Terapi Medikamentosa
Penatalaksanaan LBP (Helmi, 2013) terdiri dari : Natrium Diclofenat 50 mg/ 8 jam/oral
1. Konservatif
a. Istirahat Terapi Non-Medikamentosa
b. Manajemen nyeri non farmakologis Pasien diminta untuk mengangkat beban dengan cara
meliputiRelaksasi nafas dalam, Teknik distraksi dan posisi yang benar serta sering beristirahat saat
(alih fokus perhatian), Masase atau pijat pada bekerja.
beberapa area otot untuk meningkatkan
sirkulasi jaringan
c. Terapi obat : Analgetik dan NSAID, Pelemas
otot, di gunakan untuk mengatasi spasme otot,
opioid, kortikosteroid oral, analgetik adjuvan
d. Terapi Fisik

2. Terapi Bedah
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan
dan iritasi pada saraf. Jenis prosedur di sesuaikan
dengan faktor etiologi yang mendasari.
04 penutup
Simpulan
 Bahaya yang ada pada profesi pekerja bangunan cukup
banyak. Potensi bahaya tersebut antara lain fisika (Sinar
UV, Suhu panas), kimia (debu dan batako), ergonomic
(Posisi kerja saat bungkuk lalu berdiri, Mengangkat beban
berat, membungkuk terlalu lama saat Mengaduk adonan
semen), dan psikologi (Stress kerja, Kerja yang monoton).
Hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa
Gangguan Muskulo-skeletal, stres, . Risiko kecelakaan kerja
yang dapat terjadi adalah Tertimpa beban berat akibat
posisi mengangkat yang tidak benar.
Simpulan
 Low Back Pain berkaitan erat dengan faktor pekerjaan
yaitu beban kerja yang berat dari aktivitas fisik perkerjaan
berupa mengangkat beban berat, posisi janggal saat
bekerja berupa bungkuk dan berdiri, serta sering
mengalami pengulangan gerakan dan pola yang sama saat
bekerja.
 Tatalaksana yang dapat diberikan berupa medikamentosa
dan edukasi. Terapi medikamentosa berupa Analgetik dan
NSAID, Pelemas otot,Opioid, Kortikosteroid oral, dan
Analgetik ajuvan. Edukasi berupa mengangkat beban
dengan cara dan posisi yang benar serta sering beristirahat
saat bekerja.
saran
Melakukan penyuluhan kepada komunitas pekerja
bangunan untuk bekerja dengan lebih memperhatikan
cara dan teknik yang benar saat bekerja karena beresiko
terjadinya Low Back Pain pada pekerja bangunan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai