Anda di halaman 1dari 36

Pulmonary Embolism

Dr. Ucok Martin, SpP

RSUP H.ADAM MALIK MEDAN


DEFINISI

Emboli paru dideskripsikan sebagai


sumbatan arteri pulmoner atau salah satu
cabangnya oleh trombus atau benda asing
ETIOLOGI
a. Kebanyakan emboli paru disebabkan oleh trombus dari
vena profunda tungkai bawah dan pelvis.
b. Penyebab selain trombus misalnya lemak, tumor, udara,
dan cairan amnion.

Faktor predisposisi :
Imobilisasi, bedah mayor, stroke, penyakit keganasan atau
kemoterapi kanker, patah tungkai atau tulang panggul,
kontrasepsi oral, Obesitas, kateterisasi vena sentral, luka
bakar, termasuk triad Virchow, predisposisi genetik untuk
trombosis vena, resistensi terhadap protein C, faktor V
Leiden, dan stres.
Over 150 years ago, the German pathologist Rudolph Virchow
postulated that thrombus formation and propagation resulted from
abnormalities of (1) blood flow, (2) the vessel wall, and (3) blood
components. These three factors are known as Virchow’s triad
DIAGNOSIS
Gejala :
• dispnoe
• nyeri dada
• Hemoptisis
• Batuk
• Berkeringat
• Ansietas
• Sinkope
• Hipotensi
• sianosis
Pemeriksaan fisik :
• takipnoe adalah gejala yang paling sering
• Takikardia
• Hiperpnoe
• penurunan suara napas
• distensi vena leher
• Crackles
• Mengi
• demam minimal
• pleural friction rub.
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan gas darah arteri dikatakan tidak


terlalu berguna
• Plasma D-dimer meningkat (> 500 ng/mL) pada
97% pasien dengan emboli paru.
• Elektrokardiografi memperlihatkan gambaran
abnormal pada > 80%, (biasanya minor, tidak
spesifik , dan sifatnya sementara).
• Foto toraks dapat memberi kesan normal atau
kelainan minimal.
• Scan ventilasi/perfusi paru menjadi tes yang berguna untuk
diagnosis. Sensitivitas dan spesifisitasnya mencapai 90%,
Hasil normal dapat mengeksklusi emboli paru.

• Angiografi pulmoner adalah tes standar emas dianggap


paling spesifik yang dapat memberikan diagnosis definitif
bahkan pada emboli berukuran kecil (1-2 mm).

• CT-scan angiografi adalah tes yang memiliki sensitivitas


dan spesifisitas tinggi untuk emboli paru di arteri besar
paru dan arteri lobaris.

• USG Doppler adalah tes noninvasif yang dapat digunakan


untuk diagnosis trombosis vena dalam.
Hampton's hump, also called Hampton hump, is a radiologic sign
which consists of a shallow wedge-shaped opacity in the periphery of
the lung with its base against the pleural surface
DIAGNOSA BANDING

1. Penyebab lain hipertensi pulmonal seperti kongesti pulmonal


dan plethora, bilhariziasis dan vaskulitis
2. Penyebab lain Kor Pulmonal seperti Interstitial lung disease
dan Kolaps paru
3. Penyebab lain dari nyeri dada akut seperti angina pektoris
dan spasme esofagus
4. Penyebab lain hemoptisis seperti bronkiektasis dan
tuberkulosis
5. Penyebab lain dispnea yang berat : gagal jantung akut dan
shock seperti tension pneumothiraks. Kolaps paru masif dan
miokard infark
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan :
• stabilisasi pasien
• Analgesik
• Oksigenasi
• dukungan psikologis, mencegah kondisi
tersebut berulang, dan mencegah emboli
minor berkembang menjadi emboli mayor
akut.
PENATALAKSANAAN
1. Terapi
Perawatan di RS di instalasi ICU
Pasien dengn hemodinamik stabil dapat diberikan heparin dengn dosis
awal 5000- 10000
Pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil dapat di berikan
trombolitik seperti urokinase dan streptokinase

2. Pilihan terapi
Terapi simptomatik : Petidine sebagai analgetik dengn dosis 50 mg IV
atau IM. Penggunaan morfin di kontraindikasikan
Inhalasi oksigen diberikan pada kasus berat dan dapat digunakan alat
bantu pernafasan.

3. Embolektomi diindikasikan pada emboli paru masif, tetapi tindakan ini


hanya dilakukan bila trombolisis dikontraindikasikan dan pada pasien
dengan syok refrakter dan hipotensi.
PROGNOSIS
• Prognosisnya seringkali berhubungan
dengan penyakit yang mendasarinya
(misalnya kanker, pembedahan, trauma
dan lain-lain).
• Pada emboli paru yang berat, dimana
telah terjadi syok dan gagal jantung, maka
angka kematiannya bisa mencapai lebih
dari 50%.
PENCEGAHAN
Untuk penderita yang baru menjalani
pembedahan (terutama orang tua), disarankan
untuk:
- menggunakan stoking elastis
- melakukan latihan kaki
- Bangun dari tempat tidur dan bergerak aktif
sesegera mungkin untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya pembentukan
gumpalan.
Over 150 years ago, the German pathologist Rudolph Virchow
postulated that thrombus formation and propagation resulted from
abnormalities of (1) blood flow, (2) the vessel wall, and (3) blood
components. These three factors are known as Virchow’s triad
• Definisi
Scanning ventilasi paru-paru digunakan untuk mengevaluasi
ventilasi paru-paru. satu dari tiga proses yang terjadi pada
pernafasan (dua proses lain disebut difungsi dan perfusi). Ventilasi
berhubungan dengan aliran udara dari luar tubuh menuju alveoli.

Scanning ventilasi paru-paru dilakukan setelah seseorang


menghirup udara dan sedikit gas radioaktif yang menyebar ke
daerah ventilasi paru-paru selama pernafasan.

Rekaman scanning dari distribusi gas selama 3 fase: fase


pertambahan gas (fase pemasukan), waktu setelah pernafasan
kembali ketika jumlah radioaktif mencapai tingkat yang stabil (fasa
kesetaraan dan setelah perpindahan gas dari paru-paru (fase
pelepasan).
• Hasil tes Scanning ventilasi paru-paru dapat diabndingkan dengan
hasil scanning perfusi paru-paru. Pada emboli pulmoner, perfusi
menurun tetapiventilasi tetap terjaga. Dalam pneumonia atau
penyakit parenkim paru-paru, ventilas normal.
Pulmonary angiography
• A pulmonary angiography is a procedure that uses a
special dye (contrast material) and x-rays to see how
blood flows through the lungs.
• Angiography is an imaging test that uses x-rays and a
special dye to see inside the arteries. Arteries are blood
vessels that carry blood away from the heart.
• The most common ECG abnormalities in the setting of
pulmonary embolism are tachycardia and nonspecific ST-T
wave abnormalities.
• The finding of S1 Q3 T3 is nonspecific and insensitive in the
absence of clinical suspicion for pulmonary embolism.
• The classic findings of right heart strain and acute cor
pulmonale are tall, peaked P waves in lead II (P pulmonale);
right axis deviation; right bundle-branch block; an S1 Q3 T3
pattern; or atrial fibrillation.
• Unfortunately, only 20% of patients with proven pulmonary
embolism have any of these classic electrocardiographic
abnormalities.
• If electrocardiographic abnormalities are present, they may
be suggestive of pulmonary embolism, but the absence of
such abnormalities has no significant predictive value.

Anda mungkin juga menyukai