Anda di halaman 1dari 37

Excel (II)

Dika Betaditya, S.Gz., M.P.H.


http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Penyajian Data
dalam Bentuk Tabel
Grafik
Tabel

• Agar diperoleh gambaran yang utuh dan bersifat holistik, data yang diperoleh dari hasil pengamatan
hendaknya disajikan secara ringkas, padat dan mudah dimengerti.
• Cara efektif dan efisien untuk meringkas hasil pengamatan adalah dengan menyajikannya dalam format
tabel.
• Tabel dapat didefenisikan sebagai susunan angka, kata, atau item apapun yang diatur dalam baris dan
kolom dalam bentuk ringkas, untuk menggambarkan suatu set hasil pengamatan agar
memudahkan penarikan kesimpulan tentang set hasil pengamatan dimaksud.
• Penyajian tabel yang baik haruslah dapat menerangkan dirinya sendiri (self explanatory).
TABEL

• Tabel Lengkap :
1. Nomor Tabel, Bila tabel disajikan lebih dari satu maka diberi nomor agar mudah
untuk dicari ketika dibutuhkan, atau bisa dibuat untuk membuat daftar tabel ketika di
suatu artikel ilmiah. Nomor tabel biasanya di tempatkan di atas sebelah kiri sejajar
dengan judul tabel.
2. Judul tabel, Kalimat pada judul tabel harus singjat, jelas dan berisi keterangan
tentang apa, dimana dan bilamana. Judul harus konsisten dan menggambarkan isi
tabel.
3. Catatan Pendahuluan, diletakkan di bawah judul dan berfungsi sebagai keterangan
tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang dilakukan.
4. Badan tabel, terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel.
5. Catatan Kaki, pemberi keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang digunakan.
6. Sumber Data, biasanya diletakkan dibagian kiri bawah (di bawah catatan kaki).
Sumber data ini penting bila data yang kita sajikan berupa data sekunder.
Tabel

Judul Judul Kolom JUMLAH


Kompart
emen
s
Sel
ri
Ba

body table
uld
Ju

JUMLAH GRAND TOTAL

Catatan kaki : ......................................


Sumber : .....................................
Tabel
JUDUL MENJAWAB PERTANYAAN APA, DIMANA DAN
KAPAN,
box head JUMLAH

stub body table

JUMLAH GRAND TOTAL

Catatan kaki : ......................................


Sumber : .....................................
Jenis Tabel
Tabel Induk
Tabel Distribusi Frekuensi

Sumber : BPS Kabupaten Banyumas Tahun 2016


Tabel Distribusi frekuensi

DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT TINGGI BADAN


DI DESA KALIMAS TAHUN 2011
NO. TINGGI BADAN JUMLAH
1. 140 – 149 6
2. 150 – 159 22
3. 160 – 169 39
4. 170 – 179 25
5. 180 – 189 7
6. 190 – 199 1
JUMLAH 100
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF

• Distribusi frekuensi merupakan penataan data


kualitatif, bila dihitung dalam bentuk proporsi atau
persentase maka menjadi distribusi frekuensi
relative.
• Perubahan data kualitatif menjadi persentase,
secara matematik dapat ditulis dengan rumus:
(f/ N) x 100
Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT SUMBER AIR BERSIH


DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
NOMOR JENIS SARANA AIR BERSIH JUMLAH PERSENTASE
1. Sumur gali 497.597 71,08
2. Ledeng 75.923 10,84
3. Penampungan mata air 75.687 10,81
4. Sumur pompa tangan 39.348 5,62
5. Penampungan air hujan 1.158 0,17
6. Lain-lain 10.380 1,48
JUMLAH 700.093 100,00

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2016


DISTRIBUSI KUMULATIF

• Distribusi frekuensi yang setiap kelompoknya dinyatakan dengan


nilai kumulatif.
1. Kurang dari batas bawah kelompok (< batas bawah kelompok)
2. Sama atau lebih besar dari batas atas kelompok (≥ batas atas
kelompok)
3. Kurang atau sama dengan batas atas kelompok (≤ batas atas
kelompok)
4. Lebih besar dari batas atas kelompok (> batas atas kelompok)
Berat Badan f Berat Badan < Frekuensi
batas bawah Kumulatif
41-45 2 <41 0

46-50 5 <46 2
51-55 13 <51 7
56-60 15 <56 20
61-65 11 <61 35
66-70 8 <66 46
71-75 1 <71 54
76-80 0 <76 55
Tabel Silang

• Tabel silang disusun berdasarkan


banyaknya baris dan kolom.
• Mencross dua atau lebih variabel
• Biasa disebut tabel kontingensi, crosstab
• Dikatakan tabel ( r x c ) / (b x k)
• Persentase menurut variabel independen
• Variabel independent pada kolom
Tabel Silang
HUBUNGAN LUAS LUBANG VENTILASI RUMAH DENGAN
ADANYA KASUS ISPA DI DESA REJO TH 2016
ADANYA LUBANG VENTILASI / (luas lantai) JUMLAH
KASUS ISPA < 10% 10% - 20% > 20%
ADA KASUS 16 24 20 60
(57,14%) (54,44%) (47,62%) (48,39%)
TIDAK ADA 12 30 22 64
KASUS (42,86%) (55,56%) (52,38%) (51,61%)
JUMLAH 28 54 42 124
(100,00%) (100,00%) (100,00%) (100,00%)
Pembuatan Tabel Frekuensi

• Tabel frekuensi berisi nilai frekuensi dan kategori dari data yang diinputkan.
• Khusus untuk variabel yang bertype kategorik (diskret), MS-EXCEL menyediakan fungsi untuk
mencacah jumlah kategorik yang sesuai dengan kriteria tertentu pada suatu range data dengan
statement function [=countif(range data;kriteria)
Tabel

• Bila variabel yang akan dibuat tabel merupakan variabel bertype numerik, maka proses pembuatan
tabel harus diawali dengan pembuatan koding pengelompokkan data sehingga yang akan
dibaca pada proses pembuatan tabel adalah nilai kodingnya, bukan nilai pengamatan asli dari
variabel yang akan dibuat tabel.
• Pada MS-EXCEL pembuatan koding pada proses pembuatan tabel dapat dilakukan dengan
memanfaatkan fungsi logika dengan statement function [=if(logical test;value if true; value if
false)].
Silahkan kerjakan latihan menggunakan fungsi IF di sheet Nilai
Grafik

• Grafik merupakan cara efektif untuk menyampaikan secara utuh gambaran suatu set hasil
pengamatan karena sifat kandungan informasinya yang sangat padat.
• Penyajian dalam format grafik akan terlihat jelas pola, kecenderungan, kesamaan, serta perbedaan
yang ada pada suatu set hasil pengamatan.
• Secara garis besar properti grafik sangat bergantung pada type variabel yang akan disajikan.
• Bila informasi yang ingin disajikan merupakan penyajian tunggal (grafik satu dimensi) yang bertype
kategorik (diskrit), terdapat dua alternatif format grafik yaitu pie chart dan bar chart.
• Variabel yang bertype numerik (kontinyu) juga tersedia dua alternatif pilihan yaitu histogram dan
boxplot.
Pie Chart
• Pie chart merupakan format
penyajian variabel bertype kategorik
• Luas masing-masing bagian
(diskrit) dalam bentuk diagram yang terbelah disesuaikan
lingkaran yang terbelah menjadi dengan besar kecilnya
beberapa bagian sesuai dengan frekuensi yang teramati pada
banyaknya kategori yang ada pada satu
satu kategori.
variabel.

• Pie chart dapat diibaratkan seperti • Langkah-langkah:


sepotong kue yang dibagikan pada • INSERT pada COMMAND
beberapa orang dimana masing- BAR dan memilih opsi pie
masing orang mendapat jatah sesuai pada kelompok charts,
dengan besar kecilnya peran yang sehingga muncul opsi
dimiliki. berbagai format pie chart

• Terdapat tambahan 3 opsi


perintah pada COMMAND BAR
• Terdapat banyak
apabila entry operator opsi pemberian
menseleksi sebuah grafik
yaitu design, layout dan
data label
format.
• Penyajian grafik Pie chart hanya efektif digunakan untuk variabel dengan kategori pengamatan
sedikit (maksimal 5 kategori).
• Penyajian sebaran jenis kelamin yang hanya terdiri atas 2 kategori menjadi sangat efektif
ditampilkan dalam format grafik Pie chart.
• Apabila dipaksakan untuk penyajian variabel berkategori banyak, gambar yang diperoleh justru
membingungkan dan sukar memperoleh informasi secara cepat.
Kesalahan Penggunaan Penyajian Data dalam Bentuk Pie Chart
Bar Chart
• Penggunaan bar chart prinsipnya sama dengan pie chart.
• Pada pembuatan Bar chart juga tersedia banyak opsi. Misalkan entry operator memilih opsi grafik Bar Chart yang
paling sederhana (2-D column), maka setelah mengklik opsi tersebut akan muncul tampilan Bar Chart.
• Setelah membuat ringkasan hasil pengamatan untuk variabel yang akan disajikan dalam format Bar chart, entry
operator tinggal memilih opsi Column setelah sebelumnya mengklik perintah INSERT pada COMMAND BAR.
• Pembuatan judul grafik pada pembuatan Bar chart pada MS-EXCEL sama persis caranya dengan pembuatan judul
grafik pada pembuatan Pie chart. Entry operator hanya perlu mengklik perintah Layout pada COMMAND BAR, diikuti
dengan mengklik opsi Chart title dan memilih opsi Above Chart.
• Gridlines atau garis-garis horizontal pada latar belakang tabel sebenarnya berfungsi untuk menaksir tinggi rendahnya
balok yang menggambarkan frekuensi pengamatan pada masing-masing kategori.
• Untuk menghilangkan gridlines dapat dilakukan dengan mengklik perintah Layout pada COMMAND BAR dan mengklik
opsi Gridlines sehingga muncul dua pilihan yaitu Primary Horizontal Gridlines dan Primary Vertical Gridlines.
• Untuk memastikannya entry operator dapat menampilkan jumlah pengamatan pada masing-masing puncak balok. Hal ini
dilakukan dengan cara mengklik perintah Layout pada COMMAND BAR, lalu mengklik opsi Data Labels dan memilih
opsi Outside End. Setelah perintah ini dieksekusi, maka tampilan Bar Chart akan dilengkapi dengan jumlah
pengamatan masing-masing kategori
Format Grafik Untuk Variabel Numerik

• Untuk variabel yang bertype numerik terdapat dua jenis penyajian data dalam format grafik yaitu
histogram dan boxplot.
• Histogram merupakan suatu penyajian data dalam format grafik dimana tinggi kolom
merepresentasikan frekuensi pengamatan pada rentang pengamatan tertentu.
• Pada histogram penentuan lebar balok dilakukan dengan melihat batas kelas masing-masing
pengamatan. Digunakannya batas kelas bagi lebar balok akan menghilangkan ruang yang ada di
antara balok-balok pengamatan sehingga membuat gambar balok menjadi berimpit.
• Tujuan utama penyajian histogram adalah untuk mengetahui karakteristik sebaran data yang
disajikan.
• Jika data yang akan ditampilkan pada histogram mewakili populasi, maka tinggi balok yang
ditampilkan akan nampak seolah-olah seperti cermin simetris dan dapat dilipat sepanjang sumbu
cermin vertikal sedemikian rupa sehingga kedua belahannya setangkup saling menutupi.
• Apabila pada setiap puncak balok histogram tersebut ditarik suatu kurva imajiner yang melingkupi
seluruh balok yang ada, maka akan terbentuk suatu kurva yang berbentuk lonceng simetris.
• Sebaran yang berbentuk lonceng simetris (symmetric bell shaped curve) inilah yang
diasumsikan mewakili sebaran populasi, dan bisa dijadikan untuk tahapan analisis selanjutnya.
• Penyajian histogram hanya cocok digunakan untuk hasil pengamatan yang tidak
mengandung nilai ekstrim.
• Adanya nilai ekstrim akan memunculkan ruang kosong diantara bangunan histogram,
sehingga sajiannya tidak membentuk pola balok berimpit yang padat.
Kurva Normalitas
• a. Mean=median=modus

•B Mo Me x c. x Me Mo
Kurva Miring ke kanan Kurva miring ke kiri
Box Plot

• Boxplot adalah format grafik dalam bentuk persegi panjang yang diletakkan pada sebuah sumbu vertikal.
• Untuk memahami gambar boxplot seperti Nampak pada gambar 6.73 maka harus terlebih dahulu harus dipahami konsep
kuartil.
• Sisi bawah kotak persegi panjang melukiskan posisi kuartil pertama sementara sisi atas melukiskan kuartil ketiga. Garis putus-
putus horizontal yang membelah persegi panjang menjadi dua bagian melukiskan posisi kuartil kedua atau lebih popular
dengan sebutan median data.
• Pada boxplot terdapat sumbu vertikal dengan ekor melintang pada bagian atas dan bawah yang melukiskan batas paling
bawah (lower boundary) dan batas paling atas (upper boundary) yang berjarak 1.5 IQR dari median.
• Properti boxplot yang mencakup tiga ukuran statistik yaitu median, kuartil, dan rentang antar kuartil (IQR=inter quartile
range) sebenarnya membuat boxplot juga dapat berfungsi sebagai teknik analisis sederhana khususnya untuk mendeteksi
keberadaan nilai ekstrim pada sebaran hasil pengamatan (outlier).
• Keberadaan nilai ekstrim akan berpotensi menimbulkan bias pada deskripsi hasil pengamatan, karena nilai ini memiliki
pengaruh cukup besar terhadap semua ukuran statistik.
• Secara sederhana keberadaan nilai ekstrim dapat dideteksi dengan penyajian boxplot. Noktah kecil yang berada di luar
jangkauan 1,5*IQR pada sumbu vertical (lihat kembali Gambar 6.73) merupakan indikasi adanya nilai ekstrim pada suatu set
hasil pengamatan
Quartil
••  Kuartil adalah data yang telah disusun menjadi
suatu distribusi kemudian dibagi menjadi 4
bagian yang sama disebut kuartil (K/ Q). Q1
merupakan 25% dari seluruh distribusi, Q2= 50%,
Q3 = 75% dari distribusi.
• IQR = (Q3-Q1) atau (P75-P25)
• Q1= (n+1)
• Q3= (n+1)
• Q2= Median = Me=(n+1)/2
Quartile data yang tidak dikelompokkan
• Data: 18 1 4 7 5 4 9 2 1 9
25
• Diurutkan: 1 1 2 4 4 5 7 9 9 18 25
• Hitung Q1, Q2, Q3 dan IQR
Jawab
• Letak Q1 = ¼ (12) = 3
• Q1 = 2
• Q2 = (n+1)/2 = (12+1)/ 2= 7.5 data ke 7 dan 8
dijumlah/ 2= (7+9)/2= 8
• Letak Q3 = ¾ (12) = 9
• Q3 = 9
• IQR = 9 – 2 = 7
Silahkan kerjakan latihan penyajian data menggunakan diagram yang sesuai
pada sheet Survey Konsumsi
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai