• Agar diperoleh gambaran yang utuh dan bersifat holistik, data yang diperoleh dari hasil pengamatan
hendaknya disajikan secara ringkas, padat dan mudah dimengerti.
• Cara efektif dan efisien untuk meringkas hasil pengamatan adalah dengan menyajikannya dalam format
tabel.
• Tabel dapat didefenisikan sebagai susunan angka, kata, atau item apapun yang diatur dalam baris dan
kolom dalam bentuk ringkas, untuk menggambarkan suatu set hasil pengamatan agar
memudahkan penarikan kesimpulan tentang set hasil pengamatan dimaksud.
• Penyajian tabel yang baik haruslah dapat menerangkan dirinya sendiri (self explanatory).
TABEL
• Tabel Lengkap :
1. Nomor Tabel, Bila tabel disajikan lebih dari satu maka diberi nomor agar mudah
untuk dicari ketika dibutuhkan, atau bisa dibuat untuk membuat daftar tabel ketika di
suatu artikel ilmiah. Nomor tabel biasanya di tempatkan di atas sebelah kiri sejajar
dengan judul tabel.
2. Judul tabel, Kalimat pada judul tabel harus singjat, jelas dan berisi keterangan
tentang apa, dimana dan bilamana. Judul harus konsisten dan menggambarkan isi
tabel.
3. Catatan Pendahuluan, diletakkan di bawah judul dan berfungsi sebagai keterangan
tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang dilakukan.
4. Badan tabel, terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel.
5. Catatan Kaki, pemberi keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang digunakan.
6. Sumber Data, biasanya diletakkan dibagian kiri bawah (di bawah catatan kaki).
Sumber data ini penting bila data yang kita sajikan berupa data sekunder.
Tabel
body table
uld
Ju
46-50 5 <46 2
51-55 13 <51 7
56-60 15 <56 20
61-65 11 <61 35
66-70 8 <66 46
71-75 1 <71 54
76-80 0 <76 55
Tabel Silang
• Tabel frekuensi berisi nilai frekuensi dan kategori dari data yang diinputkan.
• Khusus untuk variabel yang bertype kategorik (diskret), MS-EXCEL menyediakan fungsi untuk
mencacah jumlah kategorik yang sesuai dengan kriteria tertentu pada suatu range data dengan
statement function [=countif(range data;kriteria)
Tabel
• Bila variabel yang akan dibuat tabel merupakan variabel bertype numerik, maka proses pembuatan
tabel harus diawali dengan pembuatan koding pengelompokkan data sehingga yang akan
dibaca pada proses pembuatan tabel adalah nilai kodingnya, bukan nilai pengamatan asli dari
variabel yang akan dibuat tabel.
• Pada MS-EXCEL pembuatan koding pada proses pembuatan tabel dapat dilakukan dengan
memanfaatkan fungsi logika dengan statement function [=if(logical test;value if true; value if
false)].
Silahkan kerjakan latihan menggunakan fungsi IF di sheet Nilai
Grafik
• Grafik merupakan cara efektif untuk menyampaikan secara utuh gambaran suatu set hasil
pengamatan karena sifat kandungan informasinya yang sangat padat.
• Penyajian dalam format grafik akan terlihat jelas pola, kecenderungan, kesamaan, serta perbedaan
yang ada pada suatu set hasil pengamatan.
• Secara garis besar properti grafik sangat bergantung pada type variabel yang akan disajikan.
• Bila informasi yang ingin disajikan merupakan penyajian tunggal (grafik satu dimensi) yang bertype
kategorik (diskrit), terdapat dua alternatif format grafik yaitu pie chart dan bar chart.
• Variabel yang bertype numerik (kontinyu) juga tersedia dua alternatif pilihan yaitu histogram dan
boxplot.
Pie Chart
• Pie chart merupakan format
penyajian variabel bertype kategorik
• Luas masing-masing bagian
(diskrit) dalam bentuk diagram yang terbelah disesuaikan
lingkaran yang terbelah menjadi dengan besar kecilnya
beberapa bagian sesuai dengan frekuensi yang teramati pada
banyaknya kategori yang ada pada satu
satu kategori.
variabel.
• Untuk variabel yang bertype numerik terdapat dua jenis penyajian data dalam format grafik yaitu
histogram dan boxplot.
• Histogram merupakan suatu penyajian data dalam format grafik dimana tinggi kolom
merepresentasikan frekuensi pengamatan pada rentang pengamatan tertentu.
• Pada histogram penentuan lebar balok dilakukan dengan melihat batas kelas masing-masing
pengamatan. Digunakannya batas kelas bagi lebar balok akan menghilangkan ruang yang ada di
antara balok-balok pengamatan sehingga membuat gambar balok menjadi berimpit.
• Tujuan utama penyajian histogram adalah untuk mengetahui karakteristik sebaran data yang
disajikan.
• Jika data yang akan ditampilkan pada histogram mewakili populasi, maka tinggi balok yang
ditampilkan akan nampak seolah-olah seperti cermin simetris dan dapat dilipat sepanjang sumbu
cermin vertikal sedemikian rupa sehingga kedua belahannya setangkup saling menutupi.
• Apabila pada setiap puncak balok histogram tersebut ditarik suatu kurva imajiner yang melingkupi
seluruh balok yang ada, maka akan terbentuk suatu kurva yang berbentuk lonceng simetris.
• Sebaran yang berbentuk lonceng simetris (symmetric bell shaped curve) inilah yang
diasumsikan mewakili sebaran populasi, dan bisa dijadikan untuk tahapan analisis selanjutnya.
• Penyajian histogram hanya cocok digunakan untuk hasil pengamatan yang tidak
mengandung nilai ekstrim.
• Adanya nilai ekstrim akan memunculkan ruang kosong diantara bangunan histogram,
sehingga sajiannya tidak membentuk pola balok berimpit yang padat.
Kurva Normalitas
• a. Mean=median=modus
•B Mo Me x c. x Me Mo
Kurva Miring ke kanan Kurva miring ke kiri
Box Plot
• Boxplot adalah format grafik dalam bentuk persegi panjang yang diletakkan pada sebuah sumbu vertikal.
• Untuk memahami gambar boxplot seperti Nampak pada gambar 6.73 maka harus terlebih dahulu harus dipahami konsep
kuartil.
• Sisi bawah kotak persegi panjang melukiskan posisi kuartil pertama sementara sisi atas melukiskan kuartil ketiga. Garis putus-
putus horizontal yang membelah persegi panjang menjadi dua bagian melukiskan posisi kuartil kedua atau lebih popular
dengan sebutan median data.
• Pada boxplot terdapat sumbu vertikal dengan ekor melintang pada bagian atas dan bawah yang melukiskan batas paling
bawah (lower boundary) dan batas paling atas (upper boundary) yang berjarak 1.5 IQR dari median.
• Properti boxplot yang mencakup tiga ukuran statistik yaitu median, kuartil, dan rentang antar kuartil (IQR=inter quartile
range) sebenarnya membuat boxplot juga dapat berfungsi sebagai teknik analisis sederhana khususnya untuk mendeteksi
keberadaan nilai ekstrim pada sebaran hasil pengamatan (outlier).
• Keberadaan nilai ekstrim akan berpotensi menimbulkan bias pada deskripsi hasil pengamatan, karena nilai ini memiliki
pengaruh cukup besar terhadap semua ukuran statistik.
• Secara sederhana keberadaan nilai ekstrim dapat dideteksi dengan penyajian boxplot. Noktah kecil yang berada di luar
jangkauan 1,5*IQR pada sumbu vertical (lihat kembali Gambar 6.73) merupakan indikasi adanya nilai ekstrim pada suatu set
hasil pengamatan
Quartil
•• Kuartil adalah data yang telah disusun menjadi
suatu distribusi kemudian dibagi menjadi 4
bagian yang sama disebut kuartil (K/ Q). Q1
merupakan 25% dari seluruh distribusi, Q2= 50%,
Q3 = 75% dari distribusi.
• IQR = (Q3-Q1) atau (P75-P25)
• Q1= (n+1)
• Q3= (n+1)
• Q2= Median = Me=(n+1)/2
Quartile data yang tidak dikelompokkan
• Data: 18 1 4 7 5 4 9 2 1 9
25
• Diurutkan: 1 1 2 4 4 5 7 9 9 18 25
• Hitung Q1, Q2, Q3 dan IQR
Jawab
• Letak Q1 = ¼ (12) = 3
• Q1 = 2
• Q2 = (n+1)/2 = (12+1)/ 2= 7.5 data ke 7 dan 8
dijumlah/ 2= (7+9)/2= 8
• Letak Q3 = ¾ (12) = 9
• Q3 = 9
• IQR = 9 – 2 = 7
Silahkan kerjakan latihan penyajian data menggunakan diagram yang sesuai
pada sheet Survey Konsumsi
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation