Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan

Paliatif Pada Pasien


dengan HIV-AIDS
Disusun Oleh Kelompok 2:
RITA AMELIA A1C219143
EVI A1C221014
FARIDA A1C219129
ASMAUL HUSNA A1C219123

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2021/2022
Perawatan paliatif pada pasien HIV-AIDS
Merupakan perawatan yang diberikan dengan
pendekatan secara komprehensif, mencakup
pengobatan sakit dan gejala, konsultasi dan
pengobatan untuk mengatasi masalah psikologis,
dukungan dalam mengatasi stigma dan diskriminasi
atau penolakan dari keluarga, rujukan pada layanan
sosial, perawatan rohani dan konsultasi, perawatan
akhir kehidupan, dan dukungan dukacita bagi keluarga.
Gejala dan keluhan yang sering timbul
Pengertian
Acquired = diperoleh
Immuno = sistem kekebalan tubuh
Defeciency = kekurangan yang menyebabkan rusaknya sistem kekebalan
tubuh
Syndrome = kumpulan gejala atau tanda yang sering muncul bersama
Jadi, AIDS adalah kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan
system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV
(Gallant. J, 2010).
Etiologi
Penyebab dari AIDS adalah Retrovirus (HIV) yang
telah terisolasi dalam cairan tubuh orang yang
terinfeksi, yaitu darah, semen, sekresi vagina,
sputum,kehamilan,sex bebas,jarum suntik .
Manifestasi Klinis
Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut (1-2
minggu) pasien akan merasakan sakit seperti flu.
Saat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami
demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati,
keletihan, ruam kulit, limpanodenopathy dan lesi oral.
Saat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS
(bervariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat
gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii
(PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain
termasuk meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
Pemeriksaan Penunjang
• Serologis: Tes antibody serum, Tes blot western, Sel T limfosit:
Penurunan jumlah total, Sel T4 helper, T8 (sel supresor sitopatik), P24
(Protein pembungkus Human Immunodeficiency Virus (HIV), Kadar Ig,
Reaksi rantai polimerase, Tes PHS
• Histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina,
luka, sputum, dan sekresi, untuk mengidentifikasi adanya infeksi:
parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral.
• Neurologis: EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)
• Tes lainnya
Komplikasi
• Oral lesi: Kandidia, herpes simplek, sarcoma kaposi, HPV oral,
ginggivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan
cacat.
• Neurologik: Kompleks dimensia AIDS, Enselophaty akut, Neuropati,
dan lain-lain.
• Gastrointestinal: Diare, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,
dan sarcoma kaposi, limpoma, sarcoma kaposi, Penyakit anorektal
karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal akibat infeksi
Pentingnya peran keperawatan dalam
perawatan ODHA
• Beberapa perawat mungkin merasa peran mereka tidak penting atau
mereka “hanya perawat”
• Peran perawat dalam merawat ODHA dan keluarga merasa sangat
penting untuk perawatan pasien berkualitas tinggi dan kesejahteraan
keluarga
• Perawat adalah garis depan petugas Kesehatan terlatih untuk ODHA
Peran perawat dalam promosi Kesehatan dan
Pendidikan HIV/AIDS

• Ajarkan promosi Kesehatan


• Promosi praktik sehat yang memperpanjang fase asimtomatik,kurangi
kondisi terkait HIV dan hindari perilaku yang dapat menularkan HIV
• Menilai dan menggunakan pengetahuan terkini pasien dan anggota
keluarga sebagai dasar pengajaran
Peran perawat dalam pencegahan untuk pasien
HIV/AIDS

• Menilai
Identifikasi risiko infeksi HIV
• Campur tangan
Penasihat tentang manfaat test HIV
Didik tentang penularan HIV dan pengurangan risiko
Rujuk test HIV positif untuk perawatan dan dukungan
Didik mereka yang menguji HIV-negative tentang pencegahan
Peran perawat dalam Kesehatan mental pasien
HIV/AIDS

• Gangguan psikologis atau mood sering terjadi pada


pasien HIV
• Perawat dapat menilai dan melakukan intervensi pada
beberapa berbagai masalah Kesehatan mental
Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan Paliatif
1. Pengkajian :
a.Data pasien
b.Riwayat kesehatan
1)Riwayat kesehatan sekarang
2)Riwayat kesehatan dahulu
c. Pemeriksaan umum klien :
1) aktivitas/istirahat : Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
malaise
2) Sirkulasi : Takikardia, perubahan TD postural, pucat dan sianosis.
3) Integritas ego : Alopesia, lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi,
marah, menangis.
4) Eliminasi : Feses encer, diare pekat yang sering, nyeri tekanan abdominal, absesrektal.
5) Makanan/cairan
Disfagia, bising usus, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, kesehatan
gigi/gusi yang buruk, dan edema.

6) Neurosensori
Pusing, kesemutan pada ekstremitas, konsentrasi buruk, apatis, dan respon
melambat.

7) Nyeri/kenyamanan
Sakit kepala, nyeri pada pleuritis, pembengkakan pada sendi, penurunan
rentang gerak, dan gerak otot melindungi pada bagian yang sakit.

8) Pernafasan
Batuk produktif/non produktif, takipnea, distres pernafasan.
2. Diagnosa Keperawatan
a.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.Intoleransi aktivitas
c.Nyeri akut
d.Kerusakan integritas jaringan
e.Gangguan body image
Intervensi Keperawatan
a.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC:Nutritional status: Adequacy of nutrient • ·Kaji adanya alergi makanan·
kebutuhan tubuh berhubungan • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
dengan:Ketidakmampuan untuk nutrisi yang dibutuhkan pasien·
memasukkan atau mencerna nutrisi oleh • Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
karena faktor biologis, psikologis atau mencegah konstipasi·
ekonomi. • Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.·
• Monitor adanya penurunan BB dan gula darah·
• Monitor lingkungan selama makan·
• Jadwalkan pengobatandan tindakan tidak selama jam makan·
• Monitor turgor kulit· Monitor kekeringan, rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht·
• Monitor mual dan muntah·
• Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva·
• Monitor intake nuntrisi· Informasikan pada klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi·
• Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan
seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.·
• Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
• · Kelola pemberan anti emetik...·
• Anjurkan banyak minum·
• Pertahankan terapi IV line· Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval
b.Intoleransi aktivitas
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan:Tirah NOC: • NIC:
Baring atau imobilisasiKelemahan Self Care: Toleransi aktivitas Konservasi energi • Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
menyeluruhKetidakseimbangan antara suplei Setelah dilakukan tindakan keperawatan aktivitas
oksigen dengan kebutuhanGaya hidup yang selama pasien bertoleransi terhadap aktivitas • Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
dipertahankan. dengan kriteria hasil: Berpartisipasi dalam • Monitor nutrisidan sumber energi yang adekuat
aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan • Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
tekanan darah, nadi dan RR, Mampu secara berlebihan
melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri • Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Keseimbangan aktivitas dan istirahat (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
• Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
• Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang tepat.
• Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
• Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
• Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
• Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
• Bantu untukmengidentifikasi aktivitas yang disukai
• Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
• Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
• Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitasBantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
• Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
c.Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan dengan:Agen Setelah dilakukan tinfakan keperawatan • Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), selama pasien tidak mengalami nyeri, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kerusakan jaringan dengan kriteria hasil:Mampu mengontrol kualitas dan faktor presipitasi
nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu • Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk • Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
mengurangi nyeri, mencari menemukan dukungan
bantuan)Melaporkan bahwa nyeri • Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
berkurang dengan menggunakan seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
manajemen nyeriMampu mengenali nyeri • Kurangi faktor presipitasi nyeriKaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan intervensi
(skala, intensitas, frekuensi dan tanda • Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
nyeri)Menyatakan rasa nyaman setelah relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang • Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
normalTidak mengalami gangguan tidur • Tingkatkan istirahat
• Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
• Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
d. Kerusakan integritas jaringan
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kerusakan integritas jaringanberhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama • Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
dengan:Gangguan sirkulasi, iritasi kimia kerusakan integritas jaringanpasien teratasi • Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
(ekskresi dan sekresi tubuh, medikasi), dengan kriteria hasil:Perfusi jaringan normal • Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
defisit cairan, kerusakan mobilitas fisik, Tidak ada tanda-tanda infeksi Ketebalan dan • Monitor kulit akan adanya kemerahan
keterbatasan pengetahuan, faktor mekanik tekstur jaringan normalMenunjukkan • Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang
(tekanan, gesekan). pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan tertekan
mencegah terjadinya cidera • Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
berulangMenunjukkan terjadinya proses • Monitor status nutrisi pasien
penyembuhan luka • Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
• Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
• Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka,
karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi lokal, formasi tractus
• Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan
lukaKolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP, vitamin
• Cegah kontaminasi feses dan urin
• Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
• Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
• Hindari kerutan pada tempat tidur
e.Gangguan body image
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Gangguan body image berhubungan Setelah dilakukan tindakan • Kaji secara verbal dan nonverbal respon
dengan:Biofisika (penyakit kronis), keperawatan selama… gangguan klien terhadap tubuhnya
kognitif/persepsi (nyeri kronis), body image pasien teratasi dengan • Monitor frekuensi mengkritik dirinya
kultural/spiritual, penyakit, krisis kriteria hasil:Body image positif • Jelaskan tentang pengobatan,
situasional, trauma/injury, Mampu mengidentifikasi kekuatan perawatan, kemajuan dan prognosis
pengobatan (pembedahan, personal Mendiskripsikan secara penyakit
kemoterapi, radiasi) faktual perubahan fungsi tubuh • Dorong klien mengungkapkan
Mempertahankan interaksi sosial perasaannya
• Identifikasi arti pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
• Fasilitasi kontak dengan individu lain
dalam kelompok kecil
Kesimpulan

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal


dengan istilah AIDS merupakan penyakit yang ditandai dengan
adanya kelainan yang kompleks dalam sistem pertahanan selular
tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap
mikroorganisme oportunistik. Penyakit AIDS disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus atau disingkat dengan HIV.
thank you

Anda mungkin juga menyukai