Anda di halaman 1dari 28

FITOTERAPI

Batu ginjal
Dosen pengampu : ibu. Dr. Apt. Suharti, M.s

Oleh :
Niwayan sritanjung (2130122221)
PENYAKIT BATU GINJAL
PENGERTIAN BATU GINJAL
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat 1 atau lebih batu di dalam pelvis atau calyes ginjal atau di saluran kemih. Batu
ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih atau di dalam ginjal dan bisa menyebabkan
nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

ETIOLOGI
Etiologi batu ginjal (nefrolitiasis) adalah rendahnya volume urin karena pemasukan cairan yang rendah. senyawa kimia yang
dapat menjadi batu ginjal adalah Batu kalsium (75%) karena peningkatan penyerapan kalsium di usus, Batu struvit
(magnesium, amonium, fosfat) (15%) karena ISK kronik, karena bakterinya dapat mengubah urea menjadi amonia + fosfat
dan magnesium akan mengkristal membentuk batu. Batu asam urat (6%) karena diantaranya pH urin di bawah 5.5, makanan
kaya purin seperti jeroan dan kacang-kacangan. Batu sistin (2%) karena defek pada fungsi metabolik sehingga terjadi
gangguan reabsorpsi senyawa sistin.

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi batu ginjal (nefrolitiasis) didasari pada dua fenomena, yaitu supersaturasi urin dan deposisi materi batu pada
ginjal. [1] Komposisi senyawa yang paling banyak menyebabkan batu ginjal adalah kalsium oksalat (CaOx) sebanyak 80%
dan kalsium fosfat (CaP) sebanyak 15%.
Jenis – jenis batu ginjal
batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat
penyusunnya yang berbeda, ada 4 jenis batu ginjal:

01 02
Batu kalsium Batu asam uric
Batu ini kombinasi dari kalsium dan oksalat, timbul
Batu ini terbentuk dari asam uric,
jika kandungan tersebut banyak di dalam urin / jumlah
produk dari metabolism protein
berlebih vitamin D.

03 04
Batu struvite Batu cystine
Mayoritas perempuan. Diakibatkan ISK kronis, Batu ini hanya 1% dari batu ginjal.
disebabkan bakteri, batu ini membesar. Dapat Ditemukan pada kelainan genetic,
menyebabkan kerusakan serius pada ginjal. ginjal kelebihan asam amino
Tanda dan Gejela

Tanda :
• kandungan penyebab batu ginjal di dalam urin banyak di dalam urin
• Terdapat kandungan penyebab batu ginjal di dalam darah
• pH urin di bawah 5.5
• Peningkatan suhu (demam)

Gejala :
• Sering buang air kecil.
• Terasa sakit ketika buang air kecil.
• Nyeri pada perut bagian bawah atau samping, pinggang, dan area selangkangan.
• Terkadang muncul rasa mual. 
• Rasa panas dan terbakar di pinggang
• Jumlah urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali.
DIAGNOSA
Tes urine
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel urine untuk mengetahui
apakah urine banyak mengandung kalsium atau asam urat.
Tes darah
Tes ini bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal dan kadar zat tertentu di dalamnya,
yang menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
Pemindaian
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan batu ginjal secara
tepat. Pemindaian dapat dilakukan dengan CT scan, foto Rontgen, atau USG.
Analisis batu ginjal yang keluar
Dalam pemeriksaan ini, pasien akan diminta untuk buang air kecil di atas saringan
agar batu ginjal yang keluar dapat tersaring. Selanjutnya, batu ginjal yang keluar
akan dianalisis di laboratorium.
Terapi farmakologi

ESWL (Extracorporeal Shockwava Lithotripsy) adalah tindakan PCNL (Percutanes Nephro Litholapaxy) adalah salah satu
operasi memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu yag berada
gelombang kejut. Rata-rata penanganan adalah antara 1000-3000 di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi
gelombang kejut. Batu akan dipecah menjadi bagian-bagian yang ke dalam kalises melalui insisi pada kulit.
kecil sehingga mudah dikeluarkan di saluran kemih.

Terapi medikamentosa dengan batu yang ukurannya


Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat kurang dari 5mm, Terapi konservatif terdiri dari
litotripsor atau alat gelombang kejut. peningkatan asupan minum dan pemberian diuretic,
Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan blocker, seperti tamsulosin, manjamen rasa nyeri pasien,
mode utama dengan antiprostaglandin, analgesic, pemantauan berkala
setiap 1-14 hari sekali selama 6 minggu..
Terapi non farmakologi
• Minum air banyak Banyak minum air putih dapat membantu kerja ginjal lebih
lancar untuk memecah kelebihan mineral yang jadi penyebab terbentuknya batu
ginjal.
• Olahraga secara teratur Aktivitas olahraga sangat diperlukan oleh pasien yang
mempunyai penyakit batu ginjal. Cukup dengan melakukan olahraga yang ringan
sampai sedang.
• Menghindari beberapa makanan yang mengandung alcohol dan makanan cepat saji
seperti garam, kopi, soda, alcohol, daging sapi, telur, keju, kacang-kacangan,
minuman manis, makanan ringan, makanan kaleng, gorengan, dan kentang.
• Tidak menahan bila ingin kemih
• Menjaga dengan baik kebersihan organ intim
Pencegahan

+drink - kalsium -protein


Perbanyak asupan cairan tubuh untuk Mengonsumsi makanan dengan Kurangi asupan daging unggas
menghindari dehidrasi dan mencegah kandungan kalsium dengan atau ikan guna mencegah
terbentuknya batu ginjal. jumlah yang tidak berlebihan. pembentukan batu ginjal karena
asam urat berlebihan.
• OBAT MODERN
Batugin Elixir (Kimia Farma).
Extract Sonchus arvensis folia (ekstrak daun tempuyung).
Extract strobilanthus crispus folia (ekstrak daun kejibeling)

Kejibeling Capsul (Dupa)


Orthosiphonis folium (daun kumis kucing).
Strobilanthus folium (daun kejibeling).
Phyllanthi herba (herba meniran).
Imperata rhizome (rimpang lalang)

Nephrolit (Bintang Toedjoe)


Hexamine
Sodium salicylate
Benzoid acid
Strobilanthus crispus (kejibeling)
Sonchus arvensis (tempuyung)
Ortosiphon stamineus (kumis kusing)
Phyllanthus niruri (meniran)
Tumbuhan untuk Batu
ginjal
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus
BL. Miq)

Kandungan kimia : Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri,


minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.

Mekanisme kerja :
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus) memiliki peran dalam
menurunkan ukuran batu saluran kemih melalui mekanisme diuretik.
Penggunaan kumis kucing dalam mencegah agregasi kristal kalsium
oksalat dengan aktivitas diuertik. Efek antilithogenik dari kumis kucing
yang kemungkinan berhubungan dengan kandungan methoxiflavonoid
yang mempunyai potensi sebagai antagonis reseptor Adenosin A1 dimana
reseptor tersebut bekerja dalam mekanisme diuretik dan retensi natrium
Keji beling
(Strobilanthes crispus)

Kandungan :
daun keji beling mengandung kalium sebasar 51% dari bobot daun kering
dan Kandungan natrium dalam daun keji beling sebesar 24 % dari total
mineralnya.

Mekanisme kerja :
Daun keji beling memiliki efek diuretik kuat dengan cara menghambat
penyerapan kembali (reabsorpsi) elektrolit pada lengkung henle dan
meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi
glomerulus serta meningkatnya efek awal diuretik Daun keji beling juga
menyebabkan meningkatnya ekskresi K⁺ , Ca⁺⁺ , dan Mg⁺⁺ ,Na⁺ sehingga
meningkatnya ekskresi elektrolit menyebabkan ekskresi air, sehingga eksresi
urin bertambah.
Tempuyung
(Sonchus arvensis L.)

