Anda di halaman 1dari 14

SISTEM

JAMINAN HALAL
Acuan :

 UU NOMOR 33TAHUN 2014 TENTANG


JAMINAN PRODUK HALAL
Pasal 4 Produk yang masuk, beredar,
dan diperdagangkan di wilayah
Indonesia wajib bersertifikat halal.

 HAS 23000
HUKUM HALAL DAN HARAM

KEWAJIBAN MENGONSUMSI MAKANAN HALAL

HARAM

PRINSIP SISTEM JAMINAN HALAL

KRITERIA SISTEM JAMINAN HALAL

PENENTUAN TITIK KRITIS


HUKUM HALAL DAN HARAM
1. Pada dasarnya segala sesuatu halal hukumnya.
2. Penghalalan dan pengharaman hanyalah wewenang Allah SWT semata.

3. Mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram termasuk


perilaku syirik terhadap Allah SWT.
4. Sesuatu yang diharamkan karena ia buruk dan berbahaya.
5. Pada sesuatu yang halal sudah terdapat sesuatu yang
dengannya tidak lagi membutuhkan yang haram.
6. Sesuatu yang mengantarkan kepada yang haram maka haram pula
hukumnya.
7. Menyiasati yang haram, haram hukumnya.
8. Niat baik tidak menghapuskan hukum haram.
9. Hati-hati terhadap yang syubhat agar tidak jatuh ke dalam yang haram.
10. Sesuatu yang haram adalah haram untuk semua.
KEWAJIBAN MENGONSUMSI MAKANAN HALAL

“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
(QS Al Baqarah : 168)

“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah,


daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah”.
(QS Al-Baqarah : 173)
HARAM

Bangkai Darah Babi

Binatang yang disembelih dengan


Khamr menyebut nama selain Allah SWT
HARAM

DAGING ( PORK)

BULU LEMAK (LARD)

KIKIL TULANG

JEROAN DARAH

KULIT
PRINSIP SISTEM JAMINAN HALAL
Maqoshidu syariah Jujur Kepercayaan

Memelihara
kesucian agama, Harus jujur menjelaskan LPPOM memberikan
kesucian pikiran,  semua bahan yang kepercayaan kepada perusahaan
kesucian jiwa, digunakan dan proses untuk menyusun sendiri Manual
kesucian keturunan, produksi SJH berdasarkan kondisi
kesucian harta. nyata internal perusahaan
Melakukan operasional
produksi halal berdasarkan
apa yang telah ditulis dalam
Manual SJH.
PRINSIP SISTEM JAMINAN HALAL
Sistematis Disosialisasikan Keterlibatan key person

Didokumentasikan secara
Melibatkan personal dalam
baik dan sistematis Tanggungjawab bersama
jajaran manajemen untuk
dari level manajemen puncak
memelihara pelaksanaan SJH
Bukti-bukti pelaksanaannya sampai dengan karyawan
di lingkungan perusahaan
mudah untuk ditelusuri Harus disosialisasikan dengan
baik di lingkungan perusahaan.
PRINSIP SISTEM JAMINAN HALAL
Komitmen manajemen Pelimpahan wewenang Mampu telusur

Efektif dilaksanakan jika didukung Manajemen memberikan Selalu ada bukti dalam bentuk


penuh oleh top manajemen. wewenang proses produksi lembar kerja yang dapat
halal kepada auditor halal ditelusuri keterkaitannya
Manajemen harus menyatakan internal
secara tertulis komitmen halalnya
dalam bentuk kebijakan halal.
PRINSIP SISTEM JAMINAN HALAL
Absolut Spesifik

Sistem harus dapat mengidentifikasi setiap


Semua bahan yang digunakan bahan secara spesifik merujuk pada
dalam proses produksi halal pemasok, produsen, dan negara asal
harus pasti kehalalannya.
KRITERIA Sistem Jaminan Halal
Kebijakan Halal Tim Manajemen Halal

Komitmen tertulis untuk Leader : Koordinator Auditor


menghasilkan produk halal Halal Internal
secara konsisten Anggota : Semua yang terkait dalam
Disosialisasikan ke semua critical activities
stakeholder Ditunjuk secara resmi oleh
Management

Pelatihan dan Edukasi Tugas, tanggung jawab, &


wewenang yang jelas
Internal/eksternal training yg terjadwal
Semua anggota tim & semua yang
terlibat dalam critical activities
Evaluasi & dokumentasi
KRITERIA Sistem Jaminan Halal
Bahan
Produk
Bahan baku, bahan Pendaftaran produk halal
tambahan, dan bahan
Tidak menyerupai produk non
pembantu harus jelas
halal
Penanganan critical Sertifikasi halal
material

Fasilitas Produksi Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis


Production line Prosedur tertulis mengenai
Washing facility pelaksanaan aktivitas kritis :
Transportation
Seleksi bahan baru,
Warehouse Pemeriksaan bahan datang,
Pembelian bahan,
Produksi, dll
KRITERIA Sistem Jaminan Halal
 Kemampuan Telusur (Traceability) Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria

Menjamin kemampuan Produk yang terlanjur dibuat


telusur produk yang dari bahan dan pada fasilitas
disertifikasi yang tidak memenuhi kriteria
Tidak boleh dijual kepada
konsumen Muslim
Penarikan produk

 Audit Internal Dilakukan secara terjadwal : Kaji Ulang Manajemen


6 bulan sekali (min).
Minimal satu kali dalam satu
Disampaikan ke pihak yang
bertanggung jawab dan ke Hasil evaluasi harus
LPPOM MUI disampaikan kepada pihak
Kompetensi Auditor yang bertanggung jawab untuk
setiap aktivitas.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai