LAPORAN KASUS - OKUPASI - LBP Salinan Salinan
LAPORAN KASUS - OKUPASI - LBP Salinan Salinan
LOW BACK PAIN PADA PEKERJA PEMBUAT BATU BATA DI DESA LANGGEA
OLEH :
Sitti Jannati Wahyuni, S. Ked (K1B120056)
Angela Sweety G. Sawerdani, S. Ked (K1B120007)
Sri Meutia Wahyu Ningsi, S. Ked (K1B120032)
Rahmad Irman Karim, S.Ked (K1B120029)
Tri Tamala Lahi, S. Ked (K1B120030)
PEMBIMBING:
dr. Arimaswati, M. Sc
4
LAPORAN KASUS LBP
5
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Usia : 47 Tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Pekerja Batu
Pendidikan : Sekolah Menegah Pertama (SMP)
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Tanggal pemerikssan : 27 Mei 2021
Anamnesis Pasien
Keluhan Utama :
Nyeri pada pinggang bagian belakang
Anamnesis Terpimpin :
Tn. A datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bagian
belakang sejak 2 bulan yang lalu, tetapi semakin memberat
sejak 2. minggu terakhir. Nyeri menjalar ke tungkai sebelah
kiri, nyeri seperti tertusuk-tusuk. Selain itu, pasien kadang-
kadang merasa keluhan memberat bila berdiri dan duduk
ataupun saat mengangkat batu bata. Nyeri pada piggang
tidak berkurang pada saat istirahat Pasien merasa terganggu
dengan keadaan ini karena mengurangi kualitas kerjanya.
Pasien pernah berobat di puskesmas, diberikan obat
prednisone dan ibu profen
7
Riw. Penyakit Dahulu Riwayat Kebiasaan Riwayat Sosial Ekonomi
Jenis Pekerjaan
9
Uraian Tugas
1
0
Bahaya Potensial
Bahaya Potensial Risiko
Daftar Kegiatan Gangguan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kesehatan Kecelakaan
Mengangkat hasil produk Sinar UV Posisi kerja (bungkuk, Stress kerja Gangguan Tertimpa beban berat
Suhu panas - - berdiri) Mengangkat Kerja yang monoton Muskulo-skeletal, akibat posisi mengangkat
beban berat Stress yang tidak benar
Suhu panas Serpihan Posisi mengakat Kerja yang Gangguan
Menyusun batako Sinar UV debu dari - batu dan monoton Muskulo-skeletal, -
batako menyusun batako Stress
Hubungan Pekerjaan dengan Penyakit yang Dialami
Jantung
Thoraks Inspeksi
Ictus kordis tidak tampak
Inspeksi
Palpasi
Pergerakan hemithorax simetris kiri dan
kanan. Retraksi sela iga (-) Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Palpasi Perkusi
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal Batas jantung kanan pada linea
fremitus dalam batas normal parasternalis dextra ICS V, batas jantung kiri
Perkusi ICS V linea midclavicularis sinistra
Sonor kiri = kanan Auskultasi
Auskultasi
BJ I dan II regular, murmur (-)
Bunyi nafas vesikuler, Rhonki
-/-Wheezing -/-
Status Generalis
Abdomen
Inspeksi
datar, distensi (-)
Auskultasi
peristaltik usus (+) kesan menurun
Palpasi
Nyeri tekan (-), nyeri tekan epigastrium (-),
pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-)
Perkusi
Tympani (+)
Status neurologis
1
7
Resum
e
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bagian belakang sejak 2 bulan yang lalu menjalar ke
tungkai sebelah kanan, nyeri seperti tertusuk-tusuk. kerja Tn.M di bagian pekerja pembuat batu di desa
langgea, dimana setiap hari Tn. M bekerja selama 8 jam dalam waktu 1 tahun terakhir. Sehari-hari Tn. M tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri. Selain itu, pasien kadang-kadang merasa keluhan memberat bila berdiri dan
duduk ataupun saat mengangkat barang. Nyeri pada piggang tidak berkurang pada saat istirahat Pasien merasa
terganggu dengan keadaan ini karena mengurangi kualitas kerjanya. Pasien sudah pernah berobat di
puskesmas maupun dirumah sakit. Pasien merokok dan mengkonsumsi alkohol. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tanda-tanda vital, tekanan darah Pre-Hipertensi. Status generelisata dalam batas normal, status
lokalisasi nyeri ditemukan pada daerah lumbal menjalar ke arah tungkai sebelah kanan, tidak ditemukan tanda-
tanda fraktur.
Status neurologis didapatkan kekuatan otot pasien didapatkan tidak ada tahanan gerak dari setiap
perlakuan dalam melihat adanya kelainan pada otot dan tes laseque : didapatkan nyeri (+) yang menjalar
kedaerah lutut pada sudut <70 derajat
DIAGNOSIS OKUPASI
Biologi : -
20
Hubungan pajanan
dengan diagnos
03
klinis
Hasil analisis dari hubungan posisi kerja dengan kejadian LBP menunjukan bahwa dari kelompok posisi
kerja yang buruk sebanyak 18 orang (85,7%) yang mengalami risiko tinggi LBP dari jumlah total 21 yang bekerja
dengan posisi buruk. Hasil penelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayrika
2009 pekerja yang mengankat dan membawa beban setiap hari, maka tulang belakangnya akan terus
mengalami penekanan sehingga lama kelamaan sikap tubuhnya akan berubah. Saat mengangkat beban berat
dan dalam frekuensi yang lama otot disekitar lumbosakral memberikan beban yang berat sehingga jika sudah
melampaui dari kekuatan otot inilah yang menyebabkan nyeri. Posisi tubuh fleksi, ekstensi, dan rotasi
punggung saat bekerja akan menyebabkan otot pada perut menjadi lemah sehingga menyebabkan lordosis
yang berlebihan. (Rinaldi dkk, 2015) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtias (2012) lama masa
kerja 8 jam, maka 8 jam x 60 menit = meningkat hingga umur 55 tahun (Harwanti, 2018).
Posisi kerja yang mengangkut barang beban yang diangkut berat, menurut penelitian Adriawan tahun
2015 yang termasuk ke dalam posisi janggal adalah pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai,
berputar, memiringkan badan, berlutut, jongkok, memegang dalam posisi statis dan menjepit dengan tangan.
Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh seperti bahu, punggung dan lutut karena daerah inilah yang paling
sering mengalami cedera.
Apakah
04 pajanan
cukup
Tidak ada, setelah bekerja Tn. M segerah pulang ke rumah untuk istrahat, Tn.
M menggunakan kendaraan motor dengan jarak dari rumah ke tempat kerja
sekitar 1000 meter
Diagnosis Okupasi. Apa diagnosis
07 klinis ini termasuk penyakit akibat
kerja?
Dari uraian di atas, maka low back pain yang dialami oleh Tn. M
adalah penyakit akibat kerja, dimana Tn.M mulai merasakan
keluhan setelah bekerja sebagai pekerja bangunan
Terapi Medika
penatalaksanaa Mentosa
n Natrium Diclofenat 50 mg/ 8
jam/oral, dalam penggunaan
obat ini perlu diperhatikan
riwayat penyakit asam lambung
Terapi Non Medika Mentosa
1. Istirahat
2. Edukasi tentang posisi
tubuh yang benar saat
bekerja.
Terapi Okupasi
1. Pengurangan waktu kerja menjadi
4-6 jam perhari
2. Penggunaan baju pengaman
(korset)
3. Melakukan peregangan setelah
bekerja dan Istirahat yang cukup
2
6
Prognosis
Prognosis kondisi Tn. M tergantung dari banyak aspek diantaranya
upaya pencegahan terhadap penyebab yang dapat menjadi pencetus
LBP dan pengobatan penyakit sehingga prognosisnya adalah:
Ad vitam : Bonam
Ad functionam: Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
2
7
Pembahasan
03
Hubungan Pajanan Dengan Low Back
Pain Pada Kasus
Teori Kasus
Low back pain atau nyeri punggung bawah Pada kasus pasien datang dengan keluhan
merupakan nyeri didaerah punggung antara sudut nyeri pada pinggang bagian belakang.
bawah kosta sampai daerah lumbal sakral. Low back Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu,
pain dapat disebabkan oleh maslah syaraf, iritasi tetapi semakin memberat sejak 2 minggu
otot atau lesi pada tulang. Nyeri ini dapat mengikuti terakhir. Nyeri menjalar ke tungkai
cedera atau trauma pada punggung dan dapat juga sebelah kiri, nyeri seperti tertusuk-tusuk
isebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit
atritis dan osteoatritis, obesita, berat badan saat
hamil,postur tubuh saat beraktifitas dan posisi tidur
yang buruk juga dapat menyebabkan low back pain
(Sidemen, 2016).
Teori Kasus
Angka kejadian pasti dari LBP di Indonesia Pada kasus pasien berusia 47 tahun dan
tidak diketahui, namun diperkirakan angka merupakan seorang pekerja batu bata.
prevalensi LBP bervariasi antara 7,6% sampai 37%.
Masalah LBP pada pekerja pada umumnya dimulai
pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi
pada kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit
perbedaan berdasarkan jenis kelamin (Rohmawan
dan Haryono, 2017).
Teori Kasus
Menurut Andini (2015) faktor risiko LBP disebabkan
Faktor Individu yang terdapat pada Tn. M
oleh kombinasi berbagai faktor, yang dapat
yang merupakan faktor resiko terjadinya LBP yaitu
digolongkan atas tiga faktor, yaitu faktor individu,
berusia 47 tahun, memiliki masa kerja 8 jam
faktor pekerjaan dan faktor lingkungan
perhari, merokok dantingkat pendapatan yang
• Faktor individu terdiri dari usia, jenis kelamin,
rendah.
indeks massa tubuh, masa kerja, kebiasaan
Faktor pekerjaan yang terdapat pada Tn. M
merokok, riwayat pendidikan, tingkat
yang merupakan faktor resiko terjadinya LBP yaitu
pendapatan, aktivitas fisik, riwayat penyakit
beban kerja yang berat dari aktivitas fisik
• Faktor pekerjaan terdiri dari beban kerja, posisi
perkerjaanya, posisi janggal saat bekerja, sering
kerja, repetisi, durasi
mengalami pengulangan gerakan dan pola yang
• Faktor lingkungan fisik terdiri dari getarandan
sama saat bekerja, dan durasi terpaan faktor
kebisingan
resiko yang lama > 2 jam
Teori Kasus
Low Back Pain
Pada kasus gejala yang dirasakan pasien berupa
Penderita LBP biasanya mengeluh nyeri
nyeri pada pinggang bagian belakang sejak 2 bulan
punggung yang tersamar pada tulang belakang
yang lalu, tetapi semakin memberat sejak 2 minggu
bagian bawah dan berlangsung selama beberapa
terakhir. Nyeri menjalar ke tungkai sebelah kiri, nyeri
tahun. Nyeri terutama dirasakan sehabis istirahat
seperti tertusuk-tusuk. Selain itu, pasien kadang-
dari aktivitas. Rasa sakitnya bisa tiba-tiba atau
kadang merasa keluhan memberat bila berdiri dan
meningkat secara bertahap. Pada tingkat
duduk ataupun saat mengangkat barang. Nyeri pada
selanjutnya terjadi spasme otot paravertebralis
piggang tidak berkurang pada saat istirahat Pasien
(peningkatan tonus otot tulang postural belakang
merasa terganggu dengan keadaan ini karena
yang berlebihan) disertai hilangnya lengkung
mengurangi kualitas kerjanya. Pasien pernah berobat
lordotik lumbal (Helmi, 2013).
di puskesmas
Teori Kasus
Diagnosis pada kasus ditegakan
Penegakkan diagnosis kasus LBP memerlukan beberapa
tahapan seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, dan Anamnesis : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada
pemeriksaan penunjang. pinggang bagian belakang sejak 2 bulan yang lalu,
Informasi yang diperlukan saat anamnesis yaitu : tetapi semakin memberat sejak 2 minggu terakhir. Nyeri
• Usia pasien. menjalar ke tungkai sebelah kiri, nyeri seperti tertusuk-
• Lokasi, penjalaran, sifat dan intensitas nyeri. tusuk. Selain itu, pasien kadang-kadang merasa keluhan
• Kapan, lama, saat dan keadaan awitan. Awitan memberat bila berdiri dan duduk ataupun saat
spontan atau berhubungan dengan trauma mayor mengangkat barang. Nyeri pada piggang tidak
atau kumulatif berkurang pada saat istirahat Pasien merasa terganggu
• Perjalanan penyakit dengan keadaan ini karena mengurangi kualitas
• Faktor yang memberatkan atau meringankan nyeri. kerjanya. Pasien pernah berobat di puskesmas
• Bagaimana hubungan dengan gerakan, istirahat dan
waktu Riwayat Penyakit Dahulu : Nyeri Persendian
• Gangguan motoric, sensibilitas, sfingter.
• Aktivitas harian, pekerjaan, jenis dan olahraga. Riwayat Paparan : Pasien bekerja sebagai pembuat
• Keluhan viseral seperti riwayat haid, alat reproduksi, batu bata dengan masa kerja 8 jam perhari tiap hari.
traktus urogenital, traktus gastrointestinal. Pasien berkata saat bekerja sering mengangkat beban
• Riwayat penyakit dahulu, Riwayat keluarga, Status dari posisi membungkuk kemudian berdiri
psikologis
Teori Kasus
Terapi Medikamentosa
Penatalaksanaan LBP (Helmi, 2013) terdiri dari : Natrium Diclofenat 50 mg/ 8 jam/oral
1. Konservatif
a. Istirahat Terapi Non-Medikamentosa
b. Manajemen nyeri non farmakologis Pasien diminta untuk mengangkat beban dengan cara
meliputiRelaksasi nafas dalam, Teknik distraksi dan posisi yang benar serta sering beristirahat saat
(alih fokus perhatian), Masase atau pijat pada bekerja.
beberapa area otot untuk meningkatkan
sirkulasi jaringan
c. Terapi obat : Analgetik dan NSAID, Pelemas
otot, di gunakan untuk mengatasi spasme otot,
opioid, kortikosteroid oral, analgetik adjuvan
d. Terapi Fisik
2. Terapi Bedah
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan
dan iritasi pada saraf. Jenis prosedur di sesuaikan
dengan faktor etiologi yang mendasari.
04 penutup
Simpulan
Bahaya yang ada pada profesi pekerja bangunan cukup
banyak. Potensi bahaya tersebut antara lain fisika (Sinar
UV, Suhu panas), kimia (debu dan batako), ergonomic
(Posisi kerja saat bungkuk lalu berdiri, Mengangkat beban
berat, membungkuk terlalu lama saat Mengaduk adonan
semen), dan psikologi (Stress kerja, Kerja yang monoton).
Hal ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa
Gangguan Muskulo-skeletal, stres, . Risiko kecelakaan kerja
yang dapat terjadi adalah Tertimpa beban berat akibat
posisi mengangkat yang tidak benar.
Simpulan
Low Back Pain berkaitan erat dengan faktor pekerjaan
yaitu beban kerja yang berat dari aktivitas fisik perkerjaan
berupa mengangkat beban berat, posisi janggal saat
bekerja berupa bungkuk dan berdiri, serta sering
mengalami pengulangan gerakan dan pola yang sama saat
bekerja.
Tatalaksana yang dapat diberikan berupa medikamentosa
dan edukasi. Terapi medikamentosa berupa Analgetik dan
NSAID, Pelemas otot,Opioid, Kortikosteroid oral, dan
Analgetik ajuvan. Edukasi berupa mengangkat beban
dengan cara dan posisi yang benar serta sering beristirahat
saat bekerja.
saran
Melakukan penyuluhan kepada komunitas pekerja
bangunan untuk bekerja dengan lebih memperhatikan
cara dan teknik yang benar saat bekerja karena beresiko
terjadinya Low Back Pain pada pekerja bangunan
THANK YOU