Kandungan kimia :
kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik macam flavonoid
(kaempferol, luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-glukosida),
kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol, serta asam fenolat
(sinamat, kumarat dan vanilat)

Mekanisme kerja :
flavonoid yang mempunyai potensi cukup baik untuk menghambat
kerja enzim kantin oksidase dan superoksidase. Kandungan kalium
dalam daun tempuyung cukup tinggi, kalium inilah yang membuat batu
ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai. Kalium akan
menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa oksalat,
karbonat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan
batu ginjal itu akhirnya larut dan keluar Bersama urine
DAPUS
American Kidney Fund. Diakses pada 2022. Kidney Stone Causes, Symptoms,
Treatments, & Prevention.
Urology Health. Diakses pada 2022. What are Kidney Stones
Türk C, Neisius A, Petrik A, Seitz C, Skolarikos A, Tepeler A, et al. European
Association of Urology Guidelines on Urolithiasis. 2018.
Assimos D, Krambeck A, Miller NL, Monga M, Murad MH, Nelson CP, et al.
Surgical Management of Stones: American Urological Association Endourological
Society Guideline. 2017.
Rahardjo D, Hamid R. Perkembangan penatalaksanaan batu ginjal di RSCM
tahun 1997-2002. J I Bedah Indonesia. 2004;32(2):58-63
Trinchieri A CG, et al., Epidemiology, in Stone Disease, Segura JW, Khoury S,
Pak CY, Preminger GM, Tolley D. Eds. 2003, Health Publications: Paris
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Ed.4, EGC, Jakarta
Batuk
Pengertian
batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernafasan yang digunakan untuk
membersihkan saluran pernafasan.

Etiologi
Infeksi,Mengi, Alergi nasal,Benda asing,Gastroesophageal reflux
disegase (GERD), Tik motorik sederhana. Penyebab yang jarang adalah : meliputi
fibrosis kistik, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, cacat bawaan dari jalan
napas, paru-paru/ pembuluh darah utama dari dada, dll

Patofisiologi
Saat debu, polusi, atau alergen (zat pemicu alergi) memasuki sistem pernapasan,
otak akan mengirim sinyal melalui saraf tulang belakang ke otot-otot di dada dan
perut. Ketika otot-otot tersebut berkontraksi, udara menyembur melalui sistem
pernapasan untuk mendorong keluar benda asing. Hal inilah yang dinamakan batuk
Jenis batuk
Berdasarkan Gejala Batuk Berdasarkan Jenis

• Batuk akut (berlangsung kurang dari 2 • Batuk Produktif/ Batuk Berdahak (Batuk


minggu) produktif atau yang biasa dikenal dengan
istilah batuk berdahak adalah batuk yang
• Batuk sub-akut (Batuk dengan durasi menghasilkan dahak atau lendir.
antara tiga hingga delapan minggu) Kemungkinan lendir mengalir dari
tenggorokan, hidung atau sinus, atau
• Batuk kronik (Batuk dengan durasi lebih paru-paru)
dari delapan minggu)
• Batuk Non Produktif/ Batuk Kering (Batuk
non produktif atau biasa dikenal dengan
istilah batuk kering adalah batuk yang
tidak menghasilkan dahak atau lendir.
Batuk kering biasa terjadi di menjelang
akhir masa pilek atau karena terpapar
benda asing seperti debu atau asap
Gejala dan Tanda

Gejala Tanda
-Nyeri di sekujur tubuh. -Tenggorokan kering dan gatal.
-Menggigil. -Kelelahan.
-Suhu tubuh naik hingga demam. -Sakit saat menelan.
-Sakit kepala. -Mual atau muntah.
Diagnosis
pemeriksaan fisik secara menyeluruh, antara lain dengan melihat tenggorokan atau mendengarkan suara pernapasan
pasien menggunakan stetoskop.

Pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, seperti:


• Tes darah
• Kultur dahak
• Tes usap (swab)
• Bronskoskopi
• Rontgen dan CT scan dada
• Pemeriksaan pH kerongkongan
• Spirometri atau tes fungsi paru
• Tes metakolin.
Pencegahan

Minum air yang Menggunakan Meningkatkan daya


cukup masker saat tahan tubuh
bepergian

Hindari penggunaan Menghindari makanan Menghindari asap


obat manis, dingin, dan rokok dan polutan
yang memicu batuk mengandung minyak lainnya
(gorengan)

Terapi farmakologi
Batuk Produktif

• Mukolitik: Obat yang dapat mengencerkan sekret saluran nafas. Cth: Ambroxol, Bromhexin.

