Anda di halaman 1dari 11

Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan

Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia

Summary Chapter 3 : Toward


Professional
Ethics
K E L O M P O K 1 – E PA K :

Al Iftihar Rosyadi Sukma 2006617823


Abdillah Akbar 2006617792
Dias Kaderian Bachtiar 2006617930
Muhamad Fajri Nurachman 2006618076
Dwi Hadya Jayani 2006608762
R i z a n i Vi o l i t a 2006551543

Classification: Public
Toward Professional Ethics
Analis "baik" adalah mereka yang membantu klien menjadi pemain yang lebih baik di
permainan politik. Analis seharusnya tidak hanya peduli bahwa mereka mampu
mempengaruhi kebijakan, tetapi juga bahwa mereka melakukannya untuk lebih baik.

Sebuah analis kebijakan dapat memberikan banyak manfaat apabila dapat diterapkan
dan dijadikan dasar dalam penetapan kebijakan, namun sebaliknya analisa kebijakan
tidak bermanfaat apabila tidak sesuai/sejalan dengan kebijakan atau visi dan misi dari
pemerintahan dan/atau pemimpin pemerintahan, oleh karena analis kebijakan kerap kali
memposisikan kliennya/obyek analisnya pada pengambilan kebijakan oleh pemerintah
(pemimpin pemerintahan) sehingga keberhasilan analis dapat dilihat dari suatu kebijakan
pemerintah dan/ atau pemimpin pemerintahan.

Chapter Toward Professional Ethics bertujuan memberikan gambaran kerangka kerja


berpikir mengenai tanggung jawab etis seorang analis kebijakan professional, dengan
memperhatikan sifat hubungan antara analis dan klien serta berdasarkan pada konteks di
mana mereka berkembang.

Classification: Public
Analytical Roles
Analis harus bertindak sebagai pemberi nasihat profesional.
Tiga nilai terpenting:
• Integritas Analitis,
• Tanggung Jawab Kepada Klien,
• Kepatuhan Pada Satu Konsep Kebaikan

Terdapat tiga konsepsi peran yang tepat dari analis:

Classification: Public
Classification: Public
Response to Value Conflicts :
Voice, Exit, & Disloyalty
• Konflik etika yang paling berat terjadi ketika analis dihadapkan antara
tanggung jawab terhadap klien dan nilai lainnya

• Faktor yang memperumit penilaian etis :


 Kelanjutan access terhadap issue kebijakan
 Masa depan status pekerjaan sekarang dan di masa depan
 Reputasi analis

• Apa saja jalur yang ada ketika permintaan klien berkonflik dengan
integritas atau konsep “good society” yang dimiliki oleh analis?
 Voice
 Exit
 Disloyalty

*)Definisi klien bisa berbeda tergantung situasi, kadang klien adalah


supervisor langsung atau project manager, dalam kesempatan lain klien
adalah pejabat tinggi dalam suatu institusi

Classification: Public
Some Examples of Value Conflicts

Demands for Cooked Results Misrepresentation of Results


• Terjadi karena isu politis dari klien • Kesalahan ini terjadi apabila klien salah menggambarkan
• Analis menginginkan kebebasan dalam membuat asumsi hasil analisis.
yang reasonable • Nilai yang dipertaruhkan adalah nilai integritas
Analis advokat mungkin merasa nyaman mempersiapkan
analisis optimis untuk kepentingan publik.
Analis objektif menganggap pembatasan analisis pada Analis harus yakin bahwa hasil yang disajikan salah interpretasi,
asumsi optimis melanggar konsep integritas analitis: jujur sehingga mengkonfirmasi kepada klien. Apabila tetap
dan asumsi mendorong pada hasil. dibiarkan, Analis harus menentukan jumlah kerugian langsung
yang akan terjadi jika misrepresentasi dibiarkan (pedoman
Adanya asumsi bahwa slanted analysis bisa melawan slanted whistle-blowing)
analysis orang lain, padahal dalam jangka panjang lebih baik Jika kerugian sedikit, maka pengunduran diri saja mungkin
mengkritisi metodologi slanted analysis daripada menyajikan dapat diterima secara etis. Jika kerugian langsung tampak
hasil yang “digoreng”. substansial, maka analis memikul tanggung jawab untuk
Classification: Public memberi tahu aktor politik yang relevan juga
Kode etik atau etos?
Dwi Hadya Jayani
Kode Etik
Kode etik (umum) Kode etik analis kebijakan
• Profesi sering mengembangkan kode etik • Yehezkel Dror  ilmuwan kebijakan tidak
untuk memandu perilaku anggotanya. bekerja untuk klien yang mereka yakini
memiliki tujuan yang bertentangan dengan
• Kode etik memberikan pedoman untuk nilai-nilai dasar demokrasi dan hak asasi
menangani kesulitan etika yang paling manusia  mereka harus mengundurkan diri
umum dihadapi oleh praktisi. daripada berkontribusi pada realisasi tujuan
yang pada dasarnya tidak mereka setujui.
• Pedoman biasanya mencerminkan
konsensus keyakinan yang dipegang oleh • Analis yang memilih klien dengan
anggota organisasi profesional. pandangan dunia dan sistem nilai yang
serupa cenderung tidak menghadapi konflik
antara nilai tanggung jawab kepada klien
dan kepatuhan terhadap konsepsi seseorang
tentang kebaikan.

Classification: Public
Kode etik analis kebijakan
• Klien berhak mendapatkan kejujuran penuh, termasuk asumsi yang dijelaskan dan
alternatif tanpa sensor, dan bahwa analis tidak boleh menggunakan akses mereka ke
informasi dan pengaruh dengan klien untuk memajukan kepentingan pribadi mereka
sendiri.
• Tetapi peringatan semacam ini akan mengikuti dari sistem moral yang sebagian besar
dari kita akan terima sebagai pribadi.
• Bahkan, beberapa orang akan berargumen bahwa kewajiban moral di sebagian besar
profesi tidak secara kuat dibedakan dari nonprofesional.
• Oleh karena itu, kenali tanggung jawab kepada klien dan berintegritas sebagai nilai-
nilai dasar

Classification: Public
Etos
• Daripada menunggu kode etik, mungkin • Namun demikian, kita harus
kita harus bekerja menuju etos untuk  Menunjukkan toleransi yang cukup besar
profesi baru analisis kebijakan. (Mark Lilla) terhadap cara klien memilih untuk
menyelesaikan konflik nilai yang sulit
• Sebagai guru dan praktisi analisis  Mempertahankan kerendahan hati yang
kebijakan, kita harus secara eksplisit realistis tentang kekuatan prediksi dari analisis
mengakui kewajiban kita untuk melindungi kita.
hak-hak dasar orang lain, untuk mendukung
proses demokrasi kita sebagaimana
dinyatakan dalam konstitusi kita, dan untuk
mempromosikan integritas analitis dan
pribadi
• Nilai-nilai ini secara umum harus
mendominasi tanggung jawab kita untuk
klien

Classification: Public
MATRIKS KONTRIBUSI INDIVIDU

Nama NPM Kontribusi


Al Iftihar Rosyadi Sukma 2006617823 Diskusi Kolektif ()
Abdillah Akbar 2006617792 Diskusi Kolektif ()
Dias Kaderian Bachtiar 2006617930 Diskusi Kolektif (
Muhamad Fajri Nurachman 2006618076 Diskusi Kolektif (Analytical Roles)
Dwi Hadya Jayani 2006608762 Diskusi Kolektif (Kode etik atau etos?)
Rizani Violita 2006551543 Diskusi Kolektif
(Some Examples of Value Conflicts)

Classification: Public

Anda mungkin juga menyukai