• Ekspektoransia : Obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas. Cth:
Guaifenesin / ( Glyceryl Guaiacolate GG).

• Emoliensia : Memperlunak rangsangan batuk, melicinkan tenggorokan. Cth : Syr Thymi, Akar
manis.

 Batuk non Produktif

• Zat-zat pereda: Kodein, Noskapin, Dekstrometorfan.

• Antihistaminika: Difenhidramin, Klorfeniramin,

• Anestetika lokal: Pentoksiverin.


Terapi non farmakologi

• Sering minum air putih


• Hindari makanan dan minuman yang merangsang
tenggorokan
• Hindari udara malam yang dingin
• Menghirup uap Mentol atau minyak atsiri
Obat modern
Wybert herbal
Mengandung:
Daun Ivy (Hedera Folium)
Daun thymi (Thymi folium)
Meniran (Phyllanthus urinaria)
Daun Mint (Mentha piperita folium)

Obh combi
Mengandung :
Menthol(Mentha arvensis)

Laserin
Mengandung :
Jahe (Zingiber Officinale)
Tumbuhan untuk
Batuk
Althae radix (Akar Marshmallow)

Kandungan: Arabinogalakton, arabinan


Galakturonat, ramnosa dan glaltosa
Asam fenolat, asparagin 2%, kumarin(skopoletin), kaemferol,
kuersetin

Mekanisme : Akar Marshmellow efektif sebagai ekspektoran, dan


juga menyebabkan penurunan dalam batuk. Persiapan
marshmallow menenangkan batuk menyakitkan, seperti radang
tenggorokan. Rebusan berlendir dari akar, mengalir ke bagian
belakang tenggorokan, kencing pita suara dan ke dalam trakea
dapat menembus, melembutkan serangan keras dan
mempromosikan penyembuhan membran mukosa.
Hedera Folium (daun Ivy)

Kandungan: Hederagenin, hederin, glikosida


hederakosida B dan C, bayogenin dan flavonoida

Mekanisme: Sebagai ekspectoran dan spasmolitik


Senyawa hederakosid C dan α-hederin memiliki aktifitas
antispasmodic (setara dengan papaverin 1 mg)
Ekstark etanol  menghambat bronkokontriksi
Saponin antibakteri
Ekstrak metanol yang kandungan utamanya
saponindan
karbohidrat analgesic dan antiinflamsi.
Citrus aurantifolia
(Jeruk nipis)

Kandungan: mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang


bemanfaat, seperti asam sitrat, asam amino, minyak atsiri,
damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi,
belerang vitamin B1 dan C.2 Kandungan Gizi dalam 100 gram
buah jeruk nipis mengandung vitamin C, kalsium, fosfor.

Mekanisme: Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) adalah salah satu


tanaman herbal yang banyak mengandung vitamin C, dimana
sebagai obat herbal alami jeruk nipis berkhasiat untuk meredkan
batuk, peluruh dahak (mukolitik).
Dapus
• Tamaweol, D., Ali, R.H., Simanjuntak, M.L. 2016. Gambaran Foto Toraks Pada Penderita
Batuk Kronis di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Jurnal e-Clinic (eCl).Vol. 4, No.1
• Shields, M. D., Bush, A., Everard, M. L., McKenzie, S., & Primhak, R. (2008).
Recommendations for the assessment and management of cough in children. Thorax ,
63 (3), 1-15.
• Yanfu, Z. 2000. Internal Medicine Of Tradtional Chinese Medicine. Shanghai.
House Of Shanghai University Of Traditional Chinese Medicine
• Lubis, H.M. 2005. Batuk Kronik Dan Berulang (BKB) Pada Anak. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran,Universitas Sumatra Utara.
• Ramani, M., Pitchiahkumar, M., Velpandian, V., Deepa, S., Banumathi, V. 2015. An
Overview Of Effect Of Siddha Immunomodulators Against Various Diseases And
Infections. European Journal Of Pharmaceutical And Medical Research. 2
(6): 120-128.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai